Meet & Greet di Gramedia Solo Square |
Traveling. Apa yang ada di benak Anda saat mendengar kata
tersebut? Koper, tas ransel, sepatu dan sandal gunung? Bahkan ada yang
membayangkan visa, paspor, bobok nyenyak di pesawat?
Tahukah Anda, terkadang kita terlalu melihat jauh tanpa
mengenal yang dekat di sekitar kita. Cobalah untuk berkeliling kota Anda, saya
yakin masih banyak tempat-tempat wisata di sekitar Anda yang belum pernah Anda
kunjungi. Hal inilah yang ingin dihadirkan oleh 3 Emak Gaul -Fenny Ferawati, Muna Sungkar, dan Ita Kuntjoro- dalam buku terbaru mereka berjudul 3 Emak Gaul Keliling 3 Kota dalam acara Meet & Greet di Gramedia Solo Square hari Sabtu tanggal 28 November 2015. Buku ini mengetengahkan catatan perjalanan menyusuri beberapa museum yang ada di kota Jogjakarta, Solo, dan Semarang (Joglosemar).
Dari kiri ke kanan : Fenny Ferawati, Muna sungkar, Ika Koentjoro |
Awal ide tentang perjalanan menjelajah beberapa museum di
seputar Joglosemart ini adalah adanya program dari Departemen Pariwisata yang
berencana mempromosikan wisata museum. Ini dilatar belakangi karena
banyaknya jumlah museum di Indonesia
dengan berbagai macam tema. Mulai dari batik, jamu, lukisan, wayang, buku bersejarah, sampai kereta api. Namun ini berbanding terbalik dengan jumlah
pengunjungnya yang sangat sedikit. Lalu muncullah ide ini.
Selama ini sangat jarang wisatawan, terutama wisatawan domestik,
memasukkan museum ke dalam salah satu destinasi wisatanya. Museum dianggap
kurang popular. Salah satu alasannya adalah museum dianggap tempat yang kurang
menarik. Ini sudah menjadi semacam image, kalau museum itu kuno, jadul, bahkan
ada yang menyebutnya mistis. Padahal di sisi yang lain, justru banyak wisatawan mancanegara yang antusias untuk mengunjungi museum tersebut.
Butuh waktu 1,5 bulan untuk proses penulisan buku ini, dan 1 tahun dalam masa proses penerbitan. Dalam kurun waktu itu pula judul buku mengalami beberapa perubahan. Proses penulisan buku ini pun bukan tanpa kendala. Karena ketiga penulis tinggal berjauhan, maka koordinasi dilakukan lewat sosmed. Keren, ya. Ditengah-tengah kesibukan mereka sebagai emak, belum lagi bekerja kantoran, ditambah tempat tinggal yang berjauhan, mereka bisa menelurkan karya :D
Para pengunjung antusias mengikuti acara |
Menurut ketiga penulis yang sekaligus blogger ini, ada banyak suka duka selama proses penulisan. Mulai dari prosedur perijinan ketika akan masuk ke dalam museum, hingga peraturan ketat selama berada di dalamnya. Namun semua itu memberikan hasil yang sepadan. Tidak jarang pula banyak informasi tergali, dimana informasi tersebut bahkan belum pernah diketahui atau dipublikasikan sebelumnya.
Seperti dituturkan Fenny Ferawati saat mengunjungi Museum Batik Danar Hadi Solo. Sedikit orang tahu bahwa museum ini tercatat sebagai
museum terbaik ke-4 seluruh Indonesia
versi National Geographic. Saat pertama kali menginjakkan kaki di museum ini,
Fenny mendapati ruangan utama museum yang redup. Bagi orang awam, ini akan
sedikit kurang menarik karena pengunjung jadi kurang leluasa melihat-lihat koleksi
museum yang dipajang. Namun tahukah Anda, ternyata, sinar dari lampu dapat
merusak kain batik, terutama batik tulis. Itu sebabnya pula, pengunjung tidak diperkenankan membawa kamera saat mengunjungi museum ini.
Beda cerita dengan Muna Sungkar yang saat itu mengunjungi museum jamu Nyonya Maneer di Semarang. Muna sempat dibrondong pertanyaan oleh penjaga museum karena mengunjungi museum seorang diri dan di jam-jam kerja. Penjaga tersebut mengatakan, pengunjung museum biasanya adalah rombongan dari sekolah atau perguruan tinggi. Jarang ada orang yang berkunjung sendirian ke museum. Itupun harus ijin terlebih dahulu.
Masih cerita dari Mira Sungkar saat berkunjung ke Museum Kereta Api di Ambarawa, ternyata di museum tersebut terdapat lokomotif pertama di dunia, dan ini ada di Indonesia. Apakah Anda Tahu tentang ini? Sayangnya, lokomotif ini sudah tidak difungsikan lagi karena menggunakan bahan bakar kayu jati asli sehingga mahal. Kecuali Anda datang bersama rombongan dan bersepakat untuk menyewanya.
Bersama Mbak Ety, pemenang doorprize |
Banyak hal yang menjadi catatan dari ketiga emak ini.
Salah satunya adalah penyebab kurang menariknya wisatawan berkunjung ke museum.
