Sinopsis
Alice tidak
menyangka Arsen kembali ke rumah. Awalnya Alice kesal dengan kepulangan Arsen
yang itu berarti membuka luka masa lalu dan konflik yang ada di antara mereka.
Alice menganggap Arsen adalah manusia paling egois. Demi mengejar impiannya,
lelaki itu meninggalkan semuanya : dirinya, Kakek Lur, Lilt (sekolah musik
kakek), dan juga teman-temannya. Bertahun lelaki itu tanpa kabar. Bahkan saat
Kakek Lur meninggal pun Arsen tidak datang. Arsen telah berubah menjadi sosok
yang tidak lagi Alice kenal. Namun Arsen kembali ke rumah masa kecilnya bukan
tanpa alasan. Dia rindu orang-orang yang sudah dianggapnya sebagai keluarga. Arsen
ingin memperbaiki kesalahannya di sama lalu meski berat karena Alice begitu
marah padanya. Meski harus menerima penolakan, Arsen tetap berusaha. Dia juga
bertekad menyelesaikan satu lagu yang belum diselesaikannya saat pergi dari
rumah. Ini seperti sebuah hutang baginya. Lagu yang berkisah tentang gadis yang
dicintainya, Alice.
Baca juga >>> [Book Review] - This Guy is Mine
Review
Ini adalah
kisah cinta yang berakhir tragis. Alice dan Arsen memiliki beberapa kesamaan.
Sama-sama ditinggal mati orang tua lalu menemukan kembali keluarga setelah
diasuh oleh Kakek Lur. Mereka sama-sama menyukai musik meski beda genre. Alce
bermain piano, sedang Arsen bermain gitar dan musik rock. Menurutku, ini
menjadi salah satu keunikan kisah ini.
Penulis
memasukkan istilah musik, alat musik, aliran musik, hingga lagu dan
instrumental, lalu diolah menjadi bagian dari jalan cerita. Bukan hanya
tempelan saja, lho. Kebayangkan gimana riset yang dilakukan penulis. Bahkan di
sela-sela narasi dituliskan, nama tokoh utamanya, Alice, diambil dari nama
Alice Cooper, bapak shock rock.
Kurang totalitas apa coba.
Aku suka
tema yang disajikan. Kisah percintaan yang dibumbui konflik keluarga,
persahabatan, dan juga usaha menggapai impian. Penulis berhasil mengaduk-aduk
emosiku terutama saat membaca tentang perasaan Alice : marah, kecewa, putus
asa, bahkan takut akan kembali kehilangan orang yang disayang. Pada beberapa
bagian, aku bahkan bisa merasakan kesedihan Alice. Jadi ikutan nangis, deh.
Pada bagian
lain, aku juga dibuat gemas dengan sikap Arsen dan Alice yang sama-sama enggan
mengungkapkan perasaan. Meski akhirnya Arsen memberanikan diri jujur, tapi
Alice masih membisu. Bahkan sampai lagu yang diciptakan Arsen untuk dirinya
rampung pun Alice masih ragu untuk jujur pada lelaki itu tentang perasaannya.
Tapi siapa sangka, justru sikapnya ini berujung penyesalan seumur hidupnya.
Kisah ini
ditulis dengan POV orang ketiga tunggal. Alurnya maju mundur yang membawaku
beberapa kali mundur ke kisah masa lalu mereka. Saat Alice dan Arsen pertama
kali bertemu, saat mereka mulai berkonflik, serta saat Kakek Lur meninggal.
Alice
digambarkan sebagai gadis manis, pintar, perhatian, tapi tegas. Beberapa kali
mereka bertengkar, Alice memilih diam tapi tetap memberikan perhatian-perhatian
kecil pada Arsen. Alice tipikal yang sulit mengungkapkan perasaan. Dia lebih
suka memendam. Namun justru sikap Alice ini yang mampu menaklukkan Arsen.
Bahkan Alice menjadi salah satu sumber inspirasi dalam membuat lagu-lagu yang
diciptakannya.
Arsen
digambarkan sebagai sosok yang egois. Demi meraih cita-citanya dia bisa
meninggalkan semua yang menghalanginya, termasuk keluarganya. Dia ramah, suka petualang
dan sedikit pemberontak. Dia tipikal cuek. Saat Alice mendiamkannya karena
marah pun Arsen akan tetap mengajaknya bicara meski gadis itu tak
menanggapinya.
Tokoh yang
kusuka adalah Mar. Perempuan berambut merah ini adalah manajer Arsen yang
digambarkan sebagai perempuan mandiri, tegas, pekerja keras, dan selalu punya
solusi atas segala permasalahan. Meski bukan tokoh utama tapi Mar adalah sosok
yang banyak memberikan dukungan pada karir Arsen. Dia banyak membantu Arsen saat
bermasalah dengan produser, fans, hingga masalah pribadinya bersama Alice. Mar
juga yang membangkitkan semangat Alice yang terpuruk saat kehilangan Arsen.
Yup, kisah
ini sad ending, ya, BESTie. Jadi
jangan lupa siapkan tisu sebelum membacanya.
Baca juga >>>
Selama
membaca kisah ini, mataku dibuat berkaca-kaca beberapa kali. Aku suka beberapa
adegan dialog di kisah ini. Aku tulis di bawah, ya, bagian mana saja yang
kusuka.
