Minggu, 13 Juni 2021

[Book Review] : Single, Strong & Sparkling – Menjadi Perempuan Percaya Diri


Data Buku

Judul      :   Single, Strong & Sparkling

Penulis   :   Irma Mayra, dkk

Penerbit :   Wonderland Publisher

Tebal      :   138 halaman

Tahun    :   2020.

 

Sinopsis

Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Masing-masing manusia memiliki masalahnya sendiri. Salah satunya berhubungan dengan menemukan pasangan hidup.

Beberapa perempuan diberi kesempatan menikah di usia muda. Namun beberapa perempuan lain masih harus berjuang untuk menemukannya hingga di usianya yang tidak lagi muda.

Banyak anggapan kurang baik dari masyarakat dengan keadaan ini. Tak jarang mereka meremehkan, merendahkan, bahkan melecehkan perempuan di posisi ini.

Jangan terlalu pintar, nanti enggak ada laki-laki yang mau. Jangan terlalu ambisius, nanti laki-laki takut mendekat. Jangan terlalu sibuk dengan kerjaan, nanti lupa tiba-tiba usia sudah tua. Jangan terlalu pemilih karena tidak ada laki-laki yang sempurna. Tampaknya banyak sekali aturan-aturan yang harus diikuti oleh perempuan agar bisa segera laku di pasaran sebelum masa kedaluwarsanya tiba.

Halaman : 18

Para perempuan single di usia yang tidak lagi muda ini tentu memiliki alasannya sendiri. Mereka berjuang untuk dirinya sendiri, untuk keluarga dan orang tua. Meski terkadang mereka sedih dengan omongan orang, tapi mereka tetap berusaha kuat.

Padahal cinta saja tidak cukup. Cinta saja tidak bisa membuat kenyang, membayar tagihan, membiyai Pendidikan, dan kenyamanan. Pernikahan sejatinya semua hidup dan itu tidak bisa dilakukan oleh semua orang, apalagi jika menikah karena menuruti omongan orang.

Halaman : 21

Para perempuan yang sedang berjuang mencari imamnya ini berusaha ikhlas dengan jalan hidupnya. Mereka tetap berusaha membuka diri, mendekatkan diri kepada Tuhan, serta membangun optimisme dan percaya diri. Mereka menguatkan diri dengan tetap produktif dalam hidup. 

Jadi, jika hingga saat ini aku masih belum menikah, bukan karena aku tak ingin menikah, pencinta sesama jenis. Namun, aku merasa belum bertemu dengan lelaki yang cocok denganku. Sosok lelaki yang bisa membuatku merasa nyaman jika bersamanya.

Halaman : 77

 


Baca juga >>> [Book Review] - Jerat Rayuan Coretti

 

Review
Hai, apa kabar? Lama juga ya aku nggak ngereview buku di blog ini. Pasti kangen kan sama review buku dariku? Semoga, ya, haha.

Kali ini aku mereview salah satu antologi dari komunitas penulis dan menulis Ibu Ibu Doyan Nulis. Salah satu komunitas perempuan ini sangat produktif memotivasi para anggotanya untuk menulis dalam berbagai tema dan genre. Salah satunya buku ini yang mengusung tema tentang para perempuan yang masih berjuang menemukan jodohnya di usia yang tak lagi muda.

Jujur, tema ini sangat menarik buatku. Tidak banyak buku yang mempersembahkan tema seperti ini. Inilah yang menjadi keunikan buku antologi ini. Selain tema, judul yang dipilih buku ini pun sangat menginspirasi : Single, Strong & Sparkling.

Awalnya kupikir buku ini dikemas dalam bentuk non fiksi dengan berbagai motivasi. Namun ternyata, buku ini lebih ke sharing pengalaman hidup dari beberapa perempuan yang berusaha bangkit dari masalah hidupnya. Lebih tepatnya, perjuangan menemukan pasangan hidup.

Setiap perempuan pasti ingin menikah, memiliki pasangan, dan membangun keluarga bahagia. Namun sayangnya, tidak semua perempuan bisa dengan mudah mewujudkannya. Tentu mereka sedih. Apalagi jika masyarakat sekitar mulai ikut campur. Banyak pertanyaan menyakitkan dilontarkan. Tak sedikit pula pernyataan yang justru meruntuhkan kepercayaan diri mereka sekaligus membuat mereka semakin menutup diri.

