Naylufar
binti Nayef Taufik Sungkar membacakan puisi berjudul Ibu dalam waktu tidak lebih dari 10 menit. Namun atmosfir yang tercipta dalam ruangan sangat mengharu biru. Mata saya sempat menangkap pemandangan beberapa wali santri, terutama para ibu, menitikkan air mata. Dengan penghayatan yang baik, Naylufar mampu membawa pendengar hanyut dalam setiap kata dalam puisi yang dibawanya. Berikut puisi yang dibawakan apik oleh Naylufar, dipersembahkan untuk semua ibu di dunia ^^
Minggu, 20 Desember 2015
TENTANG SESEORANG YANG DIPANGGIL IBU (SEBUAH PUISI)
Rabu, 16 Desember 2015
[BOOK REVIEW] : PELAJARAN BERHARGA UNTUK BELANG DAN MANIS
Detail Buku
Judul : Pelajaran Berharga Untuk Belang dan Manis
Penulis : Hasna Nelfia
Penerbit : Zikrul kids
Tebal : 48 Halaman
Tahun Terbit : Januari 2015
Sabtu, 12 Desember 2015
Jumat, 11 Desember 2015
[BOOK REVIEW] : PROM NIGHT FROM HELL
Detail Buku
Judul : Prom Night from Hell
Penulis : Stephenie Meyer, Meg Cabot, dkk
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 312 Halaman
Tahun Terbit : Agustus 2012
Selasa, 08 Desember 2015
Minggu, 06 Desember 2015
[LOMBA BLOG] : APA KEINGINANMU DI TAHUN 2016?
Ikuti
Blog Competition bersama Blogger Perempuan dan Flipit Indonesia . Ceritakan apa saja yang
menjadi keinginan terbesar di tahun 2016 mendatang. Tuliskan di blog
masing-masing dan menangkan uang tunai senilai total Rp2.500.000 (dua juta
lima ratus ribu
rupiah).
Jumat, 04 Desember 2015
[BOOK REVIEW] : I'VE GOT YOUR NUMBER
Detail Buku
Judul : I’ve Got Your Number
Penulis : Sophie Kinshella
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 572 Halaman
Tahun Terbit : Mei 2012
Rabu, 02 Desember 2015
[BOOK REVIEW] : SEASONS TO REMEMBER
Detail Buku
Judul : Seasons
to Remember
Penulis : Ilana
Tan
Penerbit : Gramedia
Pustaka Utama
Tebal : 160
halaman
Cetakan : Agustus
2013
Senin, 30 November 2015
Sabtu, 28 November 2015
[MEET & GREET] : 3 EMAK GAUL KELILING 3 KOTA
Kamis, 26 November 2015
Selasa, 24 November 2015
[BOOK REVIEW] : THIS GUY IS MINE
Detail Buku
Judul : This Guy Is mine
Penulis : Gunan Ariani
Penerbit : Stiletto Book
Tebal : 269 Halaman
Tahun Terbit : November 2014
Jumat, 20 November 2015
SAAT BUKU MELECUT SEMANGATKU
Bagi saya, buku bukanlah hanya sekedar kumpulan lembaran penuh
tulisan.
Buku sudah seperti soul mate bagi
saya. Jika sebagian perempuan selalu membawa peralatan make up di dalam tasnya,
saya lebih suka menenteng buku kemana-mana.
