Sinopsis
Feli yang patah
hati ditinggal nikah kekasihnya, ingin menghibur diri dengan pergi minum. Dalam
keadaan mabuk, dia bertemu Biyan lalu berakhir di ranjang. Mereka berpisah
dengan perselisihan. Beberapa waktu kemudian Feli hamil dan memutuskan
mengandung bayinya tanpa berusaha menghubungi Biyan. Seiring berjalannya waktu,
Feli bertemu kembali dengan Biyan yang ternyata atasannya. Biyan menebak bayi
yang dikandung Feli adalah anaknya, tapi Feli menyangkal. Meski begitu, Biyan
yang sudah dituntut orangtuanya segera menikah dan memberi keturunan, berusaha
meluluhkan hati Feli dan bersedia bertanggungjawab. Feli akhirnya mau menikah
dengan Biyan demi bayinya. Awalnya dia beranggapan, Biyan dan keluarganya hanya
peduli pada bayinya. Namun prasangka Feli runtuh dengan perlakuan Biyan dan
mertuanya yang tidak hanya perhatian pada bayinya tapi juga pada dirinya.
Baca juga >>> [Book Review] 5 Reasons and More - Saat Jatuh Cinta Membutuhkan Alasan
Review
Patah hati memang
bikin orang bisa melakukan hal yang tidak biasa. Mungkin orang lain lebih suka
menangis berhari-hari, menarik diri dari pergaulan, nggak mau makan, dl, tapi
Feli memilih minum sebagai pelariannya.
Kisah
bergenre romance dengan POV 3 tunggal ini menghadirkan kegalauan Feli,
perempuan yang hamil tanpa suami, antara mempertahankan ego atau mempertaruhkan
masa depan bayinya.
Feli
tersinggung dengan sikap Biyan yang memperlakukannya seperti perempuan
panggilan dengan memberinya sejumlah uang setelah one night stand yang mereka lakukan. Semenjak itu Feli tidak mau
tahu lagi tentang Biyan. Namun saat Feli hamil, kegalauan mulai menyelimuti.
Apalagi saat Feli kembali bertemu dengan Biyan, lalu mempertanyakan janin di
kandungannya. Namun Feli menyangkal meski dalam hatinya dia galau. Di satu sisi
Feli tidak ingin terlihat lemah di depan Biyan dan menunjukkan dia bisa
membesarkan bayinya tanpa lelaki itu. Namun di sisi lain, anaknya butuh sosok
ayah. Sampai di sini kebayang nggak sih gimana galaunya Feli.
Di kisah
ini sosok Feli digambarkan sebagai perempuan mandiri, keras kepala, dan sukses
di dunia kerja. Dia melakukan kesalahan karena patah hati ditinggal nikah
kekasihnya. Sayangnya kesalahan itu sangat berbekas dalam hidupnya dan membuat
hidupnya berubah total. Menjadi calon ibu membuatnya tidak lagi bisa memikirkan
diri sendiri. Dia juga harus memikirkan bayinya juga. Feli merasa harus
bertanggung jawab dengan apa yang telah dilakukannya. Karenanya Feli memilih
mengandung janinnya dari pada mengugurkannya. Feli juga sosok yang teguh
pendirian. Saat ada lelaki lain yang sangat mencintai dan menyayangi dirinya
dan janinnya, Feli menolaknya. Dia tetap ingin sendiri.
Sedangkan
Biyan, digambarkan sebagai anak tunggal dari keluarga kaya. Dia beranggapan
semua masalah bisa diselesaikan dengan uang, termasuk saat terlibat cinta satu
malam dengan Feli. Biyan dituntut orangtuanya segera menikah dan memberi
keturunan. Biyan yang yakin janin di kandungan Feli adalah anaknya, berusaha
meluluhkan hati Feli agar perempuan itu mau menikah dengannya. Bagi Biyan, ini tuh
seperti kata pepatah … sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui,
nggak sih. Di satu sisi dia sudah disuruh buruan nikah, di sisi lain dia sudah
punya calon istri yang mengandung anaknya.
Aku dibawa
hanyut oleh prasangka dan dugaan yang menjejali pikiran Feli. Selayaknya
kebanyakan manusia, Feli juga juga sering berpikiran negatif terutama terhadap
Biyan. Itu sebabnya Feli sering menghindar dari Biyan atau bahkan
mengacuhkannya. Namun, meski diperlakukan demikian, Biyan tetap sabar terhadap
Feli. Lelaki itu merasa perlakukan Feli padanya adalah balasan karena lelaki
itu tidak mendampinginya selama masa awal kehamilan berat yang dialami Feli.
Biyan
melakukan apa saja untuk membuat Feli nyaman dan merasa bahwa dia tidak
sendiri. Ada Biyan yang kini bersama Feli. Biyan yang biasanya tidak peduli,
kini lebih perhatian pada Feli. Dibantu teman Feli, Mita, Biyan berusaha
mendekati Feli. Bahkan Biyan sampai mau menemani Feli saat pemeriksaan USG.
Dari sinilah sisi kebapakan Biyan mulai tersentuh. Bahkan saat Feli berusaha
pergi diam-diam, Biyan membuntutinya untuk memastikan Feli baik-baik saja.
