Rabu, 03 Oktober 2018

[Book Review] : Twenty Thousand Leagues Under The Sea



Data Buku
Judul          :    Twenty Thousand Leagues Under The Sea
Penulis      :    Jules Verne
Penerbit     :    Elexmedia
Tebal         :    442 halaman
Tahun        :    2018.


Sinopsis
Seorang ilmuan bernama Monsieur Pierre Aronnax yang bergabung dalam ekspedisi mengarungi samudera untuk mengungkap misteri makhluk raksasa tak dikenal yang sudah menyerang beberapa kapal. Bersama Komandan Farragut mereka menaiki kapal Abraham Lincoln menuju Samudera Pasifik

Kapal Abraham Lincoln ini telah diseleksi betul-betul dan diperlengkapi khusus untuk tujuan pelayaran kali ini. Kapal ini termasuk frigat berkecepatan tinggi, digerakkan oleh mesin bertenaga besar yang bisa menahan tekanan sebesar tujuh atmofer.
Halaman : 19

Saat kapal Abraham Lincoln berhadapan langsung dengan makhluk raksaka tak dikenal itu, huru hara pun terjadi. Tak ada satu senjata pun yang mampu menghancurkan makhluk itu. Bahkan kapal Abraham Lincoln rusak di beberapa bagian akibat pertarungan ini, terombang ambing tak karuan, hingga menghempaskan orang-orang di atasnya. Termasuk sang profesor.

Aliran deras mengguyur haluan sampai buritan, membuat orang-orang terjungkal, tambatan tali tiang pun lepas. Berikutnya guncangan yang sangat kuat menyusul, membuatku terpelanting jatuhdari jerujitanpa bisa menahan diriku, lalu aku pun terlempar ke laut.
Halaman : 46

Terombang ambing di tengah laut, malam hari, sendirian, cukup membuat Prof Aronnax tertekan. Dalam keputusasaan, Prof Aronnax diselamatkan oleh Kapten Nemo yang kemudian membawanya ke kehidupan baru, kehidupan bawah laut. Dalam sebuah kapal selam raksasa, Prof Aronnax benar-benar dibuat kagum dengan kehidupan yang dijalani Kapten Nemo dan pengikutnya. Selama bertahun-tahun mereka tak pernah meninggalkan dalamnya lautan.

Mereka tak perlu takut terjadi kerusakan, karena badan kapal yang dua lapis ini sama kuatnya seperti besi. Kami juga tak perlu mengkhawatirkan risiko benturan, karena di laut dalam, hanya kapal ini yang ada. Tak perlu khawatir akan badai karena saat menyelam, air laut benar-benar tenang.”
Halaman : 100

Terperangkap kehidupan laut di dalam kapal Neutilus bersama Kapten Nemo membawa Prof Aronnax ke banyak petualangan ke seluruh penjuru dunia. Di mulai dari Eropa, Afrika, bahkan sampai di Indoensia. Tepatnya di Papua. Di sana mereka bertemau dengan Burung Cendrawasih dan mengagumi keelokan burung tersebut.

Sementara itu burung-burung cendrawasih terbang menjauhi begitu kami mendekat. Sungguh, aku merasa putus asa karena tak bisa mendekati satu ekor pun.
Halaman : 171

Petualangan Prof Aronnax di bawah laut di dalam kapal selam Nautilus bersama Kapten Nemo memang mengesankan. Namun itu semua tak membuatnya seperti orang merdeka. Apalagi ada peraturan tak tertulis tentang orang-orang yang tak boleh kembali ke daratan setelah masuk ke Nautilus. Prof Aronnax mencoba melarikan diri bersama kedua temannya. Namun di saat yang sama, terjadi badai di laut hingga membentuk pusaran yang menyeret Nautilus.


Review


Hai hai ... Kali ini saya akan membedah salah satu dogeng klasik dunia terbitan Elexmedia. Jadinya ceritanya, saat itu Elexmedia mencari beberapa orang untuk mereview beberapa cerita dongeng dunia yang diterjemahkan oleh Elexmedia. Ada sekitar 5 judul buku : Robinson Crusoe, Robin Hood, Wonderfull Wizardof Oz, The Story of Doctor Dolittle, dan Twenty Thousand Leagues Under The Sea. Saya adalah salah satu yang beruntung mendapat kesempatan itu, mereview buku Twenty Thousand Leagues Under The Sea.

Awal melihat buku ini, wow ... tebal banget. Di antara kelima judul itu, sepertinya buku inilah yang paling tebal. Sekitar 442 halaman. Saya jadi penasaran, kisah petualangan seperti apa yang disajikan di buku setebal ini.

