Kamis, 22 Oktober 2015

[BOOK REVIEW] : JANJI ES KRIM

Foto by Hana Aina
Detail Buku     
Judul                :  Janji Es Krim
Penulis             :  Nimas Aksan
Penerbit           :  Stiletto Book
Tebal               :  261 halaman
Tahun terbit     :  Maret 2012

Sinopsis     
Mia Aminatiara. Cewek lajang usia 28 tahun yang hidupnya tidak bisa lepas dari angka 9, angka kesialannya. Sembilan kali diputusin cowok, embilan kali dipecat dari pekerjaannya.
Tidak berhenti sampai di situ. Mia punya satu misi abadi, mengalahkan keberuntungan hidup kakaknya, Pradnia Paramitha. Bagi Mia, Nia adalah sosok yang perfect: cantik, pintar, karir bagus, suami sempurna, anak-anak yang lucu, dan yang terpenting adalah, Nia selalu menjadi kesayangan orang tuanya. Nia adalah contoh manusia yang terlahir dengan bermandikan keberuntungan.

Flora, peri kecantikan: “Aku menganugerahkan kecantikan luar dan dalam untuk bayi kecil ini, Pradnia Paramitha.”
Fauna, peri kebaikan dan kepandaian: “Aku menganugerahkan seluruh kepandaian dan kebaikan hati untuk bayi kecil ini, Pradnia Paramitha.”
Fortuna, peri keberuntungan: “Aku menganigerahkan keberuntungan seumur hidup, kepada bayi kecil ini, Pradnia Paramitha.”   ~Halaman 30-31~

Bersama sahabatnya Dudi, Mia mencari tahu kesalahan besar dalam hidupnya yang mengakibatkan kesialan tak mau pergi. Mulai dari bertemu dengan peramal terkenal Madam Vera, sampai merenung di kedai es krim favoritnya.

Ada janji yang belum sempat dia lunasi. Dia harus memenuhi janjinya. Auranya sangat buruk. Jika tidak segera memenuhi janji itu, hidupnya akan selamanya kacau.” ~Halaman 53~
“Serius, Mia! Dalam agama kita bahkan diatur juga tentang nazar! Lo bakal berdosa jika tidak menepatinya!” ~Halaman 62~

Perlahan namun pasti, Mia membayar nazarnya satu per satu. Mentraktir Dudi es krim Cinderella’s Shoes sudah terlaksana. Tinggal satu teman lagi yang harus ditraktir. Karina Pujawati.
Ternyata, membujuk Karina untuk ditraktir es krim tidak semudah yang dibayangkan. Dia mengajukan satu syarat. Mia harus membantunya mempersiapkan pernikahan. Awalnya Mia menganggap ini adalah tugas yang mudah, namun ternyata tak sesederhana itu. 


Gue minta lo gantiin semua tugas gue untuk berurusan dengan WO. Fitting gaun, memilih bunga, melihat contoh dekorasi gedung, dan latihan jalan di karpet merah menuju pelaminan.” ~Halaman 92~

Mia tidak bisa menolak. Ini adalah satu-satunya cara agar nazarnya lunas, meski dia sadar untuk kesekian kalinya Karin memanfaatkannya. Titah Karin membawa Mia pada petualangan baru. Tidak hanya berhubungan dengan perancang busana ternama Desvita Dodi, pemimpin WO yang super prefect Lovely, tapi juga lelaki tampan calon suami Karin, Vladimir Gardiansyah.

“Luar biasa, kamu cantik sekali… “ ~Halaman 110~

Ternyata, Gardi adalah lelaki yang menyelamatkan Mia dari berandalan yang hampir menculiknya saat dia pulang sendiri pada malam hari dari tempat kerja Dudi untuk mengadukan kesialannya. Meski ada insiden kecil diawal pertemuan mereka, tapi Gardi tak mengingatnya. Ini yang membuat Mia sedikit lega dan menganggap insiden itu tak pernah ada.
Intensitas kebersamaan antara Mia dengan Gardi yang sering terjadi mengukir cerita tersendiri.  Seiring dengan kesibukan Karin dengan urusan bisnisnya, tidak jarang Mia menggantikan Karin tidak hanya di acara yang berhubungan dengan persiapan pernikahannya, tapi juga acara di keluarga Gardi. Berawal dari pesta ulang tahun neneknya Gardi, sampai pesta ulang tahun Salsa, keponakan Gardi. Kehadiran Mia memberikan warna tersendiri pada keluarga Gardi. Mia yang ceria, penuh ide brilian untuk membahagiakan orang lain. Dan itu membuat Gardi kagum padanya.

“Kalau begitu, kenapa kita tidak merencanakan hal yang berbeda? Kita buat pesta kejutan untuknya, biarkan nenekmu merasakan sensasi sebuah kejutan di usianya yang ke 75 tahun?” ~Halaman 145~
“Kenapa pestanya tidak dilakukan di panti saja? Dengan begitu, mereka akan senang jika sesekali tempat tinggal mereka dihias dengan aneka balon warna-warni, didatangi badut dan para penyanyi.”
“Ide yang sangat indah, Mia.” ~Halaman 166-167~

Di sisi lain, sikap cuek Karin atas persiapan pernikahannya membuat Mia curiga. Atas nama kesibukan dan bisnis, dia meremehkan semua. Hingga suatu saat dia mendapat jawabannya. 

