Tetap tenang di
tengah gempuran kabar, Si A menang lomba ini. Si B launching novelnya yang
kesekian. Lalu bertanya ke diri sendiri, kamu kapan? Duh!
Pernah dengar
kalimat, hidup bukanlah perlombaan. Mungkin terdengar klise tapi itulah
kenyatannya. Bayangkan jika setiap saat hidup kamu anggap perlombaan. Apa nggak
capek?
Setiap manusia
punya jalan hidup masing-masing, lengkap dengan masalah dan privilegenya. Start
hidupnya pun bisa beda-beda. Alangkah bijaknya jika tidak membandingkan hidupmu
dengan hidup orang lain. Meski kata pepatah, rumput tetangga selalu tampak
lebih hijau dari rumput sendiri. Namun yang lebih penting lagi, bagaimana
caranya agar rumputmu selalu tampak lebih hijau dari rumput tetangga, hihi.
Saat kita membandingkan
diri kita dengan orang lain, fokus, energi, dan pikiran kita tertuju kepada
orang lain. Kita melihat hal-hal baik dari orang lain. Padahal keindahan yang
kita lihat belum tentu sama indah dengan kenyatannya.
Kebanyakan orang
akan memperlihatkan hanya sisi baik dan indah dalam hidupnya. Yakin sebaik itu?
Yakin seindah itu?
Saat melihat
keberhasilan seseorang, kita hanya melihat kehebatannya sekarang. Kita tidak
menyadari betapa berdarah-darahnya dia untuk melalui itu semua hingga mencapai
keberhasilan. Ibarat kata, jatuh bangun, nangis darah, kita tak melihat itu.
Kita juga tidak menyadari berapa banyak waktu yang dibutuhkannya untuk melatih
diri hingga menjadi sehebat sekarang. Tentu saja keberhasilan itu tidak didapat
dengan sekedipan mata.
Baca juga >>> Yuk, Ngobrol Bareng IIDN Solo
Fokus ke Diri
Sendiri
Pernah dengar
kata orang bijak, hari ini harus lebih baik dari kemarin?
Aku memaknai
kalimat di atas sebagai motivasi diri agar lebih baik. Itu berarti aku tidak
membandingkan diriku dengan orang lain. Melainkan, aku membandingkan diriku
yang hari ini dengan diriku kemarin, dan mulai menyiapkan diriku untuk hari
esok agar bisa lebih baik dari yang kemarin.
Pun demikian
dengan evaluasi di awal tahun ini. Aku bermaksud memperbaiki hal-hal yang
menurutku kurang di tahun 2024. Aku ingin memperbaikinya. Sedangkan untuk untuk
hal-hal baik, aku akan meningkatkannya di tahun 2025.
Untuk
merealisasikannya, aku butuh rencana. Aku sudah punya daftar rencana yang akan
kulakukan di tahun 2025. Dalam hal ini, tentu saja rencana besar, ya. Bukan
ritunitas. Tidak perlu banyak. Cukup satu atau dua hal besar, lalu fokus ke
sana. Inilah yang kunamakan target.
Setelah aku
punya rencana, aku punya tujuan, maka aku harus fokus pada target. Itu
sebabnya, aku memilih fokus ke diri sendiri. Karena aku memiliki target yang
harus kuraih. Kalau terlaku banyak tolah toleh, ngeliatin kehidupan orang lain,
akhirnya malah nggak fokus. Ambyar sudah usahaku.
Satu yang terus
kuingat adalah, tidak membandingkan diri dengan orang lain. Namun membandingkan
diriku sekarang dengan yang sebelumnya. Kalau sudah ada perubahan lebih baik,
kalau sudah ada langkah-langkah kecil menuju target, berarti itu bagus. Sudah
ada kemajuan. Meski tidak harus progresnya langsung sembilan puluh persen, ya.
Progres satu persen pun nggak masalah, asalkan terus bergerak. Pelan pelan saja.
Nikmati prosesnya.
Baca juga >>> Menengok Keseruan Book Fair 2016
Blog Cerita Hana
Fokus pada Literasi
Aku ingin
sedikit bercerita tentang progres blog Cerita Hana ini dari awal hingga bisa
seperti sekarang. Di blog ini, aku akan lebih banyak menulis tentang literasi.
Literasi di sini dalam lingkup kegiatan membaca dan menulis yang kukakoni,
ya.
Awalnya aku
membuat blog Ceretan Hana untuk memisahkan kegitan menulisku dari blog Coretan
Hana. Kedua blog ini milikku, hanya berbeda niche. Coretan Hana adalah
lifestyle blog, sedangkan Cerita Hana adalak book blog. Masing-masing blog
memiliki jenis tulisan dan pembaca yang berbeda. Klien yang bekerjasama dengan
kedua blog ini pun berbeda.
