Sinopsis
Millie Barnes pulang kampung dan bekerja sebagai
dokter di sana. Dengan gajinya, dia merombak diri dari seorang perempuan culun
menjelma perempuan trendi. Millie punya misi. Dia ingin mendapatkan lelaki yang
pernah diincarnya saat SMU dulu, Joe Carpenter. Misi Millie berhasil. Mereka
sempat jadian. Namun semakin Millie dekat dengan Joe, banyak sisi kelam lelaki
itu terkuak. Millie menyerah hingga memutuskan Joe. Dalam kesedihan dan kecewa,
Millie banyak menghabiskan waktu dengan Sam Nickerson, mantan kakak iparnya
yang baru saja bercerai dengan kakaknya, Trish. Millie sudah mengenal Sam jauh
sebelum lelaki itu menikah dengan Trish. Sam sudah seperti kakaknya sendiri. Namun
siapa sangka, saat keduanya harus menghadapi keterpurukan hidup masing-masing,
justru keduanya saling menguatkan hingga terlibat dalam cinta.
Baca juga >>> [Book Review] - Acc, Pak!
Review
Hai, BESTie. Pernah nggak, sih, kalian sibuk mencari
pujaan hati, eh, ternyata dia orang dekat sendiri. Wah, bisa jadi kalian bakal ketawa
ketiwi sendiri, ya. Ini juga yang terjadi pada kisah Millie, tokoh di novel
Fools Rush In karya Kristan Higgins ini.
Ini adalah kisah cinta dewasa antara Millie Barnes
dengan Sam Nickerson, mantan kakak iparnya. Selama bertahun-tahun, Millie hanya
jatuh cinta pada Joe Carpenter. Tidak ada lelaki lain. Hingga ketika perempuan
itu memiliki kesempatan untuk merombak diri, dia memanfaatkan kesempatan itu
untuk kembali mendekati Joe.
Di sini, Millie benar-benar mengalami cinta buta. Dia
menyewa penasehat fashion, berbelanja banyak barang-barang trendi, merubah
model rambut, dan melakukan diet ketat. Dia merombak diri habis-habisan demi
Joe. Saat misi Millie berhasil, dia bahagia. Namun tidak dengan orang-orang di
sekitarnya.
Selama bertahun-tahun Millie tidak pulang dan selama itu
pula banyak hal berubah. Termasuk Joe. Orang-orang terdekat Millie
memperingatkannya tentang Joe, tapi perempuan itu tidak peduli. Hingga Millie
melihat sendiri sisi gelap Joe : playboy, pelit, dan bermasalah dengan kebersihan
diri.
Nah, mangkanya jangan cinta buta. Kalau ada yang memberi
infromasi berhubungan dengan seseorang yang kita cintai, jangan langsung
ditolak. Namun jangan langsung diterima mentah-mentah juga. Lebih baik di cros
cek kebenarannya. Yeaahh … tapi gimana, ya. Kenyataannya emang seringnya cinta
itu melenakan. Sampai-sampai ada yang bilang, kalau sedang jatuh cinta itu
seperti tai kucing rasa cokelat. Hadeh!
Dalam kisah ini juga dihadirkan konflik persaingan antar
saudara. Trish dan Millie adalah dua bersaudara. Namun kedua perempuan itu
bagaikan bumi dan langit. Trish cantik dan menarik. Dia populer di sekolah
meski nilai akademiknya biasa saja. Sebaliknya, Millie sosok yang pintar meski
secara penampilan dia kurang menarik. Karenanya, saat Millie sudah dewasa dan
punya penghasilan sendiri, dia bertekad untuk merombak penampilannya. Dia
sering minder dan membandingkan dirinya dengan Trish. Terlebih, Trish adalah
anak kesayangan orangtuanya.
Tidak berhenti sampai di situ. Kedua kakak beradik itu
juga memperebutkan Sam. Meski Trish sudah berpisah dari Sam dan kini lelaki itu
menjalin hubungan dengan Millie, tapi Trish tidak merelakannya. Sampai di sini,
aku sebagai pembaca lebih yakin kalau Trish tidak merestui hubungan keduanya, bukannya
karena masih mencintai Sam. Namun ini lebih karena Trish cemburu ternyata Sam terlihat
lebih bahagia saat bersama adiknya dari pada bersamanya.
Selain tentang cinta buta dan persiangan antar saudara,
cerita ini juga menyuguhkan kisah cinta dengan orang terdekat. Menurutku, ini
memang agak riskan, ya. Trish bercerai dengan Sam, lalu lelaki itu menjalin
hubungan dengan Millie. Akan ada banyak prasangka yang terbentuk dari orang-orang
di sekitarnya. Untungnya masalah ini terselesaikan dengan baik setelah pihak-pihak
yang terlibat saling berlapang dada.
Selama ini Sam menganggap Millie seperti adiknya. Pun
demikian dengan Millie. Namun pada satu titik, keduanya menyadari perhatian dan
kasih sayang di antara keduanya adalah cinta antara dua orang dewasa. Awalnya,
keduanya berusaha menepis perasaan itu. Kecanggungan tercipta di antara
keduanya. Namun kebekuan itu kemudian mencair setelah keduanya saling jujur dan
lebih terbuka satu sama lain. Kocak, sih, ini. Millie yang mati-matian mengejar
Joe, eh, ujung-ujungnya hatinya berlabuh pada mantan kakak iparnya.
