Kamis, 01 Februari 2024

[Book Review] : Maybe This Christmas – dari Temen Jadi Demen

 

Sinopsis

Snow Crystal Resort terancam bangkrut. Jackson O’Neil dan Kayla berusaha membuat banyak program saat liburan natal untuk menaikkan kunjungan wisatawan. Salah satunya, menjual nama Tylor O’Neil. Anak ketiga dari keluarga O’Neil ini memang menjadi magnet. Selain karena penampilannya yang menawan, dia juga mantan atlet sky internasional. Tyler yang terbiasa hidup bebas kini harus mengatur ulang hidupnya agar lebih teratur. Apalagi sekarang dia tinggal bersama anak semata wayangnya, Jess, yang mulai beranjak remaja. Untung saja ada Brenna, sahabat semenjak kecilnya yang juga sangat piawai bermain sky. Keberadaan Brenna tidak hanya menjadi patner kerja Tyler tapi juga tempat berbagi keluh kesah hidupnya termasuk saat membesarkan Jess sebagai single parents. Brenna menjadi special bagi Tyler. Namun lelaki itu tidak berani mengungkapkan perasaannya karena takut kehilangan persahabatan mereka.

 

Baca juga >>> [Book Review] - Victoria and The Rogue

 

Review
Hai, BESTie! Ketemu lagi di Book Review dan kali ini aku membawa satu novel karya Sarah Morgan berjudul Maybe This Christmas. Ini adalah novel seri ke #3 O’Neil Brother. Novel seri #1 dan #2 sudah pernah kureview sebelumnya, silakan dicari pada postingan blog sebelumnya jika berkenan.

Novel seri #1 O’Neil Brothers menceritakan kisah cinta Jackson O’Neil, anak pertama keluarga O’Neil bersama Kayla. Novel seri #2 menceritakan kisah cinta Sean O’Neil, anak kedua keluarga O’Neil dan juga kembaran Jackson bersama Elise. Nah, novel seri #3 ini menceritakan kisah cinta Tyler O’Neil, anak bungsu keluarga O’Neil bersama sahabatnya Brenna.

Novel ini berkisah tentang perubahan hidup Tyler, seorang atlet sky internasional yang sering menjuarai berbagai turnamen dunia. Dia gemar menantang maut, berseluncur pada jalur-jalur curam dengan kecepatan tinggi. Dia dipuja terutama oleh para perempuan. Hingga suatu kecelakaan tragis terjadi yang membuat karir sky-nya tamat. Meski orang-orang masih mengenalinya tapi bagi Tyler itu tidak sebanding dengan kesedihannya harus mundur dari sesuatu yang sangat disukainya, berkompetisi di turnamen sky dunia.

Tyler kini kembali ke rumahnya di Snow Crystal. Dia membantu Jackson mengelola resort tersebut dengan menjadi pemandu dan pelatih sky sesuai dengan keahliannya. Tentu saja, kehadiran Tyler di antar pengunjung resort adalah sesuatu yang istimewa. Siapa sih yang nggak mau berseluncur di salju bersama bintang sky dunia, atau malah berlatih sky langsung dari ahlinya? Karenanya, Tyler menjadi salah satu keunggulan program yang ditawarkan Snow Crystal kepada pengunjung. Itu sangat tepat karena berkat publikasi Kayla terhadap keberadaan Tyler di resort tersebut, jumlah kunjungan wisata melonjak tajam dan bisa dipastikan masalah keuangan yang dialami keluarga O’neil perlahan teratasi.

Ternyata di sisi lain, ini menjadi beban bagi Tyler. Lelaki itu tidak dapat melupakan kejadian naas tersebut. Dia harus mundur selamanya dari turnamen yang telah membesarkan namanya di saat dia berada di puncak kejayaan. Tyler masih ingin bertanding, semangatnya berapi-api. Namun dia harus menerima kenyatan bahwa karirnya selesai setelah cidera parah yang dialaminya saat itu. Lelaki itu masih ingin bermain sky. Salah satu cara melepas kerinduannya adalah dengan menjadi pemandu dan pelatih untuk para turis di resortnya. Memang tantangannya sangat jauh berbeda, tapi Tyler berusaha berdamai dan menerima kenyataan bahwa keadananya tidak sperti dulu.




