Sabtu, 13 Februari 2021

[Book Review] : Jerat Rayuan Coretti – Setiap Orang Menyintai dengan Caranya Sendiri

 

Data Buku

Judul      :   Jerat Rayuan Coretti

Penulis   :   Sarah Morgan

Penerbit :   Gramedia Pustaka Utama

Tebal      :   248 halaman

Tahun    :   2015.

 

Sinopsis

Taylor, seorang bintang film cantik, bertemu dengan Luca, seorang pengusaha muda. Pertemuan mereka tidak disengaja karena lari dari sebuah pernikahan membosankan, membuahkan skandal. Foto mereka tersebar ke media, mengancam kredibilitas dan nama baik masing-masing. Mereka sepakat menjalani pertunangan sandiwara.

Ia membaca artikel itu, melihat foto wanita berambut pirang yang berurai air mata di bawah judul eksklusif – Taylor Carmichael Mencuri Pria Milikku. Dan di sana, di bawah judul itu ada fotonya bersama Luca.

Halaman : 43

“Kau tidak bisa melakukan itu. Kau tak bisa menyingkirkanku karena apa yang dikatakan media. Kau tak bisa memberi mereka kekuatan dan kendali sebesar itu. Aku perlu bicara pada Luca. Beri aku kesempatan untuk membereskannya.”

Halaman : 47

“Kurang-lebih itu telepon ketujuh puluh dari jurnalis yang kuterima di nomor pribadiku sejak kau mengumumkan pertunangan kita beberapa jam yang lalu. Ini tak berjalan baik untukku.”

Halaman : 66

Luca terkenal sebagai lelaki playboy dan tidak percaya dengan pernikahan. Dengan adanya sandiwara ini ternyata memperbaiku keadaan. Luca dipandang sudah berubah lebih baik dan mendapatkan kepercayaan keluarga besarnya untuk meneruskan kepeminpinan perusahaan. Sedangkan Taylor, dia mendapatkan peran yang bagus di sebuah film.

“Aku tak ingin mengikatkan diriku pada seorang wanita, fiktif ataupun tidak. Itu akan merusak gayaku.”

Halaman : 65

“Luca, kau selalu berkata kau bukan tipe yang akan menikah. Apa yang berubah?”

Luca akan mengikuti rencananya. “Aku menyadari bahwa tak ada yang lebih kuinginkan selain bertunangan dengan Taylor.”

Halaman : 77

“Kami mengambil suara dan memilih kau sebagai penerus Matteo, setidaknya hingga semua kekacauan mereda dan dia kembali. Angelo berpikir dia bisa begitu saja melenggang dan mengambil alih hotel kami – kita akan menunjukkan garis depan yang bersatu padanya. Kau pria berkeluarga sekarang. Coretti sejati yang setia.”

Halaman : 69

Awalnya semua tampak mudah dijalani sampai mereka lebih mengenal satu sama lain. Banyak hal tersembunyi dari masa lalu mereka yang membuat Luca dan Taylor justru saling mendukung dan menguatkan satu sama lain. Terlebih saat mereka mulai melibatkan perasaan satu sama lain.

“Salah satu keuntungan dari bertunangan dengan kepala rumah busana adalah pakaian bukan masalah. Jika kita akan terlihat bersama-sama, tak ada salahnya kau memamerkan sesuatu dari Coretti.”

“Jadi kau sekarang memanfaatkanku untuk publisitas gratis?”

“Tentu saja aku memanfaatkanmu. Ini semua tentang itu. Aku memanfaatkanmu. Kau memanfaatkanku.”

Halaman : 103

“Kau sama sekali tak tahu seperti apa rasanya diikuti kamera yang merekam setiap gerakanmu, mulai dari langkah pertamamu sampai pacar pertamamu. Tak tahu rasanya dikhianati orang-orang terdekat – mereka yang seharusnya memedulikan dan menyayangimu – dan tak tahu rasanya bangun dan menyadari bahwa satu-satunya orang di dunia yang kau bisa percaya adalah dirimu sendiri.”

