Sinopsis
Snow
Crystal Resort terancam bangkrut. Jackson O’Neil dan Kayla berusaha membuat
banyak program saat liburan natal untuk menaikkan kunjungan wisatawan. Salah
satunya, menjual nama Tylor O’Neil. Anak ketiga dari keluarga O’Neil ini memang
menjadi magnet. Selain karena penampilannya yang menawan, dia juga mantan atlet
sky internasional. Tyler yang terbiasa hidup bebas kini harus mengatur ulang
hidupnya agar lebih teratur. Apalagi sekarang dia tinggal bersama anak semata
wayangnya, Jess, yang mulai beranjak remaja. Untung saja ada Brenna, sahabat semenjak
kecilnya yang juga sangat piawai bermain sky. Keberadaan Brenna tidak hanya
menjadi patner kerja Tyler tapi juga tempat berbagi keluh kesah hidupnya
termasuk saat membesarkan Jess sebagai single parents. Brenna menjadi special bagi
Tyler. Namun lelaki itu tidak berani mengungkapkan perasaannya karena takut
kehilangan persahabatan mereka.
Baca juga >>> [Book Review] - Victoria and The Rogue
Review
Hai, BESTie! Ketemu lagi di
Book Review dan kali ini aku membawa satu novel karya Sarah Morgan berjudul
Maybe This Christmas. Ini adalah novel seri ke #3 O’Neil Brother. Novel seri #1
dan #2 sudah pernah kureview sebelumnya, silakan dicari pada postingan blog
sebelumnya jika berkenan.
Novel seri
#1 O’Neil Brothers menceritakan kisah cinta Jackson O’Neil, anak pertama
keluarga O’Neil bersama Kayla. Novel seri #2 menceritakan kisah cinta Sean O’Neil,
anak kedua keluarga O’Neil dan juga kembaran Jackson bersama Elise. Nah, novel
seri #3 ini menceritakan kisah cinta Tyler O’Neil, anak bungsu keluarga O’Neil
bersama sahabatnya Brenna.
Novel ini
berkisah tentang perubahan hidup Tyler, seorang atlet sky internasional yang
sering menjuarai berbagai turnamen dunia. Dia gemar menantang maut, berseluncur
pada jalur-jalur curam dengan kecepatan tinggi. Dia dipuja terutama oleh para perempuan.
Hingga suatu kecelakaan tragis terjadi yang membuat karir sky-nya tamat. Meski
orang-orang masih mengenalinya tapi bagi Tyler itu tidak sebanding dengan kesedihannya
harus mundur dari sesuatu yang sangat disukainya, berkompetisi di turnamen sky
dunia.
Tyler kini
kembali ke rumahnya di Snow Crystal. Dia membantu Jackson mengelola resort
tersebut dengan menjadi pemandu dan pelatih sky sesuai dengan keahliannya. Tentu
saja, kehadiran Tyler di antar pengunjung resort adalah sesuatu yang istimewa.
Siapa sih yang nggak mau berseluncur di salju bersama bintang sky dunia, atau
malah berlatih sky langsung dari ahlinya? Karenanya, Tyler menjadi salah satu
keunggulan program yang ditawarkan Snow Crystal kepada pengunjung. Itu sangat
tepat karena berkat publikasi Kayla terhadap keberadaan Tyler di resort
tersebut, jumlah kunjungan wisata melonjak tajam dan bisa dipastikan masalah
keuangan yang dialami keluarga O’neil perlahan teratasi.
Ternyata di
sisi lain, ini menjadi beban bagi Tyler. Lelaki itu tidak dapat melupakan kejadian
naas tersebut. Dia harus mundur selamanya dari turnamen yang telah membesarkan
namanya di saat dia berada di puncak kejayaan. Tyler masih ingin bertanding,
semangatnya berapi-api. Namun dia harus menerima kenyatan bahwa karirnya
selesai setelah cidera parah yang dialaminya saat itu. Lelaki itu masih ingin
bermain sky. Salah satu cara melepas kerinduannya adalah dengan menjadi pemandu
dan pelatih untuk para turis di resortnya. Memang tantangannya sangat jauh berbeda,
tapi Tyler berusaha berdamai dan menerima kenyataan bahwa keadananya tidak
sperti dulu.
Novel ini
menghadirkan kisah cinta dewasa temen jadi demen yang terjadi antara Tyler –
Brenna. Tyler mengenal Brenna seumur hidupnya. O’Neil Brothers mengenal Brenna
sejak balita. Saat anak-anak mereka berempat berlajar sky bersama di bawah pengawasan
Michael O’Neil, ayah O’Neil Brothers. Mereka tumbuh bersama dan bersekolah di
tempat yang sama.
