Menulis
cerita anak itu gampang-gampang susah, ya. Apalagi yang nulis sosok dewasa
seperti kita. Kita yang dewasa sudah terbiasa membaca ataupun menulis cerita
yang panjang, dengan konflik yang lebih rumit. Perlu latihan terus menerus agar
terasah kemampuan membuat cerita anak dengan alur yang lebih pendek dan konflik
yang lebih sederhana, hehe ^^
Etapi
tahukah Anda kalau cerita anak banyak diminati akhir-akhir ini? Banyak buku
baru berisi certa anak diluncurkan penerbit. Entah itu cerita anak dalam bentuk
antologi yang ditulis keroyokan maupun duet, atau pun buku solo. Ada tokohnya
yang berupa manusia, ada juga yang tokohnya berupa hewan, tanaman, atau juga
benda-benda mati yang diimajinasikan hidup. Wah, kalau ini sih imajinasi musti
tinggi, ya, haha :D
Buku
anak memang tak pernah sepi peminat. Apalagi kalau musim liburan sekolah. Tak
jarang orang tua membawa anak-anaknya ke toko buku. Salah satu buku yang mereka
beli ya buku anak tentunya. Itung-itung mulai memperkenalkan buku kepada anak
sedini mungkin, ya, sekaligus menggalakkan budaya membaca. Sip, deh!
Melihat
minat yang tinggi terhadap cerita anak, IIDN Solo Raya juga nggak mau
ketinggalan. Saat kopi darat (kopdar) yang dilakukan setiap 2 bulan sekali ini
diisi dengan belajar bersama. Apalagi kalau bukan belajar menulis cerita anak.
Selain temu kangen antar anggota, kami juga mengundang salah satu penulis asli
Solo yang sudah menerbitkan banya buku anak, baik buku bertema pengetahuan umum
atau pun buku cerita.
Deasylawati
Prasetya. Awal mula kemunculannya adalah penulis cerita remaja dan dewasa.
Namun seiring berjalannya waktu, Deasy mulai mencoba menulis buku anak. Kondisi
ini diperkuat lagi saat Deasy mulai memiliki buah hati. Mengamati keseharian anak-anaknya
membuat Deasy bersemangat menulsi cerita anak. Tak jarang ide cerita yang
ditulisnya justru terinspirasi dari tingkah polah anak-anaknya.
Di
kopdar IIND-SR ini Deasylawati berbagi cerita proses penulisan buku-buku anak
karyanya. Dia juga memberikan tips menulis cerita anak berdasarkan pengalamanya
selama ini. Dan ternyata, pada dasarnya proses penulisan cerita anak hampir
sama dengan menulis cerita remaja ataupun dewasa. Anda bisa membuat sinopsis
dan outline terlebih dahulu.
Sinopsis
adalah ringkasan cerita dari awal hingga akhir. Ini hanya garis besarnya saja,
ya. Dari sinopsis inilah kemudian dikembangkan menjadi outline. Penulisan
outline lebih terperinci dibandingkan sinopsis. Anda dapat membuat outline
untuk tiap paragraf. Tapi baik sinopsis atau outlien ini pilihan sis, ya. Ada
beberapa penulis yang terbantu dengan keberadaan duo ini, namun ada pula
beberapa penulis yang tidak perlu keduanya. Kalau mau nulis ya nulis aja. Ini
kembali ke Anda, sih. Enaknya gimana, hihi ^^
Menulis
cerita anak itu seolah-olah kita sendiri adalah anak kecil. Jadi, sudut pandang
cerita harus ditulis dari sisi anak. Bukan dari sisi diri kita sebagai sosok
dewasa. Ini akan sangat berbeda sekali. Anak-anak itu rasa ingin tahunya
tinggi, suka coba-coba, dan lebih banyak bertindak spontan sebelum berpikir.
Berbeda dengan orang dewasa yang terkadang lebih banyak berpikir, memiliki
pertimbangan-pertimbangan sebelum melakukan sesuatu.
Satu hal lain yang dianggap susah bagi penulis cerita anak pemula adalah mendapatkan
ide cerita. Kalau menurut Deasylawati sih, ada beberapa cara yang bisa kita
lakukan agar ide cerita anak bisa kita tangkap dan segera dieksekusi.
Perbanyak membaca novel dan komik
anak.
