Sabtu, 15 September 2018

[Book Review] : Pre Wedding Rush



Data Buku
Judul          :    Pre Wedding Rush
Penulis      :    Okke "sepatu merah"
Penerbit     :    Stiletto Book
Tebal         :    204 halaman
Tahun        :    2013


Sinopsis
Menina tiba-tiba dilamar Dewo, kekasihnya. Namun Menina masih ragu. Apalagi setelah dia bertemu dengan lelaki dari masa lalunya, Lanang. Seharusnya Menina pergi ke Surabaya untuk bertemu dengan keluarga Dewo dengan naik pesawat, namun dia membatalkannya dan memilih naik kereta. Ini bukan tanpa alasan. Dia naik kereta bersama Lanang.

“Maukah kamu menjadi istriku?” ulangnya, gelisah. Menjadi istri Dewo? Waduh!
Halaman : 29

Aku sadar aku tidak pandai berbohong, tapi aku juga masih belum mau memberitahukan Dewo alasan sebenarnya. Aku belum cukup gila menjawab bahwa perubahan ini terjadi karena ajakan Lanang, mantan pacarku.
Halaman : 54

Lanang benar-benar telah membuat perasaan Menina jadi tak karuan. Lelaki itu membawa rasa dan kenangan masa lalu mereka kembali. Ini membuat Menina terbuai. Lanang tak pernah berubah. Dia tetap menjadi pribadi yang bebas dan seenaknya sendiri. Tapi di situlah Menina menyukainya. Bahkan dia berani berbohong pada Dewo agar dapat mengahabiskan waktu bersama Lanang di Jogja.

“Gila, ternyata gue kangen sama lo. Dan segala keenggak-jelasan lo.” Cetusnya perlahan.
Gue juga. Ujarku dalam hati, sembari mengaduk kopiku.
Halaman : 104

Tidakkah Lanang tahu, apa yang diperbuatnya benar-benar mengacak-acak perasaanku? Sudah lama aku tidak merasa seperti ini. Merasa ... jatuh cinta?
Halaman : 106

Selama di Jogja banyak hal tak terduga terjadi. Mulai dari bencana gempa bumi yang meluluh lantakkan sebagian Jogja, hingga kehadiran seorang perempuan yang mengaku mengandung anak Lanang. Kejadian demi kejadian tersebut menyadarkan Menina, betapa dia telah bersalah kepada Dewo yang sangat menyintainya.

“Lo ... nggak rela gue nikah dengan Dewo?” Aku memberanikan diri untuk menembaknya.
“Apa masih pentig, Nin? Gue rasa anggak, udah nggak penting.” Jawab Lanang. Ia sama sekali tidak menatapku.
Halaman : 153

“I am pregnant, Nang.” Sura lirih Ayako terdengar bagaikan ledakan di telingaku. Tanpa sadar aku menahan napas selama beberapa saat. Tubuhku menegang.
Halaman : 165

“A-aku mau pulang besok.” Aku menjawab tergagap-gagap.
“Oh, oke.” Ya Tuhan. Ia bahkan tidak menanyakan bagaimana kabarku! Aku merasa asing di mata Dewo yang kutelepon sekarang.
Halaman : 177

“Aku tidak akan pernah mau memaksa kamu menyetujui pernikahan ini....” Manik mata Dewo menatapku lurus-lurus, sangat tajam. Pandangan itu sangat membuatku merasa transparan.
Halaman : 192

Review
Ngomongin soal mantan itu memang nggak akan ada habisnya, ya. Terkadang, mantan bisa yang menjelma sebagai sahabat. Meski hubungan percintaan sudah putus tapi persahabatan masih tetap berjalan. Etapi menjalani hubungan seperti ini juga musti waspadanya. Takutnya nanti CLBK, alias Cinta Lama Belum Kelar. Bisa jadi mantan yang model begini bisa menyebabkan hubungan selanjutnya menjadi bubar jalan. Karenanya tak salah jika ada yang bilang, buanglah mantan pada tempatnya, haha.

Begitu pula dengan kisah ini. Kisah sepasang mantan yang kembali dipertemukan. Menina kini sudah berhubugan dengan Dewo. Saat mereka kembali dipertemukan, rupanya Lanang masih berharap pada Menina. Menina pun yang sekilas mampu move on dari Lanang, kini kembali baper. Huahohoho. Hati–hati nih sama mantan yang moodel begini. Bisa mengganggu stabilitas hubungan yang sekarang, hihi.

Di cerita ini, saya gemas dengan tokoh Menina. Dia tidak tegas. Memang sih, Lanang adalah kekasihnya. Tapi itu dulu. Sekarang dia berhubungan dengan Dewo, bahkan sudah dilamarnya. Apakah dia tak memikirkan perasaan Dewo kalau tahu dia masih ada rasa dengan mantannya? Eh, kenapa malah saya yang baper, ya, haha. Begitu juga dengan Lanang. Nih cowok gemar menggantung perasaan perempuan. Emang dikira perasaan perempuan itu tali tambang kale, ya. Ditaruk ulur tarik ulur, hmm .... Duh, sepertinya mereka berdua memang ditakdirkan sama. Sama-sama nggak jelasnya, haha.

Cerita ini ditulis dengan POV orang pertama tunggal, sehingga saat membacanya seolah saya adalah tokoh utamanya, yaitu Menina. Cerita ini memiliki setting tempat di beberapa kota, dari ujung Pulau Jawa ke ujung yang lainnya. Ada Bandung, Jogjakarta, dan juga Surabaya. Latar settingnya pun kuat, terutama Jogja. Ini bisa dilihat dari pemilihan nama tokoh yang njawani, penggunaan bahasa lokal dalam dialog-dialognya, serta dimasukkannya peristiwa gempa bumi yang sempat menimpa Jogja beberapa tahun lalu.

Manurut saya, beberapa adegan dan dialog dalam novel ini membuatnya lebih tepat jika diperuntukkan bagi pembaca dewasa. Cerita ini memiliki ending yang bagus dan manis. Saya tidak menduga sih dengan akhir cerita yang begini. Tapi saya suka.


Skor
3 dari 5 bintang



~ Hana Aina ~





Baca juga, ya ...

2 komentar:

Terimakasih telah berbagi komentar ^^