Banyak museum di Indonesia
yang dipelihara ala kadarnya. Penataan ruangan yang kurang menarik, serta
kurangnya publikasi juga menjadi kendala. Pemanfaatan media sosial sebagai
salah satu media promosi agar dapat berinteraksi dengan calon pengunjung sangat
diperlukan. Apalagi jika ditambah sering mengadakan acara yang berhubungan dengan museum
tersebut, seperti gathering, tour, atau lomba-lomba.
Pengelola tak perlu takut jika nantinya tiket harus dijual dengan harga sedikit mahal. Pengunjung tidak akan mempermasalahkan, selama mereka mendapatkan ilmu serta pengalaman yang menyenangkan. Yang mereka bayarkan akan sebanding dengan yang mereka dapatkan.
Sesi foto bersama antara pnulis dengan pengunjung |
Nah, bagi Anda yang punya hobi travelling dan ingin membuat
catatan perjalanan seperti ini, Ika Koentjoro memberikan tips-nya untuk Anda.
Buatlah terlebih dahulu daftar tempat mana saja yang akan Anda kunjungi.
Alangkah baiknya jika tempat ini berdasarkan tema yang sama. Sebagai contoh
adalah buku ini, dimana tempat-tempat yang dikunjungi adalah museum. Jangan
lupa untuk mencari informasi tentang tempat-tempat tersebut sebagai data. Dari
data ini dapat Anda gunakan untuk meng-ekplore lebih jauh informasi yang belum
ada, yang dapat Anda tanyakan ke pemandu wisata nantinya.
Jika Anda berniat untuk membuat catatan perjalanan, datanglah
langsung ke tempat yang dimaksud. Rasakan sensai keberadaan Anda di sana . Gunakan keenam
indera Anda untuk meng-eksplore lebih jauh, untuk Anda tuliskan nantinya.
Jangan lupa untuk mengambil foto. Tanpa foto, catatan perjalanan Anda seperti
sayur tanpa garam. Namun perlu diingat, jangan hanya karena Anda ingin
mengambil foto, Anda melupakan aturan atau bahkan merusak keindahan yang sudah ada. Jadilah traveler yang bijak.
So, Happy traveling! Happy writing! ^^
Aaaahhhh.... terharruuuuu.....
BalasHapusMakasih banyak mbak sudah mau meluangkan waktu dtg ke acara kami bahkan diliput di blog juga. Moga2 next time biaa kopdaran lg :)
Iya, Mbak. Sama-sama. Kita juga senang kok dapat ilmu dan pengalaman seru. Kapan-kapan, kalau ada acara lagi, colek kita, ya :D :D
HapusReportase nya lengkap banget. Makasih mb Hana Aina
BalasHapusSama-sama, Mbak Ita :)
HapusMau dong berguru fotografi, biar bisa cepret-cepret dengan hasil yang yahud :D :D
ikut bangga dan haru dengan reportase jadi ingin beli bukunya.. karena lagi nulis traveling tapi macet. Berharap bukunya laris manis dan menginspirasi banyak orang. Selamat ya.
BalasHapusUti kok nggak datang kemarin? Seru, lho. Bisa sharing proses penulisannya pula :D :D
HapusMakasiiih mbak Hana, reportasenya keren melebihi acaranya :D
BalasHapusTerimakasih, Mbak. Acaranya sangat menginspirasi :D
HapusSekarang ini sudah mulai muncul museum-museum modern yang tidak hanya menampilkan sisi edukasi namun hiburannya juga. Selamat buat para penulisnya, semoga laris manis.
BalasHapusIya. Ada beberapa museum yang sudah mau terbuka pada perkembangan teknologi sehingga mengemas tampilan mereka menjadi lebih menarik :)
Hapusanak saya doyan banget ke museum.... cita2nya mengunjungi semua museum yg ada bahkan kalau bisa museum2 di luar negri juga hehe... sayangnya keterbatasan dana belum bisa mewujudkan impiannya. insyaAllah suatu saat nanti kalau tabungan sdh mencukupi :)
BalasHapusCita-cita yang keren. Apalagi jika dimiliki oleh generasi muda. Semoga dapat menjelajah ke museum di seluruh penjuru dunia :D :D
HapusSayang nggak bisa datang pas launchingnya, moga sukses dan laris karya trio emak bloger ini :)
BalasHapusAmin. Next time kalau ada acara lagi semoga bisa gabung, ya, Mbak :))
HapusTerima kasih reviewnya. Sukses untuk trio emak gaul atas penerbitan bukunya :)
BalasHapusSama-sama, Mbak. Semoga bermanfaat :)
HapusMbak Fenny, Mak Muna n Mak Ika emang keren, sukses bukunya yaaa
BalasHapusAmin. Sangat menginspirasi bukunya :D :D
HapusAku doyan ke Museum, pengen juga ke Museum Batik Danar Hadi Solo aiih kapan ya selamat ya mak atas terbit bukunya.
BalasHapusMuseum-nya buka setiap hari, kok, Mbak :D
Hapuswow, bikinnya 1,5 bulan aja? mantep...
BalasHapusSangat menginspirasi, ya, Mbak :))
HapusMengunjungi museum..kegiatan yang apik...
BalasHapussukses mak...
Ayo, lebih dekat dengan museum! :D
Hapus