Bagi O’Neil
Brothers, Brenna sudah seperti adik bungsu. Itu berlaku bagi si kembar Jackson
dan Sean, tapi tidak bagi Tyler. Seiring berjalannya waktu, Tyler menaruh hati
pada Brenna, tapi dia harus menahan perasaannya karena takut jika kisah
cintanya bersama Brenna berakhir maka berakhir pula persahabatan meraka yang
sudah puluhan tahun lamanya. Meski tidak pernah mengucapkannya, tapi sikap dan
tindakan Tyler yang sangat protektif kepada Brenna dapat dibaca keluarganya. Dan
ternyata, Brenna juga merasakan hal sama. Sepertinya ini dua sejoli yang saling
suka tapi sulit menyatakan perasaannya karena terjebak dalam friend zone.
Ada juga
kisah kasih sayang orangtua – anak. Tyler bercerai dari Janet, istrinya, saat
anak mereka, Jess, masih kecil. Meski keluarga O’neil berusaha meminta hak asuh
Jess tapi pengadilan tidak mengabulkannya. Jess tinggal Janet. Selama itu pula
Jess tidak bahagia tinggal bersama ibunya, terlebih setelah Janet menikah dan
melahirkan lagi. Jess merasa seperti tersisih hingga akhirnya dia memilih tinggal
dengan Tyler di Snow Crystal. Kehidupan Tyler yang bebas seketika berubah semenjak
kehadiran Jess. Lelaki itu berusaha hidup teratur, tidak minum, dan tidak berhubungan
dengan perempuan. Ternyata menjadi orang tua tunggal bagi seorang gadis yang beranjak
remaja tidak semudah yang Tyler bayangkan. Banyak hal-hal tentang perempuan
yang tidak bisa Jess ceritakan kepada ayahnya. Untung saja banyak perempuan di
keluarga besar ONeil yang siap membantu Tyler membesarkan Jess.
Jess sangat
memuja ayahnya. Dia mengagumi lelaki itu dan berharap suatu hari bisa menjadi
seperti dirinya. Jess sangat senang menonton video aksi Tyler di berbagai
turnamen. Dia mempelajari hampir semua teknik berseluncur ayahnya. Dia juga
suka sekali bermain sky dan bergabung dengan tim kejuaraan di sekolahnya. Masalahnya,
Tyler tidak suka melihat video-vodeonya itu. Itu sama saja membuka luka lama. Namun
setelah melihat kegigihan Jess berlatih, akhirnya Tyler pun luluh dan bersedia
melatihnya hingga ikut kejuaraan. Memang, ya, buah tidak akan jatuh jauh dari
pohonnya.
Selain
Jess, Brenna juga bermasalah dengan ibunya. Perempuan itu sering mendapat
omongan tidak mengenakkan dari ibunya tentang pilihan hidupnya, termasuk perasaannya
tentang Tyler. Ibunya merasa Tyler track record-nya sebagai play boy akan mengecewakan
Brenna.
Selian dua
hal di atas, ada juga kisah tentang bullying. Ini dialami Brenna saat masih
sekolah. Meski kejadiannya sudah bertahun lalu, ternyata dampak dari bullying
ini masih berbekas hingga Brenna dewasa. Dia tumbuh menjadi orang dewasa yang
suka mengalah, tidak bisa mengungkapkan pendapa atau pun perasaannya, tidak
bisa berkata tidak. Dia juga sering menghindari konflik meski caranya akan
menyakiti dirinya sendiri. Dan ternyata, apa yang dialami Brenna juga terjadi
pada Jess, anak Tyler. Meski sama-sama menjadi bahan bullying tapi masalah
mereka berbeda. Brenna di bully oleh seseorang yang iri dengan kondisi Brenna :
punya orang tua utuh dan menjadi kesayangan para lelaki keluarga O’Neil. Sedangkan
Jess dibully karena dia adalah anak Tyler O’Neil. Ternyata menjadi anak orang
terkenal bisa juga menjadi beban tersendiri. Ditambah lagi ayahnya adalah sosok
yang berprestasi, maka bersiap-siaplah untuk dibanding-bandingkan.