Senin, 16 November 2015
[BOOK REVIEW] : THE GIRL ON THE TRAIN
Detail Buku
Judul : The
Girl On The Train
Penulis : Paula
Hawkins
Penerbit : Noura
Books
Tebal : 428
Halaman
Tahun
Terbit : Agustus 2015
Senin, 26 Oktober 2015
Sabtu, 24 Oktober 2015
[MEET & GREET] : DWITASARI, MEMELUK MASA LALU
Kamis, 22 Oktober 2015
[BOOK REVIEW] : JANJI ES KRIM
Selasa, 20 Oktober 2015
[LOMBA CERPEN] : FABER CASTELL 2015
Tidak
bisa dihindari bahwa misteri merupakan bagian dari kehidupan manusia. Misteri
di sini tidak hanya mengenai hantu ataupun sejenisnya, melainkan mengenai
keinginan manusia untuk mencari penjelasan atas hal-hal yang misterius. Contohnya
adalah kehidupan seorang detektif yang mendedikasikan dirinya untuk menyelidiki
kasus-kasus yang tidak terjawab, lalu juga cerita-cerita dongeng bahwa ada
makhluk halus yang membantu atau menyakiti manusia dalam kasus-kasus yang tidak
bisa dijelaskan nalar, dan berbagai macam cerita lainnya.
Peristiwa
aneh, teka-teki, kasus-kasus tidak terjawab; itu semua merupakan bagian dari
misteri secara umum yang sangat menarik untuk digali dan menciptakan
karya-karya yang sangat menghibur atau mungkin juga menegangkan.
Kami
tunggu karya-karya kreatif kalian!
Minggu, 13 September 2015
GIVE AWAYS FLASH FICTION SAD ROMANCE STORY
Semangat malam ...!!!
Tuh, sapaannya aja pakai tanda seru, kurang semangat apa
lagi coba, haha ... Oke, setelah sharing ilmu kemarin, saya mau buat give away
sekaligus untuk mempraktekkan pembuatan cerita fiksi. Falsh Fiction. Tidak
perlu panjang hingga berlembar-lembar. Yang penting dapet feelingnya. Untuk FF
terbaik akan mendapat pulsa 50 ribu. Lumayan buat nambah kuota internet, kan. Hehe...
Kamis, 10 September 2015
SENJA TERAKHIR
Takkan selamanya tanganku mendekapmu
Takkan selamanya raga ini menjagamu
Keysha
melihat ayahnya di kastil, bertarung melawan Namba, raja kegelapan yang
berhasil mencuri belahan kristal merah dari negeri Selatan. Dia mengincar
belahan kristal yang tersimpan di negeri Utara dimana Curius, ayah Keysha
berkuasa. Jika kedua belahan kristal jatuh ke tangan Namba, maka kedamaian
dunia akan terancam.
Selasa, 01 September 2015
JEJAK SANG HITAM
Bel pulang berdering. Ku masukkan semua buku dan peralatan tulis ke dalam tas. Aku pulang lewat gerbang belakang. Kulihat Aldi bersama beberapa temannya sibuk bergerombol. Entah apa yang sedang mereka lakukan. Aku terus berjalan melewati mereka, menuju ke halte bus yang ada di jalan Slamet Riyadi. Sebuah bus berhenti, aku masuk ke dalamnya.
Minggu, 30 Agustus 2015
THE DARK HOLE (PART 2)
Sebelumnya ... The Dark Hole Part 1
Selasa, 25 Agustus 2015
GADIS : Memori Rindu
Telah tertulis
ribuan kata di atas putih kertas tanpa noda
kecuali aksara yang menggenang di antara tinta
menghitamkan lembar dengan kisah kisah
ribuan kata di atas putih kertas tanpa noda
kecuali aksara yang menggenang di antara tinta
menghitamkan lembar dengan kisah kisah
Sabtu, 15 Agustus 2015
JANJI TERAKHIR
Tera memandang jam
dinding yang ada di kamarnya. Hampir pukul dua belas. Beberapa detik lagi ia
akan meninggalkan usianya enam belas tahun. Ya, malam ini adalah ulang tahun
Tera. Namun yang ia dapatkan adalah kedukaan.