Halaman : 129

“Aku sudah tahu. Kau gadis yang memecat ibunya sendiri.”

“Ya, aku melakukannya. Dia memanfaatkanku untuk menghasilkan uang. Dia tak memedulikan keinginanku ataupun kebutuhanku. Dia tak baik untukku.”

Halaman : 218

 

Baca juga >>>  Saat Buku Melecut Semangatku

 

Review
Pernah nggak kamu memiliki trauma masa lalu hingga berpengaruh pada sebagian besar hidupmu sekarang?

Ini adalah kisah sepasang manusia yang memiliki masa lalu kelam. Pada akhirnya keduanya saling melengkapi, saling support untuk bangkit dan sembuh dari trauma.

Taylor punya trauma akan sikap ibunya yang mengeksploitasi dirinya untuk menjadikannya artis. Hidupnya penuh drama untuk menarik perhatian media dan menaikkan pamor. Belum lagi perlakuan orang dekat yang dikira Taylor akan membantunya lepas dari masalah, malah memperlakukannya dengan buruk. Taylor tumbuh menjadi perempuan yang tidak percaya diri dan selalu dalam ketakutan. Dia tidak bisa berkata tidak meski pada akhirnya itu membuatnya tertekan.

Pun demikian dengan Luca. Lelaki itu memiliki ibu dengan kehidupan yang penuh drama. Dia rela mejadi apapun dan siapapun demi mendapatkan perhatian suaminya. Perempuan itu terlalu menyintai suaminya hingga akan melakukan apa saja agar suaminya tidak meninggalkannya dan peraling pada perempuan lain. Termasuk menjalani kehiduan dan kepribadian palsu. Luca tidak bisa lagi menemukan sosok ibunya dalam diri perempuan itu. Hubungan kedua orang tuanya yang tidak harmonis membuat Luca enggan berkeluarga. Lelaki itu tumbuh menjadi pribadi yang keras, cuek dan takut berkomitmen dengan perempuan.

Menurutku kisah ini menjadi unik karena menyatukan dua orang dengan latar belakang budaya dan negara yang berbeda. Taylor adalah orang Amerika sedangkan Luca adalah orang Italia. Tentu keduanya juga memiliki kebiasaan dan pola pikir yang berbeda pula. Ini juga yang membuat jalan cerita kisah ini menjadi lebih menarik.

Keunikan yang lain, dipertemukannya dua kepribadian yang saling bertolak belakang. Yup! Dua tokoh sentral di kisah ini adalah Taylor dan Luca. Taylor digambarkan sebagai perempuan cantik, ramah, periang, tapi rapuh. Dia mudah dimanipulasi dan ditekan oleh orang lain. Keputusanya selalu berubah-ubah. Dia juga takut dengan publikasi media karena masa lalunya. Entah itu karena sikap orang tuanya yang suka mengumbar aib untuk mendapatkan popularitas, kehidupan masa mudanya yang liar, atau skandal lainnya yang tentu saja menjadi bahan empuk untuk digoreng oleh media.

Sedangkan Luca, dia adalah pebisnis muda yang sukses. Dia lelaki dingin, cuek, tegas, dan keras kepala. Seorang playbloy yang tidak tertarik dengan pernikahan. Baginya, hubungan dengan perempuan tidak boleh lebih dari satu malam.

Di antara kedua tokoh di atas, aku lebih suka tokoh Luca. Dibalik sifat dan sikapnya yang tidak menyenangkan, Luca sangat menghormati dan menyayangi neneknya. Dia bisa berubah menjadi sosok yang lebut dan penyayang di depan neneknya. Aku juga suka cara Luca membangkitkan semangat sekaligus memotivasi Taylor untuk menjadi diri sendiri dan berani melawan orang-orang yang menyakitinya. Dia seperti penopang bagi Taylor yang rapuh. Keduanya dipersatukan oleh cinta yang membuat mereka mampu menguatkan satu sama lain.

