Jumat, 21 Maret 2025

[Book Review] : Along for The Ride – Tentang Cinta dan Keluarga



Sinopsis

Auden memutuskan datang ke rumah ayahnya untuk berlibur setelah lulus SMU sambil menunggu masa perkuliahannya dimulai. Dia bertemu dengan ibu tirinya, Hendi, yang baru saja melahirkan adik tirinya. Selama tinggal di sana, Auden tidak melihat perubahan dari ayahnya. Dia tetap sosok yang egois dan cuek dengan orang-orang sekitarnya, termasuk Hendi dan adik tirinya, Thisbe. Sikap ayahnya itulah yang membuat masalah dengan ibunya hingga berakhir perceraian. Dan sekarang, Hendi yang menjadi korban hingga mengalami depresi karena ayahnya tidak mau membantunya mengurus Thisbe yang sering menangis dan tantrum.

Auden tidak tega melihat Hendi harus mengurus semuanya, termasuk toko miliknya. Auden menawarkan diri untuk membantu mengurus bisnis Hendi. Dengan pengalamannya magang selama sekolah, dia mengurus keuangan toko. Saat itulah dia berteman dengan teman-teman seusianya, termasuk Eli. Pemuda itu bekerja di toko sepeda depan toko milik Hendi. Eli sosok yang dingin, pendiam, dan penyendiri. Dari teman-temannya, Auden tahu tentang masa lalu Eli, termasuk prestasi Eli sebagai juara atlet sepeda dan juga kecelakaan yang merenggut nyawa temannya hingga merubah Eli yang periang menjadi pemurung.

Namun siapa sangka dari Eli lah Auden belajar banyak hal. Tentang kehidupan, tentang menikmati malam-malam saat mereka sama-sama mengalami insomnia, dan juga bagaimana cara mengendarai sepeda.


Baca juga >>> [Book Review] - A Midwife Named Diandra


Review

Hai, BESTie! Apa kabar? Aku kembali hadir dengan sebuah ulasan novel terjemahan karya Sarah Dessen. Ini adalah novel pertama karya Sarah yang pernah kubaca dan kuulas. Untuk cerita kali ini aku memilih genre teelith. Meski tentang kisah remaja tapi novel ini juga menyuguhkan kisah tentang hubungan orang tua-anak, persahabatan, dan juga mengejar impian.

Konflik diawali dengan Auden yang mencoba lari dari kehidupannya yang selalu disetir oleh ibunya. Dia pergi ke rumah ayahnya yang kini menikah lagi untuk berlibur. Meski ibunya tahu Auden sedang ingin sendiri, tapi ibunya selalu menelponnya. Bukan hanya untuk menanyakan kabarnya, tapi juga kabar ayahnya dan istri barunya. Dalam hal ini, ada rasa cemburu ibu Auden karena suaminya sudah menikah lagi.

Konflik berlanjut dengan kecanggungan Auden selama tinggal di rumah ayahnya, terutama dengan ibu tirinya Hendi. Meski Hendi berusaha ramah, tapi Auden masih merasa kalau Hendi adalah orang asing. Dia tidak bisa langsung ramah dengannya.

Selama tinggal di rumah ayahnya pula, Auden kesal dengan sikap ayahnya yang tidak berubah. Lelaki itu tetap saja egois dan cuek. Inilah yang menjadi alasan ayah ibunya berpisah. Dan sekarang Auden melihat ini juga terjadi pada Hendi. Perempuan itu mengurus segala sesuatunya sendiri. Bahkan saat Thisbe, adik tirinya, terus menangis dan tantum, ayahnya enggan membantu Hendi menenangkan. Hendi sampai tidak bisa beristirahat dan tidur. Ini membuatnya stress berat. Dan ini membuat Auden merasa tidak tega pada Hendi.

