Sinopsis
Aleska
harus rela meninggalkan Bandung lalu pindah ke Adelaide. Dia harus mengikuti
ibunya yang sekarang menikah dengan bule Australia. Sesampainya di sana, Aleska
harus banyak menyesuaikan diri. Dia harus tinggal serumah dengan
saudara-saudara tirinya yang tidak begitu ramah dengan kehadirannya. Zach Mayers,
kakak tirinya, overprotective padanya yang sering membuat mereka
uring-uringan. Sedangkan Sarah, adik tirinya, memusuhinya. Untung saja di
tempat kerjanya tidak banyak masalah. Bahkan Aleska dekat dengan rekan
kerjanya, Neil Wilkins. Hari-hari bersama Neil membawa Aleska ke banyak petualangan
dan juga banyak teman baru. Namun di antara hari-hari itu pula, masalah datang
kepadanya bertubi-tubi yang semakin mendewasakan Aleska.
Review
Hai, BESTie. Selamat tahun
baru!
Ini adalah
buku pertama yang aku review di tahun 2024. Dan kali ini aku akan membawa
sebuah novel bergenre romance – religi karya Arumi E berjudul Love in Adelaide.
Novel ini
berkisah tentang pengalaman Aleska yang harus pindah dari Bandung ke Adelaide
untuk mengikuti ibunya yang menikah dengan orang sana. Banyak adaptasi yang
harus dia lakukan. Tidak hanya suasana rumah, pergaulan, bahkan keluarga. Ternyata
dia punya seorang kakak dan seorang adik tiri. Dia baru mengetahuinya saat tiba
di Adelaide. Saat pernikahan ibu – bapak tirinya di Bandung, tidak satu pun
keluarga bapak tirinya hadir. Ternyata itu sudah menjadi hal biasa di sana.
Tidak seperti di Indoensia, ya, dimana saat perayaan pernikahan sangat meriah. Semua
anggota keluarga besar, tetangga, teman, rekan kerja, bakalan tumpah ruah di
acara pesta.
Aleska juga
harus menerima kenyataan, dia yang biasanya anak tunggal kini memiliki saudara
meski saudara tiri. Yang menyedihkan adalah keduanya nggak akur dengannya. Sudah
kebayang, sih, bagaimana suasana rumah. Berasa kayak di sinetron-sinetron, ya.
Ayah tiri
Aleska, Pak Abe, punya usaha toko roti. Ibu Aleska yang kebetulan juga suka baking,
membantunya dengan membuat beberapa makanan Indoensia untuk di jual di sana.
Zach, kakak tiri Aleska, membantu bekerja di toko pada bagian keuangan. Karena
background keluarga suami ibunya adalah muslim, toko yang mereka kelola pun
menyuguhkan makanan-makanan halal. Ini tentu sangat membantu bagi muslim, baik lokal
maupun turis, lain untuk mendapatkan makanan halal. Bagaimanapun juga makanan halal
sangat penting bagi muslim. Namun sayangnya, Aleska tidak bergabung dengan mereka
malah berkerja di sebuah restoran milik orang lain.
Novel ini
menghadirkan kisah cinta yang rumit. Kisah lelaki – perempuan yang saling suka
dengan latar belakang berbeda : beda negara, beda agama, dll.
Ibunya
Aleska – Pak Abe menjalani nikah beda negara. Tentu persyaratan melangsungkan
pernikahannya berbeda, ya, jika dibandingkan menikah dengan orang lokal. Setelahnya
pun, Aleska dan ibunya harus meninggalkan Indonesia dan tinggal bersama keluarga
Pak Abe di Adelaide. Sedangkan saat di Adelaide, kisah cinta Aleska – Neil dimulai.
Kisah ini sedikit lebih rumit karena selain beda negara, mereka juga beda
agama.
Ada juga
kisah cinta bertepuk sebelah tangan yang terjadi antara Zach kepada Aleska.
Zach menyukai Aleska sebagai seorang lelaki pada perempuan, tapi Aleska
menganggap Zach sebagai kakaknya. Zach sangat protektif terhadap Aleska. Inilah
yang membuat mereka sering uring-uringan.