“Kalau
begitu, bersyukurlah kau hidup. Kau masih punya kesempatan untuk memperbaiki –
apa pun yang ingin kau perbaiki. Jadi, hapus tampang sedih itu.”
[Hal
: 62]
“Jangan lalu
menjadi orang asing. Sering-sering telepon. Pulang sesekali. Rumah ini selalu
terbuka untukmu.”
[Hal
: 80]
“Arsen, ini
bukan tentang apa aku bisa memaafkanmu atau tidak. Ini tentang apa aku bisa …
percaya lagi.”
[Hal
: 170]
“Aku
menyayanginya. Aku ingin menjaganya. Tidak. Aku akan menjaganya. Aku akan
memastikan dia baik-baik saja. Aku akan selalu di sisinya, seperti seharusnya.”
[Hal
: 184]
“Kalau kau
mencintaiku, Alice Lila, katakan dengan jelas kau mencintaiku, bukan memasang
muka cemberut.”
[Hal
: 278]
“Aku tidak
mau dengar kata ’tidak’. Kita boleh bersedih. Tapi semangat hidup kita tidak
bolh ikut hilang bersama mereka yang pergi.”
[Hal
: 290]
“Kau harus
mengenangnya dengan cara terbaik yang bisa kau berikan.”
[Hal
: 307]
“Hidup bisa
berakhir kapan saja. Saya takut menyia-nyiakannya lagi. Saya sudah
menyia-nyiakannya selama bertahun-tahun. Sekarang, saya mendapat kesempatan
kedua. Saya ingin melakukannya dengan benar kali ini. Hidup seharusnya
dipergunakan untuk menjaga hal-hal yang penting bagi kita.”
[Hal : 311]
Baca juga >>>
Ini adalah
salah satu kisah cinta sad ending
yang pernah kubaca. Kebanyakan kisah cinta yang kubaca happy ending. Meski berhasil menguras air mataku, aku suka dengan
kisah ini. Ada beberapa pelajaran yang kudapat dari kisah ini ...
- Semangat meraih mimpi. Aku belajar dari Arsen bagaimana dia gigih menggapai
mimpi. Bagiku semangat Arsen perlu ditiru, tapi tidak dengan sikapnya. Saat dia
sudah mendapatkan yang diinginkan, dia lupa segalanya. Ini yang harus di delete.
- Hidup adalah pilihan. Manusia banyak membuat pilihan setiap detik. Bukan
hanya tentang hal-hal kecil, bahkan hal besar sekalipun. Setiap pilihan ada
konsekuensinya. Jangan sampai salah pilih. Salah satu pilihan buruk Arsen
adalah, dia memilih menghabiskan waktu bersama teman-teman artisnya dan
mabuk-mabukkan, lalu melupakan janjinya pada Alice dan teman-teman bandnya
untuk membahas kurikulum kelas music di Lilt. Tentu ini mengecewakan
teman-temannya dan membuat Alice marah.
- Jangan pernah tinggalkan keluarga. Apapun urusannya, sejauh apapun kita harus pergi,
jangan pernah melupakan keluarga. Mungkin kita harus pergi dari rumah untuk
sesuatu hal, tapi paling tidak tetap jaga komunikasi. Teruslah berkabar.
Bagaimanapun juga keluarga adalah tempat kembali.
- Tentang persahabatan. Aku salut dengan teman-teman band Arsen. Meski pernah
dikecewakan dan ditinggalkan oleh Arsen, mereka memaafkan dan menerimanya
kembali dengan baik. Bahkan mereka mau mendukung Arsen yang ingin membangkitkan
kembali sekolah musik Lilt dengan cara menjadi pengajar di sana.
- Jangan salah memilih circle pertemanan.
Dengan siapa kita sering menghabiskan waktu, akan berpengaruh pada diri kita.
Berhati-hatilah dalam memilih teman. Bisa jadi mereka membawa kita dalam
kebaikan, atau malah sebaliknya.
- Ungkapkan pikiran dan perasaan. Nggak kebayang bagaimana perasaan Alice saat Arsen
meninggalkannya untuk selamanya. Perempuan selalu ragu dan menunda
mengungkapkan perasaannya. Mungkin ini akan menjadi penyesalan seumur hidupnya.
Andai saja Alice mau segera jujur, tentu dia tidak akan semuram itu. Paling
tidak Arsen sudah tahu tentang perasaannya meski akhirnya mereka tidak bersama.
- Tidak ada yang tahu tentang kematian. Manusia datang dan pergi dalam hidup kita. Kita tak
tahu dengan cara apa mereka akan pergi dari kita. Bisa jadi dengan kematian.
Dan itu berarti kepergiaannya untuk selamanya.
- Manusia berubah. Perjalanan hidup membuat manusia berubah. Tidak ada
salahnya memberikan kesempatan mereka untuk memperbaiki diri.
Data Buku
Judul
:
Song for Alice
Penulis
:
Windry Ramadhina
Penerbit
:
Roro Raya Sejahtera
Tebal
:
322
halaman
Tahun
:
2018
Baca juga >>> [Book Review] - The X-files
Skor
🌠 4,5/5
~ Hana Aina ~
Baca juga, ya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berbagi komentar ^^