Coretan Hana yang berniche lifestyle blog pernah beberapa kali bekerjasama dengan produk kecantikan, agensi perjalanan, hotel dan restauran, retail, dll. Sedangkan Cerita Hana yang berniche buku dan literasi lebih sering bekerjasama dengan penerbit dan penulis buku.
So, kalau kalian
membedah blog Cerita Hana ini, kalian akan menemukan artikel yang berhubungan
dengan literasi, review buku, tulisan fiksi, dan beberapa hal lainnya. Aku
bahas satu per satu, ya.
- Artikel yang berhubungan dengan literasi
Meski jumlahnya
tidak sebanyak jenis konten yang lain, tapi aku menulis beberapa artikel yang
berhubungan dengan aktivitas menulis dan membaca di blog ini. Aku pernah
menulis segmen profil penulis. Aku mewawancara beberapa penulis lalu menuliskan
profil mereka.
Bukan hanya itu
saja, aku juga share beberapa tips para penulis tersebut yang berhubungan
dengan kegiatan menulis. Nggak lengkap rasanya kalau aku nggak spill juga
buku-buku karya mereka. Semua ini kukemas agar pembaca blog ini terispirasi
dari sosok para penulis ini. Bukan hanya kalian saja, sih, tulisan semacam ini
secara tidak langsung juga bisa mengispirasiku untuk terus berkarya seperti
mereka.
Selain tentang
profil penulis, aku juga beberapa kali menulis reportase saat ada meet and
greet dengan penulis. Biasanya ini bertempat di toko buku. Mereka mendatangkan
penulis yang sedang tour mempromosikan karya terbaru mereka. Aku akan datang ke
acara tersebut lalu menuliskan liputannya, lengkap dengan foto-foto yang
mensupport reportaseku.
Reportase yang
kutuliskan bukan hanya saat aku meliput meet and greet dengan penulis saja. Aku
juga menuliskan pengalamanku dan teman-teman di komunitas penulis saat diundang
ke sebuah acara baik sebagai tamu undangan ataupun sebagai pembicara di acara
literasi. Aku menuliskan keseruan dan ilmu saat kami mengikuti acara tersebut,
atau juga BTS nya.
Satu lagi tema
artikel yang biasa kutuliskan di blog ini adalah segala hal yang berhubungan
dengan aktivitasku sebagai booksblogger dan bookstagrammer. Ini ada hubungannya
dengan kegemaranku membaca. Sayang sekali kalau aku hanya membaca tanpa
membagikan apa yang kubaca ke orang lain. Bukan hanya membaca buku, tapi juga
segala hal yang berhubungan dengan membaca buku. Semisal tentang reading slump,
mengatasi timbunan buku, merancang to be read list, dll.
- Review buku
Masih nyambung
dengan poin terakhir di atas, inilah dunia bookstagrammer dan booksblogger. Aku
sudah suka membaca dari kecil. Bedanya, dulu aku hanya membaca. Selesai
membaca, ya sudah, aku akan beralih membaca buku yang lain.
Sekarang aku
memanfaatkan kegiatanku yang satu ini menjadi sebuah konten. Setelah selesai
membaca buku, aku akan membuat reviewnya di sosial mediaku. Aku akan membuat
mini reviewnya dan mempostingnya di instagram hanaandbooks. Kalau pembaca
tertarik membaca versi full reviewnya, kalian bisa meluncur ke blog Cerita Hana
ini.
Biasanya aku
akan membuat review buku setelah selsai membaca. Untuk membuat review buku, aku
tidak hanya butuhkan tulisan, tapi juga foto buku yang ciamik yang terlihat
cantik untuk dipajang di sosial media. So, secara tidak langsung, saat aku
membuat review buku, aku juga belajar fotografi meski hanya hal-hal dasar.
Bagiku, membuat
review bukan hanya sekedar membedah karya. Namun dari hasil membedah sebuah
buku, novel misalnya, aku bisa belajar bagaimana penulis menuliskan kisah
tersebut. Mulai dari alur cerita, penokohan, membuat konflik, dll. Aku bisa
mempelajarinya lalu menerapkannya saat aku belajar membuat ceritaku
sendiri.
Dari kegiatan mereview buku, aku bisa memilah dan memilih buku yang akan tetap kusimpan, mana buku yang akan kuhibahkan. Kebanyakan ini novel, sih. Yup! Biasanya, buku-buku yang aku keep adalah buku yang menurutku bagus. Bagus baik dari sisi penokohan atau juga alur ceritanya, terutama konflik. Novel-novel ini akan kujadikan acuan saat aku menulis fiksi.
