Ada kejahatan yang lebih kejam daripada
membakar buku. Salah satunya adalah tidak membacanya.
~Joseph Brodsky~
Memasuki
bulan ketujuh di tahun 2020 ini, aku hanya membeli 1 buku saja. Yup! Ini sebuah
prestasi buatku yang mampu menahan diri untuk tidak kalap saat belanja buku.
Bayangkan, sepanjang tahun 2019 kemarin, banyak sekali toko buku yang
memberikan diskon gede-gedean kepada konsumennya.
Sebagai
penikmat buku, tentu aku tidak menyia-nyiakannya. Aku borong buku-buku
kesukaanku, dong. Ini belum termasuk buku-buku dari teman yang banyak
mengadakan unhaul alias menjual kembali buku-buku koleksinya. Meski bukan buku
baru, rata-rata buku yang mereka jual masih dalam kondisi bagus. Apalagi
buku-buku tersebut ditawarkan dengan harga super miring. Langsung deh! Dilipih!
Dipilih!
Apakah itu
sudah cukup? Oh, belum teman-teman! Kantong belanjaanku akan semakin sesak oleh
buku saat toko buku mengadakan sale besar-besaran. Buku-buku bagus dijual hanya
dikisaran harga 10K-30K saja. Wow! Cap cus, deh!
Etapi itu
cerita tahun lalu, ya. Setelah melihat tumpukan buku yang sudah tidak muat lagi
masuk ke almari, akhirnya kuputuskan, menahan diri untuk membeli buku.
Bagaimanapun, seperti kebayakan orang, kecepatan membacaku tidak secepat kecepatan
membeli buku, haha …
Kebanyakan
orang bisa membeli banyak buku dalam sekali jalan, tapi apakah mereka juga bisa
menyelesaikan membaca satu buku dalam sekali duduk? Ada sih yang sanggup, tapi
jarang. Betul apa betul?
Di tahun
2020 ini, salah satu resolusiku adalah membabat tumpukan buku. Targetnya
menuntaskan daftar TBR alias to be read
yang kupunya. Dalam setahun ini, aku menargetkan mmebaca minimal 60 buku.
Syukur syukur kalau bisa lebih.
Dengan
target membaca buku yang kupunya, aku lebih terarah dan termotivasi dalam
membaca. Biasanya aku punya waktu khusus untuk membaca, yaitu pagi hari dan
sebelum tidur. Namun akhir-akhir ini to
do list-ku semakin banyak yang harus kulakukan pagi hari. Alhasil, aku
hanya punya waktu membaca malam hari, sebelum tidur.
Untuk
menambah waktu membaca, aku kembali ke kebiasaan lama, yaitu membaca buku
kemana-mana. Sekarang, aku melakoninya kembali. Buku bacaan akan selalu ada di
tasku. Dengan begitu, aku bisa membaca disela-sela waktu luang: saat menunggu
rapat dimulai, ketika menunggu antrian bank, dll. Lumayankan kalau bisa membaca
10-15 menit, aku bisa menyelesaikan beberapa lembar.
Baca
juga >>>
Tentang Hujan
Merawat
Buku
Setiap
bulan, aku terbiasa mendaftar buku apa saja yang akan kubaca. Buku-buku pilihan
tadi sengaja kukeluarkan dari almari dan kuletakkan di meja belajar. Setiap
buku yang akan kubaca, akan kubagi per 50 halaman lalu kuselipkan pembatas
buku. Buatku, seperti ini mempermudah untuk menandai seberapa banyak halaman
yang sudah kubaca.
Oiya, kalau
ingin menandai buku dengan pembatas buku saja, ya. Jangan melipat kertas buku.
Lipatan di kertas membuat buku terlihat kurang rapi dan rusak karena ada bekas
lipatan. Para pencinta buku pasti sudah hapal betul aturan ini. Ini adalah
salah satu cara untuk merawat buku.
Cara lain
untuk merawat buku adalah menyampulnya. Aku mengenal kebiasaan ini dari
bapakku. Setiap membeli buku baru, bapak juga akan membeli plastik mika untuk
menyampul buku. Dengan adanya sampul, buku lebih terjaga dari kotor, terutama pada
bagian sampul bukunya. Misal, aku meletakkan buku tanpa melihat kalau di atas
meja ada tumpahan air. Andai buku tidak kusampul, cover buku akan basah. Namun
dengan adanya sampul plastik, aku tinggal mengelap saja bagian yang basah.