Tokoh utama
yang kusuka, Mita. Meski bukan tokoh utama, teman Feli ini selalu membantu
menyatukan Biyan dan Feli. Mita tahu betul betapa susahnya Feli mempertahankan
kehamilannya seorang diri. Dia butuh pendamping yang mensupportnya di masa
kehamilan hingga melahirkan nantinya. Di sisi lain, Mita melihat ketulusan
Biyan, karenanya dia berkenan membantu Biyan. Menurutku, seperti inilah
seharusnya seorang teman. Harus objektif. Kalau memang salah, katakan salah.
Bukan selalu membenarkan meski sebernya salah. Ini sih jatuhnya malah
menjerumuskan.
Baca juga >>> [Book Review] Tips Asyik Nulis Diary ala Buku Nulis Diary, yuk!
Kisah ini
ditulis dengan bahasa ringan dan mengalir. Ada beberapa cuplikan adegan dan
dialog di kisah ini yang menurutku bagus. Aku spill, ya …
“Yakinlah ada
sesuatu yang menantimu selepas keikhlasanmu, sehingga kamu lupa rasanya patah
hati. Nikmati karirmu, nikmati hidupmu, semua itu lebih dari segalanya. Banyak
yang menginginkan posisimu, sukses, cantik, dan idaman para lelaki.”
[Hal
: 19]
“Menjadi
dewasa itu sulit, tapi tahukah kalian para wanita, kami pria dewasa, ketika
kami memilih pasangan hidup, bukan hal itu yang menjadi pertimbangan kami.
Setiap orang memiliki masa lalunya masing-masing. Tentu yang kami fokuskan
adalah masa depan. Dan seorang pria harus melihat perempuan sebagai manusia
yang perlu dihargai dengan pemikirannya yang bijaksana.”
[Hal
: 20]
“Jangan terus
berpijak pada kekecewaan dan kesedihan masa lalu, karena saat ini, ada calon
anakmu yang membutuhkan masa depan. Ingatlah, ini smeua bukan sekedar tentang
kesalahan masa lalu, tapi bagaimana kamu melangkah ke depan dengan memberikan
yang terbaik untuk anakmu. Jangan hanya memikirkan dirimu saja, tapi
pikirkanlah masa depan anakmu.”
[Hal
: 70]
“Berhenti;ah
memasang tembok raksasa karena aku yang pernah salah ini tidak akan mudah
menyerah. Seperti kamu yang nggak mudah menyerah menjalani hari selama tiga
bulan tanpaku. Aku akan menggantinya.”
[Hal
: 111]
“Bukan
seberapa keras kamu berjuang, tapi seberapa keras kamu mau mencoba.”
[Hal
: 112]
Baca juga >>>
Meski ini
hanya cerita fiksi, tapi bisa jadi pernah terjadi nyata di tengah kehidupan
kita. Apapaun cerita itu, cukup hilangkan bagian buruknya dan ambil hikmahnya. Setiap
cerita pasti ada hikmah. Di cerita ini, aku mendapat beberapa pelajaran dari
alur cerita dan tokohnya …
- Belajar ikhlas. Di dunia ini banyak hal yang tidak bisa kita
kendalikan. Bisa jadi hal-hal seperti ini akan membuat kita kecewa dan marah.
Bahkan ada beberapa orang yang merasa tertekan berada di posisi ini. Salah satu
cara mengatasinya adalah dengan mengikhlaskan lalu berdamai dengan keadaan.
- Kehadiran anak bisa mengubah hidup kedua orang tuanya. Biyan yang awalnya cuek kini lebih perhatian. Feli
yang ego tinggi, kini lebih memaafkan. Mereka berdua berubah demi calon anak
mereka. Perubahan yang mereka lakukan tentunya mengubah pula situasi menjadi
lebih baik lagi.
- Kesabaran dan kegigihan akan membuahkan hasil. Meski diperlakukan tidak menyenangkan oleh Feli,
Biyan tetap tidak putus asa. Dia mencari berbagai cara agar bisa meluluhkan
hati Feli. Biyan meminta bantuan Mita, mengikuti kemana saja Feli pergi,
memberi banyak hadiah untuk Feli dan anaknya, hingga berkomitmen untuk
menikahinya. Dari sini Feli melihat ketulusan Biyan. Ibarat kata seperti batu keras,
saat terus menerus diterjang air, perlahan batu itu pun akan terkikis dan
hancur.
- Bertanggungjawab. Setiap orang pernah melakukan kesalahan. Termasuk
Feli dan Biyan. Meski kesalahan tersebut tidak disengaja karena mereka
melakukannya dalam keadaan mabuk, mereka tetap bertanggungjawab dan menerima
konsekuensinya. Pada akhirnya mereka bersatu dan bekerjasama, menikah dan
berjanji membesarkan anak mereka bersama.
- Jauhi minuman beralkohol. Masih banyak pilihan minuman enak kok di dunia dan
minuman alkohol tidak termasuk di dalamnya. Di samping itu, semua orang tahu
dampak buruk dari minuman beralkohol. Setelah minum alkohol ntar jadi nggak
terkontrol sikap, tingkah laku, dan pikirannya. Bahkan tidak jarang efeknya
membuat badan sakit dan lupa apa yang sudah dilakukannya. Seperti yang terjadi
pada Feli dan Biyan di kisah ini.
Data Buku
Judul
:
Baby and Me
Penulis
:
Ainun Nufus
Penerbit
:
Gramedia Pustaka Utama
Tebal
:
203
halaman
Tahun
:
2017.
Baca juga >>>
Skor
🌠 4/5
~ Hana Aina ~
Baca juga, ya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berbagi komentar ^^