- Tulisan fiksi
Aku belajar
menulis fiksi setelah belajar me ulis non fiksi. Saat itu aku masih bingung,
dimana aku bakal posting tulisan fiksiku ini. Awal aku menulis puisi. Tulisan
ini nggak begitu panjang, hanya beberapa alenia saja. Aku mempostingnya di akun
facebook.
Setelahnya, aku
belajar menulis fiksi mini dan flash fiction. Sebagai permulaan, aku fokus
menulis fiksi bergenre fantasi. Aku belum berani melirik genre lain. Pelan
pelan saja. Aku berusaha menikmati prosesnya.
Terus belajar menulis
fiksi yang lebih panjang, aku memulai menulis cerpen. Inilah awal mula aku
mulai kepikiran membuat blog Cerita Hana. Cerpen itu tulisannya lumayan panjang
dan aku bisa menulis sepanjang apapun di blog. Dari sinilah aku mulai aktif menulis
di blog Cerita Hana. Selain itu, aku juga mulai memindahkan semua tulisan
fiksiku ke blog ini. Selain terobosan memindahkan semua konten fiksi ke blog
ini, aku juga mulai mengeksplore genre lain. Aku mulai belajar nenulis cerpen
bergenre misteri dan romansa.
Seiring berjalannya
waktu, aku memberanikan diri menulis novel. Untuk karyaku yang satu ini, aku
tidak mempublikasikannya di blog ini. Aku menggunakan platform Wattpad. Buat
yang mau baca-baca, silakan mampir ke Ain1357. Jangan lupa follow dan
tinggalkan jejak, ya.
Baca juga >>> [Profil Penulis] - Nurul Chomaria, Memupuk Semangat Menulis dari Rumah
Pencapaian Tahun
2024
Ada tiga hal
yang kuhighlight yang menjadi pencapaianku di tahun 2024ini. Memang tidak
banyak, tapi aku merasa cukup bangga dengan pencapaianku ini. Mungkin bagi
orang lain ini akan terasa biasa saja, tapi aku sebagai pelaku yang menjalani
dan mengusahakan semua pencapaian ini, aku begitu menikmati prosesnya. Baik itu
proses yang menyenangkan, juga proses jatuh bangunnya.
- Peluncuran Novel Terbaruku
Di bulan
Februari, aku meluncurkan novel terbaruku. Lebih tepatnya novel keduanya.
Berbeda dengan novel pertama yang bergenra science fiction - romansa, novel
bersampul warna putih ini bergenre misteri - kriminal.
Aku memberi
judul novel keduaku ini ... Bias. Ini pertama kalinya aku menulis genra misteri
- kriminal. Meski demikian, aku bersyukur sekali hasilnya tidak mengecewakan.
Aku lebih bersyukur lagi, novel ini dilirik penerbit. Aku akan menulis behind the
scene penulisan novel ini di artikel berbeda, ya.
- Juara Lomba Novel
Pada pertengahan
bulan, aku memberanikan diri ikut lomba menulis novel. Ini adalah lomba novel
pertamaku. Ini pertama kalinya juga aku menulis kisah romansa. Deg degan
rasanya. Alhamdulillah, deg degannya terbayar dengan hasil yang tidak
mengecewakan. Aku meraih juara tiga di kompetisi ini. Meski tidak menduduki
peringkat pertama, aku tetap bersyukur karena aku sudah break the limit diriku
sendiri. Ini sekaligus pembuktian kalau aku bisa meski awalnya ragu dan takut
untuk memulainya. Dan tahukah kamu apa reward dari kompetisi ini? Yui! Naskah
novel romansa pertamaku akan diterbitkan. Bismillah, semoga dimudahkan,
dilancarkan.
- Beberapa Kali Menang Giveaway
Untuk sekian
lama aku ambil jeda dari dunia bookstagrammer. Baru di akhir tahun ini aku
mulai aktif lagi sebagai bookstagrammer. Alhamdulillah, aku masih dipercaya
beberapa penulis dan penerbit untuk mereview novel mereka. Secara tidak langsung,
ini meningkatkan kepercayaan diriku, mengembalikan semangatku di dunia
bookstagram. Semoga ini tetap bertahan hingga tahun tahun berikutnya.
Baca juga >>> Being Sexy by Reading Addicted
Rencana Tahun
2025
Lantas, mau
ngapain lagi di tahun 2025 ini?
Tidak banyak
yang berubah dari daftar targetku di tahun ini dari tahun sebelumnya. Meski
tidak sama plek juga. Ada beberapa perubahan. Penambahan target baru, misalnya.
Namun tetap fokus ke dunia literasi.
- Tetap fokus pada timbunan buku.
Seperti
tahun-tahun sebelumnya, tahun ini aku tetap fokus menghabiskan timbunan buku.
