Selasa, 28 Juli 2020

Lakukan Cara Ini Agar Buku Tetap Aman Dibawa Kemana Aja, Dibaca Kapan Aja



Ada kejahatan yang lebih kejam daripada membakar buku. Salah satunya adalah tidak membacanya.
~Joseph Brodsky~


Memasuki bulan ketujuh di tahun 2020 ini, aku hanya membeli 1 buku saja. Yup! Ini sebuah prestasi buatku yang mampu menahan diri untuk tidak kalap saat belanja buku. Bayangkan, sepanjang tahun 2019 kemarin, banyak sekali toko buku yang memberikan diskon gede-gedean kepada konsumennya.

Sebagai penikmat buku, tentu aku tidak menyia-nyiakannya. Aku borong buku-buku kesukaanku, dong. Ini belum termasuk buku-buku dari teman yang banyak mengadakan unhaul alias menjual kembali buku-buku koleksinya. Meski bukan buku baru, rata-rata buku yang mereka jual masih dalam kondisi bagus. Apalagi buku-buku tersebut ditawarkan dengan harga super miring. Langsung deh! Dilipih! Dipilih!

Apakah itu sudah cukup? Oh, belum teman-teman! Kantong belanjaanku akan semakin sesak oleh buku saat toko buku mengadakan sale besar-besaran. Buku-buku bagus dijual hanya dikisaran harga 10K-30K saja. Wow! Cap cus, deh!

Etapi itu cerita tahun lalu, ya. Setelah melihat tumpukan buku yang sudah tidak muat lagi masuk ke almari, akhirnya kuputuskan, menahan diri untuk membeli buku. Bagaimanapun, seperti kebayakan orang, kecepatan membacaku tidak secepat kecepatan membeli buku, haha …

Kebanyakan orang bisa membeli banyak buku dalam sekali jalan, tapi apakah mereka juga bisa menyelesaikan membaca satu buku dalam sekali duduk? Ada sih yang sanggup, tapi jarang. Betul apa betul?

Di tahun 2020 ini, salah satu resolusiku adalah membabat tumpukan buku. Targetnya menuntaskan daftar TBR alias to be read yang kupunya. Dalam setahun ini, aku menargetkan mmebaca minimal 60 buku. Syukur syukur kalau bisa lebih.

Dengan target membaca buku yang kupunya, aku lebih terarah dan termotivasi dalam membaca. Biasanya aku punya waktu khusus untuk membaca, yaitu pagi hari dan sebelum tidur. Namun akhir-akhir ini to do list-ku semakin banyak yang harus kulakukan pagi hari. Alhasil, aku hanya punya waktu membaca malam hari, sebelum tidur.

Untuk menambah waktu membaca, aku kembali ke kebiasaan lama, yaitu membaca buku kemana-mana. Sekarang, aku melakoninya kembali. Buku bacaan akan selalu ada di tasku. Dengan begitu, aku bisa membaca disela-sela waktu luang: saat menunggu rapat dimulai, ketika menunggu antrian bank, dll. Lumayankan kalau bisa membaca 10-15 menit, aku bisa menyelesaikan beberapa lembar.


Baca juga >>> Tentang Hujan



Merawat Buku
Setiap bulan, aku terbiasa mendaftar buku apa saja yang akan kubaca. Buku-buku pilihan tadi sengaja kukeluarkan dari almari dan kuletakkan di meja belajar. Setiap buku yang akan kubaca, akan kubagi per 50 halaman lalu kuselipkan pembatas buku. Buatku, seperti ini mempermudah untuk menandai seberapa banyak halaman yang sudah kubaca.

Oiya, kalau ingin menandai buku dengan pembatas buku saja, ya. Jangan melipat kertas buku. Lipatan di kertas membuat buku terlihat kurang rapi dan rusak karena ada bekas lipatan. Para pencinta buku pasti sudah hapal betul aturan ini. Ini adalah salah satu cara untuk merawat buku.

