Data
Buku
Judul :
Pre Wedding Rush
Penulis :
Okke "sepatu merah"
Penerbit :
Stiletto Book
Tebal :
204 halaman
Tahun :
2013
Sinopsis
Menina tiba-tiba dilamar Dewo,
kekasihnya. Namun Menina masih ragu. Apalagi setelah dia bertemu dengan lelaki
dari masa lalunya, Lanang. Seharusnya Menina pergi ke Surabaya untuk bertemu
dengan keluarga Dewo dengan naik pesawat, namun dia membatalkannya dan memilih
naik kereta. Ini bukan tanpa alasan. Dia naik kereta bersama Lanang.
“Maukah
kamu menjadi istriku?” ulangnya, gelisah. Menjadi istri Dewo? Waduh!
Halaman
: 29
Aku
sadar aku tidak pandai berbohong, tapi aku juga masih belum mau memberitahukan
Dewo alasan sebenarnya. Aku belum cukup gila menjawab bahwa perubahan ini
terjadi karena ajakan Lanang, mantan pacarku.
Halaman
: 54
Lanang benar-benar telah membuat
perasaan Menina jadi tak karuan. Lelaki itu membawa rasa dan kenangan masa lalu
mereka kembali. Ini membuat Menina terbuai. Lanang tak pernah berubah. Dia
tetap menjadi pribadi yang bebas dan seenaknya sendiri. Tapi di situlah Menina
menyukainya. Bahkan dia berani berbohong pada Dewo agar dapat mengahabiskan
waktu bersama Lanang di Jogja.
“Gila,
ternyata gue kangen sama lo. Dan segala keenggak-jelasan lo.” Cetusnya
perlahan.
Gue juga.
Ujarku dalam hati, sembari mengaduk kopiku.
Halaman
: 104
Tidakkah
Lanang tahu, apa yang diperbuatnya benar-benar mengacak-acak perasaanku? Sudah
lama aku tidak merasa seperti ini. Merasa ... jatuh cinta?
Halaman
: 106
Selama di Jogja banyak hal tak terduga
terjadi. Mulai dari bencana gempa bumi yang meluluh lantakkan sebagian Jogja,
hingga kehadiran seorang perempuan yang mengaku mengandung anak Lanang.
Kejadian demi kejadian tersebut menyadarkan Menina, betapa dia telah bersalah
kepada Dewo yang sangat menyintainya.
“Lo ... nggak rela gue nikah dengan
Dewo?” Aku memberanikan diri untuk menembaknya.
“Apa masih pentig, Nin? Gue rasa
anggak, udah nggak penting.” Jawab Lanang. Ia sama sekali tidak menatapku.
Halaman
: 153
“I am pregnant, Nang.” Sura lirih
Ayako terdengar bagaikan ledakan di telingaku. Tanpa sadar aku menahan napas
selama beberapa saat. Tubuhku menegang.
Halaman
: 165
“A-aku mau pulang besok.” Aku menjawab
tergagap-gagap.
“Oh, oke.” Ya Tuhan. Ia bahkan tidak
menanyakan bagaimana kabarku! Aku merasa asing di mata Dewo yang kutelepon
sekarang.
Halaman
: 177
“Aku tidak akan pernah mau memaksa
kamu menyetujui pernikahan ini....” Manik mata Dewo menatapku lurus-lurus,
sangat tajam. Pandangan itu sangat membuatku merasa transparan.
Halaman
: 192
Review
Ngomongin soal mantan itu memang nggak
akan ada habisnya, ya. Terkadang, mantan bisa yang menjelma sebagai sahabat.
Meski hubungan percintaan sudah putus tapi persahabatan masih tetap berjalan.
Etapi menjalani hubungan seperti ini juga musti waspadanya. Takutnya nanti CLBK,
alias Cinta Lama Belum Kelar. Bisa jadi mantan yang model begini bisa menyebabkan
hubungan selanjutnya menjadi bubar jalan. Karenanya tak salah jika ada yang
bilang, buanglah mantan pada tempatnya, haha.
Begitu pula dengan kisah ini. Kisah
sepasang mantan yang kembali dipertemukan. Menina kini sudah berhubugan dengan
Dewo. Saat mereka kembali dipertemukan, rupanya Lanang masih berharap pada
Menina. Menina pun yang sekilas mampu move on dari Lanang, kini kembali baper. Huahohoho.
Hati–hati nih sama mantan yang moodel begini. Bisa mengganggu stabilitas
hubungan yang sekarang, hihi.
Di cerita ini, saya gemas dengan tokoh
Menina. Dia tidak tegas. Memang sih, Lanang adalah kekasihnya. Tapi itu dulu.
Sekarang dia berhubungan dengan Dewo, bahkan sudah dilamarnya. Apakah dia tak
memikirkan perasaan Dewo kalau tahu dia masih ada rasa dengan mantannya? Eh, kenapa
malah saya yang baper, ya, haha. Begitu juga dengan Lanang. Nih cowok gemar
menggantung perasaan perempuan. Emang dikira perasaan perempuan itu tali
tambang kale, ya. Ditaruk ulur tarik ulur, hmm .... Duh, sepertinya mereka
berdua memang ditakdirkan sama. Sama-sama nggak jelasnya, haha.
Cerita ini ditulis dengan POV orang
pertama tunggal, sehingga saat membacanya seolah saya adalah tokoh utamanya,
yaitu Menina. Cerita ini memiliki setting tempat di beberapa kota, dari ujung
Pulau Jawa ke ujung yang lainnya. Ada Bandung, Jogjakarta, dan juga Surabaya. Latar
settingnya pun kuat, terutama Jogja. Ini bisa dilihat dari pemilihan nama tokoh
yang njawani, penggunaan bahasa lokal dalam dialog-dialognya, serta
dimasukkannya peristiwa gempa bumi yang sempat menimpa Jogja beberapa tahun
lalu.
Manurut saya, beberapa adegan dan dialog dalam novel ini membuatnya lebih tepat jika diperuntukkan bagi pembaca dewasa. Cerita ini memiliki ending yang bagus dan manis. Saya tidak menduga sih dengan akhir cerita yang begini. Tapi saya suka.
Skor
3 dari 5 bintang
Baca juga, ya ...
Kyak nya bukan selera aku banget nih buku
BalasHapus:D :D :D
Hapus