Hendi tipikal istri penurut. Dia hanya ingin suaminya membantu mengurus anaknya dan memperhatikannya. Namun suaminya menolak dengan alasan dia sibuk. Pertengkaran ayah dan ibu tirinya mengingatkan Auden pada pertengkaran ayah dan ibunya dulu hingga menyebabkan pernikahan mereka kandas. Dan ini sangat menganggu Auden.

Auden memutuskan membatu Hendi mengurus tokonya agar perempuan ini bisa fokus mengurus rumah dan Thisbe. Dia berkenalan dengan para karyawan yang seumuran dengannya. Auden yang introvert dan pendiam lambat laun mulai banyak berinteraksi dengan mereka. Tak jarang mereka hangout sepulang kerja dan berkumpul dengan remaja lain seusia mereka. Dari sinilah Auden bertemu Eli, pemuda misterius yang selalu menjadi gunjingan teman-temannya.

Dulu, Eli sosok yang ceria dan punya banyak prestasi di bidang olahraga sepeda. Dia adalah bintang dan punya banyak penggemar. Hingga sebuah kecelakaan terjadi yang merenggut nyawa sahabatnya. Eli yang malam itu mengemudikan mobil setelah berpesta, merasa bersalah dan menyesal hingga sekarang. Pemuda itu berubah menjadi pendiam, murung, dan penyendiri.

Ternyata Auden dan Eli punya banyak kesamaan. Salah satunya, mereka sama-sama mengalami insomnia. Mereka sama-sama tidak bisa tidur sebelum subuh. Hampir setiap malam, mereka berkeliling kota lalu singgah di kedai langganan Eli untuk menikmati kopi dan berbincang dengan pemiliknya hingga menjelang subuh. Dari sinilah Auden dan Eli mulai dekat. Kemudian muncullah mantan Eli yang cemburu dengan kedekatan keduanya, lalu melabrak Auden dan menganggapnya merebut Eli darinya.

Auden marasa tidak nyaman dengan yang terjadi antara dirinya dan Eli. Sebelumnya, Auden punya mengalaman tidak mengenakkan dengan lelaki. Dia pernah pacaran saat SMU. Lelaki itu mengajaknya ke pesta prom dan itu membuat Auden bahagia. Sayangnya hanya berselang sehari dari pesta, lelaki itu membatalkannya. Auden merasa ditolak dan disingkirkan. Dia merasa begitu kecewa. Inilah yang manjadi alasan Auden enggan menjalin hubungan lagi dengan lelaki.

                                                                                                                                

Baca juga >>> [Book Review] - Love in City of Angels

 

Auden Penelope West adalah sosok remaja putri yang pintar, pendiam, tertutup. Dia anak terakhir dari dua bersaudara. Orangtuanya dosen dan telah bercerai. Punya ibu tiri dan adik tiri. Dia suka minum kopi dan sering insomnia. Dia suka keliling kota malam hari. Dia sedang masa peralihan, baru lulus SMU dan menunggu masuk kuliah. Dia suka menyendiri dan belajar. Dia juga awet menjomblo karena trauma dengan hubungannya sebelumnya.

Eli Stock digambarkan sebagai remaja berprestasi di olahraga bersepeda dan punya banyak penggemar. Dulu, dia sosok yang riang selayaknya remaja pada umumnya. Namun setelah kecelakaan yang merenggut nyawa sahabatnya, Eli berubah pendiam, murung. Dia juga menarik diri dari berbagai kompetisi bersepeda. Sama seperti Auden, Eli juga mengalami insomnia. Meski terlihat biasa, tapi Eli adalah murid pintar. Dia diterima di sebuah universitas bergengsi. Universitas yang sama dimana Auden akan berkuliah.

Robert West adalah ayah kandung Auden. Dia adalah dosen sekaligus penulis. Dia sosok yang egois, mementingkan diri sendiri, manipulative.

Victoria West adalah ibu dari Auden. Dia juga seorang dosen. Dia menyayangi anak-anaknya, bahkan cenderung menyetir kehidupan mereka. Dia sosok yang humble, disukai banyak orang, dan sering berdiskusi dnegan mahasiswa-mahasiswanya.

