Minggu, 20 Desember 2015

TENTANG SESEORANG YANG DIPANGGIL IBU (SEBUAH PUISI)


Ada pemandangan menarik yang saya tangkap saat saya menghadiri acara wisuda santriwan dan santriwati yang diadakan oleh LQ Al Ikhlash hari Ahad tanggal 20 Desember kemarin. Di tengah-tengah acara, salah satu santriwati maju ke depan, lalu berdiri di atas panggung untuk mempersembahkan sebuah puisi.
Naylufar binti Nayef Taufik Sungkar membacakan puisi berjudul Ibu dalam waktu tidak lebih dari 10 menit. Namun atmosfir yang tercipta dalam ruangan sangat mengharu biru. Mata saya sempat menangkap pemandangan beberapa wali santri, terutama para ibu, menitikkan air mata. Dengan penghayatan yang baik, Naylufar mampu membawa pendengar hanyut dalam setiap kata dalam puisi yang dibawanya. Berikut puisi yang dibawakan apik oleh Naylufar, dipersembahkan untuk semua ibu di dunia ^^

Rabu, 16 Desember 2015

[BOOK REVIEW] : PELAJARAN BERHARGA UNTUK BELANG DAN MANIS



Detail Buku
Judul                   :     Pelajaran Berharga Untuk Belang dan Manis
Penulis                :     Hasna Nelfia
Penerbit              :     Zikrul kids
Tebal                  :     48 Halaman
Tahun Terbit       :     Januari 2015

Jumat, 11 Desember 2015

[BOOK REVIEW] : PROM NIGHT FROM HELL


Detail Buku
Judul                   :     Prom Night from Hell
Penulis                :     Stephenie Meyer, Meg Cabot, dkk
Penerbit              :     Gramedia Pustaka Utama
Tebal                  :     312 Halaman
Tahun Terbit       :     Agustus 2012

Selasa, 08 Desember 2015

Minggu, 06 Desember 2015

[LOMBA BLOG] : APA KEINGINANMU DI TAHUN 2016?


Ikuti Blog Competition bersama Blogger Perempuan dan Flipit Indonesia. Ceritakan apa saja yang menjadi keinginan terbesar di tahun 2016 mendatang. Tuliskan di blog masing-masing dan menangkan uang tunai senilai total Rp2.500.000 (dua juta lima ratus ribu rupiah). 

Jumat, 04 Desember 2015

[BOOK REVIEW] : I'VE GOT YOUR NUMBER


Detail Buku
Judul                   :     I’ve Got Your Number
Penulis                :     Sophie Kinshella
Penerbit              :     Gramedia Pustaka Utama
Tebal                  :     572 Halaman
Tahun Terbit       :     Mei 2012

Rabu, 02 Desember 2015

[BOOK REVIEW] : SEASONS TO REMEMBER



Detail Buku

Judul             :     Seasons to Remember
Penulis          :     Ilana Tan
Penerbit        :     Gramedia Pustaka Utama
Tebal            :     160 halaman
Cetakan        :     Agustus 2013

Sabtu, 28 November 2015

[MEET & GREET] : 3 EMAK GAUL KELILING 3 KOTA

Meet & Greet di Gramedia Solo Square
Traveling. Apa yang ada di benak Anda saat mendengar kata tersebut? Koper, tas ransel, sepatu dan sandal gunung? Bahkan ada yang membayangkan visa, paspor, bobok nyenyak di pesawat?

Selasa, 24 November 2015

[BOOK REVIEW] : THIS GUY IS MINE


Detail Buku
Judul                   :     This Guy Is mine
Penulis                :     Gunan Ariani
Penerbit              :     Stiletto Book
Tebal                  :     269 Halaman
Tahun Terbit       :     November 2014

Jumat, 20 November 2015

SAAT BUKU MELECUT SEMANGATKU



Bagi saya, buku bukanlah hanya sekedar kumpulan lembaran penuh tulisan. Buku sudah seperti soul mate bagi saya. Jika sebagian perempuan selalu membawa peralatan make up di dalam tasnya, saya lebih suka menenteng buku kemana-mana.

