Sinopsis
SMA Pancasila
kedatangan murid baru. Radi adalah anak selebriti terkenal pada masanya,
sekaligus sepupu Asha. Kepindahan Rasi dari sekolah elit ke sekolah biasa dan
perubahan sikap gadis itu kepada asha, menimbulkan banyak tanda tanya pada diri
Asha. Hingga suatu hari terungkaplah kehidupan pribadi Rasi yang ternyata tidak
seindah postingan-postingan ibunya di sosial media.
Banyak masalah
yang menimpa gadis itu. Mulai dari hubungannya yang kurang harmonis dengan
ibunya, kesepian dan rasa kehilangan Rasi akan sosok lelaki yang dipanggilnya
ayah, hingga perundungan yang sering didapatkan dari teman-teman sosialitanya.
Lambat laun semua masalah itu mulai terurai meski Rasi harus babak belur
melewatinya. Semuanya justru menjadi pelajaran hidup bagi Rasi yang membawanya
ke jalan hijrah.
Baca juga >>>
Review
Hai, BESTie.
Balik lagi dengan novel remaja dan aku masih membaca Hijab for Sisters 2. Ini
adalah buku kedua dari Hijab for Sister yang kemarin juga sudah aku review
sebelumnya di sini.
Kisah di Hijab
for Sisters 2 ini merupakan kelanjutan dari Hijab for Sisters. Jalan ceritanya
masih tentang Asha dan Khalda yang menjalani tantangan bersekolah di SMA
Pancasila. Tentu saja, masih ada tokoh-tokoh sama. Ada Ami, Chika, Yova, Aidan,
dan Susanto sebagai teman-teman Asha dan Khalda. Ada juga Paulin yang masih
bertahan sebagai tokoh antagonis di sini. Oiya, di kisah ini Paulin mendapat
sekutu, ya. Bukan Agitha yang selama ini setia menjadi dayangnya, tapi Aurora,
sosok pembully yang sering cari masalah dengan Rasi.
Cerita dibuka dengan
menghilangnya Susanto dari radar SMU Pancasila. Ternyata cowok ini sedang ada
masalah. Etapi, ya, Susanto itu meski dalam pusaran masalah tetap aja kocak.
Dia masih sebagai tokoh penghibur di kisah ini, yang membawa keramaian dan
bikin ketawa. Ibarat kalau di kartu undangan ulang tahun tuh, tiada kesan tanpa
kehadiranmu. Syukurnya, masalah Susanto ini bisa diselesaikan dengan baik
setelah cowok itu mengatakan dengan jujur masalah yang menimpanya kepada
teman-temannya. Sebagai teman yang baik, teman-teman Susanto gercep memberikan
bantuan sekaligus solusi demi keberlangsungan pendidikan Susanto. Mangkanya
Susanto, kalau ada masalah itu ngomong. Jangan dipendam sendiri, hehe.
Masalah kedua
muncul saat Syifa, mamahnya Asha, mendapati nilai-nilai anak sematawayangnya
terjun bebas. Asha yang kena omel mamahnya malah menyerah dengan mengatakan
kalau bersedia memberikan kemenangan beasiswa ke Jerman untuk Khalda. Tentu
saja ini membuat Syifa uring-uringan. Bahkan dia membawa-bawa nama Aidan dalam
omelannya. Dari sinilah Asha mulai menyadari kesalahannya dan mulai memperbaiki
semuanya. Bahkan dia memblokir nomor Aidan. Untungnya cowok itu woles. Jadi
jangan harap ada drama pertengkaran Asha -Aidan gegara blokiran nomor ponsel.
Aidan cukup mengerti dengan sikap Asha. Bahkan dia menjuluki dirinya Cowok
Paling Pengertian Sedunia #hadeh
Tidak sampai di
situ, masalah ketiga hadir saat Khalda video call dengan ibunya. Saat itu
Khalda mengetahui kedua orangtuanya bertengkar hingga membuat ibunya menangis.