Percaya atau tidak, omongan masyarakat dan orang terdekat terkadang malah lebih menyakitkan. Alih-alih mereka mendoakan agar segera bertemu dengan jodohnya, tidak sedikit dari mereka yang justru membully dan mencerca dengan pemikiran yang macam-macam. So sad!

Tidak sedikit masyarakat yang menganggap perempuan yang masih single di usai yang tidak lagi muda adalah perempuan yang terlalu pemilih. Hmmm … aku pribadi sih kurang setuju dengan anggapan ini.

Tidak ada larangan memilih dalam hidup. Saat kita akan membeli make up, kita pilih yang kualitasnya baik. Saat akan mengenakan baju, kita pilih pakaian yang terbaik. Saat akan makan, kita pilih makanan yang enak. Lalu kenapa dalam masalah pasangan hidup kita tidak diperbolehkan memilih yang terbaik juga?

Mereka bukan tidak menikah, tapi belum menikah. Dari kisah-kisah yang dipaparkan di buku ini, ada beberapa hal yang melatarbelakangi seseorang belum juga menemukan tambatan hati :

  • Ada trauma masa lalu yang membuat para perempuan ini sangat berhati-hati membuka hati kembali.
  • Pernah mengalami penolakan hingga ada rasa takut ditolak kembali
  • Pernah dikhianati hingga meninggalkan luka di hati
  • Karena memang belum dipertemukan dengan lelaki yang tepat.

Meski para perempuan di kisah ini merasakan kesedihan yang mendalam, tapi mereka memiliki keluarga yang selalu mendukung. Terutama orang tua. Di titik inilah, aku sebagai pembaca merasa terenyuh dan meneteskan air mata. Bagaimana pun orang tua akan selalu menjadi pelindung, pelipur lara, sekaligus penyemangat bagi anak-anaknya. Terharu!



Baca juga >>> [Book Review] - Mission D'Amore


Ada 13 kisah yang disajikan di buku ini. Setiap kisah menghadirkan perjuangan para perempuan dalam upaya membangkitkan semangat dan rasa percaya diri. Mereka yang awalnya terpuruk karena ocehan orang-orang sekitar, lambat laun mulai bangkit. Kuncinya, ikhlas!

Yup, mereka ikhlas dengan jalan hidup yang Tuhan berikan. Mereka optimis, Tuhan memberikan jodohnya di saat yang tepat. Bukankah hidup ini bukan perlombaan? Termasuk dalam masalah pernikahan?

Dari kisah-kisah di buku ini aku belajar bagaimana para perempuan ini membangun kembali kepercayaan dirinya. Masing-masing memiliki caranya sendiri untuk bangkit dan menjalani hari :

  • Ikhlas dengan jalan hidup yang Tuhan berikan kepada mereka
  • Optimis Tuhan sudah mempersiapkan jodohnya. Tinggal menunggu waktu yang tepat untuk bertemu. Bukankah setiap manusia memiliki timing sendiri-sendiri?
  • Mendekatkan diri kepada keluarga, terutama orang tua, dengan berbakti dan merawat mereka dengan baik. Bagaimanapun juga, ridho orang tua penting bagi anak.
  • Terus berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
  • Berusaha terus memantaskan diri dengan banyak menambah ilmu baik dunia maupun akhirat.
  • Mengisi hari dengan kegiatan bermanfaat sehingga dapat menghilangkan pikiran negatif.
  • Terus melakukan afirmasi positif setiap hari.
  • Fokus bekerja dan berusaha hingga menjadi orang sukses.

Ada beberapa kalimat di buku ini yang kusuka dan dapat menjadi motivasi bagi siapa saja yang membaca. Baik bagi kamu yang masih single maupun kamu yang sudah menikah dan memiliki orang terdekat yang masih berusaha mencari pendamping hidup :

Ketidakhadiran pasangan hidup, bukan berarti matinya kebahagiaan. Tugas manusia hanya menjalani hidup ini dengan penuh keikhlasan dan kesabaran. Nikmati semua prosesnya.