Senin, 16 November 2015

[BOOK REVIEW] : THE GIRL ON THE TRAIN



Detail Buku
Judul                :     The Girl On The Train
Penulis             :     Paula Hawkins
Penerbit           :     Noura Books
Tebal               :     428 Halaman
Tahun Terbit    :     Agustus 2015

Senin, 26 Oktober 2015

[BOOK REVIEW] : THE UNDOMESTIC GODDESS




DETAIL BUKU
Judul                  :     The Undomestic Goddess
Penulis               :     Sophie Kinsella
Penerbit             :     Gramedia Pustaka Utama
Tebal                 :     559 halaman
Cetakan             :     November 2005

Sabtu, 24 Oktober 2015

[MEET & GREET] : DWITASARI, MEMELUK MASA LALU

Meet & Greet dan Book Signing

“Cerita yang baik adalah cerita yang ditulis hingga selesai.”
                                                                                ~Dwitasari~

Kamis, 22 Oktober 2015

[BOOK REVIEW] : JANJI ES KRIM

Foto by Hana Aina
Detail Buku     
Judul                :  Janji Es Krim
Penulis             :  Nimas Aksan
Penerbit           :  Stiletto Book
Tebal               :  261 halaman
Tahun terbit     :  Maret 2012

[LOMBA CERPEN] : ANAK ISLAMI PRO U MEDIA


Untuk Peserta Segala Usia
Total Hadiah: Uang Rp. 9,5 Juta & Paket Buku Senilai 3 Juta

Selasa, 20 Oktober 2015

[LOMBA CERPEN] : FABER CASTELL 2015


Tidak bisa dihindari bahwa misteri merupakan bagian dari kehidupan manusia. Misteri di sini tidak hanya mengenai hantu ataupun sejenisnya, melainkan mengenai keinginan manusia untuk mencari penjelasan atas hal-hal yang misterius. Contohnya adalah kehidupan seorang detektif yang mendedikasikan dirinya untuk menyelidiki kasus-kasus yang tidak terjawab, lalu juga cerita-cerita dongeng bahwa ada makhluk halus yang membantu atau menyakiti manusia dalam kasus-kasus yang tidak bisa dijelaskan nalar, dan berbagai macam cerita lainnya.
Peristiwa aneh, teka-teki, kasus-kasus tidak terjawab; itu semua merupakan bagian dari misteri secara umum yang sangat menarik untuk digali dan menciptakan karya-karya yang sangat menghibur atau mungkin juga menegangkan.
Kami tunggu karya-karya kreatif kalian!

Minggu, 13 September 2015

GIVE AWAYS FLASH FICTION SAD ROMANCE STORY



Semangat malam ...!!!
Tuh, sapaannya aja pakai tanda seru, kurang semangat apa lagi coba, haha ... Oke, setelah sharing ilmu kemarin, saya mau buat give away sekaligus untuk mempraktekkan pembuatan cerita fiksi. Falsh Fiction. Tidak perlu panjang hingga berlembar-lembar. Yang penting dapet feelingnya. Untuk FF terbaik akan mendapat pulsa 50 ribu. Lumayan buat nambah kuota internet, kan. Hehe...

Kamis, 10 September 2015

SENJA TERAKHIR



Takkan selamanya tanganku mendekapmu
Takkan selamanya raga ini menjagamu

Keysha melihat ayahnya di kastil, bertarung melawan Namba, raja kegelapan yang berhasil mencuri belahan kristal merah dari negeri Selatan. Dia mengincar belahan kristal yang tersimpan di negeri Utara dimana Curius, ayah Keysha berkuasa. Jika kedua belahan kristal jatuh ke tangan Namba, maka kedamaian dunia akan terancam.