Senin, 10 Agustus 2015
Kamis, 30 Juli 2015
GADIS : Manis Perpisahan
Mengapa masih ada mendung yang kau sisakan di ujung mata
hingga tak mampu kelopak menahan derasnya bulir dalam rauman
bukankah, hari itu
di antara senyuman termanis bidadari bersenandung kidung
kau temukan aku melantunkan syair, tentang mu
selalu tentang mu, dan akan tetap begitu
karna tak mampu ku mengubah baitnya menjadi duka
meski itu pun adanya, dilema
hingga tak mampu kelopak menahan derasnya bulir dalam rauman
bukankah, hari itu
di antara senyuman termanis bidadari bersenandung kidung
kau temukan aku melantunkan syair, tentang mu
selalu tentang mu, dan akan tetap begitu
karna tak mampu ku mengubah baitnya menjadi duka
meski itu pun adanya, dilema
Sabtu, 25 Juli 2015
SEPENGGAL KISAH DI RUMAH TUA
Senin, 20 Juli 2015
BUKAN KAU ATAUPUN DIA
Kedua pasang mata itu beradu, penuh arti.
"Kebahagiaanku adalah aku berada disisimu saat kau
membutuhkanku. Mengusap air matamu saat kau tersedu. Mengangkat beban di
pundakmu dan membaginya bersamaku. Hingga kutemukan kembali senyuman manis di
bibirmu." Leo mengambil jeda. "Itulah kebahagiaan sejatiku."
Ashy menatap penuh cinta lelaki di depannya. Ingin ia tersenyum, tapi tak mampu. Bibirnya bergetar. Air matanya tumpah. Lalu ia pun tertunduk.
Ashy menatap penuh cinta lelaki di depannya. Ingin ia tersenyum, tapi tak mampu. Bibirnya bergetar. Air matanya tumpah. Lalu ia pun tertunduk.
Minggu, 05 Juli 2015
TENTANG OKTOBER
membawaku padamu ... and I remember
Ada basah dari germis yang kian manis
aku, kamu dan kisah kita
terikur dalam lamunan embun kaca jendela
senyum manja dan kerlingan mata
menjelma rasa, berbingkai cinta
aku, kamu dan kisah kita
terikur dalam lamunan embun kaca jendela
senyum manja dan kerlingan mata
menjelma rasa, berbingkai cinta
Rabu, 01 Juli 2015
BIARKAN WAKTU KAN MENJAWAB
Jikalau...
senja sore ini tak lagi jingga, mungkin waktuku tak lama
Maukah kau dengar, sayang
kisah bidadari melukis pelangi dengan air mata
pada setiap warnanya mewakili rasa
: cinta, sayang, kecewa
dan setiap hembusan nafas menasbihkan nama
Selasa, 30 Juni 2015
TITIP CINTA UNTUK AYAH
Langkah
langkah kecil berlarian
menerjang buih putih bibir pantai
tawa, senang, bahagia
di antara anak nelayan, menunggu
ayah mereka pulang
membawa secuil mimpi dari tengah lautan
: kan disimpan
hingga tiba, mereka tergantikan
Sabtu, 20 Juni 2015
GADIS : Luka Yang Perih
Gadis itu
merebahkan kakinya perlahan
pada hampar rerumputan, basah
hujan semalam masih sisakan embun
menganakkan dentum pada bulir pucuk daun
Tunggunya penuh harap
hingga kabut berhimpun, melesat
pudarkan pandang jiwa yang tersesat
sendiri, sepi menggelayuti
merebahkan kakinya perlahan
pada hampar rerumputan, basah
hujan semalam masih sisakan embun
menganakkan dentum pada bulir pucuk daun
Tunggunya penuh harap
hingga kabut berhimpun, melesat
pudarkan pandang jiwa yang tersesat
sendiri, sepi menggelayuti
Senin, 15 Juni 2015
Rabu, 10 Juni 2015
Jumat, 05 Juni 2015
MAAFMU
“Terima kasih. Kau
telah mempermudah jalanku,” suara David disusul tawa yang membahana.