Yang paling
menyedihkan adalah kisah cinta Sarah yang nelangsa. Semenjak Pak Abe dan mantan
istrinya bercerai, Sarah tinggal bersama ibunya. Semenjak itu pula, Sarah kehilangan
kasih sayang dan perhatian kedua orangtuanya. Gadis itu salah pergaulan yang
berakhir dengan kehamilan yang tidak diinginkan.
Selain
kisah cinta, ada juga kisah hubungan antara orangtua – anak. Ayah Aleska meninggal
ketika perempuan itu masih kecil. Selama itu pula, Aleska hanya tinggal bersama
ibunya. Mereka begitu dekat hingga ibunya memutuskan menikah lagi, itu membuat
Aleska bersedih. Awalnya Aleska yang galau karena harus merelakan ibunya menikah
lagi. Namun kemudian kegalauan juga menjalar ke ibunya saat menyadari Aleska sudah
dewasa dan suatu saat menikah lalu ikut suaminya, meninggalkannya.
Di sisi
lain, ada Pak Abe yang harus menghadapi masalah Sarah dan kehamilannya. Untung
saja Pak Abe bijak dan tidak memarahi Sarah. Dia justru merangkul dan meminta
Sarah untuk tidak menggugurkan janinnya. Dia juga mengakui kesalahannya yang kurang
memperhatikan Sarah hingga membuat gadis itu kurang kasih sayang dan terjebak
dalam pergaulan yang salah.
Ada juga hubungan
Neil dengan kedua orang tuanya yang ternyata kaya dan terkenal. Sedangkan Neil
sendiri berpenampilan seperti orang biasa, bekerja di sebuah restoran, dan ke
sana ke mari hanya naik sepeda. Neil ingin mandiri dan tidak mau mendompleng
kesuksesan orang tuanya. Orangtua Neil pun menganggap ini sebagai bagian dari
pembelajaran hidup, apalagi Neil adalah lelaki. Dia harus bisa bertanggung
wajab pada hidupnya sendiri. Wah, sip!
Satu hal
lagi yang menarik dari novel ini menurutku adalah kisah tentang toleransi. Di
restoran tempat Aleska bekerja, ada beberapa pekerja muslim. Mereka dipersilakan
mengatur waktu hingga tetap bisa melaksanakan sholat meski di sela-sela kesibukan
kerja. Aleska juga tetap diperbolehkan mengenakan hijabnya. Di sana pula Aleska
mengenal Neil. Hari-hari Aleska bersama Neil penuh dengan kisah toleransi. Aleska
muslim sedangkan Neil non muslim. Meski demikian, mereka berteman baik. Saat
Ramadhan tiba, Neil sering mengantar Aleska ke masjid untuk berbuka puasa dan
sholat tarawih di masjid yang lumayan jauh dari rumah Aleska. Meski bukan muslin.
Neil tetap dipersilakan untuk ikut berbuka puasa bersaama jamaah lainnya.
Baca juga >>> [Book Review] - Fantastic Cosmetis
Tokoh
Aleska digambarkan sebagai perempuan mandiri, pemberani, dan sayang kepada
ibunya. Dia juga sosok yang mudah bergaul dan baik dalam bekerja. Hanya saja
aku beberapa kali dibuat gemas oleh sikap Aleska yang keras kepala dan juga
terlalu berani mencampuri urusan orang lain.
Tokoh Neil Wilkins digambarkan sebagai lelaki yang pemberani, baik, sopan, rendah hati dan mandiri. Dia juga suka berolahraga dan melestarikan kebudayaan leluhurnya yang keturunan Aborigin. Namun, di balik itu semua, Neil sering minder dengan kekurangannya. Dia memiliki gangguan pendengaran dan juga gangguan kesehatan lainnya yang terkadang membuatnya kesulitan dalam beraktivitas.
Tokoh Zach Mayers digambarkan sebagai lelaki mandiri, tegas, religious, bertanggungjawab, tapi sulit mengungkapkan perasaannya. Dia mengungkapkan perasaannya bukan lewat kata tapi sikap dan tindakan yang terkadang ditangkap berbeda maksudnya oleh crush-nya. Ish, curiga! Jangan-jangan love language-nya act of service, hihi.