Selasa, 01 September 2015

JEJAK SANG HITAM


         Bel pulang berdering. Ku masukkan semua buku dan peralatan tulis ke dalam tas. Aku pulang lewat gerbang belakang. Kulihat Aldi bersama beberapa temannya sibuk bergerombol. Entah apa yang sedang mereka lakukan. Aku terus berjalan melewati mereka, menuju ke halte bus yang ada di jalan Slamet Riyadi. Sebuah bus berhenti, aku masuk ke dalamnya.

Minggu, 30 Agustus 2015

THE DARK HOLE (PART 2)

Sebelumnya ... The Dark Hole Part 1
http://pelangihana.blogspot.com/2015/08/the-dark-hole-part-1.html

Ai menggeser tas ransel berisi peralatan kemah dan beberapa keperluan lainnya. Entah mengapa perasannya mengatakan akan ada petualangan besar menantinya. Setelah merasa tas itu nyaman di punggungnya, Ai membonceng di belakang sepeda yang dikemudikan Io. Suasana di luar masih sama. Sepi dan abu-abu.

Selasa, 25 Agustus 2015

GADIS : Memori Rindu

Telah tertulis
ribuan kata di atas putih kertas tanpa noda
kecuali aksara yang menggenang di antara tinta
menghitamkan lembar dengan kisah kisah

Sabtu, 15 Agustus 2015

JANJI TERAKHIR

Tera memandang jam dinding yang ada di kamarnya. Hampir pukul dua belas. Beberapa detik lagi ia akan meninggalkan usianya enam belas tahun. Ya, malam ini adalah ulang tahun Tera. Namun yang ia dapatkan adalah kedukaan.

Senin, 10 Agustus 2015

THE DARK HOLE (PART 1)


Bulan masih bulat penuh saat Ai menutup jendela kamarnya. Bulan itu tak lagi berwarna kuning, begitu pula semua yang ada di sekitarnya. Semua tinggal abu-abu dengan intensitas berbeda-beda. Semenjak dark hole terbuka, semua warna di dunia ini leyap, terserap olehnya.

Kamis, 30 Juli 2015

GADIS : Manis Perpisahan

Mengapa masih ada mendung yang kau sisakan di ujung mata
hingga tak mampu kelopak menahan derasnya bulir dalam rauman
bukankah, hari itu
di antara senyuman termanis bidadari bersenandung kidung
kau temukan aku melantunkan syair, tentang mu
selalu tentang mu, dan akan tetap begitu
karna tak mampu ku mengubah baitnya menjadi duka
meski itu pun adanya, dilema

Sabtu, 25 Juli 2015

SEPENGGAL KISAH DI RUMAH TUA


“Semua ini bukan salahku!” seru Nada, terbelalak melihat pemandangan di depannya. Tera, ibu tirinya terbujur kaku, bersimbah darah dengan luka cabikan kuku selayaknya binatang buas. Ada juga Mara, kakak tirinya, yang juga diam tak bergerak dengan mata terpejam. Gigitan taring juga meninggalkan luka menganga di beberapa bagian tubuhnya.

Senin, 20 Juli 2015

BUKAN KAU ATAUPUN DIA


Kedua pasang mata itu beradu, penuh arti.
"Kebahagiaanku adalah aku berada disisimu saat kau membutuhkanku. Mengusap air matamu saat kau tersedu. Mengangkat beban di pundakmu dan membaginya bersamaku. Hingga kutemukan kembali senyuman manis di bibirmu." Leo mengambil jeda. "Itulah kebahagiaan sejatiku."
Ashy menatap penuh cinta lelaki di depannya. Ingin ia tersenyum, tapi tak mampu. Bibirnya bergetar. Air matanya tumpah. Lalu ia pun tertunduk.