Perasaan dari tahun ke tahun sebelumnya, aku sudah membaca kurang lebih tiga
puluh buku per tahun, tapi ternyata itu tidak membuat almari bukuku terlihat
lengang, wkwk ...
Kebayang, kan,
seberapa banyak timbunan bukuku. Meski sudah dibaca sebegitu banyak, dan aku
sendiri sudah menahan untuk tidak membeli buku baru, aku masih butuh effort
lebih untuk menghabiskan timbunan bukuku.
Tapi nggak
masalah. Aku tetap akan berusaha bertanggung jawab menghabiskannya. Toh nggak
ada ruginya. Aku suka membaca. Aku punya sumber daya berupa banyak buku di
almari. Tinggal niatkan saja. Yuk! Lanjut baca!
Aku sudah
membuat daftar buku yang akan kubaca di tahun ini. Semacam TBR alias to be
read. Aku sudah memisahkan buku-buku itu ketempat yang lebih terlihat agar aku
termotivasi untuk terus membaca. Ada sekitar enam puluh buku sudah masuk ke
daftar bacaku. Ada buku fiksi, ada non fiksi. Ada berbagai macam genre. Ada
teenlith, ada chicklit. Ada misteri, thriller, romansa, kriminal, dll. Biar
tetap semangat membaca, genre ya harus beragam. Biar nggak bosen juga.
- Menulis review buku
Jangan procas.
Ini nasehat diriku untuk diriku sendiri. Eh, gimana?
Karena kesibukan,
beberapa kali aku menunda menulis review buku. Selesai baca bukunya kapan,
nulis reviewnya kapan. Jadinya nggak up to date. Kebiasaan menunda juga
menghadirkan kemalasan. Jangan, ya, Dek, ya.
Biar tugas
review buku nggak numpuk, biar nulisnya nggak buru-buru juga, jangan suka
menunda. Selesai membaca sebuah buku, luangkan waktu dua tiga jam untuk fokus
menulis review. Yuk! Bisa, yuk!
Jangan lupa
untuk memperindah konten review buku dengan foto-foto yang bagus, ya. Karena
aku sudah tahu buku-buku apa saja yang akan kubaca, aku bisa mengambil
foto-foto buku tersebut dalam sehari. Aku sengaja menjadwalkan satu hari penuh
mengambil semua foto buku-buku itu. Untuk waktu pengambilan, aku menyesuaikan
terbitnya matahari. Aku mengambil foto di out door. Sinar matahari sangat
mempengaruhi hasil fotoku.
Aku tetap akan
memposting review buku versi full di blog ini, dan akan membuat versi mini
reviewnya di instagram.
- Menulis artikel.
Tahun kemarin,
aku tidak banyak menulis artikel di blog ini. Aku lebih banyak menulis review
buku. Namun untuk tahun ini, aku berusaha menulis artikel di luar review buku.
Paling tidak, aku akan manulis minimal satu artikel setiap bulannya. Kalau
rajin, bisa lebih juga, sih.
Aku sudah punya
daftar konten untuk tulisan artikel tahun ini. Temanya tidak jauh-jauh dari dunia
literasi dan dunia bookstagrammer. Ada juga liputan dan kegiatan komunitas
penulis yang kuikuti.
- Menulis buku
Ini salah satu
pe-er besar buatku, sih. Di awal tahun 2025 ini, aku masih punya beberapa novel
yang on going. Pe-er ku, menyelesaikan semua novel-novel ini. Itu baru satu
hal.
Hal yang lain
adalah, mengedit novel-novel yang sudah the end menjadi lebih baik. Barang kali
ada typo, ada plot hole juga, dan kekurangan-kekurangan lain, harus diperbaiki.
Seperti sebelumnya,
aku tetap akan menulis novelku di platform kepenulisan seperti Wattpad, GWP_ID,
Rakata, Cabaca, dll. Kalau ingin membaca tulisan fiksiku, silakan mampir, ya.
Tenang, untuk sementara semua novelku masih gratis, kok. Etapi kalau kalian
ingin membaca beberapa novelku yang sudah naik cetak, bisa komen di bawah untuk
pemesanan, ya. #NumpangNgiklan
Baca juga >>> Tentang Seseorang yang Dipanggil Ibu (sebuah puisi)
Meski sudah
tahun 2025, tapi kegemaranku terhadap literasi tak berganti. Aku masih suka
membaca, masih suka menulis. Aku juga masih menggunakan platform yang sama
untuk memamerkan karya-karyaku. Buat kalian yang juga tertarik di dunia
literasi, silakan mampir ke blog ini rajin rajin, ya. Jangan lupa follow.
Gratis, kok!
~ Hana Aina ~
Baca juga, ya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berbagi komentar ^^