Tokoh Sarah Mayers digambarkan sebagai gadis yang sedang dalam masa pencarian jati diri. Kurangnya perhatian dan kasih sayang membuatnya salah pergaulan. Keinginan Sarah yang bercita-cita menjadi artis pun ditentang oleh orangtuanya. Pergolakan batin yang bercampur dengan amarah membuat Sarah tumbuh menjadi sosok pemberontak. Meski demikian, gadis ini tidak patah semangat. Diam-diam dia bergabung dengan sanggar dimana Neil berlatih seni. Sarah tetap mengasah bakatnya dalam bidang teater dan berusaha mewujudkan mimpinya menjadi seorang artis.
Ada
beberapa kutipan dialog dan narasi yang kusuka di novel ini. Berikut di antaranya
:
“Baginya, seorang muslimah punya pilihan
bergaya apa saja selama syarat syar’i terpenuhi. Kerudungnya selalu menutup
dada. Bajunya longgar dan selalu mencapai bawah pinggul.”
[Hal : 12]
“Ya, sejak kecil aku belajar agama. Dan
dalam ajaran agamaku, smeua manusia samadan setara di mata Tuhan. Tuhan hanya
menilai manusia dari kebaikannya. Siapa yang lebih baik, itulah yang lebih
mulia.”
[Hal : 62]
“Dimanapun aku tinggal nanti, sejauh
apapun jarakku dari ibu, aku janji akan sering mengunjungi ibu. Ibu akan selalu
ada di hatiku.”
[Hal : 74]
“Kamu seorang Muslimah, tentunya tahu batas-batas
pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram. Apalagi kamu
berhijab. Kamu harus menjaga nama baik muslimah.”
[Hal : 90]
“Seharusnya kamu bersyukur. Nggak usah
mikirin kekuranganmu. Ada orang yang lebih sengsara daripada kamu.”
[Hal : 136]
“Di belahan bumi mana pun, ada saja
segelintir manusia yang iri dengan keberhasilan manusia lain. Itu untuk
menutupi perasaan mereka yang sebenarnya, merasa dikalahkan.”
[Hal : 147]
“Aku percaya pada proses. Kami biarkan
Neil menjalani proseskehidupan yang penuh tantangan. Begitulah pemuda Australia
dididik. Menjadi mandiri.”
[Hal : 149]
“Tidak bisa disamakan antara ditinggal
pergi orangtua untuk selamanya, dengan menghadapi perpisahan orangtuanya. Tapi,
bagi seorang anak, sama-sama menyakitkan.”
[Hal : 174]
“Kamu harus percaya, itu kan rukun iman.
Kalau kamu masih hidup hingga detik ini, artinya itu memang sudah ditakdirkan
Alloh. Sekarang bergantung kepadamu. Alloh memberimu kesempatan untuk memilih.
Ingin tetap melakukan kesalahan, atau berubah menjadi lebih baik.”
[Hal : 193]
“Alloh saja memaafkanmu. Apalagi ayah. Kamu
anak perempuan ayah. Seharusnya ayah menjagamu. Semua ini salah ayah. Ayah berjanji
akan menebusnya. Mulai saat ini ayah akan menjagamu, memastikan kamu baik-baik
saja.”
[Hal : 195]
Baca juga >>> [Book Review] - Pelajaran Berharga untuk Belang dan Manis
Selain
kutipan menarik, ada pula beberapa pelajaran yang kudapat dari kisah ini :
- Hidup
terus berubah, kita harus terus beradaptasi. Seperti Aleska yang harus beradaptasi dengan
lingkungan dan orang-orang baru di Adelaide. Dia juga harus beradaptasi dengan keluarga
barunya. Awalnya mungkin nampak sulit, tapi seiring berjalannya waktu, pasti
akan terbiasa dengan perubahan itu.
- Menerima
takdir. Aleska harus
menerima takdir kalau ibunya menikah lagi. Dia berusaha keras mengikhlaskan bahwa
bapaknya bukan satu-satunya lelaki yang dicintai ibunya. Dia juga harus
menerima saat dia bukan lagi satu-satunya anak yang sekarang mendapat perhatian
ibunya. Ada saudara-saudara tirinya. Terlebih lagi saat ibunya dinyatakan
hamil. Dia akan memiliki saudara yang masih bayi di usianya yang cukup umur
melahirkan bayi.
