Senin, 20 Februari 2023

[Book Review] : Party Season – Tidak Semua Masalah Harus Dihadapi Sendiri



Sinopsis

Isabel atau yang biasa dipanggil Izzy, seorang perencana pesta, mendapat tawaran mengurus pesta di Pantiles milik keluarga Monkwell. Mendatangi keluarga itu sama juga membuka kembali memori masa lalu Izzy. Termasuk hubungannya dengan Simon, anak tertua keluarga Monkwell. Siapa sangka banyak hal berubah. Termasuk kebangkrutan keluarga kaya itu yang terlilit banyak hutang dan kini bingung membayarnya. Simon mengambil tanggungjawab dengan meminta Izzy merancang pesta amal sekaligus untuk mengundang para pengusaha berinvestasi pada aset milik keluarganya. Namun tidak semudah dugaan. Rob, mantan Izzy dan juga pesaing Simon, berusaha mengagalkan upaya Simon membangkitkan kembali kejayaan keluarganya.

 

Baca juga >>> [Book Review] : The Pajama Game

 

Review
Hai, BESTie! Ini adalah buku ke #7 yang kubaca tahun ini. Masih membawa genre romance, Party Season karya Sarah Mason ini berkisah tentang cinta lama yang belum kelar antara Simon dan Izzy.

Memang agak susah, ya, kalau ngomongin tentang CLBK itu. Yang awalnya Izzy dan Simon sudah punya kehidupan masing-masing, lalu mereka kembali bertemu, seolah keduanya ditarik ke masa lalu, ada rasa yang membekas. Namun aku senang dengan sikap Izzy yang professional. Awalnya dia kaku, tapi setelah lama bahkan sempat tinggal di Pantiles, Izzy mulai bisa membaur dengan keluarga Monkwell.

Meski Simon tidak seasyik dulu, Izzy tetap berusaha membuka komunikasi dengannya. Aku juga suka bagian ini. Istilah kata, yang sudah berlalu ya sudahlah, ya.

Lambat laun Izzy mulai tahu penyebab perubahan sikap Simon. Setelah kematian ibunya, Simon mendapati kenyataan usaha keluarganya mulai mundur. Selain memang bisnis di bidang pertanian tidak bersinar seperti dulu, tidak ada satu pun anggota keluarga Simon yang memiliki keahlian berbisnis, termasuk ayahnya. Selama ini hanya ibunya saja yang menjalankan bisnis. Simon sebagai anak tertua, mengambil alih tanggungjawab penuh atas bisnis keluarganya. Dari sinilah Simon mengetahui bahwa perusahaan keluarganya memiliki tunggakan hutang yang besar dan tidak mampu melunasinya.

Saat ekonomi keluarga Monkwell mulai menurun, Simon memaksa adiknya untuk tetap kuliah, meski dia sendiri memutuskan untuk drop out. Simon lebih fokus mengelola aset keluarganya yang kini tinggal beberapa saja dan membuka bisnisnya sendiri untuk menyokong kehidupan keluarganya agar tetap bisa bertahan. Ish, keren sekali kau Simon!

Simon memendam sendiri beban itu. Konsekuensinya, lelaki itu berubah menjadi sosok yang pendiam, pekerja keras, serius, dan sedikit menakutkan. Inilah salah satu penyebab perubahan sikap Simon meski di sisi lain masih ada satu rahasia besar lagi yang masih disembunyikan, dan itu berhubungan keluarga Izzy.

Kisah ini mengambil tokoh utama Isabel alias Izzy yang seorang perencana pesta. Dari sinilah aku banyak tahu seluk beluk di belakang layar bagaimana sebuah pesta di persiapkan. Terutama pesta besar, seperti pesta dansa dan pesta amal untuk penggalangan dana. Ternyata tidak sesimpel kalau kita hanya datang sebagai tamu undangan, menikmati segala jamuan dan hiburan.

Izzy musti merancang semuanya. Mulai dari pemilihan tempat, vendor yang akan diajak bekerjasama, catering, tempat parkir, sampai sanitasi. Kebayangkan berapa banyak pihak yang harus teribat di dalamnya. Belum lagi soal pemilihan daftar tamu undangan yang harus sesuai dengan tujuan pesta itu diadakan.

Seperti saat Simon meminta Izzy mengadakan pesta untuk para investor. Tentu Simon akan mengudang pera pengusaha yang dilihatnya berpotensi menginvestasikan uang di asetnya. Simon tidak mengundang pesaingnya ke pesta. Namun siapa sangka, Rob yang tidak diundang, datang dengan mengatasnamakan perusahaan lain dimana dia bergabung di dalamnya (dan ini tidak diketahui Simon maupun Izzy). Tentu saja bisa ditebak apa yang terjadi selanjutnya. Rob mengacaukan segalanya.

