Data Buku
Judul
:
The Wedding Dress
Penulis
:
Rachel Hauck
Penerbit
: Elex Media Komputindo
Tebal
:
403
halaman
Tahun
:
2015.
Charlotte merasa
butuh menenangkan diri dari hiruk pikuk hidupnya. Tetiba dia tertarik mengikuti
lelang di dekat tempatnya menyepi. Satu barang lelang menarik perhatian
Charlotte. Sebuah peti tua yang dibuat tahun 1912. Peti itu dibelinya seharga
1000 dollar.
"Peti ini dibuat untuk seorang pengantin wanita."
"Peti ini dilas hingga terkunci." Juru lelang itu membungkuk semakin maju ke arah penontonnya. Sekali lagi, mata yang berwarna biru itu menyala-nyala menjelajah dan berhenti di Charlotte. Pria itu menggerak-gerakkan alis lebatnya yang berwarna abu-abu. "Oleh seorang gadis yang patah hati."
"Peti ini dilas hingga terkunci." Juru lelang itu membungkuk semakin maju ke arah penontonnya. Sekali lagi, mata yang berwarna biru itu menyala-nyala menjelajah dan berhenti di Charlotte. Pria itu menggerak-gerakkan alis lebatnya yang berwarna abu-abu. "Oleh seorang gadis yang patah hati."
Halaman : 13
Kata-kata
juru lelang yang menjual peti tersebut selalu menghantui Charlotte. Pun
demikian dengan isi peti kayu itu sendiri yang seakan membuat Charlotte
panasaran. Di sisi lain, Charlotte memiliki masalah dengan kehidupan
pribadinya. Hari pernikahannya dengan Tim segera tiba, namun dia belum
memutuskan gaun pengantinnya.
Kenapa ia menunda-nunda? Kenapa ia tidak nampak heboh dan gembira seperti para pelanggannya? Kenapa ia tidak memiliki kumpulan impian uniknya mengenai pesta pernikahan?
Hati Charlotte terasa sakit karena bentrokan antara pikiran dan perasaannya.
Hati Charlotte terasa sakit karena bentrokan antara pikiran dan perasaannya.
Halaman : 67
Ada keraguan dalam diri Charlotte akan Tim. Bukan hanya karena keluarga Tim yang sempurna dibanding dirinya yang tak pernah tahu siapa ayahnya, namun juga Tim yang dirasa tidak pernah serius dengan pernikahan. Hingga akhirnya mereka putus.
"Apa yang sudah terjadi tidak dapat diubah, Tim. Kita tidak dapat bertunangan jika kau tudak ingin menikah."
"Ini yang terbaik, bukan? Setidaknya kita belum mengirim undangan. Bisakah kau bayangkan kalau kita harus mengembalikan semua hadiah? Sungguh sebuah mimpi buruk."
"Ini yang terbaik, bukan? Setidaknya kita belum mengirim undangan. Bisakah kau bayangkan kalau kita harus mengembalikan semua hadiah? Sungguh sebuah mimpi buruk."
Halaman : 122
Putus dari Tim membuat Charlotte memiliki banyak waktu untuk dirinya dan bisnisnya. Dia memiliki bisnis gaun pengantin. Dia sangat tertarik dengan gaun pengantin. Ketertarikan itu pula yang membuatnya berani membuka peti kayu tua itu.
"Ini aneh, Charlotte. Kau membeli sebuah peti yang berisi gaun pengantin di dalamnya? Tepat sebelum kita putus?"
"Kau tahu apa yang dikatakan oleh pria berbaju ungu yang aneh itu padaku? Ini musim pengantin. Aku tidak yakin apa artinya, tapi mungkin itu berarti bahwa gaun itu dikirim untukku? Untuk mencari pengantin wanita yang tepat untuk memakainya?"
"Kau tahu apa yang dikatakan oleh pria berbaju ungu yang aneh itu padaku? Ini musim pengantin. Aku tidak yakin apa artinya, tapi mungkin itu berarti bahwa gaun itu dikirim untukku? Untuk mencari pengantin wanita yang tepat untuk memakainya?"
Halaman : 154
Charlotte begitu terkejut saat dia menemukan sebuah gaun pengantin di dalam peti kayu. Gaun pengantin dari seorang perempuan di tahun 1912. Gaun itu seakan memanggilnya untuk dikenakan. Gaun misterius yang akan membawanya pada kisah perempuan pemilik gaun di masa lalu. Gaun itu pula yang akan membawanya pada pencarian jati diri dan silsilah keluarganya yang hilang, termasuk mengetahuai siapa ayah kandungnya.
Baca
juga >>> The Perfect Match (Pasangan Termanis)
Review
Hai hai … Aku kembali lagi dengan review novel terjemahan. Kali ini ada The Wedding Dress karya Rachel Hauck. Novel ini setebal lebih dari 400 halaman. Termasuk novel yang tebal sih menurutku. Untungnya novel ini tidak dicetak di kertas putih, mata jadi lebih betah dan nggak mudah lelah.
Hai hai … Aku kembali lagi dengan review novel terjemahan. Kali ini ada The Wedding Dress karya Rachel Hauck. Novel ini setebal lebih dari 400 halaman. Termasuk novel yang tebal sih menurutku. Untungnya novel ini tidak dicetak di kertas putih, mata jadi lebih betah dan nggak mudah lelah.