Aku suka konflik yang dihadirkan di kisah ini. Terlihat bagaimana Taylor harus berjuang mati-matian untuk dapat bertahan di dunia perfilman. Banyak hal yang harus dia korbankan termasuk harga diri dan perasannya. Duh! Gitu amat ya!

Konflik yang lain adalah tentang keluarga. Ayah Luca adalah pengusaha terkenal. Tidak semua anaknya mau mengikuti jejaknya. Mereka memilih untuk menjauh dari dunia bisnis. Hanya Luca saja yang justru menyukai bisnis. Namun keinginan Luca untuk mengambil alih perusahaan keluarga terganjal oleh sikap dan perilakunya yang dianggap dapat mempermalukan kredibilitas perusahaan.

Kisah yang ditulis dengan POV orang ketiga tunggal ini mengambil setting di Italia. Pada beberapa bagian di kisah ini menggunakan istilah dan Bahasa Italia untuk memperkuat setting. Hanya saja buat aku yang tidak paham sama sekali bahasa ini agak sedikit terganggu saat membaca karena aku tidak tahu artinya. Mungkin alangkah baiknya jika memang tetap menyertakan bahasa asing, meski itu novel terjemahan, bisa ditambahkan catatan kaki di halaman bawah.

Meski ini adalah kisah fiksi romansa dewasa, tapi ada beberapa kutipan dialog yang menurutku bagus sebagai pelajaran hidup. Ini dia …

“Peraturan nomor satu, jadilah dirimu yang sebenarnya. Jauh tidak nyaman hidup dalam kebohongan daripada hidup dalan kejujuran. Peraturan nomor dua, jangan pernah tunjukkan kelemahanmu pada musuh. Sekarang kita akan keluar sana dan entah kau akan tersenyum atau tidak, manapun yang kau pilih, tapi kau takkan menunjukkan bahwa mereka membuatmu takut.”

[Halaman : 122]

“Keluarga seharusnya memberikuan dukungan yang tak egois dan itu terutama benar dalam hubungan ibu dan anak.”

[Halaman : 218]

“Aku hanya ingin kau menjadi dirimu sendiri. Tajam, modern, kuat. Yakin pada dirimu sendiri.”

[Halaman : 222]

 

Selain kutipan dialog menarik, ada juga beberapa hikmah yang kudapat selama membaca kisah ini. Berikut diantaranya :

  • Setiap orang memiliki masa lalu. Jika masa lalu itu buruk, tak ada salahnya kita perbaiki. Jangan sampai masa lalu itu membelenggu kita untuk maju di masa depan.
  • Berani berkata tidak. Jika pilihan ditawarkan padamu tidak sesuai dan tidak membuatmu nyaman, lebih baik katakana tidak. Jangan sampai apa yang sudah menjadi keputusanmu membuatmu tertekan karena kamu tidak berani menolak dan terpaksa menjalaninya.
  • Terkadang kita tidak dapat melalui kesulitan sendiri. Ada baiknya, jika memang perlu, kita meminta tolong orang lain. Kita bias sharing dengannya dn meminta nasehat atau jalan keluar. Namun tentu saja, orang yang dimaksud adalah orang yang amanah.
  • Menjadi diri sendiri itu lebih baik dan lebih menyenangkan. Kita tidak harus bersandiwara karena bersandiwara itu melelahkan lahir batin.
  • Keluarga adalah orang-orang terdekat dalam hidup kita. Alangkah baiknya jika sesame anggota keluarga saling menyayangi, menghormati, saling dukung untuk kebaikan Bersama. Bukan malah memanfaatkan satu sama lain.
  • Setiap masalah ada jalan keluiar. Ini aku lihat dari Luca yang begitu tanang saat mendapat masalah. Dia berusaha berpikir jernih dan mengurai masalah tersebut, lalu menyelesaikannya satu per satu.

 

Baca juga >>> The Perfect Match

 

Skor

🌠 4/5

 

 

~ Hana Aina ~ 


Baca juga, ya ...




















2 komentar:

Terimakasih telah berbagi komentar ^^