Minggu, 05 Juli 2015

TENTANG OKTOBER

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGRn-JyCCwPI6RaxkSjv46R_KXjVTDLIWzYv2h_7L_jIh27UOyhnuLJzw37sCP_UEtiiwL54k7KR3LxqXJbUNYWUPsQi-OtKUi8VuIdeqLHapQYs9x6BQHkwVkPCbugRrljl6eipogR2U/s1600/cover+c-magz14.jpg
Masih tentang Oktober
membawaku padamu ... and I remember

Ada basah dari germis yang kian manis
aku, kamu dan kisah kita
terikur dalam lamunan embun kaca jendela
senyum manja dan kerlingan mata
menjelma rasa, berbingkai cinta

Rabu, 01 Juli 2015

BIARKAN WAKTU KAN MENJAWAB


Jikalau...
senja sore ini tak lagi jingga, mungkin waktuku tak lama

Maukah kau dengar, sayang
kisah bidadari melukis pelangi dengan air mata
pada setiap warnanya mewakili rasa
: cinta, sayang, kecewa
dan setiap hembusan nafas menasbihkan nama

Selasa, 30 Juni 2015

TITIP CINTA UNTUK AYAH

Sumber foto : http://ceritaayah.tumblr.com

Langkah langkah kecil berlarian
menerjang buih putih bibir pantai
tawa, senang, bahagia
di antara anak nelayan, menunggu
ayah mereka pulang
membawa secuil mimpi dari tengah lautan
: kan disimpan 
hingga tiba, mereka tergantikan

Sabtu, 20 Juni 2015

GADIS : Luka Yang Perih

Gadis itu
merebahkan kakinya perlahan
pada hampar rerumputan, basah
hujan semalam masih sisakan embun
menganakkan dentum pada bulir pucuk daun

Tunggunya penuh harap
hingga kabut berhimpun, melesat
pudarkan pandang jiwa yang tersesat
sendiri, sepi menggelayuti

Senin, 15 Juni 2015

SEPASANG MATA DI UJUNG SENJA

Sumber foto : https://dejulogy.wordpress.com

Ia menatap sepasang mata
dengan bulir sebening kaca

Rabu, 10 Juni 2015

BALADA PIPIT KECIL

Sumber foto : https://duniastudy.wordpress.com

Untukmu yang berhati tangguh,
menantang  hidup tanpa keluh

Jumat, 05 Juni 2015

MAAFMU

“Terima kasih. Kau telah mempermudah jalanku,” suara David disusul tawa yang membahana.
Aku merasa bodoh sekarang. Pesona David telah memperdayaiku. Seharusnya aku tidak menghiraukan ajakan David untuk bersekongkol menjatuhkan kakakku, mengalahkannya dalam pencalonan ketua OSIS. Sikap licik David telah berhasil membuatnya kalah telak dengan suara hanya 181. Itu sangat jauh dibanding suara yang didapat David, 419 suara.
“Maafkan aku,” pintaku pada Kak Irfan yang duduk di depanku. Ia hanya tediam, menahan marah. “Aku tak bermaksud menjelek-jelekkan kakak,”
“Aku hanya kesal pada kakak karena tidak memasukkan aku sebagai tim sukses,”
“Kau tidak masuk saja telah berhasil membuat semuanya jadi berantakan, bagaimana kalau masuk, pasti semua hancur.”

Senin, 01 Juni 2015

HATI UNTUK SHEILA

Buyar. Lamunanku tentangnya terpecah seketika saat pintu kamarku diketuk dari luar. "Kamu masih ngelamun aja, Nal. Cepat berangkat!"
"Eh, iya. Bu." Aku kenakan lagi benda bulat di jari tengahku, meskipun agak sedikit sempit tapi aku suka memakainya.
Pagi itu kuminta supir taksinya untuk mengendarai lebih cepat. Sesampainya di depan kantor, segera kubayar argonya dan aku berlari menghampiri lift yang dikerumuni banyak orang. Lift seakan berjalan lambat, sedang waktu berjalan terlalu cepat. Aku mengetuk perlahan pintu bosku dengan sangat hati-hati.
"Masuk!" Titahnya. Suara menggelegar itu hampir saja menciutkan nyaliku.
"Selamat pagi, pak!"
"Selamat siang!" Jawabnya tegas. Kumisnya yang lebat seakan mengancam keselamatanku.
"Maaf, Pak. Saya..."
"Duduk!" Aku menarik keluar kursi yang bersembunyi di bawah meja. Kini aku duduk tepat di depan bosku.

