Selamat tinggal …
Masa lalu …
Aku kan melangkah …
Tahun 2019 berakhir! Apa saja yang sudah kamu lakukan
di tahun lalu? Sudah sesuai belum dengan resolusi di awal tahun?
Yeah, pada kenyataannya, tidak semua dari kita mampu
mewujudkan resolusi awal tahun. Kalau kata teman aku, sih … Kalau orang lain
bisa, kamu belum tentu bisa, haha #joke.
Bisa jadi sebagian resolusimu berhasil di wujudkan,
dan sebagian masuk daftar wacana. Atau malah gagal total, wadew!
Bagi kamu yang berhasil mewujudkan resolusi awal tahun
kemarin, selamat! Saatnya kamu bisa memberi reward bagi diri sendiri. Dan bagi
kamu yang belum berhasil, saatnya mengevaluasi perjalanan hidupmu setahun
kebelakang.
Kamu bisa menemukan alasan kegagalanmu. Daftarlah,
amati baik-baik, dan jangan pernah ulangi lagi di tahun ini, ya. Saatnya
membuka lembar baru resolusi. Siap?!
Salah satu resolusi yang aku buat di tahun ini adalah
reolusi literasi. Yup! Ini masih berhubungan dengan salah satu kegemaranku,
membaca dan menulis.
Sebenarnya aku sudah memasukkan hal ini di resolusi
tahun lalu. Namun menurutku kurang maksimal. Meski sebenarnya aku musti tetap
bersyukur. Aku menutup tahun 2019 dengan beberapa pencapaian yang, menurutku
sih lumayan.
Di akhir tahun 2019 aku mendapat kesempatan
bekerjasama dengan beberapa penulis dan penerbit. Di akhir tahun pula, aku
berhasil memenangkan beberapa tantangan menulis.
Masih di tahun yang sama, aku berhasil membaca sesuai
dengan target buku yang aku inginkan, yaitu 50 buku dalam setahun. Lumayan juga,
kan. Meski sebenarnya aku berharap bisa lebih dari itu.
Pada tahun 2019 ini pula, aku menerbitkan beberapa
buku bersama komunitas. Kurang lebih ada 7 buku antologi baik fiksi maupun non
fiksi. Genre-nya pun lebih bervariasi. Ada cernak, puisi, fantasi, dan juga
horror.
Setiap orang berharap tahun ini akan lebih baik dari
tahun lalu. Pun demikian denganku. Aku berharap ada peningkatan dari sisi
literasi, baik dalam hal membaca maupun menulis. Hmmm … Pasti kepo ya sama
resolusiku di tahun ini. Cekidot!
Lebih
Banyak Membaca. Setelah
mengamati pergerakan buku yang kubaca di tahun 2019, ada sedikit keyakinan
dalam diriku sebenarnya aku bisa membaca lebih banyak dari target kemarin,
yaitu 50 buku. Tapi ya itu. Aku harus memerangi yang namanya penyakit M, alias
penyakit malas.
Di tahun kemarin saja, ada saat dimana aku bisa
menghabiskan 1 buku dalam satu hari. Dalam seminggu aku bisa membaca sekitar 5
buku. Jika semangat itu aku pertahankan, dalam waktu seminggu aku sudah
menghabiskan 20 buku. Jumlah ini hampir setengah dari target membacaku dalam
setahun.
Tapi lagi-lagi, seperti yang kukatakan sebelumnya.
Penyakit M-nya harus benar-benar dibasmi. Salah satu caranya adalah dengan
menemukan kasyikan kegiatan membaca itu sendiri.
Cara yang lain, dengan membuat TBR bulanan alias to be
read. Ini adalah daftar buku yang bakalan aku baca setiap bulannya. Dengan
membuat TBR, aku tahu gambaran buku-buku yang akan kubaca.
Buku-buku yang masuk dalam TBR biasanya sudah
kusiapkan dan kusendirikan dari buku lainnya. Setiap selesai satu buku, aku
bisa langsung beralih membaca buku yang lainnya tanpa harus bingung mencari
ataupun memilih buku mana yang akan kubaca.
Semakin banyak buku yang kubaca, semakin sedikit pula
timbunan buku dalam almariku, hehe. Biasanya buku yang suda kubaca akan kubuat
mini review-nya di Instagram hanaandbooks. Instagram ini memang sengaja kubuat
dengan niche membaca dan menulis.