Novel ini menghadirkan kisah cinta dewasa temen jadi demen yang terjadi antara Tyler – Brenna. Tyler mengenal Brenna seumur hidupnya. O’Neil Brothers mengenal Brenna sejak balita. Saat anak-anak mereka berempat berlajar sky bersama di bawah pengawasan Michael O’Neil, ayah O’Neil Brothers. Mereka tumbuh bersama dan bersekolah di tempat yang sama.

Bagi O’Neil Brothers, Brenna sudah seperti adik bungsu. Itu berlaku bagi si kembar Jackson dan Sean, tapi tidak bagi Tyler. Seiring berjalannya waktu, Tyler menaruh hati pada Brenna, tapi dia harus menahan perasaannya karena takut jika kisah cintanya bersama Brenna berakhir maka berakhir pula persahabatan meraka yang sudah puluhan tahun lamanya. Meski tidak pernah mengucapkannya, tapi sikap dan tindakan Tyler yang sangat protektif kepada Brenna dapat dibaca keluarganya. Dan ternyata, Brenna juga merasakan hal sama. Sepertinya ini dua sejoli yang saling suka tapi sulit menyatakan perasaannya karena terjebak dalam friend zone.

Ada juga kisah kasih sayang orangtua – anak. Tyler bercerai dari Janet, istrinya, saat anak mereka, Jess, masih kecil. Meski keluarga O’neil berusaha meminta hak asuh Jess tapi pengadilan tidak mengabulkannya. Jess tinggal Janet. Selama itu pula Jess tidak bahagia tinggal bersama ibunya, terlebih setelah Janet menikah dan melahirkan lagi. Jess merasa seperti tersisih hingga akhirnya dia memilih tinggal dengan Tyler di Snow Crystal. Kehidupan Tyler yang bebas seketika berubah semenjak kehadiran Jess. Lelaki itu berusaha hidup teratur, tidak minum, dan tidak berhubungan dengan perempuan. Ternyata menjadi orang tua tunggal bagi seorang gadis yang beranjak remaja tidak semudah yang Tyler bayangkan. Banyak hal-hal tentang perempuan yang tidak bisa Jess ceritakan kepada ayahnya. Untung saja banyak perempuan di keluarga besar ONeil yang siap membantu Tyler membesarkan Jess.

Jess sangat memuja ayahnya. Dia mengagumi lelaki itu dan berharap suatu hari bisa menjadi seperti dirinya. Jess sangat senang menonton video aksi Tyler di berbagai turnamen. Dia mempelajari hampir semua teknik berseluncur ayahnya. Dia juga suka sekali bermain sky dan bergabung dengan tim kejuaraan di sekolahnya. Masalahnya, Tyler tidak suka melihat video-vodeonya itu. Itu sama saja membuka luka lama. Namun setelah melihat kegigihan Jess berlatih, akhirnya Tyler pun luluh dan bersedia melatihnya hingga ikut kejuaraan. Memang, ya, buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya.

Selain Jess, Brenna juga bermasalah dengan ibunya. Perempuan itu sering mendapat omongan tidak mengenakkan dari ibunya tentang pilihan hidupnya, termasuk perasaannya tentang Tyler. Ibunya merasa Tyler track record-nya sebagai play boy akan mengecewakan Brenna.

Selian dua hal di atas, ada juga kisah tentang bullying. Ini dialami Brenna saat masih sekolah. Meski kejadiannya sudah bertahun lalu, ternyata dampak dari bullying ini masih berbekas hingga Brenna dewasa. Dia tumbuh menjadi orang dewasa yang suka mengalah, tidak bisa mengungkapkan pendapa atau pun perasaannya, tidak bisa berkata tidak. Dia juga sering menghindari konflik meski caranya akan menyakiti dirinya sendiri. Dan ternyata, apa yang dialami Brenna juga terjadi pada Jess, anak Tyler. Meski sama-sama menjadi bahan bullying tapi masalah mereka berbeda. Brenna di bully oleh seseorang yang iri dengan kondisi Brenna : punya orang tua utuh dan menjadi kesayangan para lelaki keluarga O’Neil. Sedangkan Jess dibully karena dia adalah anak Tyler O’Neil. Ternyata menjadi anak orang terkenal bisa juga menjadi beban tersendiri. Ditambah lagi ayahnya adalah sosok yang berprestasi, maka bersiap-siaplah untuk dibanding-bandingkan.