Khalda merasa sedih memikirkannya. Saat gadis itu curhat ke Asha, keduanya
malah adu nasib. Khalda merasa Asha beruntung karena kedua orangtuanya tidak
pernah bertengkar, dan Asha menganggap Khalda beruntung karena masih punya
orangtua komplit. Lah, kocak sih ini!
Masalah keempat
adalah kepindahan Rasi ke SMA Pancasila. Momen ini tentu tidak disia-siakan
oleh Paulin untuk mendekati Risa dan menjadikannya teman satu geng. Untung saja
Rasi sudah banyak makan asam garam kehidupan hingga mampu menilai orang macam
apa Paulin itu. Apalagi saat Paulin mulai menyinggung soal Asha dan
menjelekkanya, membuat Rasi memantapkan hati enggan bergabung dengan Paulin.
Belum tahu aja si Paulin kalau Rasi dan Asha saudaraan yang sudah kenal satu
sama lain. Tentu saja Rasi lebih tahu dan paham sosok Asha yang nggak mungkin
neko-neko.
Masalah kelima,
masih tentang Rasi yang kali ini berkonflik dengan keluarganya. Sosok ibunya
yang gila popularitas, juga sosok ayah yang dirindukannya. Menurutku ini
konflik utama di kisah ini. Dan saat membacanya, aku merasa terenyuh dengan
kondisi Rasi. Dia seolah kehilangan arah dan merasa tidak ada orang yang tulus
menyayanginya. Untung saja Syifa sebagai tantenya Rasi hadir sebagai penengah,
juga Asha sebagai sepupu sekaligus teman yang bisa diajak curhat dari hati ke
hati.
Dari penjabaran
masalah yang dihadirkan dalam Hijab for Sisters 2 ini aku melihat, kisah di
buku kedua ini lebih beragam, lebih komplek, tapi tidak membuat aku sebagai
pembaca bingung. Malah menurutku alurnya menjadi lebih seru seolah mengaduk-aduk
emosi pembaca. Ada sedihnya, marahnya, kecewa, tapi juga ada lucunya.
Baca juga >>>
Dalam kisah
Hijab for Sisters 2 – Karudung untuk Rasi ini, lebih banyak kutipan dialog
maupun narasi yang kusuka. Nih, aku spill semuanya :
“Setiap kata yang
pernah dilontarkan oleh kita, adalah selaksa ombak yang suatu ketika akan
kembali menghantam diri kita sendiri.”
[Hal : 79]
“Mengeluh nggak
akan memberikan solusi apa-apa.”
[Hal : 81]
“Memangnya harus
ada yang sakit dulu untuk bisa silaturahmi? Bukankah lebih baik kalau kisa
saling berkunjung dalam keadaan sehat?”
[Hal : 151]
“Rindu adalah
candu yang membuat orang ingin sesekali menjauh, agar bisa merasakan seperti
apa nikmatnya.”
[Hal : 191]
“Teguran Alloh itu
karena kasih sayang, Alloh nggak ingin mencelakakan kamu”.
[Hal : 194]
“Kita memang nggak
bisa memilih dilahirkan sama orang tua yang bagaimana. Tapi berbakti pada orang
tua kita, bagaimana pun sikap mereka, adalah kewajiban kita.”
[Hal : 196]
“Orang tua tidak
selalu benar. Tidak selalu dewasa. Terkadang orang tua membuat suatu kesalahan
fatal yang tidak bisa dimaafkan.”
[Hal : 199]
“Serahkan semuanya
pada waktu, karena keajaiban waktu selalu mampu mengubah banyak hal dan
mengobati banyak luka.”
[Hal : 199]
“Be careful of
your wish!”
[Hal : 217]
“Be a man! Gentle,
dong!”
