Saat
ini banyak sekali bermunculan para penulis baru. Tidak sedikit di antara mereka
adalah para penulis muda. Salah satu penulis muda yang sedang naik daun dengan
karya fiksinya adalah Wulan Fadilah.
Hari
Sabtu tanggal 18 Juni 2016, Gramedia Slamet Riyadi Solo mengadakan acara Meet And
Greet bersama Wulan Fadilah. Wulanfadi, demikian dia biasa disapa, adalah
penulis muda bertalenta. Pelajar kelas 3 SMU ini telah melahirkan 3 karya novel
di beberapa penerbit. Ketiga novel tersebut adalah A, R, dan Brothermaker.
Solo
adalah kota ke sekian yang disinggahi Wulan Fadilah setelah Bogor, Depok, Jakarta,
Bandung, dan Jogja. Pada acara ini, ada 2 buku yang dipromosikan, yaitu A dan
R. Acara yang berlangsung cukup meriah tersebut dihadiri fans Wulanfadi yang
sebagian besar adalah remaja. Ternyata, Wulanfadi termasuk penulis muda favorit
di Wattpat. Ya, Wulanfadi banyak menulis karyanya di Wattpat hingga beberapa
diantaranya dilirik penerbit dan ditawari untuk diterbitkan. Novel berjudul A
dan R ini diantaranya.
Novel
pertama yang diterbitkan berjudul A : Aku, Benci, dan Cinta. Novel ini
bercerita tentang cinta segitiga yang terjadi di antara Alvaro, Anggia, dan
Athala. Novel kedua berjudul R :Ratu, Raja, dan Rahasia yang mengisahkan
tentang perbedaan yang seharusnya tidak menjadi penghalang dalam sebuah
hubungan. Keduanya diterbitkan oleh Huta Media. Dari kedua novel tersebut, ada
kabar bahwa novel berjudul A dilirik oleh produser dan berniat untuk
mengangkatnya ke layar kaca. Keren, ya :D
:D
Wulanfadi (kanan) bersama Mbak MC |
Kegemaran
Wulanfadi dalam menulis berawal dari kegemarannya membaca. Sejak kecil gadis
berkacamata ini memang sudah suka membaca. Dari sinilah Wulanfadi terinspirasi
untuk menulis cerita imajinasinya sendiri.
Ada
banyak penulis yang mengispirasi Wulanfadi. Satu di antaranya adalah Orizuka.
Karenanya tak heran kalau karya Wulanfadi banyak bercerita tentang kisah cinta
remaja khas anak SMU. Soal ide cerita, Wulanfadi banyak mendapatkannya dari
lingkungan di sekitarnya, dari curhatan teman-temannya, dari lagu-lagu
favoritnya dan juga dari film yang ditontonnya. Dengan kemampuan Wulanfadi
mengolah kata menjadi cerita hingga dapat mengasilkan kisah yang berhasil
membuat baper pembacanya. Huaaa ... :D
:D
Wulanfadi
seperti remaja kebanyakan. Gadis berhijab ini disibukkan dengan tugas
sekolahnya di SMU 3 Bogor. Namun disela-sela kesibukannya, dia tetap
menyempatkan diri untuk menulis. Bisa dikatakan Wulanfadi sangat disiplin dalam
hal menulis. Dia mewajibkan dirinya menulis setiap hari.
“Aku
membiasakan diri menulis setiap hari, minimal 1 paragraf. Dan aku bisa menulis
kapan saja. Mau tidur, sebelum berangkat sekolah, atau bahkan dalam perjalanan
ke sekolah,” jelas Wulanfadi.
Keberhasilan
Wulanfadi hingga di posisinya sekarang tidak lepas dari peran orang-orang
terdekatnya. Termasuk dukungan dari kedua orang tuanya, terutama Mama. Bahkan
Mama selalu menemani Wulanfadi kemanapun, termasuk saat Meet And Greet kemarin.
