Meet & Greet dan Book Signing |
“Cerita yang baik adalah cerita yang ditulis hingga selesai.”
Jam menunjukkan pukul 2 siang saat sebuah tenda besar
berwarna biru yang berdiri tegak di halaman Toko Buku Togamas Solo telah ramai
oleh para penggemar novel yang ingin bertemu dengan salah satu idola mereka.
Hari ini, Sabtu tanggal 24 Oktober 2015, Toko Buku Togamas Solo mengadakan
acara Meet and Greet sekaligus Book Signing. Bekerjasama dengan
Penerbit Bentang, acara ini menghadirkan salah satu penulis novel teenlith muda
dan berbakat, Dwitasari.
Sebelum acara utama dimulai, sebuah persembahan apik dari
AW Acoustic yang menghadirkan lagu-lagu cinta yang mengalun indah ke telinga penggemar karya-karya Dwita yang sering disebut sebagai Sahabat Dwitasari.
Sahabat Dwitasari yang saat itu hadir sebagian besar adalah pelajar SMU dan
mahasiswa. Mereka datang tidak hanya dari Solo, namun juga daerah sekitar Solo
seperti Sragen, Karanganyar, Sukoharjo. Bahkan ada beberapa sahabat Dwitasari
yang sengaja datang dari jauh, seperti Jogja dan Lamongan. Keren, ya, usaha
mereka untuk bertemu penulis idola. Saluuuttt ...!!!
Sesi pertama, acara dibuka dengan sharing oleh salah satu
editor fiksi dari Penerbit Bentang. Kak Dilla, demikian dia biasa disapa. Gadis
berjilbab ini membagikan ilmunya untuk mengirimkan karyanya ke
penerbit. Salah satunya adalah pentingnya sinopsis saat mengirim naskah.
Sinopsis adalah hal pertama yang dibaca oleh editor. Karenanya penulisan
sinopsis harus jelas dan mewakili keseluruhan isi naskah. Dengan membaca
sinopsis, diharapkan editor sudah mendapatkan gambaran cerita seperti apa yang
ditulis di naskah.
“Kalau ada sinopsis yang nggak jelas, langsung aja byeee...,”
kata gadis berkacamata ini.
Kak Dilla (sebelah kanan), Editor Fiksi Penerbit Bentang |
Selain tentang sinopsis, Kak Dilla juga menghimbau pada
penulis untuk sabar menanti jawaban dari penerbit. Naskah yang masuk ke
penerbit bukan satu atau dua buah saja, bisa puluhan bahkan ratusan. Di
Penerbit Bentang sendiri biasanya masa tunggu naskah kurang lebih 3 bulan, bisa
kurang atau lebih tergantung dari situasi. Karenanya
penulis jangan patah semangat. Terus menulis sambil menunggu jawaban naskah
dari penerbit.
Sesi kedua, acara menghadirkan Dwitasari yang muncul dari
dalam mobil sambil menyanyi. Suara gadis berusia 20 tahun ini terdengar merdu. Ternyata,
Dwita bukan hanya penulis novel, lho. Dia juga seorang penulis skenario film pendek
dan juga penyanyi. Wah, multi talenta, ya :D
Hingga sekarang, Dwita telah menerbitkan 6 buku. Buku
pertamanya adalah novel berjudul Raksasa Dari Jogja yang ditulis pada saat
usianya baru 16 tahun. Kemudian disusul oleh karyanya yang lain, seperti Jatuh Cinta Diam-diam, Kekasih Terbaik, Jatuh Cinta Diam-diam #2, Memeluk Masa lalu, dll.
Dwita sudah mulai menulis sejak SMU. Dengan dukungan dari
orangtuanya, Dwita dapat melalui rintangan demi rintangan, terutama yang
berhubungan dengan haters yang sering menyerangnya dengan kata-kata pedas.
Namun gadis yang kuliah di jurusan sastra Universitas Indonesia ini
menanggapinya dengan santai. Ini sesuai dengan motto hidupnya, pembencimu
justru adalah penggemarmu nomer satu.
Dwitasari saat sharing dengan Sahabat Dwitasari |
Cerita yang ditulis Dwita kebanyakan bertema teenlith.
Ini sesuai dengan para Sahabat Dwitasari yang rata-rata adalah remaja. Penggemar
karya-karya Sapardi Joko Darmono ini bisa mendapatkan ide untuk tulisannya dari
mana saja. Bisa dari cerita pribadinya, dari mantan, dari gebetan, bahkan dari
curhatan para Sahabat Dwitasari. Jika suatu saat dia sedang terkena block writting, gadis berbintang
sagitarius ini biasanya akan datang ke tempat favoritnya. Yaitu salah satu
sudut di perpustakaan pusat UI yang menghadap ke danau dengan latar belakang
banyak pohon. Di sana dia akan berdiam diri selama 30 menit untuk menyegarkan
kembali pikirannya.