Aku merasa bodoh
sekarang. Pesona David telah memperdayaiku. Seharusnya aku tidak menghiraukan
ajakan David untuk bersekongkol menjatuhkan kakakku, mengalahkannya dalam
pencalonan ketua OSIS. Sikap licik David telah berhasil membuatnya kalah telak
dengan suara hanya 181. Itu sangat jauh dibanding suara yang didapat David, 419
suara.
“Maafkan aku,” pintaku
pada Kak Irfan yang duduk di depanku. Ia hanya tediam, menahan marah. “Aku tak
bermaksud menjelek-jelekkan kakak,”
“Aku hanya kesal pada
kakak karena tidak memasukkan aku sebagai tim sukses,”
“Kau tidak masuk saja
telah berhasil membuat semuanya jadi berantakan, bagaimana kalau masuk, pasti
semua hancur.”
Senin, 01 Juni 2015
HATI UNTUK SHEILA
Buyar. Lamunanku tentangnya terpecah seketika saat pintu kamarku diketuk dari luar. "Kamu masih ngelamun aja, Nal. Cepat berangkat!"
"Eh, iya. Bu." Aku kenakan lagi benda bulat di jari tengahku, meskipun agak sedikit sempit tapi aku suka memakainya.
Pagi itu kuminta supir taksinya untuk mengendarai lebih cepat. Sesampainya di depan kantor, segera kubayar argonya dan aku berlari menghampiri lift yang dikerumuni banyak orang. Lift seakan berjalan lambat, sedang waktu berjalan terlalu cepat. Aku mengetuk perlahan pintu bosku dengan sangat hati-hati.
"Masuk!" Titahnya. Suara menggelegar itu hampir saja menciutkan nyaliku.
"Selamat pagi, pak!"
"Selamat siang!" Jawabnya tegas. Kumisnya yang lebat seakan mengancam keselamatanku.
"Maaf, Pak. Saya..."
"Duduk!" Aku menarik keluar kursi yang bersembunyi di bawah meja. Kini aku duduk tepat di depan bosku.
Sabtu, 30 Mei 2015
AKU & PAGI
By. Hana Aina
------------------------------------------------
Pagi ini, masih kurasakan denting semalam
saat rembulan kian angkuh, menekan
malam dengan cahyanya yang gemilang
dan malam
hanya terdiam
seolah menyerah pada amarah
yang ia simpan dalam senyuman
Hingga pagi ini
embun tak lagi bernyanyi
ia meneteskan bulirnya, sunyi
antara enggan dan sukacita
menggapai aksaranya
merangkainya dalam bait-bait kata
Aku masih terdiam
meski pagi telah menyapa
makin tersesat
dalam rasa dan pikiran tak nyata
akankah aku masih berduka?
atau menggila dalam suka yang fana?
-------------------------------------------------
Solo, 9 Juni 2012
------------------------------------------------
Pagi ini, masih kurasakan denting semalam
saat rembulan kian angkuh, menekan
malam dengan cahyanya yang gemilang
dan malam
hanya terdiam
seolah menyerah pada amarah
yang ia simpan dalam senyuman
Hingga pagi ini
embun tak lagi bernyanyi
ia meneteskan bulirnya, sunyi
antara enggan dan sukacita
menggapai aksaranya
merangkainya dalam bait-bait kata
Aku masih terdiam
meski pagi telah menyapa
makin tersesat
dalam rasa dan pikiran tak nyata
akankah aku masih berduka?
atau menggila dalam suka yang fana?
-------------------------------------------------
Solo, 9 Juni 2012
Senin, 25 Mei 2015
Lihatlah, Bu!
By. Hana Aina
Bu, lihatlah!
