Raka membuka gulungan
kertas yang sedari tadi digenggamnya. Kertas karton seukuran buku gambar besar.
Di sana, tadi malam ia melukis gambar kucing putih belang coklat dengan
menggunakan cat minyak. Itu adalah tugas dari Pak Yono, guru menggambarnya,
minggu lalu sebagai tugas liburan sekolah. Rencananya hari ini semua tugas akan
dikumpulan.
Raka menggelar
lukisannya di atas meja. Ia anak yang suka pamer. Ia ingin teman-temannya yang
melihat lukisannya lalu terkagum dan memujinya. Dan itu benar. Satu per satu
teman Raka mulai mengerumuni meja Raka karena ingin melihat lukisan kucingnya
dari dekat.
“Wah, Raka hebat, ya.
Bisa melukis sebagus itu,” Doni mendekat pada Raka. Teman-temannya lain yang
mendengar ucapannya jadi penasaran.
“Pasti susah, ya,
membuatnya?” Nando penasaran bagaimana Raka bisa membuat lukisan sebagus itu.
“Tidak juga. Gampang,
kok,” jawab raka enteng, sambil melipat tangannya ke depan dada. Wajahnya
sedikit mendongak ke atas, dadanya membusung bangga.
Karena banyak yang
ingin melihat hingga berdesak-desakan. Giring yang melihat paling depan sampai
tergencet. Ia didorong dari belakang hingga akhirnya jatuh tersungkur. Tanpa
sengaja tangannya menarik kertas lukisan Raka hingga merobek tepinya. Raka yang
melihat lukisan kebanggaannya sobek marah besar.
“Lukisanku…!!” Mata
Raka terbelalak. Teman-teman lain yang melihat kejadian itu sedikit mundur ke
belakang. Suasana hening.
“Maaf, Raka,” suara
Giring bergetar. Ia ketakutan melihat wajah Raka yang merah padam lalu
mengambil sobekan lukisan dan meletakkannya di meja Raka. “Aku nggak sengaja.”
“Nggak sengaja
bagaimana? Aku jelas-jelas melihatmu menariknya,”
“Aku terjatuh,” Giring
merasa bersalah. Bagaimana pun memang dia yang menyebabkan lukian raka sobek
meski tak sengaja.
Mata Raka
berkaca-kaca. Ia mulai menangisi lukisan yang belum sempat ia nilaikan. Melihat
kejadian itu Desta, ketua kelas 6-A, melaporkannya pada Pak Yono. Pak Yono
memanggil Raka dan Giring ke ruang guru.
Raka memperlihatkan
lukisannya yang kini tak utuh lagi. Sedang Giring tertunduk. Mereka sekarang
duduk berhadapan dengan Pak Yono di ruang guru.
“Giring, apa benar
kamu yang melakukannya?” tanya Pak Yono. Giring hanya mengangguk pelan.
“Tapi saya nggak
sengaja. Saya terjatuh,” Giring memberi alasan.
“Inikan tugas liburan,
Pak. Belum sempat saya nilaikan,” Mata Raka masih basah. Sesekali ia masih
manangis.
Pak Yono mendengar
dengan seksama pembelaan Giring dan Raka. “Ya sudah. Bapak kasih kamu
kesempatan untuk membuatnya lagi,” Ia menarik nafas panjang lalu melanjutkan.
“Sekarang, Giring minta maaf pada Raka,”
“Aku minta maaf,
Raka,” Giring berpaling pada Raka yang duduk di sampingnya. Ia mengulurkan
tangannya, mengajak salaman.
“Tidak mau,” Raka
menarik tangannya ke belakang punggung. Ia masih marah pada Giring.
Melihat sikap Raka,
Pak Yono terkejut. “Lho, kenapa?”
“Saya… tidak bisa
membuatnya lagi,” jawab Raka perlahan. Ia kembali menangis.
“Bukannya tadi kamu
bilang gampang membuatnya,” Giring ingat apa yang dikatakan Raka pada
teman-temannya di dalam kelas tadi
“Sebenarnya… Raka
minta bantuan Papah Raka untuk membuatnya. Sekarang Papah sedang keluar kota,”
Raka tertunduk.
“Jadi, itu bukan
lukisan Raka sendiri?” tanya Pak Yono.
Raka menggeleng. “Raka
ingin dapat nilai yang bagus. Tapi Raka nggak bisa melukis sebagus Papah,” Raka
memberikan penjelasan.
“Maaf, Pak,” Raka
menyesal.
Pak Yono terdiam, lalu
berkata. “Kalau begitu, Bapak memaafkan Raka yang sudah mau bicara jujur,
asalkan Raka juga harus mau memaafkan Giring,”
Raka mengangguk. Ia
tersenyum lega. Pak Yono memaafkannya dan tidak menghukumnya karena telah
berbohong dan curang.
Raka dan Giring
bersalaman, kemudian berpelukan. Raka telah memaafkan Giring dan ia diberi
kesempatan oleh Pak Yono untuk membuat tugas melukisnya lagi dengan catatan
lukisannya sendiri bukan lukisan orang lain.
Meski tidak sebagus
lukisan Papahnya, tapi Raka harus bangga dengan hasil karyanya sendiri. Tidak
mengakui hasil karya orang lain sebagai hasil karyanya. Karena itu sama juga
dengan bohong. Tidak hanya membohongi orang lain, tapi juga membohongi diri
sendiri.
The End
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berbagi komentar ^^