“Aku bahkan tidak begitu mengenal Gardi. Aku mengenalnya tapi tak cukup mencintainya. “
“Tapi ini semua demi menyatukan kerajaan bisnis kami. Pernikahan kami adalah sebuah kompromi bisnis.”
“Ya, keluarga gue dan keluarga Gardi memiliki saham terbesar di perusahaan real estate yang ada di New York. Kami bermaksud menggabungkannya dan mengambil alih perusahaan itu, menjadi pemilik tunggal. Untuk itulah pernikahan ini dirancang.” ~Halaman 159~

Secara tidak langsung, Mia terlibat cerita cinta yang rumit dan mengerikan. Mia memergoki Karin bersama lelaki lain. Itu berarti, Karin telah selingkuh di belakang Gardi. Dan Mia diancam untuk tidak mengatakannya pada siapapun, atau nazarnya tidak akan terlaksana.

“Namanya Bryan…” ~Halamam 134~
“Ini cinta yang tak mungkin. Pertama, Bryan beragam Kristen, dia berkebangsaan Austria. Walaupun dia berusaha masuk Islam, belum tentu keluargaku mau menerimanya. Bryan hanya lelaki miskin biasa, dia bersekolah di Paris atas beasiswa yang diterimanya. Kini dia memang berpenghasilan bagus di perusahaan minyak Malaysia, tapi gak sebanding dengan Gardi dan rencana besar kami. Lagi pula, yang terpenting dari semuanya adalah, aku gak mungkin membatalkan pernikahan kami.” ~Halaman 161~

Mia sendiri, semakin hari semakin dekat dengan Gardi. Memang mereka tidak saling mengatakan perasaan  satu sama lain, tapi dari gerak tubuh, sikap dan perkataan, memunculkan kecurigaan  beberapa pihak. 

Lo pergi sampai tengah malam, dan pulang diantar calon mempelai pria?” ~Halaman 128~
“Gardi pernah sekali menceritakan tentang seorang gadis, dengan penuh semangat, menceritakan bagaimana mereka bertemu dan betapa lucunya gadis itu. Dia tak pernah melakukan itu sebelumnya. Bahkan dengan Karin. Kalau dia bercerita tentang seorang gadis padaku, artinya, gadis itu istimewa.” ~Halaman 195~

Akhirnya, petaka itu terjadi. Karin memergoki Gardi mencium Mia. Ini terjadi di perayaan ulang tahun Gardi yang dirancang Mia atas nama Karin. Sebuah persidangan terjadi yang mendudukkan Mia dan Gardi sebagai terdakwa. Gardi mencoba menjelaskan, namun Karin tidak mau tahu. Karin meminta pernikahan dibatalkan meski Gardi tetap ingin melanjutkan. 

“Kamu tidak perlu bicara apa-apa lagi, Gardi! Apalagi sekedar melakukan pembelaan untuk Mia!” ~Halaman 207~

     Mia merasa, Karin sengaja meminta pembatalan pernikahan agar dia bisa bersama Bryan. Dan akhirnya, semua orang tahu skandal Karin dan Bryan. Pernikahan batal. Dudi sangat marah pada Mia. Mia pulang ke Jakarta tanpa hasil tentang nazarnya. Namun setelahnya, Mia mendapatkan kejutan yang tak terkira. Dalam perjalanan, Mia menelfon Nia. Nia mengabarkan kalau dia akan bercerai dengan alasan yang sama. Perselingkuhan. Tak hanya itu, Nia juga mengaku kalau dia terkena tumor dan rahimnya diangkat. Kini Mia sadar, kakaknya hanya manusia biasa. Tak sesempurna dugaannya.

“Tak ada ketenangan yang hakiki, Mia… ”
“Aku berusaha kuat menjalani semua ini selama setahun terakhir, Mia. Tapi sekarang aku begitu rapuh. Aku tak sanggup lagi…” ~Halaman 226~

     Sesampainya di Jakarta, Mia melamar sebagai kasir di Kedai Es Krim Yoyo. Dia mampu bertahan hingga setahun. Dan itu adalah rekor baginya. Sampai saatnya dia naik jabatan menjadi manajer Kedai Es Krim Yoyo. Waktu menyembuhkan. Tak hanya kebahagiaan karena naik jabatan, Mia pun sudah berbaikan dengan Dudi. Dan di lain waktu, Karin datang ke kedai untuk menagih janji mentraktirnya makan es krim. Tapi Karin tidak sendiri. Dia bersama Bryan yang kini telah menjadi suaminya. Namun sesaat kemudian, saat mereka menikmati es krim bersama, Karin merasakan sakit perut. Mereka membawa Karin ke rumah sakit. Di rumah sakit itulah Mia bertemu Gardi. 
     Mia dan Gardi, mereka bertemu kembali dengan status sama-sama single. Mereka kembali dekat hingga memutuskan untuk menikah, dengan konsep pernikahan impian ala Mia. Dan Gardi, apapun usulan Mia, dia langsung setuju.

“Asal kamu mau membagi hidupmu selamanya bersamaku. Sepertinya tidak ada lagi hal yang lebih penting dari itu, Mia.” ~Halaman 261~

Review        
Novel ini sangat menghibur, terutama kekonyolan yang disuguhkan oleh tingkah laku Mia. Kisah cinta Mia dan Gardi pun tak kalah mengasyikkan. Beberapa pesan moral yang diselipkan dalam kisah ini juga tidak terkesan menggurui.
Namun ada yang kurang sreg di hati saya, terutama saat Mia mengimajinasikan orang-orang  di sekitarnya yang menurutnya telah bersikap jahat padanya. Mia selalu menganalogkan mereka dengan kekejaman G30SPKI. Menurut saya, alangkah lebih baiknya jika mencari perumpamaan yang lain, karena bagaimana pun juga ini adalah novel ringan yang menghibur, bukan novel sejarah.
Dalam hal menghibur, novel ini recomended. Terutama bagi pembaca yang suka cerita chicklit dengan latar belakang percintaan yang taidak begitu serius.

Skor

          Saya beri 3 bintang untuk novel ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berbagi komentar ^^