Senin, 06 Februari 2023

[Book Review] : Song for Alice – Cinta adalah Sumber Inspirasi Terkuat


Sinopsis

Alice tidak menyangka Arsen kembali ke rumah. Awalnya Alice kesal dengan kepulangan Arsen yang itu berarti membuka luka masa lalu dan konflik yang ada di antara mereka. Alice menganggap Arsen adalah manusia paling egois. Demi mengejar impiannya, lelaki itu meninggalkan semuanya : dirinya, Kakek Lur, Lilt (sekolah musik kakek), dan juga teman-temannya. Bertahun lelaki itu tanpa kabar. Bahkan saat Kakek Lur meninggal pun Arsen tidak datang. Arsen telah berubah menjadi sosok yang tidak lagi Alice kenal. Namun Arsen kembali ke rumah masa kecilnya bukan tanpa alasan. Dia rindu orang-orang yang sudah dianggapnya sebagai keluarga. Arsen ingin memperbaiki kesalahannya di sama lalu meski berat karena Alice begitu marah padanya. Meski harus menerima penolakan, Arsen tetap berusaha. Dia juga bertekad menyelesaikan satu lagu yang belum diselesaikannya saat pergi dari rumah. Ini seperti sebuah hutang baginya. Lagu yang berkisah tentang gadis yang dicintainya, Alice.

 

Baca juga >>> [Book Review] - This Guy is Mine

 

Review

Ini adalah kisah cinta yang berakhir tragis. Alice dan Arsen memiliki beberapa kesamaan. Sama-sama ditinggal mati orang tua lalu menemukan kembali keluarga setelah diasuh oleh Kakek Lur. Mereka sama-sama menyukai musik meski beda genre. Alce bermain piano, sedang Arsen bermain gitar dan musik rock. Menurutku, ini menjadi salah satu keunikan kisah ini.

Penulis memasukkan istilah musik, alat musik, aliran musik, hingga lagu dan instrumental, lalu diolah menjadi bagian dari jalan cerita. Bukan hanya tempelan saja, lho. Kebayangkan gimana riset yang dilakukan penulis. Bahkan di sela-sela narasi dituliskan, nama tokoh utamanya, Alice, diambil dari nama Alice Cooper, bapak shock rock. Kurang totalitas apa coba.

Aku suka tema yang disajikan. Kisah percintaan yang dibumbui konflik keluarga, persahabatan, dan juga usaha menggapai impian. Penulis berhasil mengaduk-aduk emosiku terutama saat membaca tentang perasaan Alice : marah, kecewa, putus asa, bahkan takut akan kembali kehilangan orang yang disayang. Pada beberapa bagian, aku bahkan bisa merasakan kesedihan Alice. Jadi ikutan nangis, deh.

Pada bagian lain, aku juga dibuat gemas dengan sikap Arsen dan Alice yang sama-sama enggan mengungkapkan perasaan. Meski akhirnya Arsen memberanikan diri jujur, tapi Alice masih membisu. Bahkan sampai lagu yang diciptakan Arsen untuk dirinya rampung pun Alice masih ragu untuk jujur pada lelaki itu tentang perasaannya. Tapi siapa sangka, justru sikapnya ini berujung penyesalan seumur hidupnya.

Kisah ini ditulis dengan POV orang ketiga tunggal. Alurnya maju mundur yang membawaku beberapa kali mundur ke kisah masa lalu mereka. Saat Alice dan Arsen pertama kali bertemu, saat mereka mulai berkonflik, serta saat Kakek Lur meninggal.

Alice digambarkan sebagai gadis manis, pintar, perhatian, tapi tegas. Beberapa kali mereka bertengkar, Alice memilih diam tapi tetap memberikan perhatian-perhatian kecil pada Arsen. Alice tipikal yang sulit mengungkapkan perasaan. Dia lebih suka memendam. Namun justru sikap Alice ini yang mampu menaklukkan Arsen. Bahkan Alice menjadi salah satu sumber inspirasi dalam membuat lagu-lagu yang diciptakannya.

Arsen digambarkan sebagai sosok yang egois. Demi meraih cita-citanya dia bisa meninggalkan semua yang menghalanginya, termasuk keluarganya. Dia ramah, suka petualang dan sedikit pemberontak. Dia tipikal cuek. Saat Alice mendiamkannya karena marah pun Arsen akan tetap mengajaknya bicara meski gadis itu tak menanggapinya.

Tokoh yang kusuka adalah Mar. Perempuan berambut merah ini adalah manajer Arsen yang digambarkan sebagai perempuan mandiri, tegas, pekerja keras, dan selalu punya solusi atas segala permasalahan. Meski bukan tokoh utama tapi Mar adalah sosok yang banyak memberikan dukungan pada karir Arsen. Dia banyak membantu Arsen saat bermasalah dengan produser, fans, hingga masalah pribadinya bersama Alice. Mar juga yang membangkitkan semangat Alice yang terpuruk saat kehilangan Arsen.

Yup, kisah ini sad ending, ya, BESTie. Jadi jangan lupa siapkan tisu sebelum membacanya.

 


Baca juga >>> [Book Review] - Pre Wedding Rush

 

Selama membaca kisah ini, mataku dibuat berkaca-kaca beberapa kali. Aku suka beberapa adegan dialog di kisah ini. Aku tulis di bawah, ya, bagian mana saja yang kusuka.