[Hal : 219]
Ada beberapa
tokoh baru di Hijab for Sisters – Kerudung untuk Rasi ini. Yang pertama tentu
saja Rasi. Tokoh Rasi digambarkan sebagai cewek yang tangguh. Meski mendapat
banyak tekanan dan paksaan dari ibunya, tapi Rasi berani berkata tidak dan
memilih menjauh. Rasi pribadi yang keras. Mungkin karena kondisi memaksanya
menjadi demikian, terutama saat orangtuanya berpisah dan ayahnya
meninggalkannya. Meski sering di-bully oleh anggota kelab sosialitanya, tapi
Rasi tidak lemah. Dia memilih melawan. Karenanya, Aurora terus mengejarnya.
Tokoh kedua ada
Alinda, mamahnya Rasi sekaligus saudara mamahnya Asha. Dia seorang artis
ternama pada masanya. Untuk mempertahankan eksistensinya, dia sangat aktif di
berbagai acara sosialita dan media sosial. Dia juga memaksa anaknya mengikuti
jejaknya. Tapi sayanganya, Rasi tidak menyukai sepak terjang mamahnya itu.
Ada juga Andi,
sopir pribadi Alinda. Lelaki paruh baya itu sangat menyayangi Rasi. Bahkan
dikisahkan, Andi-lah yang nantinya membawa Rasi ke ayahnya yang selama ini menghilang
meninggalkannya. Tentu saja Andi melakukan ini penuh resiko. Bisa dipastikan
dia bakalan dipecat kalau ketahuan Alinda.
Kemudian ada Dycta, tetangga samping rumah Rasi sekaligus teman masa kecilnya. Cowok ini suka main gitar dan pintar bikin kata-kata puitis. Curiga! Jangan-jangan dia pandai juga ngegombal! Wkwk … Astaghfirulloh. Nggak boleh su’dzon.
Di Hijab for
Sister 2 ini, tokoh favoritku tetaplah Syifa, mamahnya Asha. Aku suka pembawaan
Syifa yang tenang dan tegas saat menghadapi masalah. Dia tipikal sosok
penyayang, mudah bergaul, baik itu dengan orang seusianya atau orang-orang yang
lebih muda darinya, seperti teman-teman Asha. Karenanya, Syifa lebih bisa
mengayomi Rasi saat gadis itu dirundung banyak masalah. Bahkan mamanya Rasi pun
juga suka curhat kepadanya.
Di sisi lain,
Syifa sosok yang kocak terutama saat menanggapi Asha yang suka meledeknya.
Alih-alih marah, Syifa malah selalu bisa mengembalikan setiap ejekan Asha
padanya yang membuat gadis itu membulatkan mata seolah terkejut dengan balasan
dari mamahnya. Bagiku, adegan ini bisa membuatku senyum sendiri sambil berkata
dalam hati, “rasakan kamu, Sha!” Berikut salah satu dialognya.
“Ini kan hari
Senin, emangnya Mama nggak kerja?”
“Yah, sekali-kali
abaikan hari Senin, kenapa? Mama kan bisa kerja di lain waktu. Bukannya semua
hari itu sama saja?”
“Gaya Mama udah
kayak yang punya Gudang uang aja,” sungut Asha.
“Eh, sembarangan.
Mama kan memang punya Gudang uang. Kamu aja yang nggak tau kuncinya di mana!”
[Hal : 156]
“Kok Mama ke sini,
sih? Kan kata perawat di kamar ini nggak boleh lebih dari satu pengunjung?”
“Iya, tapia da
pengecualian buat Mama.”
“Wah, mantap, ya.
Rapat PBB aja kayaknya bisa diundur kalo Mama yang meminta.”
“Udahlah, Sha,
nggak usah melebih-lebihkan kehebatan Mama.”
[Hal : 197]
Baca juga >>>
Dari membaca
Hijab for Sisters ini bukan hanya hiburan yang kudapat, tapi juga beberapa
pelajaran, di antaranya :
- Jangan iri
dengan kehidupan orang lain. Kalau
orang Jawa bilang, urip wang sinawang. Kamu memandang kehidupan orang
lain lebih indah dari kehidupanmu. Pun demikian sebaliknya, orang lain
mengangga kehidupanmu lebiah baik dari kehidupannya. Yakinlah, tidak ada hidup
yang sempurna. Setiap orang pasti memiliki pahit manis kehidupannya masing-masing.