Berhubung
sekarang aku membawa buku kemana-mana, aku juga harus menjaga buku saat ada di
dalam tas. Jangan sampai berdesakan dengan barang lainnya yang membuat buku
tertekuk lalu sobek. Wah!
Sesayang
itu aku sama buku, hehe …
Setelah
dipikir-pikir, akhirnya aku perlu pouch untuk mengamankan buku. Tidak harus
pouch ukuran besar. Yang penting buku bisa masuk, plus beberapa printilan yang
kuperlukan saat membaca.
Yup! Saat
membaca, biasanya aku membawa beberapa printilan seperti stick note, stabilo, gel pen
aneka warna, pembatas dan juga penanda buku. Aku punya aturan sendiri dalam
menggunakannya.
Biasanya
aku membaca buku fiksi untuk refreshing.
Berbagai macam cerita yang dihadirkan plus
konflik yang diramu di dalamnya cerita fiksi, sangat menghiburku. Bahkan untuk
cerita suspen dan thriller sekalipun. Untuk beberapa
bagian yang kusuka, aku menggunakan penanda buku. Ini juga membantu saat aku
membuat review-nya nanti. Aku tidak
perlu bingung membolak balik buku lagi karena hal-hal penting sudah kutandai.
Dan lagi-lagi, ya. Jangan melipat kertas buku. Lebih baik pakai saja penanda
buku yang warna warni cantik itu.
Lain lagi
dengan buku non fiksi. Aku menggunakan lebih banyak printilan saat membaca buku
non fiksi. Jangan kaget, saat kamu membuka buku non fiksiku, kamu akan menemukan
berbagai macam warna di sana. Untuk hal-hal penting aku akan menandai dengan
stabilo. Jika ada istilah yang aku kurang tahu, aku akan memberikan penjelasan
di stick note yang kutempel di
halaman tersebut. Untuk halamannya, aku tetap pakai penanda buku.
Baca
juga >>>
Antara Aku dan Sepatu
Memanfaatkan
Pouch untuk Menyimpan Buku
Berhubung
sekarang aku membawa buku kemana-mana, aku harus pastikan bukuku tidak akan
rusak karena terlipat atau bahkan sobek. Karenanya, aku harus membawanya dengan
aman.
Kebetulan beberapa
waktu lalu aku membeli sebuah pouch di Stiletto in Style. Tampilannya cantik.
Bahannya terbuat dari kain canvas kombinasi dengan kain katun dengan lapisan
busa tipis di dalamnya.
Sebenarnya
ini pouch serba guna. Bisa dipakai untuk menyimpan apa saja, termasuk buku.
Ukuran pouch-nya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Tablet atau
lapotop kecil masih bisa masuk, sih.
Pouch
inilah yang akhirnya aku pakai untuk menyimpan buku. Buku tebal semacam novel
400 halaman bisa disimpan di dalamnya. Termasuk printilannya: stabilo, pen
color gel, pembatas buku, dll.
Karena ukurannya
yang tidak terlalu besar, pouch ini bisa masuk ke dalam tas ranselku. Seneng,
dong. Sekarang bukuku aman di dalam tas. Nggak akan takut buku tertekuk apalagi
kertasnya sobek. Buat kamu yang sering membawa buku kemana-mana, pouch ini bisa
membantu bukumu tetap terawat dengan baik.
Baca
juga >>>
Masakan Ibu, Kuliner yang Tak Akan Lekang oleh Waktu
Nah, itu
tadi sharing aku tentang merawat buku agar bisa dibawa kemana aja dan dibaca
kapan aja. Bagaimana denganmu? Share juga, dong!
~ Hana Aina ~
Baca juga, ya ...
Lakukan 5 Hal Ini Agar Paragrafmu Menarik |
Minder dengan Tulisan Sendiri? Hilangkan dengan 3 Langkah |
7 Aktivitas yang Membuat Penulis Nggak Lagi Stuck |
Gini sih Agar Aku Tetap Rajin Menulis |
Resolusi Literasi-ku di Tahun 2020 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berbagi komentar ^^