Halaman : 5 

“Jodoh itu rahasia semesta yang tak bisa kautemukan bocorannya,” katanya salah satu pasangan lanjut usia yang kutemui di Penang, Malaysia.

Halaman : 21 

“Lebih baik kamu sendiri, tetapi bahagia daripada menikah, memilih pasangan yang salah karena tuntutan dan budaya berpasangan. Jangan terintimidasi. Pendapat punya pasangan dan tidak punya pasangan sama-sama baiknya. Itu bukan masalah bagi Mamak dan Bapak. Jangan hancurkan hidupmu dengan memilih keputusan yang salah. Selagi mampu lakukan kegiatan yang baik untuk menambah nilai bagi dirimu dan orang lain.” Nasehat bapak ini kucatat di agenda pribadi dan menjadi pengingatku setiap harinya untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Halaman : 36 

Aku ingin menikah dengan lelaki yang benar-benar mencintaiku sepenuh hati dan berusaha keras untuk memilikiku. Meski terdengar seperti kisah romantic dalam drama percintaan, tetapi aku menginginkan melihat perjuangan seorang lelaki dalam mendapatkan hatiku.

Halaman : 55



Baca juga >>> [Book Review] - The Wedding Dress


Orang bijak mengatakan, pengalaman adalah guru terbaik. Untuk mendapatkan pelajaran dari sebuah pengalaman, bisa kita dapatkan dari banyak sumber. Salah satunya dari kisah dan pengalaman orang lain. Aku pribadi mendapat banyak pelajaran dari membaca kisah-kisah di buku ini :

  • Tidak ada manusia yang sempurna. Masing-masing punya masalah dan kekurangannya sendiri.
  • Kehidupan manusia tidak bisa dibanding-bandingkan karena setiap orang memiliki jalan hidupnya sendiri.
  • Hidup bukanlah perlombaan. Masing-masing memiliki timing-nya sendiri.
  • Tuhan paling tahu yang terbaik bagi manusia. Karenanya, kita harus selalu berprasangka baik kapada-Nya.
  • Selalu berpikir positif, optimis dalam hidup, fokus dan berusaha yang terbaik adalah beberapa cara agar kita memiliki kepercayaan diri dalam menjalani kehidupan.

Antologi ini ditulis berdasarkan kisah nyata. Penggunaan POV orang pertama tunggal yaitu “aku” membuatku sebagai pembaca mudah menjiwai kisahnya, seolah-olah mengalaminya sendiri.

Aku membaca buku dengan cover orange kombinasi merah dan putih ini dalam sekali duduk. Buku ini memang tidak begitu tebal, sih. Jadi sangat cocok dibaca saat santai, menunggu sesuatu, atau juga saat di kendaraan umum.

Aku suka cover yang ditampilkan. Bagiku, Stiletto merah dalam ukuran besar dengan efek blink blink seolah-olah mewakili jiwa perempuan yang kuat, tegas, dan percaya diri. Kamu pasti juga ingin punya buku ini, kan?

Tenang! Aku akan bagikan 2 buku antologi Single, Strong & Sparkling untuk 2 orang yang beruntung. Caranya mudah:

  • Jawab di kolom komentar pertanyaan berikut. “Pengalaman apa yang paling membuatmu terpuruk? Bagaimana cara kamu bangkit dan mengembalikan kepercayaan dirimu dari keterpurukan tersebut?”
  • Follow Instagram @hanaandbooks @ain1357 dan @ibuibudoyannulis
  • Share flyer blog tour ini di feed instagrammu, jangan lupa tag @hanaandbooks  @ain1357 dan  @ibuibudoyannulis
  • Gunakan hastag #happybirthdayIIDN #blogtourIIDN

Kamu juga boleh mengajak teman-temanmu sebanyak mungkin. Event ini akan berlangsung dari tanggal 15-29 Juni 2021. Jangan lupa perhatikan persyaratannya, ya. Semoga beruntung!