 

“Kalau begitu, bersyukurlah kau hidup. Kau masih punya kesempatan untuk memperbaiki – apa pun yang ingin kau perbaiki. Jadi, hapus tampang sedih itu.”

[Hal : 62]

“Jangan lalu menjadi orang asing. Sering-sering telepon. Pulang sesekali. Rumah ini selalu terbuka untukmu.”

[Hal : 80]

“Arsen, ini bukan tentang apa aku bisa memaafkanmu atau tidak. Ini tentang apa aku bisa … percaya lagi.”

[Hal : 170]

“Aku menyayanginya. Aku ingin menjaganya. Tidak. Aku akan menjaganya. Aku akan memastikan dia baik-baik saja. Aku akan selalu di sisinya, seperti seharusnya.”

[Hal : 184]

“Kalau kau mencintaiku, Alice Lila, katakan dengan jelas kau mencintaiku, bukan memasang muka cemberut.”

[Hal : 278]

“Aku tidak mau dengar kata ’tidak’. Kita boleh bersedih. Tapi semangat hidup kita tidak bolh ikut hilang bersama mereka yang pergi.”

[Hal : 290]

“Kau harus mengenangnya dengan cara terbaik yang bisa kau berikan.”

[Hal : 307]

“Hidup bisa berakhir kapan saja. Saya takut menyia-nyiakannya lagi. Saya sudah menyia-nyiakannya selama bertahun-tahun. Sekarang, saya mendapat kesempatan kedua. Saya ingin melakukannya dengan benar kali ini. Hidup seharusnya dipergunakan untuk menjaga hal-hal yang penting bagi kita.”

[Hal : 311] 


Baca juga >>> [Book Review] - The Pajama Game

 

Ini adalah salah satu kisah cinta sad ending yang pernah kubaca. Kebanyakan kisah cinta yang kubaca happy ending. Meski berhasil menguras air mataku, aku suka dengan kisah ini. Ada beberapa pelajaran yang kudapat dari kisah ini ...

  • Semangat meraih mimpi. Aku belajar dari Arsen bagaimana dia gigih menggapai mimpi. Bagiku semangat Arsen perlu ditiru, tapi tidak dengan sikapnya. Saat dia sudah mendapatkan yang diinginkan, dia lupa segalanya. Ini yang harus di delete.
  • Hidup adalah pilihan. Manusia banyak membuat pilihan setiap detik. Bukan hanya tentang hal-hal kecil, bahkan hal besar sekalipun. Setiap pilihan ada konsekuensinya. Jangan sampai salah pilih. Salah satu pilihan buruk Arsen adalah, dia memilih menghabiskan waktu bersama teman-teman artisnya dan mabuk-mabukkan, lalu melupakan janjinya pada Alice dan teman-teman bandnya untuk membahas kurikulum kelas music di Lilt. Tentu ini mengecewakan teman-temannya dan membuat Alice marah.
  • Jangan pernah tinggalkan keluarga. Apapun urusannya, sejauh apapun kita harus pergi, jangan pernah melupakan keluarga. Mungkin kita harus pergi dari rumah untuk sesuatu hal, tapi paling tidak tetap jaga komunikasi. Teruslah berkabar. Bagaimanapun juga keluarga adalah tempat kembali.
  • Tentang persahabatan. Aku salut dengan teman-teman band Arsen. Meski pernah dikecewakan dan ditinggalkan oleh Arsen, mereka memaafkan dan menerimanya kembali dengan baik. Bahkan mereka mau mendukung Arsen yang ingin membangkitkan kembali sekolah musik Lilt dengan cara menjadi pengajar di sana.
  • Jangan salah memilih circle pertemanan. Dengan siapa kita sering menghabiskan waktu, akan berpengaruh pada diri kita. Berhati-hatilah dalam memilih teman. Bisa jadi mereka membawa kita dalam kebaikan, atau malah sebaliknya.
  • Ungkapkan pikiran dan perasaan. Nggak kebayang bagaimana perasaan Alice saat Arsen meninggalkannya untuk selamanya. Perempuan selalu ragu dan menunda mengungkapkan perasaannya. Mungkin ini akan menjadi penyesalan seumur hidupnya. Andai saja Alice mau segera jujur, tentu dia tidak akan semuram itu. Paling tidak Arsen sudah tahu tentang perasaannya meski akhirnya mereka tidak bersama.
  • Tidak ada yang tahu tentang kematian. Manusia datang dan pergi dalam hidup kita. Kita tak tahu dengan cara apa mereka akan pergi dari kita. Bisa jadi dengan kematian. Dan itu berarti kepergiaannya untuk selamanya.
  • Manusia berubah. Perjalanan hidup membuat manusia berubah. Tidak ada salahnya memberikan kesempatan mereka untuk memperbaiki diri.

 


Data Buku

Judul      :   Song for Alice

Penulis   :   Windry Ramadhina

Penerbit :   Roro Raya Sejahtera

Tebal      :   322 halaman

Tahun    :   2018

 

Baca juga >>> [Book Review] - The X-files

 

Skor

🌠 4,5/5

 

 

~ Hana Aina ~

Baca juga, ya ...






 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berbagi komentar ^^