Sebut saja namanya Mawar. Dia wanita lembut dan
penurut. Dia mencintai suami dan selalu patuh padanya. Bahkan saat dia diminta
untuk meninggalkan karirnya demi keluarga.
***
Saat Mawar mulai jatuh cinta, semua berubah! Suami
Mawar bukan dari kalangan mampu. Mulanya, orang tua Mawar tak merestui. Namun
kegigihan Mawar untuk meyakinkan mereka membuat kedua orang tuanya luluh.
Mereka pun menikah.
Setelah menikah, Mawar dan suami merantau. Awalnya
mereka berdua bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mawar bertekad mandiri,
tak mau lagi tergantung pada orang tuanya.
Suami Mawar pekerja keras. Bahkan karirnya di tempat
kerja melesat. Dia bisa membeli rumah dan mobil. Saat anak kedua mereka lahir,
Mawar diminta suami keluar dari pekerjaannya. Fokus mengurus anak.
Mawar mematuhinya. Karir dan gelar sarjananya disimpan
rapat, dikunci di dalam hati. Kini dia full time mom.
Semua tampak baik-baik saja. Hingga suatu hari Mawar
menemukan chat yang mengusiknya di Hp suaminya. Saat Mawar mengkonfirmasi, yang
didapatnya hanya amarah suami.
Hari demi hari berlalu. Mawar semakin yakin ada perselingkuhan
antara suami dengan rekan kerjanya. Hubungan terlarang itu semakin terpampang
nyata. Mawar yang pendiam hanya mampu memendam.
Jauh di dalam hati, Mawar sudah tak tahan. Dia ingin
mengajukan cerai, tapi dia selalu memikirkan nasib anak-anaknya. Terutama
kehidupan mereka ke depannya.
Mawar dilema. Hingga dia memutuskan untuk memberanikan
diri menggugat cerai suaminya. Mawar tak yakin dengan kondisi psikologis
anak-anaknya akan baik-baik saja dengan kondisi kedua orang tuanya yang tak
lagi sehat. Ditambah lagi kehadiran wanita lain di samping ayah mereka.
***
Ini adalah hari pertama Mawar bekerja. Dia bekerja di
sebuah kantor milik temannya. Mawar agak merasa sedikit kaku dengan aktivitas
kantornya. Sudah lama sekali dia meninggalkannya. Sekarang di harus beradaptasi
lagi.
Tapi rupanya bukan adaptasi itu yang membuat Mawar tak
tenang. Saat bekerja di kantor, dia harus menitipkan anak-anaknya. Padahal
selama ini mereka tak terpisahkan. Mawar ada bagi anaknya 24 jam.
Dengan berat hati Mawar mengundurkan diri dari kantor.
Ini menjadi sulit saat Mawar harus memikirkan biaya hidup sehari-hari. Mengadu
pada ayah ibunya bukanlah solusi. Dia sudah dewasa. Sudah seharusnya bisa
bertahan dari masalah.
Mawar mencoba membuka usaha kecil-kecilan di rumah.
Awalnya dia ragu. Hanya satu dua pelanggan. Ada saat dia menangis karena lelah.
Tak hanya lelah fisik, tapi juga lelah hati. Menjadi single parent tak semudah
bayangannya.
Setiap hari dilalui Mawar tanpa mengeluh. Mentalnya
diuji kini. Harus bertahan! Atau dia menyerah dan kalah! Tentu Mawar tak mau
anak-anaknya terlantar. Dia bekerja keras agar anak-anaknya tak pernah merasa
kekurangan meski mereka kini hidup tanpa ayah.
Kini Mawar adalah Bos bagi usaha kecilnya. Dia
merekrut dua karyawan saat usahanya mulai maju, pelanggan mulai banyak, dan dia
mulai kewalahan.
Optimisme terus dipupuknya demi masa depan
anak-anaknya. Dia harus bertahan! Meski sering kali lelah mendera. Dia
mengabaikan semuanya.
“Bukankah hidup adalah perjuangan tanpa akhir!”
katanya tanpa ragu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berbagi komentar ^^