“Buat aku, lebih mudah menulis sesuatu yang dekat dengan
keseharian kita. Salah satunya adalah tentang cinta. Saat jatuh cinta, atau saat putus cinta. Dari pada nangis, lebih baik menulis,” kata penulis yang jarang
memunculkan foto dirinya di sosmed ini.
Acara Book Signing |
Dwita memang jarang memajang fotonya di sosmed. Ini
dilakukannya bukan karena dia sombong. Namun untuk menjaga privasinya. Baginya,
saat seseorang sudah terkenal dan muncul di media, maka dia adalah milik
publik. Jadi, kalau para Sahabat Dwitasari ingin mengenal lebih jauh tentang
sosok penulis yang suka dengan Selat Solo dan Sup Matahari ini, bisa lewat
acara workshop, meet & greet, dan acara sejenisnya.
Dwita selalu berusaha menjalin kedekatan dengan para
Sahabat Dwitasari. Salah satunya adalah dengan cara sharing dan membalas
curhatan mereka di blog http://dwitasarii.blogspot.co.id.
Dwita selalu menyemangati penggemarnya untuk move on dan tidak baper dengan
masa lalu.
Dwita juga memberikan tips bagi penulis pemula yang hadir. Diantaranya adalah dengan memperbanyak membaca, karena membaca adalah gerbang pertama bagi seseorang untuk dapat menulis. Setelah membaca, lalu perhatikan karya yang telah dibaca. Pelajari bagaimana cara penulisnya dapat menyusun karya tersebut. Boleh terispirasi tapi jangan meniru. Karena setiap penulis punya karakter sendiri. Jadi, jangan takut menjadi diri sendiri.
Peserta tertib mengantri untuk Book Signing |
Dalam acara ini, Dwita sekaligus melakukan prelaunching
novel terbarunya berjudul Memeluk Masa Lalu. Ini adalah kisah cinta antara Cleo
(17 th) dengan Raditya (22 th). Mereka bertemu di bus yang menuju ke Jogja.
Selama 18 jam perjalanan mereka saling ngobrol tentang banyak hal. Salah
satunya adalah tentang mimpi-mimpi mereka. Cleo ingin menjadi penulis terkenal
dan melakukan workshop di banyak tempat. Sedang Raditya, mahasiswa jurusan
mikrobiologi ini ingin bekerja di sebuah perusahaan terkenal di Jakarta. Tanpa
disadari, muncullah benih-benih cinta di antara mereka. Di akhir perjalanan,
mereka berpisah tanpa bertukar nomer. Setelah 3 tahun putus komunikasi,
akhirnya mereka bertemu kembali dalam situasi yang berbeda. Cleo yang kini
seorang penulis, harus menerima kenyataan kalau Raditya akan menikah dengan wanita
lain bernama Ninda. Nah, kalau penasaran dengan akhir ceritanya, tunggu saja
kehadiran novel ini di toko buku favorit kamu :P
Acara Meet & Greet ini diakhiri dengan Book Signing. Pengunjung yang hadir tertib berdiri mengantri sambil membawa buku karya Dwitasari untuk ditandatangani sang penulis. Bukan hanya 1 buku saja. Bahkan ada yang membawa 3 bahkan 4 buku sekaligus. Dwita yang ramah dengan pembawaan yang menyenangkan ini pun melayani para penggemar dengan sabar. Termasuk saat mereka ingin berfoto bersamanya.
Voucher Belanja dari Toko Buku Togamas Solo |
Eh, tahu nggak, sih. Di acara ini, Toko Buku Togamas juga
nggak mau ketinggalan berpartisipasi, lho. Selain memberikan doorprize bagi
para Sahabat Dwitasari yang aktif bertanya, Toko Buku Togamas juga membagikan
voucer belanja dengan disc 25% kepada seluruh pengunjung yang hadir di acara
ini. Horeee ...!! Lain kali adakan acara seperti ini lagi, ya, Togamas. Yang seriiinngggg ...!! \(^_^)/
“Biarkan pembaca menemukan ketulusan dan kejujuran dalam tulisan kita.”
~Dwitasari~
cari ah di toko buku sepertinya menarik
BalasHapusIya, Mbak. Aku juga lagi nunggu, nih :)
Hapusnyimak mbak..
BalasHapusTerimakasih, Mbak :)
HapusDapat pemberitahuan acara ini, tapi sayang bentrok sama acara lain.
BalasHapusIya, Mbak. Saat itu memang Solo lagi sibuk-sibuknya. Banyak acara :D :D
HapusDapat pemberitahuan acara ini, tapi sayang bentrok sama acara lain.
BalasHapusDapat pemberitahuan acara ini, tapi sayang bentrok sama acara lain.
BalasHapusdwitasari,, ahh penulis muda nan keren ini saya melewatkannya
BalasHapusKapan kapan kalau ada lagi jangan dilewatkan, ya :D
Hapus