Wah, nggak terasa sudah ganti tahun, ya, BESTie! Apa kabar resolusimu 2022? Apapun hasilnya, selamat ya. Kamu sudah bisa melalui tahun lalu dengan baik.
Bagiku, tahun lalu banyak memberi pelajaran. Terutama
pelajaran hidup, hehe. Termasuk dalam pencapaian resolusi. Apakah semua
tercapai? Nggak juga, sih. Ada beberapa yang tercapai, ada yang setengah
tercapai, ada juga yang gagal. Etapi ada sesuatu yang nggak kumasukkan dalam
resolusi, malah bisa kuraih tahun lalu.
Hidup memang penuh misteri, ya. Apa yang aku inginkan
belum tentu terlaksana, apa yang tidak kupikirkan justru bisa kuraih dengan
mudah. Emang kalai rezeki nggak akan kemana.
Baca juga
>>>
Resolusiku Tahun Lalu
Tahun lalu aku hanya membuat resolusi sebatas aktivitas
membaca. Dalam resolusiku, aku menargetkan membaca sebanyak 60 buku. Aku
memprioritaskan membaca buku-buku yang sudah kupunya. Dengan kata lain, aku
berusaha mengurangi timbunan buku di almari.
Sejauh ini, aku berhasil membaca sebanyak 17 buku. Hanya
25% dari target membacaku. Meski nggak 100% berhasil melaksanakan targetku, aku
tetap merasa bersyukur. Dari 17 buku yang kubaca, hanya ada 1 buku baru.
Selebihnya aku ambil dari timbunan bukuku.
Lumayan, sih, ya. Ada 16 buku yang sudah bisa
kukeluarkan dari rak buku. Biasanya setelah kubaca, buku-buku itu akan
kusisihkan. Kalau kurasa tidak akan kubaca lagi, aku memberikannya pada orang
lain.
Bagiku, ini sebuah prestasi lainnya, sih. Tahun ini
aku hanya membeli 1 buku baru saja. Itupun karena kebetulan aku penasaran
dengan genre novel yang baru diluncurkan tahun 2022 ini. Di pertengahan tahun,
tiba-tiba saja aku ingin membaca cerita genre fantasi dan petualangan.
Kebetulan juga novel fantasi ini dilaunching. Langsung cus aja beli!
Selama tahun 2022 ini memang aku berusaha menahan diri
untuk tidak membeli buku baru. Seperti kebanyakan para pecinta buku, kecepakan
membeli buku lebih cepat dari pada membaca. Alhasil, aku punya banyak buku yang
belum kubaca. Inilah yang kusebut sebagai timbunan buku.
Sebenarnya salah satu alasan kenapa aku suka membeli
buku adalah momen yang tepat. Dalam artian, kebetulan ada pameran buku, ada
bazar buku, ada cuci gudang di toko buku. Biasanya even seperti ini harga buku
lebih murah. Aku sebagai pecinta buku langsung ngiler, dong. Cus langsung
borong!
Percaya atau tidak, Aku akan menyesal kalau sampai
nggak beli buku-buku incaranku. Kalau ditunda besok-besok, belum tentu juga
buku itu stoknya masih ada. Belum tentu juga harganya akan semiring itu. Dari
pada kepikiran terus, lebih baik angkut semua.
Itu sih pemikiranku dulu. Sekarang aku berusaha
mengurangi membeli buku. Habiskan dulu stok buku yang ada, baru boleh beli buku
lagi. Aku membuat peraturan baru bagi diriku sendiri. Aku tidak akan membeli
buku sebelum membaca 10 buku. Yup! Aku harus membaca 10 buku timbunan dulu,
baru boleh beli 1 buku baru.
Nih, aku spill buku apa saja yang kubaca di tahun 2022
ini:
- Daun Berserakan – Palgunadi T. Setyawan
- Never Give Up, Keep Fight! – Multitama Communications
- Keajaiban Rutinitas – Sifah Nur
- Nulis Diary, yuk! – Ummu Harits
- I Hate Diet – Julia Baltschun
- Manajemen Diri – M. Ahmad Abdul Jawwad
- Breakfast in Bed – Sandra Brown
- Samuel, Samantha, and Me – Sofie Beatrix & Didi Cahya
- Kitab rasa – Puthut EA
- A Night of No Return – Sarah Morgan
- 101 Hari Menulis & Menerbitkan Novel – R. Masri Sareb Putra
- Agatha Mystery – Sir Steve Stevenson
- Suddenly Last Summer – Sarah Morgan
- Misteri Buku L/G – Josua Tarida Panjaitan
- 5 Reasons and More – Galaxydust
- Love in Marrakech – Irene Diyah
- Alamanda dan Sihir yang Berujung Salah - Nellaneva
Baca juga >>> 7 Aktivitas yang Bikin Penulis Nggak Lagi Stuck
Perjalanan Literasiku Tahun Lalu
Dalam kegiatan literasi, aku memang fokus dengan
kegiatan membaca. Selain membaca untuk diriku sendiri, aku juga membuat review
untuk buku yang sudah kubaca. Aku membuat mini review di instagramku
hanaandbooks. Sedangkan untuk full review, aku biasa menuliskannya di blog ini.