Saya suka kisah petualangan, dan saat saya membaca bab pertama buku ini, saya langsung suka. Memang, pada bab awal, cerita berjalan lambat. Pembaca disuguhi beberapa data tentang kabar kemunculan makhluk misterius di tengah samudera dan membuat kegemparan di seluruh dunia. Bagi yang kurang suka cerita petualangan, butuh konsentarsi penuh dan tekad kuat untuk menyelesaikannya. Atau mungkin bagian ini bakalan di skip, hehe.

Membaca kisah ini, pembaca akan diajak berpetualang mengarungi kehidupan bawah laut, mengenal berbagai kekayaan laut: hewan, tumbuhan, barang tambang, dll. Ketegangan demi ketegangan terus tersaji di cerita ini. Mulai terhempasnya Prof Aronnax ke Samudera Pasifik, hingga pertemuan Prof Aronnax dengan suku pedalaman yang membuat mereka harus melarikan diri dan bersembunyi.

Membaca lembar demi lembar cerita ini membuat saya berdecak kagum. Jules Verne benar-benar mengawinkan antara dongeng dengan sains dengan begitu manisnya. Pembaca diajak berimajinasi melalui narasi yang ditulisnya. Pada beberapa bagian di cerita ini bahkan saya merasa sedang belajar sains, tentang keaneka ragaman biota laut, atau juga tentang berbagai macam hukum fisika, melalui dialog Prof Aronnax dengan Kapten Nemo yang menjelaskan cara kerja kapal selam Neutilus .

Setiap singgah di suatu tempat, penulis Jules Verne selalu menyajikan petualangan-petualangan seru yang dipadukan dengan sejarah, pengetahuan alam, geografi, dan masih banyak lagi. Saya jadi bertanya-banya, berapa banyak jurnal yang dibaca dan berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh Jules Verne untuk melakukan penelitian hingga berhasil menyusun cerita ini. Amazing!

Sejak awal membaca cerita ini, saya antusias. Meski terkadang dahi saya berkerut saat membaca bagian penjelasan jurnal ataupun sejarah dari suatu tempat yang disinggahi. Cerita ini menyajikan petualangan seru, menjelajah berbagai tempat di dunia baik di daratan maupun lautan. Pembaca benar-benar diajak berimajinasi dengan berbagai petualangan, penemuan, dan segala ketegangan yang menyertai perjalanan tokoh utama.

Ada dua tokoh central di sini, yaitu Prof Aronnax dan Kapten Nemo. Saya suka keduanya. Keduanya digambarkan sebagai sosok yang jenius dengan berbagai keahlian dan pengetahuan yang dimiliki tiap tokoh. Hanya, masing-masing mereka memiliki kelemahan. Prof Aronnax bukanlah orang yang memiliki pendirian teguh. Dia mudah dipengaruhi dan tidak mudah mengutarakan pendapat. Ini bertolak belakang dengan Kapten Nemo yang cenderung mendominasi dan memiliki karakter kuat. Dia sosok yang keras, penuh dendam, dan ambisi.

Disajikan dengan POV orang pertama tunggal membuat pembaca Twenty Thousand Leagues Under The Sea seolah mengalami petualangan itu sendiri. Menurut saya, bacaan ini sedikit berat baik dari cerita maupun ketebalan buku, namun tetap mengasyikkan, lho. Hanya saja, ending cerita ini mengejutkan bagi saya. Saya merasakan ada cerita yang hilang di sini karena tiba-tiba saja Prof Aronnax selamat dari pusaran dan terbebas dari kapal selam Neutilus. Atau memang situasi ini sengaja ditulis oleh Jules Verne agar cerita ini tetap menjadi misteri.

Skor
4 dari 5 bintang



- Hana Aina -


Baca juga, ya ...

5 komentar:

  1. Eh ini novel tapi serasa nonfiksi (dalam bayanganku). Lhah itu nama tokohnya hehehe..

    BalasHapus
  2. Alurnya apa tidak bertele-tele kak kalo setebal itu. Aku tipe orang yg suka buku tipis menengah sih drpd setebel itu. Soalnya aku gampang bosan kalo alurnya lambat. But im curious bout this one cause of the one of bts member were recommended this book.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bab bab awal memang lambat dan cenderung membosankan, tapi selanjutnya sangat mengasyikkan, penuh petualangan :D

      Hapus

Terimakasih telah berbagi komentar ^^