Kisah ini mengambil tempat di Inggris dengan alur maju dan POV orang pertama tunggal dari sudut pandang Izzy. Sosok Izzy digambarkan sebagai perempuan mandiri yang ceria, suka mengatur, mudah bergaul tapi juga mudah terprovokasi dan dimanipulasi. Sedangkan Simon awalnya adalah cowok yang periang tapi setelah kematian ibunya, dia berubah menjadi lebih serius dan penuh rahasia. Tokoh yang kusuka di kisah ini adalah Aunt Winnie. Meski bukan tokoh utama, tapi bibi dari Izzy ini selalu meliliki ide brilian untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi bersama. Ide-ide tak terpikirkan sebelumnya baik oleh Izzy maupun Simon selalu menjadi kejutan yang didatangkan oleh Aunt Winnie. Pembawaannya yang ceria membuat siapapun yang bertemu dengannya langsung mudah akrab.

 

Baca juga >>> [Book Review] : The X-files

 

Tidak seperti kisah-kisah yang pernah kubaca sebelumnya, aku hanya punya sedikit dialog yang kusuka di kisah ini.

“Ada beberapa hal yang sebaiknya dibiarkan seperti apa adanya.”

[Hal : 188]

“Balas dendam lebih baik disajikan pada saat yang tepat.”

[Hal : 231]

Meski hanya ada 2 dialog yang kusuka, tapi aku mendapat banyak pelajaran dari kisah ini.

  • Jangan menyembunyikan masalah apalagi jika menyangkut banyak orang. Membicarakan masalah dengan orang-orang yang bersangkutan jauh lebih agar semua tahu situasi yang sebenanya. Saat Simon mengambil alih perusahaan keluarga dengan kondisi keuangan yang bobrok, lelaki itu menyembunyikan semuanya dari anggota keluarga lain. Tiba-tiba saja Simon mengambil sikap memangkas pengeluaran keluarga dan super berhemat yang membuat kesan Simon adalah orang yang pelit dan kejam. Andai saja Simon berterus terang, bisa jadi semua akan memahami dan bahkan mendukung keputusannya. Tidak tertutup kemungkinan mereka juga akan membantu Simon mengatasi masalah itu.
  • Jangan dulu berburuk sangka, tidak ada salahnya mengkonfirmasi. Izzy adalah salah satu orang yang juga menganggap kalau Simon yang sekarang adalah sosok yang jahat. Bahkan keluarga Simon sendiri juga punya pemikiran yang sama. Namun setelah lebih lama berinteraksi dengannya ditambah dengan terkuak alasan sebenarnya perubahan sikap Simon, Izzy menjadi sangat bersimpati padanya. Nah, kan. Selalu ada alasan dibalik setiap keputusan, tidak ada salahnya menkonfirmasi pada yang bersangkutan.
  • Kekompakan dan kerjasama tim. Setelah semua anggota keluarga Monkwell tahu kalau mereka punya masalah serius (gagal bayar hutang yang menyebabkan asetnya akan disita bank, dan juga perusahaan Simon yang terancam gagal mendapatkan investor) seluruh anggota keluarga bahu membahu mencari jalan keluar. Aku suka bagaimana kekompakan keluarga ini meski dengan beberapa drama di sana sini.
  • Jangan remehkan peran orang lain sekecil apapun. Setiap manusia memiliki peran meski terkadang keberadaan mereka tidak begitu menonjol. Seperti beberapa tokoh di kisah ini : Aunt Winnie yang ternyata banyak ide dan juga si kecil Harry (anak juru masak keluarga Monkwell) yang pemberani.
  • Semangat kerja keras. Semangat kerja keras Simon untuk membangkitkan kejayaan keluarganya dan juga membangun bisnisnya sendiri meski harus drop out dari kuliah perlu aku acungi jempol. Dia tidak putus asa bahkan terus berusaha memperbanyak pengalaman dengan langsung terjun ke dunia bisnis dan memperbaiki keadaan.
  • Tentang tanggungjawab. Aku bisa merasakan yang Simon rasakan. Sebagai anak pertama, secara tidak langsung, seolah seperti mendapat mandat untuk mengambil alih tanggungjawab keluarga saat orang tua sudah tidak sanggup lagi. Jadi curcol #eh.
  • Profesionalitas. Aku suka profesionalitas Izzy. Dia tetap berani mengambil job dari klien meski klien tersebut pernah punya cerita masa lalu dengannya. Izzy tetap mengerjakan proyeknya dengan baik.

Tidak banyak kejutan di kisah ini. Alurnya mengalir biasa dengan beberapa adegan lucu dan konyol. Terutama saat mereka harus menghadapi situasi tak terduga. Di satu sisi petugas pengadilan yang datang untuk menyita aset keluarga yang tentu ini akan memberi kesan memalukan dan membenarkan kabar kalau keluarga Monkwell bangkrut, di sisi lain mereka harus menjamu para calon investor dan harus menampilkan kesan semua baik-baik saja agar investor percaya dan mau menginvestasikan uang mereka. Salut, deh!

 

Baca juga >>> [Book Review] : The Medici Dagger

 

Data Buku

Judul      :   Party Season

Penulis   :   Sarah Mason

Penerbit :   Gramedia Pustaka Utama

Tebal      :   436 halaman

Tahun    :   2003.

 

Baca juga >>> [Book Review] : Cinderella Tuathina

 

Skor

4 dari 5 bintang

 

 

~ Hana Aina ~

 

 

Baca juga, ya ...







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berbagi komentar ^^