Hai, temans. Apa kabar?
Nggak terasa sudah tahun 2022, ya. Akhir-akhir ini aku merasa kalau waktu itu berjalan dnegan cepat. Perasaan baru kemarin Corona masuk Indonesia. Eh, gak tahunya sudah 2 tahun lebih pandemi.
Apa kabar juga tahun kemarin?
Resolusi aman? Atau malah ambyar berantakan? Semoga gak, ya. Kalau pun ada resolusi
tahun lalu yang gak bisa diraih dan dieksekusi dengan baik, ya gak apa-apa.
Mungkin kamu bisa masukkan lagi daftar resolusi yang belum terpenuhi di tahun
kemarin ke resolusi di tahun ini.
Aku juga melakukan hal serupa,
kok. Ada beberapa resolusiku yang gak bisa terpenuhi di tahun lalu. Salah
satunya adalah target membaca. Tahun lalu aku menargetkan membaca 60 buku selama
setahun. Namun kenyataannya, aku hanya membaca 13 buku saja. Menyedihkan, ya. Ini
adalah kecepatan membaca terburukku seumur hidup. Hiks! Aku spill sedikit ya
buku apa saja yang aku baca di tahun 2021 lalu …
- Isabel, The Jewel from Constantinople – Deasylawati
- The Prince’s Waitress Wife – Sarah Morgan
- Apapaun Selain Hujan – Orizuka
- Deck The Halls – Mary Higgins Clark
- Bad Boys – Nathalia Theodora
- Single, Strong, and Sparkling – Irma Mayra, dkk.
- Lima Sekawan Beraksi Lagi – Enid Blyton
- Terpikat Playboy – Astrid Zeng
- Cermin Ajaib dan Cerita-cerita Lainnya – Enid Blyton
- Indigo Place 22 – Sandra Brown
- Gadis Kaya yang Sombong dan Cerita-cerita Lainnya – Enid Blyton
- It Always Seems Impossible until It’s Done – Kathrya & Ross Petras
- Ailurofil – Triani Retno
Penyebab Turunnya Semangat
dan Kecepatan Membacaku.
Aku mencoba mengevaluasi apa
yang sebenarnya terjadi. Dari analisa, aku punya beberapa catatan yang menjadi
penyebab turunnya kecepatan membacaku secara drastis. Menurutku ini bukan hanya
sekedar kecepatan membaca, ya. Tapi juga sekaligus turunnya semangat membacaku.
Menyedihkan!
- Ter-distract dengan hal lain. Tetiba ada pekerjaan besar dan proyek di kantor yang
butuh lebih bayak perhatianku. Ini bukan hanya menguras perhatian tapi juga
energi, pikiran, dan juga waktu.
- Perubahan jadwal kegiatan. Jadwal kegiatan harian berubah karena aku harus
mengerjakan hal baru yang durasi per harinya bisa lama. Karenanya aku harus menyesuaikan
to do list ku. Terpaksa ada beberapa kegiatan yang kucoret atau kukurangi
durasinya.
- Kurang persiapan. Bagiku, memiliki daftar to be read itu perlu. Ini
adalah daftar buku yang akan kubaca setiap bulannya. Kebetulan beberapa bulan
kemarin, aku gak sempat mempersiapakan daftar to be read, gak punya bayangan
buku apa yang akan kubaca.
- Reading slump. Ini salah satu penyakit orang-orang yang suka baca.
Keadaan jenuh yang bisa bikin semangat membaca hilang begitu saja. Kapan-kapan
aku bakal bahas ini di artikel berbeda, ya.
Baca juga >>> 5 Tempat yang Ingin Kukunjungi Setelah Covid-19 Pergi
Target Membacaku Tahun Ini
Baiklah! Itu sudah berlalu.
Aku tidak mau terpuruk lagi. Aku hanya ingin kembali bangkit dengan semangat membaca
lebih baik lagi.
Lantas, apa aku akan menurunkan
target membacaku?
Oh, tidak, temans! Aku tetap
memasukkan resolusi membaca sebagai salah satu poin yang ingin kucapai di tahun
ini. Jumlah target buku yang ingin kubaca pun tetap sama, yaitu 60 buku. Namun
aku harus menciptakan strategi agar resolusiku tahun ini bisa tercapai lebih
baik lagi. Aku juga ingin semangat membacaku kembali lagi. Semangat!
Karenanya, aku sedang menyusun
langkah-langkah agar aku tetap membaca setiap hari. Sebenarnya langkah-langkah
ini tidak jauh beda dari apa yang sudah kulakukan tahun lalu, meski ada beberapa
perubahan dan penyesuaian di sana sini.
- Break down target membaca
per bulan. Agar lebih
terarah, aku membagi target membacaku setahuan dalam satuan bulan. Kebetulan
aku memasang target membaca 60 buku tahun ini. Berarti, aku harus membaca
minimal 5 buku setiap bulannya. Itu minimal, ya. Kalau mau membaca lebih dari 5
pun lebih baik.
- Mempersiapkan buku to be
read per bulan. Aku
memang terbiasa menyiapkan buku apa saja yang akan kubaca setiap bulannya.
Karena aku punya beberapa lemari buku, dengan punya daftar to be read akan
membantuku lebih fokus mau baca buku apa.