Sabtu, 30 Mei 2015

AKU & PAGI

By. Hana Aina
------------------------------------------------

Pagi ini, masih kurasakan denting semalam
saat rembulan kian angkuh, menekan
malam dengan cahyanya yang gemilang
dan malam
hanya terdiam
seolah menyerah pada amarah
yang ia simpan dalam senyuman

Hingga pagi ini
embun tak lagi bernyanyi
ia meneteskan bulirnya, sunyi
antara enggan dan sukacita
menggapai aksaranya
merangkainya dalam bait-bait kata

Aku masih terdiam
meski pagi telah menyapa
makin tersesat
dalam rasa dan pikiran tak nyata
akankah aku masih berduka?
atau menggila dalam suka yang fana?

-------------------------------------------------

Solo, 9 Juni 2012


Senin, 25 Mei 2015

Lihatlah, Bu!


By. Hana Aina



Bu, lihatlah!
Mobil-mobil mewah berlalu lalang
seumpama angin, riang tanpa beban
dan aku berdiri di antaranya
terombang ambing
di tengah pusaran jaman 


Bu, kemanakah aku harus mengadu?
jika hukum tak lagi berpihak padaku
saat sehat adalah mahal karena aku tak mampu
atau bodohku karena tak menuntut ilmu

Lihatlah aku, Bu!
tinggal kulit membalut tulang
terkungkung, menjadi bulanan para dewan
mereka bilang, bicara atas namaku
padahal, siapa mereka?
aku tak tahu 
 

Masihkah kau dengar keluhku, Bu?
perutku tak lagi terisi, karena kini
beras adalah emas
dan tangis para bayi menjadi harmoni
karena susu yang tak terbeli 


Bu, jangan berdiam diri
berbuatlah sesuatu
kepada siapa lagi aku akan mengadu
selain padamu,
Ibu Pertiwi-ku

Rabu, 20 Mei 2015

PING YANG NGGAK PINK


Add caption
     Sepulang sekolah Jhenny ngajak Joni ketemuan di kantin belakang sekolah. Saat itu sudah sepi.
     “Beib, jangan makan emping terus, yang lain, dong,” kata Jhenny sambil manyun. Jono yang sedari tadi asyik ngunyah emping terdiam. Remahan emping masih tertahan di mulutnya. Jhenny memperhatikan beberapa makanan ringan yang terhidang di hadapannya. Sepiring donat bolong, singkong keju, tempe penyet dan pisang madu, sudah semua dicicipin Jhenny. Sedang Jono hanya setia pada empingnya. Jangankan mencoba yang lain, melirik pun tidak.
     Jono terdiam menelan lambat emping yang tertahan di tenggorokannya, sesaat kemudian melanjutkan ngemilnya. Jhenny yang sedari tadi bersamanya ngerasa dicuekin  mengeluarkan si Cuping dari boxnya. Ya, 
Cuping si kucing kesayangannya. Dia juga membawanya ke sekolah. Hanya saja tak dibawa masuk kelas, tapi dititipkan pada bu Darni, penjaga kantin sekolah.

Jumat, 15 Mei 2015

PENYESALAN CIKA

Cika merebahkan tubuhnya di atas sofa merah di ruang tengah. Ditariknya nafas panjang, sesaat kemudian dihembuskannya perlahan. Seragam sekolah merah putih masih melekat di tubuhnya. Mama Cika dengan berpakaian rapi muncul dari ruang makan.
“Cika, sudah pulang sayang. Makan dulu ya. Mama sudah siapkan di meja makan.” Kata Mama pada Cika sambil menenteng tas tangannya. Mama berjalan ke arah Cika lalu duduk di sampingnya.
“Sebentar Ma. Cika sedang ngadem ni.” Sahut Cika, malas. “Mama mau ke mana?”
“Mau belanja sebentar buat kebutuhan akhir bulan.” Mama membelai rambut Cika, anak si mata wayangnya.
“Ikut dong Ma.” Cika merayu Mama dengan manja. Ditarik-tariknya lengan baju Mama.
“Memangnya kamu nggak ada PR atau ulangan?” Mama menatap wajah Cika dengan lembut. Cika terdiam. Dia teringat PR matematika yang diberika bu Dewi seminggu yang lalu dan sampai saat ini belum ia kerjakan. Belum lagi ulangan bahasa Indonesia untuk besok. Tapi Cika sangat ingin ikut dengan Mama jalan-jalan.