Tahun ini aku mendapat kehormatan bekerjasama dengan
salah satu platform membaca dan menulis online cabaca app. Saya diminta
mereview salah satu novel yang sudah launching di aplikasi tersebut berjudul 5
Reasons and More. Novel itu bergenre fanfic dengan cerita percintaan khas anak
muda.
Ini adalah sesuatu yang baru bagiku. Aku terbiasa
membaca novel bergenre chicklit. Namun kali ini aku harus membaca teenlit.
Meski begitu, aku sangat menikmatinya. Penulisnya mampu menyajikan cerita lucu
dengan romansa anak SMU. Bahasanya pun mengalir sehingga cerita itu bisa
dinikmati semua usia.
Selain aktivitas membaca, tahun ini aku juga mulai
menulis cerita fiksi lagi. Biasanya aku menulis fiksi di blog ini. Namun tahun
ini aku memberanikan diri menulis fiksi di beberapa platform menulis online.
Silakan berkunjung untuk membaca cerita-ceritaku di wattpad dan gwp-id ini.
Untuk mendukung kegemaranku menulis fiksi, tahun ini
pula aku bergabung dalam sebuah komunitas menulis. Sebagian besar penulis yang
bergabung di komunitas ini adalah penulis fiksi. Ini salah satu usahaku untuk
mendapat support system agar aku tetap semangat menulis fiksi.
Saat akan bergabung menjadi member, aku mendapat tugas
untuk menulis novel yang harus selesai kurang dari sebulan. Ini sebuah
tantangan bagiku. Aku yang biasa menulis cerita pendek, kali ini harus menulis
novel yang tentunya lebih komplek dari cerpen.
Mau tidak mau, aku harus bisa menyelesaikan tugas
menulis novel ini. Aku banyak membaca buku teori tentang menulis novel. Ini aku
butuhkan untuk membantuku mempersiapkan naskah novel. Mulai dari cara membuat
sinopsis, outline, alur, sampai konflik yang akan kumasukkan dalam cerita
novelku.
Novelku selesai meski aku menulisnya dengan grogi. Aku
sudah melakukan yang terbaik. Tinggal menunggu hasil. Alhamdulillah, beberapa
waktu setelahnya, aku mendapat kabar kalau aku lolos menjadi member komunitas.
Bukan hanya itu, novel yang kutulis juga diminati oleh editor sebuah penerbit
mayor. Sujud syukur banget!
Percaya atau tidak, menerbitkan novel di penerbit
mayor bukan termasuk salah satu resolusiku tahun ini. Aku bahkan belum
memikirkannya sama sekali. Mungkin sudah rizki kali, ya. Ini malah terjadi,
haha … Emang, kalau sudah rizkinya tidak akan kemana.
Akhirnya, tahun ini aku punya novel solo. Sah sudah
aku menjadi seorang penulis. Karena sebelumnya ada yang pernah menyindirku. Dia
bilang, tidak akan disebut penulis kalau belum punya buku solo. Lah? Jadi
selama ini, aku yang banyak ikutan seleksi naskah antologi, gak termasuk
penulis, gitu? Padahal setahuku, dalam KBBI pun, penulis adalah orang yang
menulis. Tidak ada pengotakan dia menulis untuk antologi ataupun buku solo,
haha. Kocak emang!
Baca juga
>>>
Resolusiku Tahun Ini
Dalam kegiatan literasi, aku masih menuliskan resolusi
yang sama seperti tahun kemarin. Aku masih menargetkan membaca sebanyak 60 buku
baik fiksi maupun non fiksi. Tentu saja, buku-buku tersebut adalah timbunan di
almariku. Itu berarti, aku akan tetap memprioritaskan membaca buku yang sudah
ada.
Aku juga akan tetap meminimalkan membeli buku.