Wah, Mama perhatian sekali, ya ^^
Sesi tanda tangan di novel A dan novel R |
Sebagaimana
penulis yang lain, Wulanfadi pun pernah mengalamai yang namanya writing block. Di saat itu terjadi,
Wulanfadi merasa semangatnya untuk menulis berada di level terendah. Bahkan
pernah Wulanfadi vakum menulis hingga 2 bulan. Ini terjadi saat Wulanfadi
sedang dalam adaptasi karena baru saja pindah dari Jakarta ke Bogor. Ditambah
lagi dirinya yang kini menjadi murid SMU mendapatkan lebih banyak tugas dari
sekolah.
Di
saat writing block datang seperti
itu, biasanya Wulanfadi akan fokus pada penyebabnya dan mencoba menyelesikan
masalahnya dengan tenang dan fokus. Ini dilakukan agar dia segera dapat kembali
bersemangat untuk menulis. Wulanfadi juga akan kembali membaca tulisan-tulisannya
untuk mendapatkan kembali nyawa dan ide cerita berikutnya.
“Dalam
hal ini, out line sangat membantu aku. Karenanya aku selalu membuat out line
dulu. Jadi kalau sampai terjadi writing
block seperti ini, aku tinggal membaca tulisan yang sudah ada dan juga out
line. Biasanya cepat nyambungnya lagi,” kata gadis penyuka traveling dan fotografi
ini.
Wefie bersama penggemar |
Wulanfadi
sangat dekat dengan pembacanya di Wattpat. Dia tidak segan membaca satu persatu
komen dari mereka di setiap karyanya. Bagi gadis dengan pembawaan ceria ini, komentar
dari pembacanya dapat menjadi salah satu motivasi baginya untuk terus menulis.
Meski tidak semua memberikan komentar baik. Ada juga yang mengkritik dan
memberikan komentar buruk. Untuk yang terakhir ini, Wulanfadi punya
tanggapannya sendiri.
“Selama kritikan itu membangun, biasanya aku
jadi masukan. Tapi kalau ada kritikan yang menjatuhkan, biasanya aku cuekin,”
jelasnya sambil tersenyum.
Untuk ke depannya, Wulanfadi akan menggarapa
sebuah novel baru berjudul S. Nah, lho. Kenapa judul novelnya huruf abjad
semua, ya? Ternyata, Wulanfadi sengaja menuliskannya demikian karena ingin
memberikan sesuatu yang berbeda. Dia ingin membuat ciri khas sendiri bagi
dirinya dan karya-karyanya. Salah satunya adalah dengan menggunakan huruf abjad
sebagai judul.
Bagi
Wulanfadi, judul adalah hal pertama yang harus dipilih saat akan menulis.
Karena baginya, judul dapat mewakili isi cerita. Nah, untuk proyek terbarunya
yang berjudul S ini, Wulanfadi memberikan bocoran bahwa S adalah untuk Sadena, Sandra,
dan Sandiwara.
Selain
proyek menulis novel baru, Wulanfandi juga sedang belajar menulis skenario. Dia
ingin mengikuti jejak Raditya Dika, salah satu penulis novel favoritnya yang
tidak hanya menulis novel tapi juga menggarap novelnya tersebut hingga ke layar
kaca.
kenang-kenangan dari Wulanfadi |
Untuk
para penulis pemula, Wulanfadi memberikan motivasi untuk terus menulis hingga
akhir. Jangan sampai hanya berhenti di tengah jalan apapun alasannya. Ini dapat
sebagai tantangan sekaligus motivasi agar terus menulis hingga selesai, lalu lahirlah
sebuah karya. So, buat penulis pemula, terus berkarya ya. Siapa tahu kelak bisa
sukses seperti Wulanfandi ini. Semangat!!!
Baca juga, ya ...
waah penulis muda yg produktif yaa
BalasHapusIya, Mbak. Kita jangan mau kalah, ya ^^
Hapus