Ini adalah
kisah dua perempuan berbeda zaman. Namun keduanya disatukan dalam benang merah
berupa gaun pengantin yang dibuat di tahun 1912. Gaun itu milik seorang
perempuan kulit putih bernama Emily, yang dibuat oleh perempaun kulit hitam
untuk pernikahannya. Namun karena kondisi politik saat itu tidak memperbolehkan
warga kulit putih banyak berinteraksi dengan warga kulit hitam membuat Emily
menjadi banyak perbincangan.
Emily
dikecam karena dianggap memberontak pada tatanan masyarakat. Apalagi calon
suaminya dari keluarga terpandang dan memiliki kedudukan penting, tentu sikap
Emily dianggap memalukan. Namun Emily tidak tinggal diam. Dia tetap
menginginkan gaun pengantinnya sendiri, bukan gaun pengantin pilihan
keluarganya. Gaun pengantin itulah yang kini berada di dalam peti kayu, di
rumah Charlotte.
Charlotte
sendiri juga seorang calon pengantin. Namun anehnya, Charlotte belum tergerak
hatinya untuk memilih gaunnya sendiri meski dia memiliki toko gaun pengantin.
Tak ada satu pun gaun pengantin yang menarik hatinya. Hingga dia menemukan gaun
pengantin dalam peti kayu.
Awal cerita
ini bergerak lambat dan cenderung membosankan. Apalagi ditambah dengan
perubahan alur yang sering terjadi. Bab awal berkisah tentang Charlotte di masa
sekarang, namun di bab berikutnya pembaca seperti dilempar ke masa lalu dengan
kisah Emily. Lalu bab berikutnya kembali lagi ke cerita Charlotte di masa kini.
Jujur, bagi aku ini melelahkan, hehe.
Cerita ini
mulai menarik bagiku saat konflik mulai memanas di kisah Emily. Emily sebagai
calon pengantin dihadapkan pada berbagai masalah. Dia mulai ragu pada Philips,
calon suaminya yang diisukan dengan banyak perempuan. Di sisi lain, Emily
kembali bertemu dengan cinta lamanya, Daniel. Emily dan Daniel tidak dapat
bersatu dikarenakan perbedaan kasta. Namun Daniel tidak mundur untuk terus
meyakinkan Emily akan cintanya.
Konflik
semakin menarik saat dibumbui aroma politik tentang perbedaan hak-hak antara
kulit hitam dan kulit putih yang pernah merebak di Amerika saat itu. Emily
menolak gaun pengantin pilihan orang tuanya yang dirancang oleh seorang
perancang gaun pengantin kulit putih terbaik, dan lebih memilih gaun pengantin
rancangan Taffy, seorang perancang gaun pengantin kulit hitam. Tindakan Emily
ini beresiko besar hingga dia harus berurusan dengan pihak kepolisiaan.
Sedangkan
dari kisah Charlotte, cerita mulai menarik justru menjelang akhir dimana
Charlotte berusaha menelusuri pemilik gaun pengantin dalam peti kayu. Satu
persatu petunjuk dikumpulkan hingga berujung pada hal tak terduga, silsilah
keluarganya yang hilang. Nah, karena kisah ini menarik mulai pertengahan hingga
akhir, so aku musti punya stok sabar dan napas yang panjang untuk
menyelesaikannya, haha
Dua tokoh
sentral dalam kisah ini adalah Emily dan Charlotte. Emily adalah sosok
perempuan pemberani, keras kepala, dan cerdas. Dia akan memperjuangkan apa yang
menjadi keyakinannya. Dan Emily ini hidup di masa perempuan harus tunduk pada
banyak aturan, sehingga dia sering dianggap bersikap memberontak.
Di sisi
lain, Charlotte adalah perempuan tertutup. Mungkin ini dikarenakan jalan
hidupnya yang kurang menguntungkan. Dia lahir tanpa tahu siapa ayahnya. Ibunya
pun tak pernah memberitahu, bahkan cenderung menyembunyikan sosok lelaki ini.
Ini juga membuat Charlotte tumbuh menjadi perempuan yang mudah minder. Ini bisa
dilihat saat Charlotte menjalin hubungan dengan Tim yang memiliki keluarga
komplit dan harmonis. Ada semacam rasa takut dalam diri Charlotte untuk masuk
ke dalam keluarga Tim. Dia merasa tak pantas.
Dari
keduanya, aku lebih suka sosok Emily. Meski sering berkonflik sana sini, tapi
hidup Emily never flat. Justru konflik-konflik karena memperjuangkan apa yang
diyakininya itulah membuat hidupnya dinamis dan banyak pelajaran.
Baca
juga >>>
Beautiful Pain
Skor
3,7 dari 5 bintang
~ Hana Aina ~
Baca juga, ya ...
Pre Wedding Rush |
Twenty Thousand Leagues Under The Sea |
Mbak Hana udah baca serinya Nora Roberts yang tentang pengantin itu b oum nih. Seru loh mbak
BalasHapusI need spoiler...spoiler����, endingnya kaya apa coba��
BalasHapus