Mobil-mobil mewah berlalu lalang
seumpama angin, riang tanpa beban
dan aku berdiri di antaranya
terombang ambing
di tengah pusaran jaman
Bu, kemanakah aku harus mengadu?
jika hukum tak lagi berpihak padaku
saat sehat adalah mahal karena aku tak mampu
atau bodohku karena tak menuntut ilmu
Lihatlah aku, Bu!
tinggal kulit membalut tulang
terkungkung, menjadi bulanan para dewan
mereka bilang, bicara atas namaku
padahal, siapa mereka?
aku tak tahu
Masihkah kau dengar keluhku, Bu?
perutku tak lagi terisi, karena kini
beras adalah emas
dan tangis para bayi menjadi harmoni
karena susu yang tak terbeli
Bu, jangan berdiam diri
berbuatlah sesuatu
kepada siapa lagi aku akan mengadu
selain padamu,
Ibu Pertiwi-ku
Rabu, 20 Mei 2015
PING YANG NGGAK PINK
Add caption
|
Sepulang sekolah Jhenny ngajak Joni ketemuan di kantin belakang sekolah. Saat itu sudah sepi.
“Beib, jangan makan emping terus, yang lain, dong,” kata Jhenny sambil manyun. Jono yang sedari tadi asyik ngunyah emping terdiam. Remahan emping masih tertahan di mulutnya. Jhenny memperhatikan beberapa makanan ringan yang terhidang di hadapannya. Sepiring donat bolong, singkong keju, tempe penyet dan pisang madu, sudah semua dicicipin Jhenny. Sedang Jono hanya setia pada empingnya. Jangankan mencoba yang lain, melirik pun tidak.
Jono terdiam menelan lambat emping yang tertahan di tenggorokannya, sesaat kemudian melanjutkan ngemilnya. Jhenny yang sedari tadi bersamanya ngerasa dicuekin mengeluarkan si Cuping dari boxnya. Ya, Cuping si kucing kesayangannya. Dia juga membawanya ke sekolah. Hanya saja tak dibawa masuk kelas, tapi dititipkan pada bu Darni, penjaga kantin sekolah.
“Beib, jangan makan emping terus, yang lain, dong,” kata Jhenny sambil manyun. Jono yang sedari tadi asyik ngunyah emping terdiam. Remahan emping masih tertahan di mulutnya. Jhenny memperhatikan beberapa makanan ringan yang terhidang di hadapannya. Sepiring donat bolong, singkong keju, tempe penyet dan pisang madu, sudah semua dicicipin Jhenny. Sedang Jono hanya setia pada empingnya. Jangankan mencoba yang lain, melirik pun tidak.
Jono terdiam menelan lambat emping yang tertahan di tenggorokannya, sesaat kemudian melanjutkan ngemilnya. Jhenny yang sedari tadi bersamanya ngerasa dicuekin mengeluarkan si Cuping dari boxnya. Ya, Cuping si kucing kesayangannya. Dia juga membawanya ke sekolah. Hanya saja tak dibawa masuk kelas, tapi dititipkan pada bu Darni, penjaga kantin sekolah.
Jumat, 15 Mei 2015
PENYESALAN CIKA
Cika
merebahkan tubuhnya di atas sofa merah di ruang tengah. Ditariknya nafas
panjang, sesaat kemudian dihembuskannya perlahan. Seragam sekolah merah putih
masih melekat di tubuhnya. Mama Cika dengan berpakaian rapi muncul dari ruang
makan.
“Cika,
sudah pulang sayang. Makan dulu ya. Mama sudah siapkan di meja makan.” Kata
Mama pada Cika sambil menenteng tas tangannya. Mama berjalan ke arah Cika lalu
duduk di sampingnya.
“Sebentar
Ma. Cika sedang ngadem ni.” Sahut Cika, malas. “Mama mau ke mana?”
“Mau
belanja sebentar buat kebutuhan akhir bulan.” Mama membelai rambut Cika, anak
si mata wayangnya.
“Ikut
dong Ma.” Cika merayu Mama dengan manja. Ditarik-tariknya lengan baju Mama.