Cara lain untuk merawat buku adalah menyampulnya. Aku mengenal kebiasaan ini dari bapakku. Setiap membeli buku baru, bapak juga akan membeli plastik mika untuk menyampul buku. Dengan adanya sampul, buku lebih terjaga dari kotor, terutama pada bagian sampul bukunya. Misal, aku meletakkan buku tanpa melihat kalau di atas meja ada tumpahan air. Andai buku tidak kusampul, cover buku akan basah. Namun dengan adanya sampul plastik, aku tinggal mengelap saja bagian yang basah.

Berhubung sekarang aku membawa buku kemana-mana, aku juga harus menjaga buku saat ada di dalam tas. Jangan sampai berdesakan dengan barang lainnya yang membuat buku tertekuk lalu sobek. Wah!

Sesayang itu aku sama buku, hehe …

Setelah dipikir-pikir, akhirnya aku perlu pouch untuk mengamankan buku. Tidak harus pouch ukuran besar. Yang penting buku bisa masuk, plus beberapa printilan yang kuperlukan saat membaca.

Yup! Saat membaca, biasanya aku membawa beberapa printilan seperti stick note, stabilo, gel pen aneka warna, pembatas dan juga penanda buku. Aku punya aturan sendiri dalam menggunakannya.

Biasanya aku membaca buku fiksi untuk refreshing. Berbagai macam cerita yang dihadirkan plus konflik yang diramu di dalamnya cerita fiksi, sangat menghiburku. Bahkan untuk cerita suspen dan thriller sekalipun. Untuk beberapa bagian yang kusuka, aku menggunakan penanda buku. Ini juga membantu saat aku membuat review-nya nanti. Aku tidak perlu bingung membolak balik buku lagi karena hal-hal penting sudah kutandai. Dan lagi-lagi, ya. Jangan melipat kertas buku. Lebih baik pakai saja penanda buku yang warna warni cantik itu.

Lain lagi dengan buku non fiksi. Aku menggunakan lebih banyak printilan saat membaca buku non fiksi. Jangan kaget, saat kamu membuka buku non fiksiku, kamu akan menemukan berbagai macam warna di sana. Untuk hal-hal penting aku akan menandai dengan stabilo. Jika ada istilah yang aku kurang tahu, aku akan memberikan penjelasan di stick note yang kutempel di halaman tersebut. Untuk halamannya, aku tetap pakai penanda buku.


Baca juga >>> Antara Aku dan Sepatu



Memanfaatkan Pouch untuk Menyimpan Buku
Berhubung sekarang aku membawa buku kemana-mana, aku harus pastikan bukuku tidak akan rusak karena terlipat atau bahkan sobek. Karenanya, aku harus membawanya dengan aman.

Kebetulan beberapa waktu lalu aku membeli sebuah pouch di Stiletto in Style. Tampilannya cantik. Bahannya terbuat dari kain canvas kombinasi dengan kain katun dengan lapisan busa tipis di dalamnya.

Sebenarnya ini pouch serba guna. Bisa dipakai untuk menyimpan apa saja, termasuk buku. Ukuran pouch-nya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Tablet atau lapotop kecil masih bisa masuk, sih.

Pouch inilah yang akhirnya aku pakai untuk menyimpan buku. Buku tebal semacam novel 400 halaman bisa disimpan di dalamnya. Termasuk printilannya: stabilo, pen color gel, pembatas buku, dll.

Karena ukurannya yang tidak terlalu besar, pouch ini bisa masuk ke dalam tas ranselku. Seneng, dong. Sekarang bukuku aman di dalam tas. Nggak akan takut buku tertekuk apalagi kertasnya sobek. Buat kamu yang sering membawa buku kemana-mana, pouch ini bisa membantu bukumu tetap terawat dengan baik.






Nah, itu tadi sharing aku tentang merawat buku agar bisa dibawa kemana aja dan dibaca kapan aja. Bagaimana denganmu? Share juga, dong!



~ Hana Aina ~


Baca juga, ya ...
Lakukan 5 Hal Ini Agar Paragrafmu Menarik













Minder dengan Tulisan Sendiri? Hilangkan dengan 3 Langkah













7 Aktivitas yang Membuat Penulis Nggak Lagi Stuck













Gini sih Agar Aku Tetap Rajin Menulis














Resolusi Literasi-ku di Tahun 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berbagi komentar ^^