- Keluarga
support sistem terbaik.
Neil dengan segala keputusannya untuk tumbuh menjadi lelaki mandiri mendapat
dukungan dari orangtuanya. Sarah dengan kehamilan di luar nikahnya yang diterima
dengan baik oleh keluarganya hingga bayi itu lahir. Dari keduanya aku melihat
bagaimana peran keluarga dapat menguatkan seeorang yang sedang berjuang dalam
hidup, baik saat mereka sedang berjuang menjadi sosok yang lebih baik maupun saat
mereka terpuruk dalam masalah.
- Berteman
dengan siapa saja.
Aleska yang muslim berteman dengan Neil yang non muslim. Di sanggar tempat Neil
belajar seni, Aleska juga berkenalan dengan banyak teman dengan berbagai latar
belakang suku, negara, dan agama. Mereka semua berbaur tanpa ada perasaan yang
satu lebih baik daripada yang lainnya.
- Jangan
menyerah mengejar mimpi.
Meski ditentang orangtuanya, Sarah tetap giat berlatih teater di sanggar untuk
mengggapai mimpinya menjadi artis. Mungkin ini akan menjadi jalan yang tidak
mudah dilalui bagi Sarah, tapi gadis itu tetap berusaha mewujudkannya.
- Toleransi
atar umat beragama.
Nggak apa, lho, yang non muslim ikutan buka puasa saat Ramadhan tiba. Seperti
saat Neil mengantar Aleska ke masjid untuk menjalankan ibadah Ramadhan.
Menurutku ini sekaligus syiar tentang Islam. Bisa jadi mereka yang awalnya
hanya melihat, kemudian tergerak hatinya. Kita tidak tahu hidayah datang kepada
siapa, kapan, dan lewat jalur apa. Bisa jadi ini salah satunya.
- Berlatih
hidup mandiri. Ini
diperlihatkan oleh Neil dan Zach. Neil tetap bekerja padahal bisa saja dia
mengandalkan kekayaan orangtuanya. Pun demikian dengan Zach yang akhirnya meninggalkan
Adelaide untuk merantau. Keduanya berani keluar dari zona nyaman demi menjadi manusia
yang lebih baik lagi.
Aku
menikmati membaca kisah kehidupan dan keluarga yang dibalut nuansa religi ini. Novel
ini ditulis dengan POV tiga tunggal dengan alur maju. Pace-nya sedang, nggak
cepat, nggak juga lambat. Aku suka cover novelnya yang manis, perpaduan nuansa
ungu, kuning, cokelat, dan hijau. Aku juga suka kertas yang digunakan yang membuat
mata silau dan nyaman saat membaca.
Baca juga >>> [Book Review] - Janji Es Krim
Data Buku
Judul
:
Love in Adelaide
Penulis
:
Arumi E
Penerbit
:
Gramedia Pustaka Utama
Tebal
:
227 halaman
Tahun
:
2015
Baca juga >>> [Book Review] - Hanya Cinta-Nya Tujuan Jiwa Ini Terlahir
Skor
🌠 4/5
~ Hana Aina ~
Baca juga, ya ...
Agak kompleks juga nih cerita keluarga Aleska dengan berbagai polemiknya. Tapi kita juga jadi belajar banyak hal, tentang toleransi, adaptasi, keluarga sebagai support system terbaik. Sarah yang lagi cari jati diri, pun Neil yg gamau ndompleng keluarganya. Keren nih.
BalasHapusKisah Aleska dan keluarga barunya dan kehidupannya di Adelaide ini seru, haru dan rumit, tetapi bagus untuk disimak. Banyak pengalaman baik dan kurang baik yang bisa kita jadikan pelajaran hidup. Dari sisi agama tentu baik sekali nih supaya kita dapat memahami bahwa segala sesuatu ga bisa diperoleh karena semua atas ridha Allah. Nie review mak :)
BalasHapusBuka blog ini jadi berbunga-bunga deh. Salam kenal, Mbak. Sepertinya kalau tidak salah, saya baru pertama berkunjung. Keren. Jadi pingin baca-baca review buku lainnya. Btw, jadi penasaran juga nih cerita lengkap Aleska.