 

Baca juga >>> [Book Review] - The Perfect Match

 

 

Skor

🌠 4/5

 

~ Hana Aina ~

 


Baca juga, ya ...





































26 komentar:

  1. Ketidakhadiran pasangan hidup, bukan berarti matinya kebahagiaan. Tugas manusia hanya menjalani hidup ini dengan penuh keikhlasan dan kesabaran. Nikmati semua prosesnya.

    Quote-nya super duper WOW, ya Mba
    So relatable dgn banyak orang.
    Buku keren abis ini mah

    BalasHapus
  2. Kebayang deh baca buku ini langsung auto strong hehe semoga banyak yang teredukasi juga ya dengan buku ini.. Bahwa single itu gak selalu merana gituloh..wkwk

    BalasHapus
  3. Jadi teringat sama tanteku yang ga pernah menikah dan punya anak. Ada juga tante lain yang sudah bercerai. Sedih banget tentunya jika pasangan sudah ga ada di samping kita selamanya. Tetapi hal itu bukan berarti akhir dunia ya. Bahkan bisa lebih kuat dan mandiri menjalani hidup. Buku ini sangat bagus sekali dan menginspirasi :D

    BalasHapus
  4. judulnya memotivasi para perempuan yang single tetap strong dan sparkling atas usaha diri sendiri, dan wajib banget merasa bangga akan kemampuan diri yang tetap tegar berdiri menghadapi dunia

    BalasHapus
  5. buku ini jadi kayak antitesis bagi "kampanye" nikah muda yang sekarang juga banyak terdengar :)
    Aku sebagai orang yang pernah berpikir "ngapain merrid kalau sendiri saja bisa hepi" kayaknya bakal related banget dengan kisah2 di buku ini.
    Terlebih kalau di kepercayaanku, menikah itu bukan kewajiban, tapi panggilan. Setelah menikah, aku pernah mikir, ngapain aku nikah ya? Dan kok jadi menikah? Tapi kalau lihat prosesnya, mungkin memang panggilan hidupku adalah untuk menikah hehehehe

    BalasHapus
  6. Kakak laki2 aku yg pertama belum menikah. Bukan karena nggak mau tapi masih seperti menata hati karena kegagalan yg dulu. Kalau ada buku ini untuk memotivasi ya dan positive vibes banget.. IIDN keren.
    Hal 55 aku juga bgituuuu..😉

    BalasHapus
  7. ini kok aku kayak lagi dejavu sama 15 an tahun lalau saat sedang menjadi single di ujung usia rawan yaa hahaha..
    masa2 itu klo mo dituliskan bisa jadi kisah tersendiri deh kayaknya...
    tp ga pernah menyesali semua pengalaman yg pernah terjadi I am being me today because of those days in the past...

    BalasHapus
  8. Saya belum membaca antologi Single, Strong & Sparkling tetapi sepertinya sangat menarik. Pengalaman tentang hubungan percintaan yang membuat down ada. Lebih tepatnya tentang perjodohan. Saya bukan tipe orang yang mau pacaran, langsung gas saja menuju KUA. Sayang, semuanya tementahkan beberapa hari menjelang hari-H.

    Kami berkenalan secara taaruf, dia datang menemui orang tua dan sudah ada lampu hijau. Pembicaraan tentang penikahan pun sudah matang. Namun, beberapa hari sebelum hari-H, ia meminta untuk bertemu tanpa perantara. Yah, secara sepihak ia membatalkan semuanya. Alasan utamanya karena saya gendut dan belum menyelesaikan praktik sebagai perawat di rumah sakit. Bodohnya, saya hanya tesenyum dan mengatakan tak apa-apa.

    Hari berganti, tetapi rasa sesak di hati semakin menjadi. Kadang saya nangis tiba-tiba, makan pun berkurang, pekerjaan tebengkalai, dan yang pasti tidak berani pulang ke rumah. Padahal bapak dan ibu lebih tegar. Berbagai pertanyaan menyudutkan diri, begitu burukkah saya?