Kalau mau menulis harus banyak baca. Itu adalah rumus umum seorang penulis. Pun
demikian dengan penulis cerita anak. Perbanyaklah membaca buku-buku cerita
anak. Entah itu karya penulis lokal maupun internasional seperti Enid Blyton,
Alfred Hitchcock, atau Gosho Aoyama. Perhatikan bagaimana mereka mengolah ide
sederhana menjadi sebuah cerita. Perhatikan pula bagaimana bahasa yang mereka
gunakan dalam bercerita. Dengan banyak membaca buku-buku mereka, Anda tidak
hanya bisa mendapatkan ide saja, namun juga teknik kepenulisan cerita anak.
Mengamati tingkah laku dan
kesehariana nak di sekitar kita. Anak memiliki
dunianya sendiri. Banyak-banyaklah mengamati keseharian mereka. Kita akan
menemukan hal-hal lucu, sederhana tapi menarik dari polah tingkah anak. Bisa
jadi hal-hal tak terduga tersebut menjelma menjadi ide cerita. Inilah yang
dilakukan Deasylawati. Dia sering memperhatikan polah tingkah anak kembarnya.
Dari sanalah dia mendapatkan banyak ide cerita yang kemudian diaksekusi menjadi
sebuah buka anak berjudul Dafin dan Dafina.
Nostalgia dengan masa kecil kita.
Masih ingat dengan hal-hal menarik di masa kecil Anda? Bernostalgia dengan
pengalaman masa kecil juga bisa bisa mendatangkan ide, lho. Entah itu
pengalaman lucu, memalukan, ataupun menakutkan dapat menjadi ide yang kemudian
kita kembangkan menjadi sebuah cerita.
Mainkan imajinasi kita,
“Bagaimana jika ...” Menulis cerita anak memang terkadang membutuhkan
imajinasi tinggi. Ini akan memunculkan hal-hal tak terduga yang mungkin bagi
orang dewasa adalah biasa saja. Namun bagi anak, hal tersebut adalah luar
biasa. Misalkan, sama-sama melihat awan. Orang biasa akan melihat awan sebagai
awan. Namun bagi anak-anak, awan bisa menjelman menjadi gumpalan gula kapas
besar yang melayang. Dari imajinasi ini dapat terus dikembangkan menjadi sebuah
cerita. “Bagaimana jika awan ternyata gumpalan gula kapas raksasa yang disana
terdapat sebuah kerasaan bla bla bla ... (lanjutkan sediri, ya 😃)”.
Banyak nonton film. Ide
cerita juga bisa Anda dapatkan dengan banyak menonton film anak. Apalagi
film-film anak zaman now mempunyai ide cerita menarik. Coba tengok
Despicable Me, Incredibles, Up, bahkan Upin Ipin, hehe. Selain sebagai refreshing dan hiburan, dari
menonton film Anda bisa mendapatkan ide. Jangan lupa juga untuk menulis segala
sesuatu hal menarik yang menurut Anda menarik dari film stersebut. Entah itu
adegan, percakapan, maupun aksi para tokoh. Ini juga bisa untuk menambah ilmu
dalam menulis, lho. Paling tidak ada yang dapat Anda pelajari dari penyajian
film-film tersebut.
Nah,
itu tadi beberapa hal yang menjadi catatan saat Anda ingin menulis cerita anak,
termasuk cara mendapatkan idenya. Dan jangan luap untuk menyisipkan nasehat dan
hikmah dari cerita yang Anda buat. Tapi jangan sampai menggurui, ya. Yang smooth saja. Bagi sebagian orang ini
sulit. Namun dengan terus berlatih, yakinlah Anda bisa melakukannya. Selamat
mencoba ^^
~ Hana Aina ~
dulu saya pernah menulis cerita anak untuk dimuat di koran. tapi lama-lama semangat kendor dan udah ga pernah nulis lagi. Baca artikel ini jadi kangen nulis cerita anak lagi.
BalasHapusYa ampun jadi inget tugas yang belum tuntas nih. Belum sukses bikin cerita anak.
BalasHapussaya sampai langganan Bobo lho mbak, supaya bisa berimajinasi menyelami dunia anak..masih harus banyak belajar nulis fiksi nih
BalasHapusBagus nih infonya. PR bgt tuh bikin cerita anak. Mau dong ditambahin infonya ttg penerbit mana atau media mana yg bs kita coba tembus.
BalasHapusKamu produktif syekali Mbak Hanaaaaa. Thank you sharingnya, bisa aku aplikasikan juga buat mulai belajar bikin cernak
BalasHapus5 Cara atau tips yang penting banget ini...
BalasHapus