Brenna
pernah dibully dan dia bisa melaluinya, dan saat Jess mengalami hal yang sama,
Brenna berusaha membantu Jess melewatinya karena anak itu enggan menceritakan
apa yang dialami kepada ayahnya. Semua nampak terkendali hingga Jess tahu pelaku
pembulian pada Brenna di masa lalu. Serius! Ini menjadi plot twist di novel
ini!
Seperti
novel seri O’Neil sebelum-sebelumnya, satu hal yang menonjol dari kisah-kisah O’neil
Brothers ini adalah kekompakan keluarga. Meski ini fiksi, tapi aku saja yang
membacanya juga ikutan iri. Suasana kekeluargaan sangat kental. Tak heran jika
para perempuan pasangan anak keluarga O’Neil begitu nyaman berada di tengah-tengah
keluarga ini meski – baik Kayla, Elise, maupun Brenna – masing-masing membawa
trauma masa lalu tentang keluarga mereka, termasuk hubungan buruk dengan orang
tua mereka.
Baca juga >>> [Book Review] - The Medici Dagger
Tokoh Tyler
O’Neil digambarkan sebagai sosok yang penuh semangat, tapi di satu sisi
terkadang emosinya meluap-luap. Jiwanya penuh kenbebasan dan suka melakukan
kegiatan penuh tantangan, terutama sky. Cara bicaranya blak-blakkan cenderung
selengekan dan sarkas, terutama saat berdebat dengan Kayla. Tyler mengubah
hidupnya demi Jess dan berdamai dengan keadaan. Lelaki ini juga masih
bermasalah dengan mantan istrinya sekaligus ibu Jess, Janet.
Tokoh Brenna
Collins digambarkan sebagai sosok yang pendiam dan penurut. Dia tidak bisa
berkata tidak dan lebih suka menghindari konflik. Dia korban bullying saat
masih sekolah dan tidak akur dengan ibunya.
Tokoh Jess
O’Neil adalah anak tunggal Tyler. Orang tuanya bercerai. Awalnya dia tinggal
dengan ibunya, tapi ibunya benci ayahnya dan sering menganggap Jess adalah
sebuah kesalahan. Dia merasa ditolak oleh ibunya lalu memilih tinggal dengan
ayahnya. Gadis ini mandiri, pendiam, dan baik hati. Dia memuja ayahnya dan
semangat berlatih sky agar suatu hari bisa seperti ayahnya. Tanpa diketahui
ayahnya, Jess juga korban bullying.
Tokoh Janet
adalah mantan istri Tyler, sekaligus ibu Jess. Dia tidak pernah mencintai
Tyler. Perempuan itu mendekati Tyler hanya untuk menyakiti Brenna. Dia sering
mengatakan kehadiran Jess adalah kesalahan yang membuat anak itu sakit hati dan
merasa tidak diinginkan. Hingga sekarang pun, saat Jess tinggal di Snow Crystal
bersama Brenna, Janet masih memusihi Brenna dan Tyler.
Selain 4
kotoh utama, ada juga peran tokoh-tokoh dari novel seri sebelumnya, terutama
Kayla dan Elise yang berperan besar sebagai support sistem Brenna, mengkondisikan
perjodohan Brenna dengan Tayler. Dalam hal ini aku setuju dengan pernyataan
Kayla saat dianggap ikut campur urusan Tyler – Brenna. Memang, terkadang dalam urusan asmara, perlu
ada campur tangan orang lain untuk menunjukkan bahwa orang yang di depannya adalah jodohnya.
Selama
membaca, aku menemukan beberapa dialog yang menarik. Aku spill, ya …
“Dad-lah yang dewasa. Aku hanya
mengikuti teladanmu.”
[Hal : 11]
“Kita tak bisa merencanakan setiap hal
dalam hidup. Orang-orang menganggap mereka bisa. Mereka berpikir kendali sudah
mereka pegang, tapi kemudian wusss-sesuatu terjadi, membuktikan bahwa kita
tidak memegang kendali seperti yang kita kira. Tapi kadang-kadang hal-hal yang
tidak kita rencanakan justru yang terbaik.”
[Hal : 20]
“Setiap orang mempunyai kelebihan dan
kekurangannya sendiri-sendiri.”
[Hal : 22]
“Semua orang terkadang membuat
kesalahan. Tapi jangan biarkan hal itu menghentikan kita dari berusaha lagi
ketika umur kita sudah lebih tua.”
[Hal : 22]
“Ia tahu percuma saja mengharapkan
sesuatu yang takkan pernah terjadi.”
[Hal : 37]
“Bukankah itu yang namanya cinta sejati?