- Membuat target membaca
harian. Biasanya aku
punya jadwal membaca jam sekian setiap harinya. Di tahun ini aku membuat sedikit
perubahan. Aku tidak lagi mematok kapan aku harus membaca. Lebih fleksibel. Aku
lebih menargetkan berapa halaman per hari yang kubaca. Aku bisa membacanya
pagi, siang, sore, ataupun malam. Bebas. Yang penting target halaman terpenuhi.
- Membuat ringkasan buku. Membuat ringkasan membantuku lebih memahami isi
buku. Apalagi saat membaca buku-buku dengan topik bahasan berat. Pun demikian
jika buku itu daging banget. Isinya ilmu semua. Sangat sayang sih kalau gak
dirangkum. Selesai baca bukunya langsung masuk almari. Belum tentu dibuka lagi.
Kalau aku punya resumenya, aku bisa membacanya setiap saat, dan langsung ke
poin-poin pentingnya.
- Membuat review buku. Sayang banget setelah baca buku lalu gak sharing ke
orang lain, ya. Karenanya, aku punya akun Instagram yang khusus mereview
buku-buku yang sudah kubaca. Aku jadwalkan posting review buku di akun ini minimal
seminggu dua kali. Dengan begini aku akan terus menuntut diriku membaca terus
menerus.
Mengapa Harus Membaca?
Mungkin bagi sebagian orang
membaca adalah aktivitas yang biasa saja. Tapi bagiku, membaca adalah
kebutuhan. Karenanya, aktivitas membaca menjadi salah satu prioritasku.
Bagiku, membaca menambah
pengetahuan. Ini klise banget, sih, ya. Tapi memang begitulah kenyataannya. Itu
baru salah satu manfaat membaca yang bisa kurasakan. Masih ada banyak manfaat
lain lagi. Berikut di antaranya …
- Menaikkan semangat. Buatku yang terkadang underthinking, membaca bisa
membantuku menaikkan semangat. Terutama saat membaca buku-buku motivasi dan
psikologi umum. Terlebih lagi jika tema yang dibahas di buku berhubungan dengan
apa yang sedang terjadi padaku atau perasaanku.
- Menambah pengalaman. Orang bilang pengalaman adalah guru tebaik. Tapi
untuk mendapatkan pelajaran dari sebuah pengalaman, aku tidak harus
mengalaminya sendiri. Aku bisa mengambil pelajaran dari pengalaman orang lain.
Salah satunya lewat membaca buku.
- Membantu fokus. Saat konstrasiku mulai ambyar, biasanya aku langsung
ambil buku lalu membaca. Bagiku, kegiatan ini bisa mengembalikan fokus dan juga
memberikan ketenangan.
- Sumber ide. Saat aku harus membuat sesuatu dan kebetulan juga
gak ada ide, mentok, aku akan membaca buku. Ini terutama buku-buku yang memiliki
tema yang berhubungan dengan hal yang sedang kulakukan. Seringnya, di
tengah-tengah membaca, tetiba ide datang tanpa diduga.
- Hiburan. Banyak cara untuk mendapatkan hiburan. Ada yang
nonton, jalan-jalan, dan kalau aku sih dengan membaca. Biasanya aku memilih
buku dengan tema ringan. Kebanyakan buku fiksi. Entah itu bergenre romance,
komedi, atau juga fantasi.
- Membantu mengasah skill yang
lain. Kebetulan aku
juga suka menulis dan ngeblog. Dengan membaca dapat memperbanyak perbendaharaan
kataku. Selain itu, aku juga bisa belajar gaya tulisan dari buku yang kubaca.
Setiap penulis punya gaya penulisan sendiri. Ini terlihat terutama pada tulisan
fiksi.
Baca juga >>> 7 Cara Mudah Menjaga Kesehatan di Tengah Wabah
Sampai artikel ini dimuat, aku
sudah menyelesaikan 5 buku. Semua sudah aku buat mini review- nya di Instagram khusus
bookstagram milikku. Kalian bisa membacanya di hanaandbooks.
Lumayan, ya. Semoga ini bisa
menjadi awal yang baik. Perlahan tapi pasti aku ingin semangat membacaku
kembali lagi. Dan biasanya, setelah selesai satu bulan membaca buku, aku akan mengevaluasi
buku-buku yang sudah kubaca. Aku bisa memilih dan memilah, mana buku yang tetap
kusimpan, atau buku yang bisa kuhibahkan ke taman.
Beberapa teman bertanya,
kenapa tidak dijual aja. Kan bisa cuan lagi, tuh. Uangnya bisa buat
beli buku lagi.
Jujur, aku gak tega menjual
buku-bukuku. Aku lebih ikhlas menghibahkannya pada orang lain. Tentu aku tetap
memilih siapa saja yang bisa menerima buku-buku tersebut. Yang jelas, dia suka
membaca dan bisa merawat buku.
Iya, harus bisa merawat
buku. Jangan hanya dibaca lalu dicuekin begitu. Bagiku, buku juga harus dirawat
dengan baik. Kalau ada yang masuk tipe begitu, dengan senang hati kuhibahkan
buku-bukuku. Ini membuatku tenang. Paling tidak, buku-buku yang selama ini kurawat,
akan tetap aman di pemiliknya yang baru.
Selamat membaca!
~ Hana Aina ~
Baca juga, ya ...
Teruntuk Dia yang Kusebut Wanita |
Lakukan Cara Ini Agar Buku Tetap Aman |
Serba Serbi Menulis Fiksi di Platform |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berbagi komentar ^^