Hendi adalah ibu tiri Auden. Dia menikah dengan dosennya, ayah Auden. Dia sosok yang periang, ceria, fashionable, mudah bergaul, mandiri, dan bertanggung jawab. Namun semenjak menikah dan punya bayi, Hendi seolah terputus dari dunia luar dan terkukung dalam dunianya sekarang. Dan itu mempengaruhi kesehatan mentalnya.


Baca juga >>> [Book Review] - Sleepaholic Jatuh Cinta

 

Aku suka cover novel ini. Warna birunya cerah, mengingatkanku pada langit bersih yang terhampar di atas lautan. Ini mewakili setting tempat di daerah Colby yang digambarkan sebagai sebuah kota kecil yang terletak di tepi pantai.

Selama membaca cerita ini, banyak kutipan menarik bagi dalam dialog maupun narasi yang kusuka. Berikut di antaranya …

"Tabiat orang tidak berubah. Jika memang begitu, kau biasanya mengalaminya saat kau lebih tua, tidak kurang."

[Hal : 12]

"Masa lalu tidaklah mati. Masa lalu bahkan tidaklah berlalu."

[Hal : 13]

Mungkin kita ditakdirkan melakukan hal-hal yang bodoh yang sama, berulang-ulang, dan tak pernah benar-benar belajar satu hal pun.

[Hal : 54]

Kadang pertanyaan bisa jadi lebih menyakitkan daripada jawaban.

[Hal : 58]

“Kau harus punya banyak masa-masa terbaik, masing-masing mengungguli waktu terakhir."

[Hal : 66]

"Nama memang penting, tapi orangnya sendirilah yang benar-benar mendefinisikan diri mereka."

[Hal : 94]

"Adanya tantangan hanya dapat diartikan kalau kau akan menguasai informasi itu jauh lebih baik."

[Hal : 101]

"Kita semua punya rahasia kecil yang kotor, bukan?"

[Hal : 103]

"Terkadang memang sulit menjadi anak, tak peduli putri siapapun dirimu."

[Hal : 110]

Ketika kita tak tahu ke mana tujuan kita, mungkin bukan ide buruk untuk memiliki sesuatu lebih dari yang kau butuhkan."

[Hal : 112]

"Hanya saja ... kadang yang biasa-biasa saja itu lebih baik."

[Hal : 116]

"Sebetulnya, menjadi seorang ibu pekerjaan paling sulit di dunia. Tapi dia akan baik-baik saja. Dia hanya butuh istirahat."

[Hal : 188]

"Karen bilang butuh dua orang untuk menciptakan bayi, dan setidaknya butuh dua orang juga untuk mengasuhnya. Biasanya malah lebih."

[Hal : 215]

"Tak apa-apa kok kalau tidak mahir melakukan segala hal."

"Kau memang mesti gagal kapan-kapan. Itu bagian wajib dari eksistensi manusia."

[Hal : 219]

"Gagal itu menyebalkan. Tapi lebih baik daripada sama sekali tidak mencoba."

[Hal : 221]

"Untuk beberapa orang, beginilah cara mereka mengingat. Kau tahu, dengan menceritakan kisah-kisahnya. Membuat orang itu terasa dekat."

[Hal : 228]

"Kadang-kadang, kau harus menciptakan sejarahmu sendiri. Beri dorongan pada takdir, begitu kata pepatah."

[Hal : 293]

"Hanya karena kita tidak saling bertatapan, bukan berarti kita tak bisa dekat."

[Hal : 309]


Baca juga >>> [Book Review] - Anything for You

 

Cerita ini ditulis dengan alur maju, dengan POV satu tunggal dari sudut pandang Auden dan mengambil tempat di sebuah kota di Amerika. Awal membaca cerita ini, aku sedikit bosan karena pacenya bergerak sangat lambat. Namun saat konflik mulai naik, terutama saat tokoh-tokoh baru muncul, cerita mulai menarik bagiku.