    Puncak dari semuanya tatkala saya mendapat kabar kalau ia akan menikah dengan gadis lain, tak lama berselang dari rencana pernikahan kami. Saya pun memberanikan diri mengucapkan selamat dan mendapat balasan yang sampai sekarang masih saya ingat. Ia ternyata tidak hanya melakukan taaruf dengan saya. Dalam sekali waktu tiga proses ia jalani.

    Yah, sejak saat itu saya sadar, masih ada kebaikan dalam diri. Kesalahan ada padanya. Mungkin saya juga salah karena ingin menikah dengan orang yang sesuai keinginan hati (dia tinggi, manis, salat tepat waktu, dl) bukannya bekaca pada kebutuhan diri.

    Sejak saat itu, saya mulai memfokuskan diri untuk melakukan kegiatan sosial, menulis, menjelajahi Indonesia melalui program guru untuk daerah 3T, bertemu banyak rang yang tidak hanya mementingkan fisik, dan juga mengurangi kontak dengan oang-orang toksik. Yang pasti, sebelum memutuskan untuk meninggalkan kota kenangan kami, saya mengucapkan terimakasih padanya atas kenangan yang diberikan. .




    BalasHapus
  9. Enggak mudah menceritakan kisah pribadi saat terpuruk. Salut buat para oenilis di antokogi ini.

    BalasHapus
  10. Salut untuk para penulis yang mau membagikan pengalamannya di buku ini tidak mudah ya semoga semuanya mendapatkan jodoh terbaik aamiin... IIDN keren pisan...

    BalasHapus
  11. Pengalaman terpuruk pernah banget Kak. Jadi inget saat bertemu someone yang mengucapkan rasa dan mengingnkan kebersamaan. Saat itu jujur, benar-benar jatuh cinta he..he.. karena cinta pertama kali yaa. Dalam jangka dua minggu kami harus berpisah, dan keputusan itu aku ambil gara-gara dia sudah punya pacar dan saya adalah perempuan kedua. Sebagai perempuan, saya juga sakit, jadi nggak mau menyakiti perempuan lagi, dan lebih baik saya yang mundur. So sad iya banget, tersayat-sayat iya banget. Tapi saya berusaha tegar dan menata kehidupan saya. Saya percaya bahwa dia bukan jodoh saya. Allah punya jodoh terbaik yang akan hadir dalam hidup saya. Jadi saya berusaha mengambil hikmah dan bersabar atas jalan yang telah diberikan pada saya.

    BalasHapus
  12. Quotenya jleb-jleb semuaaaa nih. Sebagai single fighter aku paham banget sama semua kutipannya. Dihaikimi karena ini itu atau disuruh-suruh untuk buru-buru menikah bikin ga nyaman, Menikah memang untuk bahagia, bukan karena dikejar umur, ganti status atau sebagainya. Semoga semakin menginspirasi dan pencerahan buat semuanya, ya

    BalasHapus
  13. omg buku ini memang sangat menginspirasi
    bagaimana perempuan single bisa tetap berdaya dan mandiri dgn dirinya sendiri ya mbak

    BalasHapus
  14. Duh, kalo bilang usia. Banyak banget nih temen aku yang belum nikah padahal karir bagus dan dah mapan. Entah ap yng keliru dulunya

    BalasHapus
  15. duh ini molly banget nih. punya karier blogger yang menghasilkan tapi belum nikah2. entah apa nih penyebabnya mungkin karena di rumah melulu hihii

    BalasHapus
  16. Masing masing orang punya cerita tersendiri ya mbk untuk menemukan jodoh ya. Temanku ada yang belum menikah, salah satunya karena kegagalan di masa sebelumnya

    BalasHapus
  17. saat belum ada pasangan sementara usia semakin beranjak memang bikin galau. namun dengan banyak bersyukur dan aktivitas positif malah banyak pengalaman yang membuat kuat yaa. barakallah untuk yang bisa menghadapi masa single dengan bahagia dan positif thinking.

    BalasHapus
  18. Cerita yang bagus nih untuk dibaca para perempuan bahwa sendiri itu bukan masalah kita pemilih atau bukan tapi pada prinsip

    BalasHapus
  19. usia ideal menikah tergantung suku dan kebiasaan di sekitarnya tetapi kalau memang belum ada yang sreg di hati atau pernah mendapat pengkhianatan bakal jadi trauma berkepanjangan. Soal jodoh serahkan pada Allah, manusia berikhtiar dengan memantaskan diri. Yakin deh wanita baik bakal dipertemukan dengan pria baik.