Seperti saat Khalda yang menganggap Asha lebih beruntung karena tidak pernah
melihat orang tuanya bertengkar. Sedang Asha melihat Khalda lebih beruntung
karena ayah ibunya masih komplit. Ayah Asha sudah meninggal.
- Tidak ada
salahnya berkeluh kesah.
Selain bisa meringankan beban di pikiran dan perasaan, bisa jadi orang yang
kita ajak curhat memiliki solusi dari permasalahan yang kita hadapi. Dalam hal
ini Susanto yang memiliki masalah soal keuangan dan tidak bisa melunasi
tunggakan biaya sekolah, memilik membolos dan bekerja. Hingga akhirnya
teman-temannya tahu dan membantunya. Bukan hanya tunggakan biaya sekolahnya
saja yang beres tapi dia juga mendapat solusi dengan mendapatkan potongan biaya
dari sekolah. Di sisi lain, Susanto juga masih bisa bekerja sembari tetap
sekolah.
- Jangan
memaksakan kehidupanmu ke orang lain, begitu pula sebaliknya. Gaya hidup yang kamu jalani belum tentu bisa
diterima orang lain. Di kisah ini, Alinda memiliki gaya hidup mewah, tapi Rasi
merasa itu bukan dunianya. Alinda memaksa Rasi untuk malakukan ini itu yang
membuat Rasi merasa tidak menjadi diri sendiri. Alhasil, mereka sering
bertengkar dan hubungan keduanya sering tidak akur.
- Pentingnya
komunikasi. Awalnya Khalda
sedih saat melihat ibunya menangis karena bertengkar dengan ayahnya. Namun
beberapa hari keudian ibunya datang menemuinya dari Jogja dengan wajah
sumringah. Khalda terkejut dengan perubahan itu. Ibunya mengatakan semua baik
saja dan masalah orangtua Khalda sudah selesai setelah mereka membicarakannya baik-baik.
Pun dengan permasalahan keluarga Rasi, dimana ayahnya yang tiba-tiba menghilang
membuat Rasi sangat marah dan enggan bertemu. Namun akhirnya semua mencair saat
Rasi kembali membuka hati dan mau berkomunikasi lagi dengan ayah dan ibunya.
- Pentingnya memilih
teman. Saat berkumpul
dengan teman-temannya di kelab, Rasi merasa jengah. Dia sering dibully dan
diejek yang membuat kasar dan masa bodo. Bahkan teman-temannya memanfaatkan
Rasi sebagai bahan ejekan di sosial media. Namun setelah pindah ke SMA Pancasila
dan bertemu Aidan dan Asha, lambat laun sikap Rasi berubah. Bahkan di akhir
cerita dia memutuskan berhijrah.
- Tidak ada kata terlambat untuk berubah. Seperti beberapa tokoh di kisah Hijab for Sisters sebelumnya yang berhijrah dan memperbaiki diri, pun demikian dengan Rasi. Setelah mengalami serangkaian kejadian pahit dalam hidupnya, Rasi pun sadar semua itu teguran dari Tuhan. Tuhan masih sayang padanya dan memberikan kesempatan padanya untuk berubah. Bahkan Rasi meninggalkan semua kehidupan glamornya dan memilih pindah demi menjadi pribadi yang lebih baik.
Ya Alloh, ya
alloh … Panjang banget ya ini review. Biar dapat keseruan langsung jalan
ceritanya, lebih baik kalian baca sendiri novelnya, deh.
Makan ikan di
kandang Cindrawasih, cukup sekian dan terimakasih. Sampai jumpa di review buku
yang lain, ya.
Baca juga >>>
Data Buku
Judul
:
Hijab for Sisters 2 –
Kerudung untuk Rasi
Penulis
:
Anastasha Hardi
Penerbit
: Elex Media Komputindo
Tebal
:
221 halaman
Tahun
:
2021
Rating
🌠 4/5
~ Hana Aina ~
Baca juga, ya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berbagi komentar ^^