Minggu, 10 Mei 2015

LUKISAN RAKA

Raka membuka gulungan kertas yang sedari tadi digenggamnya. Kertas karton seukuran buku gambar besar. Di sana, tadi malam ia melukis gambar kucing putih belang coklat dengan menggunakan cat minyak. Itu adalah tugas dari Pak Yono, guru menggambarnya, minggu lalu sebagai tugas liburan sekolah. Rencananya hari ini semua tugas akan dikumpulan.
Raka menggelar lukisannya di atas meja. Ia anak yang suka pamer. Ia ingin teman-temannya yang melihat lukisannya lalu terkagum dan memujinya. Dan itu benar. Satu per satu teman Raka mulai mengerumuni meja Raka karena ingin melihat lukisan kucingnya dari dekat.
“Wah, Raka hebat, ya. Bisa melukis sebagus itu,” Doni mendekat pada Raka. Teman-temannya lain yang mendengar ucapannya jadi penasaran.
“Pasti susah, ya, membuatnya?” Nando penasaran bagaimana Raka bisa membuat lukisan sebagus itu.

Selasa, 05 Mei 2015

KUNTILANAK SELEBRITI

Aku duduk menikmati sepoi angin malam di teras rumah. Suasana sepi. Laptop di depanku masih membuka layar word yang kosong. Tiga puluh menit terlewat tanpa ada yang bisa aku ketik.
“Lo nyari ide cerita apa kuntilanak, Gan?”
Teriakan Ariel terdengar dari dalam rumah. Tapi kok suaranya sember gitu? Pasti dia nggak jaga suaranya, padahal bentar lagi ultah Story dan dia harus nyanyi.
Tak lama kurasakan desir semilir yang sangat dingin di sampingku.
Sementara teh poci, sepiring tempe goreng dan bungkus coklat bertebaran di meja. Padahal biasanya aku nggak serakus ini.
“Gan?” Suara itu lagi. Kali ini sangat dekat.
“Astaghfirulloh..!!” Aku kaget dengan sosok yang ada di sampingku. Sekonyong-konyong aku terlempar mundur. Nafasku terengah-engah.

Jumat, 01 Mei 2015

ANDAI KUTAHU

Sore tadi Ariel membawakan sesuatu untukku. Sekotak mungil yang dia genggam di tangan kirinya dan dia angsurkan ke telapak tanganku.
"Bukalah saat menjelang tidur nanti," katanya. Aku tak sabar menanti malam. Aku ingin segera membuka kotak mungil berbungkus pink itu.
Kini malam telah menjelang. Kantukku mulai menyerang. Aku bersiap membuka kotak itu, ketika tiba-tiba ringtone yang aku setel khusus untuk Ariel berbunyi.
"Ya?” Sapaku dengan heran.
"Beib, maaf... salah ngasih kotak. Jangan dibuka ya. Pliss." Omaygot… Jadi apa isi kotak ini dan untuk siapa? Tanyaku menyeruak.
“Tapi....” Telfon terputus sebelum tanyaku terlontar. Aku bingung, bimbang, bercampur penasaran. Harus aku buka. Lagipula kotak itu sudah terlanjur diberikan untukku. Satu persatu aku lucuti bungkusnya. Ternyata ada sebuah kotak kecil lagi di dalamnya. Segera saja aku buka. Sebuah cincin. Ya Tuhan, betapa bahagianya aku, sebuah cincin yang indah. Tapi tunggu dulu. Kotak ini bukan untukku, lalu untuk siapa?! Ada surat di dalamnya.