Saat aku sedang rajin, aku akan menulis review panjang
di blog Cerita Hana. Ini akan menjadi resolusiku yang lain di tahun ini. Aku
akan kembali mengaktifkan blog ber-niche membaca dan menulis ini dengan review
panjang dari buku yang sudah kubaca. Semoga sih nggak hanya wacana, ya. Pergi
kau malas! Hush! Hush!
Buku-buku yang sudah kubaca, ada sebagian masuk
kembali ke almari, ada sebagian lagi kuhibahkan ke orang lain. Tergantung kesan
yang kudapat dari membaca buku itu.
Biasanya buku-buku yang kembali ke almari adalah
buku-buku yang kusuka. Baik dari segi alur cerita, cara penulis menuliskan
cerita, atau dari penulis kesayanganku seperi Mary Higgins Clark dan Sophie
Kinsella.
Buku-buku yang biasa kuhibahkan biasanya akan kukirim
ke teman-teman dekat, teman komunitas yang memang suka membaca buku. Menurutku,
ini adalah salah satu cara baik untuk menjaga sirkulasi almari bukuku.
Tidak mungkin aku menyimpan buku yang sudah kubaca
selamanya. Kalau memang tidak masuk kriteria buku yang sesuai, lebih baik
kuhibahkan. Di sisi lain, aku juga butuh tempat untuk buku-buku yang baru
kubeli.
Menulis
Buku Solo. Sebenarnya,
ada keinginan menulis buku solo sejak beberapa tahun terakhir. Namun masih ada
keraguan. Alhasil, maju mundur cantik. Untuk mengisi kekosongan, aku mengikuti
beberapa audisi yang menerima naskah untuk buku antologi.
Yup! Masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya, aku
menerbitkan naskahku bersama teman-teman dalam buku antologi. Baik fiksi mapun
non fiksi. Anggap saja ini sebagai pemanasan. Harapanku ditahun ini aku bisa
meningkatkan tulisanku dan menerbitkan buku solo.
Etapi menerbitkan buku solo itu butuh perjuangan dan
napas panjang, lho. Untuk naskah non fiksi, aku harus menulis minimal 100
halaman. Sedangkan untuk naskah fiksi, aku menulis minimal 150 halaman. Huahoho
… Semangat musti terjaga, nih!
Ngeblog. Bagiku, menulis di blog itu memberikan keasyikan
tersendiri. Ibaratnya, blog adalah rumahku. Aku bebas mengekspresikan tulisan,
pikiran, dan perasaanku di sana.
Semua keasyikan itu akan terkikis jika penyakit M
menyerang. Yup! Lagi-lagi penyakit malas. Di tahun 2019, ada saat dimana aku
tidak ngeblog dalam sebulan. Wadew!
Kalau blog adalah rumah, maka cara merawatnya adalah
dengan mengisinya dengan hal bermanfaat. Jangan sampai tak tersentuh, tidak
diisi dengan tulisan. Bisa-bisa lumutan, haha.
Dalam satu bulan, paling tidak aku ingin menulis 2-3
artikel di blog pribadi. Tulisan bertema papun, bebas. Karena memang blogku
Coretan Hana ber-niche gado-gado alias lifestyle blog.
Hambatan di tahun lalu, aku kurang bisa menyisihkan
waktu untuk ngeblog. Di tahun ini aku akan membuat manajemen waktu yang lebih
baik. Salah satunya memberikan porsi waktu lebih untuk ngeblog. Minimal
seimbanglah dengan aktivitas lainnya.
Nah, tiga poin di atas adalah resolusi literasiku di
tahun 2020 ini. Semoga bukan hanya wacana, ya. Tetap harus berusaha untuk
mewujudkannya. Kalaupun aku menemukan ide baru di tengah perjalanan nanti,
kalau memang baik, tentu akan kutambahkan dalam resolusi.
Harapanku bisa melaksanakan semuanya dengan baik,
sesuai target, bahkan lebih. Bukankah manusia selalu ingin mendapatkan sesuatu
yang lebih baik. Hari ini harus lebih baik dari kemarin. Dan besok harus lebih
baik dari hari ini. Aamiin!
~ Hana Aina ~
Keren resolusi nya baru ngerti resolusi ngeblog seperti ini..tahun besok pasti tak perbaiki lagi...mbak Hana aku menerima hibah buku looo... hehehe..btw blognya cantik...cara bikin nya gimana yaaa
BalasHapusWah keren mba resolusinya semoga dimudahkan untuk bisa tercapai ya mba
BalasHapusHalo mba salam kenal. Wah blognya keren banget.
BalasHapus