Kemungkinan besar aku masih akan menerapkan peraturan yang sama. Membaca 10
buku untuk membeli 1 buku. Menurutku ini akan lebih fair. Buku lama tetap akan
terbaca, tapi aku masih tetap bisa membeli buku baru.
Di tahun ini, aku juga akan menargetkan menyelesaikan
beberapa naskah novel. Kalau tahun kemarin hanya 1 naskah saja, maka tahun ini
paling tidak ada 2 naskah novel yang ingin kuselesaikan. Aku juga berencana
mengirimkannya ke penerbit. Semoga saja di tahun ini aku diberi kesempatan
menerbitkan naskah novelku lainnya. Aamiin.
Sebagai penutup, aku akan bercerita sedikit tenang challenge yang aku ikuti tahun lalu. Namanya Goceng Challenge. Challenge ini mengharuskan setiap peserta yang sudah selesai membaca 1 buku untuk menabung Rp. 5.000.- Hasil menabung akan dibongkar di akhir tahun.
Kalau dilihat dari ceritaku di atas, pasti sudah pada
tahu, dong, berapa banyak isi tabunganku di challenge ini. Yup! 17 x Rp.
5.000.- = Rp. 85.000.-
Huahoho … Uang ini bisa kupakai buat membeli buku baru
lagi, haha. Lumayan kan, ya, meski hanya dapat 1 exp saja.
Untuk tahun 2023, aku akan tetap mengikuti challenge
ini. Selain memotivasiku untuk terus membaca, challenge ini juga mengharuskanku
menabung. Sekali jalan, dapat dua keuntungan sekaligus. Asyik, kan!
Baca juga >>> Lakukan 5 Trik Ini Agar Paragraf Pertamamu Menarik
~ Hana Aina ~
Baca juga, ya ...
Waaa, asik bangetttt nih mba Hana.
BalasHapusMemang semangat literasi kudu diniatkan bgt sejak awal.
Ide nabung goceng luar biasa mbaaa
Aaaaaah keren sekali resolusinya. 60 buki dalam setahun. Meski cuma 17 buku dalam setahun termasuk keren banget loh mbak.Aku sendiri kayaknya dah jarang baca buku cetak. Padahal dulu aku suka banget baca buku. Sekarang yaa hanya jd timbunan buku di rak
BalasHapusAku menanti novelmu launching Mak. Moga sukses, lancar, laris manis. Kita bikin bedah novel bareng emak-emak lain gimana?
BalasHapusMasya Allah mbak Hana keren banget sih :D Aku malah sudah lama ga membanaca buku hihihi :D Resolusi mbak dapat menjadi inspirasi bagi para pencinta buku maupun mereka yang tidak. Budaya membaca masyarakat memang mesti ditingkatnya. Oh ya, semoga sukses ya novelnya, semoga muncul lagi karya-karya lainnya aamiin.
BalasHapusAsik banget resolusi terkait membacanya...kak.
BalasHapusDan barakallahu fiik yaa...berhasil menerbitkan buku di penerbit mayor.
Tentu menjadi kepuasan tersendiri ketika Allah memberikan bonus yang luar biasa.
Semoga 2023 semakin banyak kejutan Manis lainnya terkait dunia kepenulisan.
Semangat membaca dan berkarya.
Semoga terlaksana ya mba, menelurkan banyak karya untuk pembaca.. resolusinya wah membaca dengan banyak buku itu. Menurut aku udah banyak. Aku belum baca buku nih di 2023, menulis tanpa baca buku rasanya kurang yaaa
BalasHapusKeren mbak, menulis novel dalam waktu satu bulan saja, dan awalnya hanya untuk syarat seleksi bergabung dengan komunitas penulis, malah novelnya dilirik editor penerbit mayor.
BalasHapusSemoga semua resolusi di 2023 bisa terlaksana ya, jumlah buku yang dibaca makin banyak, bisa menulis dan menerbitkan novel lagi
wah seru juga ya literasi challenge ini mba. Target 60 bukan bauanyaak lho, meskipun Mba Leyla akhirnya hanya menyelesaikan 17 tapi lumayan banget. Kayaknya aku jd terinspirasi untuk buat menerapkannya ke anak2. jd 1 buku yang mrk mendapat tabungan tertentu dan 1 tahun bisa diserahkan ke mereka. waah makasih idenya mba
BalasHapusaduu bener banget ini, timbunan buku menumpuk tanpa sempat dibaca. boleh juga caranya dengan kalau sudah selesai beberapa buku baru boleh beli buku yang baru. oke juga ya caranya, kita tetap bisa beli buku tanpa menimbun buku terlalu banyak jadinya.