    BalasHapus
  20. jadi single itu emang sesuatu aku masih inget pas melajang dalam waktu lama berasa banget tapi untungnya sibuk kerja seh. cuma emang jodoh tidak pernah disangka-sangka kan? yang penting punya prinsip yang tidak bisa diutak atik jadi bakal bikin semua jadi ebih mudah dan terarah, sisanya biar tangan Tuhan bekerja

    BalasHapus
  21. Pengalaman yang paling membuatku terpuruk adalah ketika aku kerap menyalahkan Tuhan atas nikmat yang Allah limpahkan.
    Ini membuatku menjadi hamba yang sangat tidak berterimakasih di tengah sempitnya keadaan.
    Semoga Allah ampuni segala ke-alpaan ku kala itu...


    BalasHapus
  22. Dulu sempat merasa terpuruk karena ga dapet-dapet kerjaan setelah lulus kuliah. Merasa frustasi deh ketika ingat saat itu belum bisa membahagiakan ibu yang saat itu single parent. Cukup sulit juga keadaanku saat itu.

    BalasHapus
  23. Jangan terlalu pintra bla bla di halaman 18 itu sangat menyebalkan dan sangat menghambat perempuan, kecuali ia mau dihambat untuk tujuan yang lebih baik. Stigma macam ini melupakan konsep jodoh adalah hak Allah, dan setiap orang punya jodohnya sendiri.

    BalasHapus
  24. Pertama aku ingin komen soal gambar sepatu di covernya. Hanya 1, bukan sepasang. Seolah gambaran dari perempuan itu sendiri, yang masih sendiri. Aku tidak tahu makna lain dari pemilihan gambar sepatu itu, tapi yang aku liat adalah sesuatu yang menawan tapi sendirian (dan kesepian).

    Padahal, sendiri tak selalu berarti kesepian ya :)

    Tiap perempuan yang masih sendiri, memang punya alasan-alasan sendiri, yang kadang hanya ia simpan sendiri, kadang dibuka ke orang terdekat saja, atau ke semua orang agar dunia tahu.

    Aku punya tante, suaminya punya adik perempuan. Hingga usia 65 tahun tidak memiliki pasangan. Pacar pun tidak, apalagi suami. Hingga akhir hayatnya dia tetap single. Beliau meninggal pada bulan Juni ini. Rahasia hatinya, dibawanya sampai mati :)

    Bukunya bagus mbak. Semoga memberi manfaat baik bagi para pembaca. Sukses untuk eventnya ya.

    BalasHapus
  25. Pengalaman apa yang paling membuatmu terpuruk? Bagaimana cara kamu bangkit dan mengembalikan kepercayaan dirimu dari keterpurukan tersebut?

    Pengalaman trauma untuk membina hubungan dengan lelaki. Namun berpikir ulang, tidak semua laki-laki itu ba*****n.
    Menyadari bahwa setiap orang itu baik, tetapi keadaan yang membuat orang menjadi tidak baik.
    Mencoba lagi untuk percaya bahwa Allah menciptakan makhluk berpasangan. Belajar melalui literatur dan dari orang sekitar mengenai konsep pernikahan. Menikah perlu ilmu tidak berjalan begitu saja. Saya memperoleh buka yang membuat saya terbuka tentang persiapan pernikahan dan banyak lagi, sehingga saya emmutuskan untuk mempraktekan buku tersebut.

    Membaca review dari mbak, sekilas bisa membayangkan bagaimana isi bukunya, ingin membacanya lebih jauh. Sepertinya ada pengalaman saya yang ada di buku tersebut hehehe

    BalasHapus
  26. kisah2 di dalam bukunya keren banget, benar kalau memang fungsi utama manusia adalah memberi manfaat kepada sesama, terjun di kegiatan sosial adalah pilihan tepat emang ..

    BalasHapus

Terimakasih telah berbagi komentar ^^