Brenna pernah dibully dan dia bisa melaluinya, dan saat Jess mengalami hal yang sama, Brenna berusaha membantu Jess melewatinya karena anak itu enggan menceritakan apa yang dialami kepada ayahnya. Semua nampak terkendali hingga Jess tahu pelaku pembulian pada Brenna di masa lalu. Serius! Ini menjadi plot twist di novel ini!

Seperti novel seri O’Neil sebelum-sebelumnya, satu hal yang menonjol dari kisah-kisah O’neil Brothers ini adalah kekompakan keluarga. Meski ini fiksi, tapi aku saja yang membacanya juga ikutan iri. Suasana kekeluargaan sangat kental. Tak heran jika para perempuan pasangan anak keluarga O’Neil begitu nyaman berada di tengah-tengah keluarga ini meski – baik Kayla, Elise, maupun Brenna – masing-masing membawa trauma masa lalu tentang keluarga mereka, termasuk hubungan buruk dengan orang tua mereka.

 

Baca juga >>> [Book Review] - The Medici Dagger

 

Tokoh Tyler O’Neil digambarkan sebagai sosok yang penuh semangat, tapi di satu sisi terkadang emosinya meluap-luap. Jiwanya penuh kenbebasan dan suka melakukan kegiatan penuh tantangan, terutama sky. Cara bicaranya blak-blakkan cenderung selengekan dan sarkas, terutama saat berdebat dengan Kayla. Tyler mengubah hidupnya demi Jess dan berdamai dengan keadaan. Lelaki ini juga masih bermasalah dengan mantan istrinya sekaligus ibu Jess, Janet.

Tokoh Brenna Collins digambarkan sebagai sosok yang pendiam dan penurut. Dia tidak bisa berkata tidak dan lebih suka menghindari konflik. Dia korban bullying saat masih sekolah dan tidak akur dengan ibunya.

Tokoh Jess O’Neil adalah anak tunggal Tyler. Orang tuanya bercerai. Awalnya dia tinggal dengan ibunya, tapi ibunya benci ayahnya dan sering menganggap Jess adalah sebuah kesalahan. Dia merasa ditolak oleh ibunya lalu memilih tinggal dengan ayahnya. Gadis ini mandiri, pendiam, dan baik hati. Dia memuja ayahnya dan semangat berlatih sky agar suatu hari bisa seperti ayahnya. Tanpa diketahui ayahnya, Jess juga korban bullying.

Tokoh Janet adalah mantan istri Tyler, sekaligus ibu Jess. Dia tidak pernah mencintai Tyler. Perempuan itu mendekati Tyler hanya untuk menyakiti Brenna. Dia sering mengatakan kehadiran Jess adalah kesalahan yang membuat anak itu sakit hati dan merasa tidak diinginkan. Hingga sekarang pun, saat Jess tinggal di Snow Crystal bersama Brenna, Janet masih memusihi Brenna dan Tyler.

Selain 4 kotoh utama, ada juga peran tokoh-tokoh dari novel seri sebelumnya, terutama Kayla dan Elise yang berperan besar sebagai support sistem Brenna, mengkondisikan perjodohan Brenna dengan Tayler. Dalam hal ini aku setuju dengan pernyataan Kayla saat dianggap ikut campur urusan Tyler – Brenna. Memang, terkadang dalam urusan asmara, perlu ada campur tangan orang lain untuk menunjukkan bahwa orang yang di depannya adalah jodohnya.




Selama membaca, aku menemukan beberapa dialog yang menarik. Aku spill, ya …

“Dad-lah yang dewasa. Aku hanya mengikuti teladanmu.”

[Hal : 11]

“Kita tak bisa merencanakan setiap hal dalam hidup. Orang-orang menganggap mereka bisa. Mereka berpikir kendali sudah mereka pegang, tapi kemudian wusss-sesuatu terjadi, membuktikan bahwa kita tidak memegang kendali seperti yang kita kira. Tapi kadang-kadang hal-hal yang tidak kita rencanakan justru yang terbaik.”

[Hal : 20]

“Setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri.”

[Hal : 22]

“Semua orang terkadang membuat kesalahan. Tapi jangan biarkan hal itu menghentikan kita dari berusaha lagi ketika umur kita sudah lebih tua.”

[Hal : 22]

“Ia tahu percuma saja mengharapkan sesuatu yang takkan pernah terjadi.”

[Hal : 37]

“Bukankah itu yang namanya cinta sejati? Mencintai seseorang apa adanya. Jika kau menginginkan seseorang menjadi berbeda, itu bukan cinta.”