BalasHapusDari challenge membaca buku sampai challenge nabung goceng, keknya seruuuu :D
BalasHapusBTW aku jd disentil nih baca postingan ini krn tadinya 2023 salah satu resolusiku adalah memperbanyak baca buku, eh sampai hari ke-11 bukunya blm tersentuh huhu. Baiklah ntr malam aku bacaaaa :D
Mba seru sama kayak aku kalau beli buku pas ada event khusus karena emang harganya jadi diskon. Smoga terkabul resolusinya ya dan jadi memotivasi aku jugaa
BalasHapuside menarik nih untuk goceng challenge. Aku dan anakku menulis buku apa saja yang sudah kami baca. Tahun lalu sudah baca banyak tapi enggak ditulis.
BalasHapusmakasih yaa ide literasi membaca ini.
Kok kita sama yah, pernah kesindir juga sama seseorang yg mengatakan belum bisa disebut penulis kalau belum punya buku solo, hahaha. Ya udahlah yah kita tetap nulis saja biar takdir yang membawa setiap tulisan kita kemana yg Allah mau.
BalasHapusIni resolusiku juga. Tahun 2023 kudu banyak baca buku. Udah numpuk beli hampir tiap tahun, tapi bacanya entah kapan.
BalasHapusSemoga resolusinya terwujud ya. Jadi inget blog bukuku yang nganggur. Kemarin-kemarin baca buku dan gak pakai review. Mungkin kini saatnya mulai lagi
BalasHapusWah keren mbak
BalasHapusBanyak juga buku yang dibaca sepanjang tahun 2022
Suka baca buku fiksi ya mbak
Wah keren lohh Hana, udah bisa menyelesaikan 17 buku meski tak sesuai rencana ya. Seru juga tuh challenge nabung goceng untuk finish satu bukunya, keren lah. Aku setahun kemarin baru baca 7 buku, masih belum bisa fokus baca
BalasHapusaku belum beli buku nih di awal 2023 ini. tau diri banget karena masih ada beberapa buku yang ta beli di tahun 2022 belum ta baca huhuhu
BalasHapusBoleh juga tuh goceng challenge-nya. Memacu diri kita untuk rajin membaca. Aku termasuk yang punya timbunan buku banyak nih. Udah membatasi diri untuk tidak beli2 buku baru. Tapi begitu lihat penulis favoritku ngeluarin buku baru, wah waaahh... tidak sanggup untuk tidak beli deh. Aku salah satu penggemar buku thriller detektif Cormoran Strike karya Robert Galbraith (JK. Rowling).
BalasHapusWaah keren mbak, segitu sih banyak banget yang udah dibaca. Aku kayaknya tahun lalu baca buku cuma hitungan jari. Kebanyakan screen time-nya. Tahun ini mau banyak baca juga tanpa distraksi, mungkin aku bakalan beli kindle biar lebih fokus baca. Hehe.
BalasHapusWow wow keren sudah baca 16 buku dan bisa disumbangkan bukunya kepada yang butuh, tahun 2022 aku baca 91 buku mungkin karena masih pandemi jadi lebih banyak di rumah, sayangnya hanya sedikit yang kuulas di blog huhu
BalasHapusKereeen banget literasi challnge apa kabar akuu yg blm sempet baca buku btw baca novel online masuk kategori ga ya bun....
BalasHapusSemoga th 2023 target2nya tercapai ya mak...
Wah kren banget mba hana resolusinya, saya juga harus bisa mba.
BalasHapusSelamat mba atas novel Solonya.. ikut senaang. Bener banget knp ya byk yg bilang klo blm bikin buku solo itu bkn penulis. Sama macam kalo punya pekerjaan gak menghasilkan uang gak bs dibilang pekerjaan
BalasHapusAyo kakak semangaaatt moga2 tahun ni bisa lebih banyak baca buku ya. Alhamdhulilah thn kmr xukup banyak buku yg kubaca dan tabun ni pengen ditingkatkan lagi ah
BalasHapuslistnya lumayanpanjang ya mba tapiin sya Allah kalau diniatkan pasti bisaaaa. Semangat untuk menyelesaikan buku -buku asyik ini ya mba
BalasHapusWah keren mba hanaa. Aku malah ga menamatkan buku satupun. Huhu. Dan aku belum punya resolusi apa-apa tahun ini. Sepertinya aku bisa contek resolusi mba hana untuk baca buku yang ada dirumah. 10 aja deh kalau resolusoku
BalasHapus