BalasHapusYang menarik bagi saya dari novel ini karena ada sentuhan religinya. Apalagi ini dengan suasana di negara lain, kan. Kalau gaya tulisannya juga enak buat dibaca, saya bisa cepat selesai nih menuntaskan novelnya.
BalasHapusMenarik banget novelnya... Jadi inget adik sepupu nih... Kuliah, kerja, dan punya pacar (sekarang udah tunangan) sama bule yang beda agama di melbourne...
BalasHapusduh 2024 saya belum membaca satu pun buku.
BalasHapusMenarik membaca kisah Aleska dalam buku Love in Adelaide ini. Pembaca juga bisa tahu bagaimana budaya di Australia sana, walau belum pernah ke sana
Bagus sekali novel ini memasukkan unsur toleransi yang baik. Jadi bisa memberikan contoh dalam kehidupan bermasyarakat ya. Misalnya terkait pelaksanaan shalat hingga penggunaan jilbab yang diijinkan
BalasHapusDi Australia emang banyak.pendatang sih dan toleransinya emang oke banget. Beberapa sepupuku setelah lulus kuliah ke ausie dan sampe skr menetap di sana. Btw novelnya menarik nih. Alur ceritanya enak kayanya diikiti sampe selesai
BalasHapusKalau nilai skornya 4/5 berarti rekomen banget ya mba. Udah lama ngga mampir ke blog mba Hana, salut deh, mba Hana bisa konsisten mereview buku.
BalasHapusJadi penasaran ingin baca lengkapnya nih setelah baca review ini, alur ceritanya bagus dan nggak bosenin.
BalasHapusKalau aku paling suka memang kalau baca buku dengan genre romance gitu. Walaupun klasik terdengarnya tapi tetap seru sih untuk dibaca. Adelaide terakhir aku ke sana tahun 2019, jadi kangen.
BalasHapusLengkap sekali ulasannya. Review ini bikin saya paham dan gak banyak bertanya lagi karena semua hampir sudah dijelaskan.
BalasHapusKehidupan di luar negeri yang toleransi cukup tinggi itu bikin salut. Muslim di mayoritas non muslim itu emang keren...
Wah wah susah ini punya teman cowok agak nyrempet2 nih ke romansa, sayangnya beda agama. Eh tapi kyknya gak ada ya kisah romansa ini? Aku nebak2 aja haha
BalasHapusIni kyknya bukunya jadi bisa bikin membayangkan bagaimana kehidupan di negeri minoritas muslim ya.
Wah, menarik juga ceritanya
BalasHapusNggak hanya tentang keluarga, ada kriminalnya juga ya mbakk
Kok seru
Bijaksana sekali ya Pak Abe, bersedia mengakui bahwa beliau kurang memerhatikan Sarah. Langkah yang penuh kasih sayang dari beliau merangkul kembali Sarah seperti itu.
BalasHapusTrus akhirnya Aleska jadian sama siapa ya?
“Aku percaya pada proses. Kami biarkan Neil menjalani proses kehidupan yang penuh tantangan. Begitulah pemuda Australia dididik. Menjadi mandiri.”
BalasHapusSuka banget dengan quotes ini, kadang namanya orang tua suka gak tega lihat anaknya sedikit kesulitan padahal itu untuk pendewasaan dan pembelajaran mereka, pengingat untuk saya banget
Menarik juga nih ceritanya, romance tp ada latar belakang perbedaan agama dan kultur jg. Penasaran ama endingnya. Akhirnya Aleska ama sapa, Mak?
BalasHapusSeneng baca reviewnya, ka..
BalasHapusKalo gak salah inget, Love in ((nama negara)) ini ada berbagai macam yaa.. Penulisnya berbeda-bedakah? Atau sama-sama ka Arumi E?
Aku salut banget.
Orang luar negeri tuh memang kalau berteman bisa se-fleksibel itu. Dan dengan berteman di lingkungan baru, tentu ada banyak adaptasi yang dilakukan. Apalagi di negara orang kan kudu serba mandiri yaa..
Suka banget sama setting lokasi dan karakternya yang ditumbuhkan dalam novel "Love in Adelaide".