Kedua pasang mata itu beradu, penuh arti.
"Kebahagiaanku adalah aku berada disisimu saat kau
membutuhkanku. Mengusap air matamu saat kau tersedu. Mengangkat beban di
pundakmu dan membaginya bersamaku. Hingga kutemukan kembali senyuman manis di
bibirmu." Leo mengambil jeda. "Itulah kebahagiaan sejatiku."
Ashy menatap penuh cinta lelaki di depannya. Ingin ia tersenyum, tapi tak mampu. Bibirnya bergetar. Air matanya tumpah. Lalu ia pun tertunduk.
Ashy menatap penuh cinta lelaki di depannya. Ingin ia tersenyum, tapi tak mampu. Bibirnya bergetar. Air matanya tumpah. Lalu ia pun tertunduk.
Sedang Leo, hatinya mencelos melihat wanita yang
dicintainya tersedu di depannya. Ingin ia merengkuh Ashy, memeluknya,
mendekapnya erat di dada.
"Maafkan aku. Aku tak bisa menikah denganmu."
Ashy maju selangkah dan menjatuhkan diri di bahu Leo. Ia terus menahan
tangisnya, namun tak bisa, saat tangan Leo menariknya lebih rapat, menyatukan
sedunya dengan degup jantungnya.
Ashy tercekat. Seketika ia tak mampu bernafas.
"Tak ada yang perlu dimaafkan," kata Leo,
mendekap Ashy lebih erat. "Kalau kau tidak menjadi milikku, maka orang
lain pun tidak."
Tubuh
Ashy berguncang. Sebuah pisau menancap di perutnya. Darah mengalir deras
membasahi gaun pengantinnya. Leo menarik pisau itu dari perut Ashy sesaat
sebelum tubuh wanita itu terjatuh ke lantai. Sesaat kemudian Leo menancapkan
pisau itu ke tubuhnya, menyusul kekasihnya.
The End
------------------------------------------------------------
NOTE :
Diposting di group Facebook ISTANA PERI, dalam rangka ulang tahun KaGuRi
Maria Ulfa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berbagi komentar ^^