Millie Barnes
adalah sosok yang baik dan pintar. Dia juga periang dan pejuang gigih untuk
mewujudkan yang dia inginkan. Sayang saat dia jatuh cinta, dia lupa menggunakan
logikanya. Dah kek judul lagu aja, ya … Cinta ini, kadang kadang tak ada logika!
Sam Nickerson
digambarkan sebagai sosok yang gagah dan tampan. Dia polisi baik, olahragawan,
dan juga pekerja keras. Dia sangat dekat dengan anak lelaki semata wayangnya,
dan tentu saja … sangat menyayangi Millie.
Joe Carpenter
adalah idola perempuan semenjak sekolah. Dia digambarkan sebagai sosok lelaki
dengan penampilan yang oke, tapi tidak dengan otaknya, Menurutku, sih, Joe ini
agak lemot, kekanakan dan … jorok.
Baca juga >>> [Book Review] - Perfect Fling
Aku tidak punya tokoh favorit di kisah ini. Namun aku
punya beberapa kutipan yang kusuka dan akan kubagi ke kalian berikut ini :
“Bertahanlah, Sobat,” gumamku seraya memundurkan
mobil. “Hidup akan segera membaik.”
[Hal : 48]
“Cinta sejati adalah saat sebahagia apa pun dirimu pada
suatu saat, akan lebih baik jika kau bersama seseorang yang kau cintai.
Sepertinya, keberadaan orang itu di sana akan membuatnya sempurna.”
[Hal : 361]
“Nah, kau sudah paham, kan? Kau bertanya, aku
menjawab. Sekarang berhentilah merengek, bersikaplah dewasa, dan berhentilah
sesuai umurmu.”
[Hal : 402]
Baca juga >>> [Book Review] - Party Season
Selain kutipan, aku juga mendapat beberapa pelajaran yang
kudapat selama membaca kisah ini :
- Motivasi
untuk diri sendiri. Kalau ingin
berubah, memperbaiki diri, lakukan itu untuk diri sendiri. Bukan untuk orang
lain. Kalau kita melakukannya untuk orang lain dan ternyata tanggapan orang tersebut
tidak seperti harapan kita, tinggallah hanya kecewa. Bahkan bisa jadi ini akan
membawa kita kembali ke titik awal atau bahkan lebih buruk.
- Mencintai
sewajarnya. Jangan sampai
dibutakan oleh cinta hingga tidak bisa membedakan mana yang baik dan buruk.
- Cek and
ricek. Saat mendapatkan sebuah
kabar, ada baiknya tidak langsung percaya. Carilah informasi dan lakukan
pengecekan untuk mengetahui kebenarannya.
- Jodoh itu
misteri. Tidak sedikit orang yang
berjodoh hanya lima langkah dari rumah. Kalau orang jawa bilangnya pek nggo,
alias menikah dengan tetangga. Padahal mencarinya
hingga ke ujung dunia, haha. Apalagi yang seekstrim Millie ini yang pada akhirnya
berjodoh dengan mantan kakak iparnya.
- Arti
persahabatan. Ini terjadi
antara Katie dan Millie. Mereka bersahabat semenjak sekolah. Katie tahu Millie
tergila-gila pada Joe. Katie senang akhirnya Millie bisa jadian dengan pujaan
hatinya. Namun Kitie pula yang memperingatkan Millie tentang minusnya Joe.
- Bersyukur
dengan apa yang dimiliki. Ini aku pelajari
dari Trish yang kurang bersyukur punya suami sebaik Sam. Dia malah berselingkuh
dan menceraikan Sam. Dia juga meninggalkan anak semata wayangnya Danny. Yeah,
tahu sendirilah, ya, kalau orang-orang semacam Trish ini ending ceritanya kek
mana. Nggak happy ending deh pokoknya karena akhirnya dia malah gantian ditinggalkan.
Ckckck … kasihan sekali Trish.
- Tidak perlu
membandingkan diri dengan orang lain. Bangga pada diri sendiri. Masing-masing
orang punya kekurangan dan kelebihan. Fokuslah pada kelebihanmu dan mulailah
memperbaiki kekuranganmu. Tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain
apalagi sampai ingin menjadi orang lain tersebut. Menjadi diri sendiri itu
lebih baik.
Baca juga >>> [Book Review] - In a Class by Itself
Kisah ini bergenre romance dengan
happy ending, ditulis dengan POV orang pertama tunggal dari sudut pandang
Millie Barnes. Setting cerita mengambil tempat di daerah Cape Cod, Massachusetts,
Amerika. Alur ceritanya maju. Pache-nya sedang, tidak terlalu cepat dan tidak
juga terlalu lambat. Namun tetap saja, aku butuh napas panjang untuk membaca
novel setebal 500 halaman ini.
Data
Buku
Judul
:
Fools Rush In
Penulis
:
Kristan Higgins
Penerbit
:
Gramedia Pustaka Utama
Tebal
:
502 halaman
Tahun
:
2014
Baca juga >>> [Book Review] - Shadows of Tomorrow
Skor
🌠 4/5
~ Hana Aina ~
Baca juga, ya ...
Thanks for being a reliable source of wisdom and inspiration in the online realm.
BalasHapus