“Memangnya
kamu nggak ada PR atau ulangan?” Mama menatap wajah Cika dengan lembut. Cika
terdiam. Dia teringat PR matematika yang diberika bu Dewi seminggu yang lalu
dan sampai saat ini belum ia kerjakan. Belum lagi ulangan bahasa Indonesia
untuk besok. Tapi Cika sangat ingin ikut dengan Mama jalan-jalan.
Minggu, 10 Mei 2015
LUKISAN RAKA
Raka membuka gulungan
kertas yang sedari tadi digenggamnya. Kertas karton seukuran buku gambar besar.
Di sana, tadi malam ia melukis gambar kucing putih belang coklat dengan
menggunakan cat minyak. Itu adalah tugas dari Pak Yono, guru menggambarnya,
minggu lalu sebagai tugas liburan sekolah. Rencananya hari ini semua tugas akan
dikumpulan.
Raka menggelar
lukisannya di atas meja. Ia anak yang suka pamer. Ia ingin teman-temannya yang
melihat lukisannya lalu terkagum dan memujinya. Dan itu benar. Satu per satu
teman Raka mulai mengerumuni meja Raka karena ingin melihat lukisan kucingnya
dari dekat.
“Wah, Raka hebat, ya.
Bisa melukis sebagus itu,” Doni mendekat pada Raka. Teman-temannya lain yang
mendengar ucapannya jadi penasaran.
“Pasti susah, ya,
membuatnya?” Nando penasaran bagaimana Raka bisa membuat lukisan sebagus itu.
Selasa, 05 Mei 2015
KUNTILANAK SELEBRITI
Aku
duduk menikmati sepoi angin malam di teras rumah. Suasana sepi. Laptop di
depanku masih membuka layar word yang kosong. Tiga puluh menit terlewat tanpa
ada yang bisa aku ketik.
“Lo
nyari ide cerita apa kuntilanak, Gan?”
Teriakan
Ariel terdengar dari dalam rumah. Tapi kok suaranya sember gitu? Pasti dia
nggak jaga suaranya, padahal bentar lagi ultah Story dan dia harus nyanyi.
Tak
lama kurasakan desir semilir yang sangat dingin di sampingku.
Sementara
teh poci, sepiring tempe goreng dan bungkus coklat bertebaran di meja. Padahal
biasanya aku nggak serakus ini.
“Gan?”
Suara itu lagi. Kali ini sangat dekat.
“Astaghfirulloh..!!”
Aku kaget dengan sosok yang ada di sampingku. Sekonyong-konyong aku terlempar
mundur. Nafasku terengah-engah.
Jumat, 01 Mei 2015
ANDAI KUTAHU
Sore tadi Ariel membawakan sesuatu untukku. Sekotak
mungil yang dia genggam di tangan kirinya dan dia angsurkan ke telapak
tanganku.
"Bukalah saat menjelang tidur nanti," katanya. Aku
tak sabar menanti malam. Aku ingin segera membuka kotak mungil berbungkus pink
itu.
Kini malam telah menjelang. Kantukku mulai menyerang. Aku
bersiap membuka kotak itu, ketika tiba-tiba ringtone yang aku setel khusus
untuk Ariel berbunyi.
"Ya?” Sapaku dengan heran.
"Beib, maaf... salah ngasih kotak. Jangan dibuka ya.
Pliss." Omaygot… Jadi apa isi kotak ini dan untuk siapa? Tanyaku
menyeruak.
“Tapi....” Telfon terputus sebelum tanyaku terlontar. Aku
bingung, bimbang, bercampur penasaran. Harus aku buka. Lagipula kotak itu sudah
terlanjur diberikan untukku. Satu persatu aku lucuti bungkusnya. Ternyata ada
sebuah kotak kecil lagi di dalamnya. Segera saja aku buka. Sebuah cincin. Ya
Tuhan, betapa bahagianya aku, sebuah cincin yang indah. Tapi tunggu dulu. Kotak
ini bukan untukku, lalu untuk siapa?! Ada surat di dalamnya.
Langganan:
Postingan (Atom)