Selasa, 17 Desember 2019

[Book Review] : Guardiationship 2, Silver Lining of The Cloud


Data Buku
Judul      :   Guardiationship 2, Silver Lining of The Cloud
Penulis   :   Renita Nozaria
Penerbit :    Bukune
Tebal      :   193 halaman
Tahun    :   2019.

Sinopsis
Kehadiran Eden ke dalam kehidupan Setra, Rasi, dan Sabda membuat banyak perubahan dalam hidup mereka. Eden menjelma seumpama kekuatan bagi Setra untuk terus merangkul adik-adiknya. Dengan bantuan Eden pula, Setra berhasil membawa Rasi dan Sabda mengunjungi makam ibunya di luar kota.

“Aku nggak mau marahan sama Sabda.” Rasi menggingit bibir, lalu meneruskan dengan parau, Nggak mau lagi.”
Setra tidak menjawab, hanya menepuk punggung Rasi dengan cara yang menenangkan.
Halaman : 11

Kejadian tak mengenakkan pun terjadi. Sabda tahu, dia harus bersaing dengan Rasi untuk mendapatkan Eden. Pun demikian dengan Rasi. Namun kedua cowok itu tak tahu, Eden justru memilih Setra. Hal ini membuat kecanggungan di antara kakak beradik ini, termasuk Eden.

I like you. A lot. I want you. You’re more than enough. But I can’t love you. Saya hanya bisa sayang sama kamu dan nggak bisa menunjukkannya, atau memberikan sesuatu yang ingin saya berikan pada orang yang saya sayang.
Halaman : 30

Perasaan seseorang tak bisa dipaksakan. Mereka kembali akur terutama saat menjelang ulang tahun Setra. Sabda berinisiatif membuat pesta kejutan untuk Setra. Namun malang tak dapat diraih, Setra mendapat kecelakaan. Kejadian ini membuat hati rasi dan Sabda hancur. Mereka tak ingin kehilangan orang yang dicintai lagi.

Tangisnyapecah, masih tanpa isa atau suara. Wajahnya basah. “KAK SETRA!!! KAK SETRA!!! KAK SETRA!!!”  Teriakannya melemah, kontras dengan lukanya yang makin banyak meneteskan darah.

Dia terlalu sering menyakiti Setra, bersikap masam padanya tanpa sekalipun memberinya kesempatan bicara. Sabda bersumpah, jika Setra pergi sekarang, sampai kapanpun, bahkan hingga kahidupan setelah mati, dia tak akan pernah memaafkannya.
Halaman : 102

Kecelakaan yang dialami Setra membuatnya akur kembali dengan adik-adiknya. Namun tidak demikian dengan ayahnya. Sepertinya sampai kapanpun dia tak pernah memaafkan ayahnya. Di sisi lain Sabda meminta Setra kembali ke rumah. Bukan untuk ayah mereka, tapi untuk adik-adiknya.

“Empat tahun lalu, sebelum aku keluar dari rumag, aku masih ingat apa yang Papa bilang. Nggak tahu juga sih, kalau Papa sudah nggak ingat. Tapi mungkin Papa betulan nggak ingat, jadi akan aku ingatkan lagi,” Setra menyambar sinis, membuat kedua adiknya terperanjat kaget. Selama mereka mengenal Setra, belum pernah keduanya melihat Setra bersikap seperti ini.
Halaman : 122

“Tentang Mama, Papa, dan smeuanya. Tentang apa yang jadi alasan Papa nggak makan malam di rumah malam itu. Tentang alasan kenapa Kak Setra semarah itu sama Papa. Selama ini … aku tahu.”
Halaman : 127

Melihat semua berjalan membaik, Emir mulai membuka jati dirinya. Dia pamit karena misinya sudah selesai. Kepergian Emir membuat hati Eden terpotek. Semua benang merah terkuak.

“Kontrak itu … buku panduan … semuanya bohong. Semuanya nggak benar-benar nyata. Segalanya hanya karangan gue, yang direstui oleh mereka yang berwenang mengurusi kehidupan setelah mati,” Emir tersenyum pahit.
Halaman : 166

“Kalau lo mencintai seseorang, katakan. Kesalahan terbesar kita adalah selalu berpikir jika kita punya sisa waktu yang cukup, mengira kita punya selamanya, padahal apa yang tersisa mungkin lebih sebentar dari sementara.”
Halaman : 167


Baca juga >>> Remember Me?

Review
Ini adalah buku kedua Guardiationship karya Renita Nozaria. Buku ini masih melanjutkan kisah segi banyak antara Eden, Setra, Rasi, dan juga Sabda. Bedanya, emosi yang dibangun di buku kedua ini berbeda dari yang pertama.

Pada buku pertama aku merasakan kelucuan dan berbagai kekonyolan tingkah Rasi, Sabda, dan Eden. Dengan kata lain, keceriaan mendominasi emosi yang dibangun di buku pertama. Namun memasuki buku kedua, aku merasakan sebaliknya.

Jalan cerita di buku kedua ini lebih serius. Aku menemukan hanya sesaat keceriaan di sini. Selebihnya adalah luapan amarah, kegundahan, ketakutan, dan sekedihan mendalam. Yup, aku baper di buku kedua ini.

Emosi yang dibangun penulis lebih kuat. Aku merasakan lebih banyak konflik disebar di buku kedua ini. Dan aku suka itu!

Di sini terungkap penyebab kematian ibu mereka, terungkap pula masalah yang selama ini disembunyikan ibu mereka sebelum meninggal. Masalah ini pula yang membuat Setra bersitegang dengan ayahnya hingga memutuskan keluar rumah. Duh!

Ada juga beberapa adegan di buku ini yang membuat hatiku makcles!

Pertama, saat Sabda masuk ke kamar kos Setra. Dia melihat foto keluarga mereka terpajang di salah satu meja. Saat itu Sabda tak mampu mengedalikan kesedihannya, rasa rindunya akan keluarga yang utuh seperti dulu. Sabda yang cuek dan terkesan judes, tetiba menangis. Dan itu membuat Eden yang ada di sampingnya ikutan sedih. Heuheu …

Adegan kedua, adalah saat Setra mengalami kecelakaan. Terlihat sekali Sabda teramat ketakutan. Dia tak ingin kembali kehilangan orang yang dicintainya. Dia sudah kehilangan ibunya. Dia tak mau lagi kehilangan kakak yang dicintainya. Huffhh!

Ketiga, adegan saat ayah para lelaki itu datang menjenguk Setra di rumah sakit. Keadaan Setra yang sedang berbaring di ranjang pasien tidak membuat pertengkaran ayah – anak tersebut reda. Justru semakin manjadi. Bahkan ayah mereka hampir melakukan kekerasan terhadap Setra, tapi dapat dicegah oleh Rasi dan Sabda. Bahkan kedua lelaki itu membela mati-matian kakak mereka. Sebegitunya mereka mencintai Setra. Hiks!

Di akhir cerita, penulis membuka semua benang merah antara semua tokoh, termasuk Emir. Emir membuka jati dirinya yang sebenarnya, tentang misi yang harus diselesiakannya, juga pesan-pesan dari masa lalu mereka. Dan jujur, endingnya bikin aku nyesek meski agak membingungkan. Huaaa!!!

Secara keseluruhan, aku suka cerita ini, baik di buku pertama maupun kedua. Penulis menulis alurnya dengan apik, menyisipkan emosi yang kuat dan menebar konflik yang mulai terungkap sedikit-sedikit di setiap lembarnya.



Baca juga >>> Victoria and The Rogue


Skor
4,25 dari 5 bintang



~ Hana Aina ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berbagi komentar ^^