[Hal : 146]

“Kadang-kadang orang-orang membutuhkan sedikit bantuan untuk melihat apa yang ada di depan mata mereka.”

[Hal : 173]

“Jangan menjalani hidupmu dengan mencemaskan apa yang dipikirkan prang lain tentang dirimu.”

[Hal : 178]

“Percayalah kepada dirimu sendiri. Fokus. Kau bisa mengalahkan semua lawanmu.”

[Hal : 214]

“Jadilah dirimu sendiri.”

[Hal : 255]

“Kuharap aku memberitahu mereka bahwa aku layak dihormati. Bahwa setiap orang layak dihormati.”

[Hal : 304]

“Percuma mengharapkan hal yang sudah terjadi agar tidak terjadi. Membuang-buang energi.”

[Hal : 311]

“Hal-hal terjadi. Hidup berjalan terus. Jika tidak bisa mengubahnya, mau tak mau kita harus menghadapinya, tapi jika ada sesuatu yang bisa membuatnya lebih mudah dihadapi, maka kita harus melakukannya.”

[Hal : 312]

“Aku tak mau membayangkan sesuatu yang tak ada dan menginginkan sesuatu yang tak bisa kumiliki.”

[Hal : 336]

“Tidak apa-apa merasa takut. Yang penting adalah cara kita mengendalikan rasa takut itu.”

[Hal : 463]

 

Selain dialog yang kusuka, aku juga mendapat banyak pelajaran dari kisah ini.

  • Berdamai dengan keadaan. Belajar dari Tyler, bagaimana dia menerima kalau dirinya tidak lagi bisa berlaga di berbagai turnamen dunia seperti dulu. Pun demikian dengan Brenna dengan masa lalunya sebagai korban bullying. Di masa sekarang, dia sudah melupakan kejadian semasa sekolah dulu. Bahkan sekarang dia membantu Jess yang mengalami hal yang sama.
  • Menjadi orang tua sekaligus teman. Ini kulihat dari keluarga O’Neil, baik antara O’Neil Brothers dengan ibu mereka, maupun Jess dengan Tyler. Mereka sering bercanda dan sering ngobrol dari hati ke hati. Tidak ada rasa canggung dan tegang, bahkan terkadang saling olok dengan bercanda di antara mereka.
  • Jangan overthinking. Ini yang terjadi pada Brenna yang suka sibuk dengan prasangka dalam pikirannya. Akibatnya, dia sering membuat bingung orang disekitarnya terutama Tyler. Di sisi lain, tidak jarang dia berprasnagka yang ternyata tidak sesuai dengan kenyataan. Tentu hal seperti ini merugikan diri sendiri, kan.
  • Belajar mengungkapkan perasaan. Lagi lagi belajar dari Tyler dan Brenna, perasaan suka yang mereka pendam selama belasan tahun pada akhirnya membuang waktu mereka. Toh mereka saling suka. Andai keduanya jujur mengungkan perasaan satu sama lain, mungkin mereka telah bersama sedari dulu.
  • Kekompakan keluarga. Kekompakan keluarga O’Neil tidak diragukan lagi. Aku yang membacanya jadi iri. Meski mereka tiga generasi, tak sering pula berdebat pemikiran antar generasi, tapi mereka tetap kompak. Tidak banyak kejutan di kisah ini.

Dari tiga seri O’Neil Brothers, menurutku seri inilah yang pali menarik. Meski konfliknya berlapis, tapi ceritanya mengalir. Karakter utama di seri ini juga lebih hidup dan cair. Di seri #3 ini aku juga melihat banyak perubahan dari kedua tokoh perempuan sebelumnya. Kayla di seri #1 sangat kaku, kini lebih bisa bercanda meski tetap masih suka ngatur dan gila kerja. Pun demikian Elise yang di seri #2 yang suka uring-uringan dan kabur-kaburan, kini pembawaannya lebih santai meski terkadang masih suka marah-marah, sih.

 

Baca juga >>> [Book Review] - Party Season

 

Data Buku

Judul      :   Maybe This Christmas

Penulis   :   Sarah Morgan

Penerbit :   Gramedia Pustaka Utama

Tebal      :   504 halaman

Tahun    :   2016.



Baca juga >>> [Book Review] - The Dog Walker

 

Skor

🌠 4/5

 

 

~ Hana Aina ~

 

 

Baca juga, ya ...







 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berbagi komentar ^^