Dari membaca cerita ini pula aku mengenal istilah kepintaran level Mensa. Setelah kucari tahu, Mensa adalah komunitas yang beranggotakan orang-orang jenius di seluruh dunia dengan berbagai latar belakang. Tidak harus sarjana, boleh muda ataupun tua asalkan memenuhi persyaratan mendapat peringkat 2% teratas dari tes IQ.

Meskipun cerita remaja, tapi aku mendapat banyak pelajaran dari konflik dan penyelesaian masalah dari setiap tokoh di cerita ini. Berikut di antaranya …

  • Menjalin komunikasi yang baik di antara anggota keluarga.

Sesekali semua anggota keluarga bisa duduk bersama dalam suasana santai, lalu bicara dari hati ke hati. Tidak ada salah juga menanyakan kabar atau memberi kabar saat ada anggota keluarga yang pergi.

  • Suami istri adalah patner hidup.

Bukan sesuatu yang tabu saat suami membantu istri menyelesiakan urusan domestik. Itu tidak akan menurunkan harkat dan martabat suami. Apalagi soal pengasuhan anak. Ini bukan hanya tanggungjawab salah satu pihak. Kan bikinnya berdua.

  • Couple time perlu sebagai jeda untuk memperbaiki dan mempererat hubungan dengan pasangan.

Bagi yang sudah memiliki anak, tidak ada salahnya meluangkan waktu sebentar untuk pergi berdua. Minta tolong anggota keluarga lain atau orang yang dipercaya untuk membantu menjaga anak sebentar.

  • Belajar berdaptasi dalam berbagai situasi.

Termasuk saat bertemu dengan orang-orang baru atau pun pindah ke lingkungan baru. Apalagi jika nantinya kita akan tinggal lama di sana, atau menghabiskan banyak waktu dengan orang-orang baru tersebut. Ini yang dilakukan Auden saat bertemu Maggie, Leah, dan Ester, para karyawan Hendi yang seumuran dengannya. Auden yang introvert, sedang ketiganya ekstrovert.

  • Perlunya konfirmasi saat mendapat kabar yang kurang enak.

Ini salah satu cara menghindari kesalah pahaman. Tidak seperti Auden yang begitu marah saat Bellisa yang mengaku sebagai kekasih Eli melabraknya karena dianggapnya perusak hubungan orang. Auden yang marah menjauh dan mendiamkan Eli. Eli sempat bingung dengan sikap Auden, tapi setelah tahu permasalahannya, Eli menjelaskan kalau mereka telah lama putus tapi Bellisa tidak terima dengan keputusan tersebut.

  • Belajar mengikhlaskan yang sudah terjadi.

Ada banyak hal yang tidak bisa kita kendalikan di dunia ini. Kalau sampai itu terjadi, apalagi hal yang kurang mengenakkan, belajarlah untuk menerima kanyataan dan mengikhlaskan, lalu mulailah melangkah maju. Move on!

  • Lawan rasa takut.

Seperti Auden yang ketika kecil pernah jatuh saat belajar sepeda, kemudian trauma. Hingga remaja dia tetap tidak bisa mengendarai sepeda. Namun setelah bertemu dengan teman-teman baru yang suka bersepeda, Auden memutuskan kembali belajar naik sepeda. Dengan bantuan teman-temannya, Auden akhirnya bisa melawan rasa takutnya.

  • Memanfaatkan waktu dengan baik.

Para remaja di cerita ini memanfaatkan masa liburan mereka dengan bekerja. Mereka sedang dalam masa penantian, masuk ke perkuliahan sebagai mahasiswa baru di kampus masing-masing.


Baca juga >>> [Book Review] - Misteri 3 Sekawan

 

Data Buku

Judul          :    Along for The Ride

Penulis      :    Sarah Dessen

Penerbit     :    Elex Media Komputindo

Tahun        :    2009

Tebal         :    326

 

Rating

🌠 4/5

 

 

~ Hana Aina ~

 

 

Baca juga, ya ...






 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berbagi komentar ^^