Mencintai seseorang apa adanya. Jika kau menginginkan seseorang menjadi
berbeda, itu bukan cinta.”
[Hal : 146]
“Kadang-kadang orang-orang membutuhkan
sedikit bantuan untuk melihat apa yang ada di depan mata mereka.”
[Hal : 173]
“Jangan menjalani hidupmu dengan mencemaskan
apa yang dipikirkan prang lain tentang dirimu.”
[Hal : 178]
“Percayalah kepada dirimu sendiri. Fokus.
Kau bisa mengalahkan semua lawanmu.”
[Hal : 214]
“Jadilah dirimu sendiri.”
[Hal : 255]
“Kuharap aku memberitahu mereka bahwa
aku layak dihormati. Bahwa setiap orang layak dihormati.”
[Hal : 304]
“Percuma mengharapkan hal yang sudah
terjadi agar tidak terjadi. Membuang-buang energi.”
[Hal : 311]
“Hal-hal terjadi. Hidup berjalan terus.
Jika tidak bisa mengubahnya, mau tak mau kita harus menghadapinya, tapi jika
ada sesuatu yang bisa membuatnya lebih mudah dihadapi, maka kita harus
melakukannya.”
[Hal : 312]
“Aku tak mau membayangkan sesuatu yang tak
ada dan menginginkan sesuatu yang tak bisa kumiliki.”
[Hal : 336]
“Tidak apa-apa merasa takut. Yang penting
adalah cara kita mengendalikan rasa takut itu.”
[Hal : 463]
Selain dialog
yang kusuka, aku juga mendapat banyak pelajaran dari kisah ini.
- Berdamai dengan keadaan. Belajar dari Tyler, bagaimana dia menerima kalau dirinya tidak lagi bisa berlaga di berbagai turnamen dunia seperti dulu. Pun demikian dengan Brenna dengan masa lalunya sebagai korban bullying. Di masa sekarang, dia sudah melupakan kejadian semasa sekolah dulu. Bahkan sekarang dia membantu Jess yang mengalami hal yang sama.
- Menjadi orang tua sekaligus teman. Ini kulihat
dari keluarga O’Neil, baik antara O’Neil Brothers dengan ibu mereka,
maupun Jess dengan Tyler. Mereka sering bercanda dan sering ngobrol dari hati
ke hati. Tidak ada rasa canggung dan tegang, bahkan terkadang saling olok
dengan bercanda di antara mereka.
- Jangan overthinking. Ini yang terjadi pada Brenna
yang suka sibuk dengan prasangka dalam pikirannya. Akibatnya, dia sering
membuat bingung orang disekitarnya terutama Tyler. Di sisi lain, tidak jarang
dia berprasnagka yang ternyata tidak sesuai dengan kenyataan. Tentu hal seperti
ini merugikan diri sendiri, kan.
- Belajar mengungkapkan perasaan. Lagi lagi belajar dari Tyler dan Brenna, perasaan suka yang mereka pendam selama belasan tahun pada akhirnya membuang waktu mereka. Toh mereka saling suka. Andai keduanya jujur mengungkan perasaan satu sama lain, mungkin mereka telah bersama sedari dulu.
- Kekompakan keluarga. Kekompakan keluarga O’Neil
tidak diragukan lagi. Aku yang membacanya jadi iri. Meski mereka tiga generasi,
tak sering pula berdebat pemikiran antar generasi, tapi mereka tetap kompak. Tidak banyak kejutan di kisah ini.
Dari tiga
seri O’Neil Brothers, menurutku seri inilah yang pali menarik. Meski konfliknya
berlapis, tapi ceritanya mengalir. Karakter utama di seri ini juga lebih hidup dan
cair. Di seri #3 ini aku juga melihat banyak perubahan dari kedua tokoh
perempuan sebelumnya. Kayla di seri #1 sangat kaku, kini lebih bisa bercanda
meski tetap masih suka ngatur dan gila kerja. Pun demikian Elise yang di seri
#2 yang suka uring-uringan dan kabur-kaburan, kini pembawaannya lebih santai
meski terkadang masih suka marah-marah, sih.
Baca juga >>> [Book Review] - Party Season
Data Buku
Judul
:
Maybe This Christmas
Penulis
:
Sarah Morgan
Penerbit
:
Gramedia Pustaka Utama
Tebal
:
504
halaman
Tahun
:
2016.
Baca juga >>> [Book Review] - The Dog Walker
Skor
🌠 4/5
~ Hana Aina ~
Baca juga, ya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berbagi komentar ^^