Minggu, 13 Mei 2018

Belajar Menulis Cerita Anak Bersama Deasylawati


Menulis cerita anak itu gampang-gampang susah, ya. Apalagi yang nulis sosok dewasa seperti kita. Kita yang dewasa sudah terbiasa membaca ataupun menulis cerita yang panjang, dengan konflik yang lebih rumit. Perlu latihan terus menerus agar terasah kemampuan membuat cerita anak dengan alur yang lebih pendek dan konflik yang lebih sederhana, hehe ^^



Etapi tahukah Anda kalau cerita anak banyak diminati akhir-akhir ini? Banyak buku baru berisi certa anak diluncurkan penerbit. Entah itu cerita anak dalam bentuk antologi yang ditulis keroyokan maupun duet, atau pun buku solo. Ada tokohnya yang berupa manusia, ada juga yang tokohnya berupa hewan, tanaman, atau juga benda-benda mati yang diimajinasikan hidup. Wah, kalau ini sih imajinasi musti tinggi, ya, haha :D

Buku anak memang tak pernah sepi peminat. Apalagi kalau musim liburan sekolah. Tak jarang orang tua membawa anak-anaknya ke toko buku. Salah satu buku yang mereka beli ya buku anak tentunya. Itung-itung mulai memperkenalkan buku kepada anak sedini mungkin, ya, sekaligus menggalakkan budaya membaca. Sip, deh!

Melihat minat yang tinggi terhadap cerita anak, IIDN Solo Raya juga nggak mau ketinggalan. Saat kopi darat (kopdar) yang dilakukan setiap 2 bulan sekali ini diisi dengan belajar bersama. Apalagi kalau bukan belajar menulis cerita anak. Selain temu kangen antar anggota, kami juga mengundang salah satu penulis asli Solo yang sudah menerbitkan banya buku anak, baik buku bertema pengetahuan umum atau pun buku cerita.

Deasylawati Prasetya. Awal mula kemunculannya adalah penulis cerita remaja dan dewasa. Namun seiring berjalannya waktu, Deasy mulai mencoba menulis buku anak. Kondisi ini diperkuat lagi saat Deasy mulai memiliki buah hati. Mengamati keseharian anak-anaknya membuat Deasy bersemangat menulsi cerita anak. Tak jarang ide cerita yang ditulisnya justru terinspirasi dari tingkah polah anak-anaknya.


Di kopdar IIND-SR ini Deasylawati berbagi cerita proses penulisan buku-buku anak karyanya. Dia juga memberikan tips menulis cerita anak berdasarkan pengalamanya selama ini. Dan ternyata, pada dasarnya proses penulisan cerita anak hampir sama dengan menulis cerita remaja ataupun dewasa. Anda bisa membuat sinopsis dan outline terlebih dahulu.

Sinopsis adalah ringkasan cerita dari awal hingga akhir. Ini hanya garis besarnya saja, ya. Dari sinopsis inilah kemudian dikembangkan menjadi outline. Penulisan outline lebih terperinci dibandingkan sinopsis. Anda dapat membuat outline untuk tiap paragraf. Tapi baik sinopsis atau outlien ini pilihan sis, ya. Ada beberapa penulis yang terbantu dengan keberadaan duo ini, namun ada pula beberapa penulis yang tidak perlu keduanya. Kalau mau nulis ya nulis aja. Ini kembali ke Anda, sih. Enaknya gimana, hihi ^^

Menulis cerita anak itu seolah-olah kita sendiri adalah anak kecil. Jadi, sudut pandang cerita harus ditulis dari sisi anak. Bukan dari sisi diri kita sebagai sosok dewasa. Ini akan sangat berbeda sekali. Anak-anak itu rasa ingin tahunya tinggi, suka coba-coba, dan lebih banyak bertindak spontan sebelum berpikir. Berbeda dengan orang dewasa yang terkadang lebih banyak berpikir, memiliki pertimbangan-pertimbangan sebelum melakukan sesuatu.

Satu hal lain yang dianggap susah bagi penulis cerita anak pemula adalah mendapatkan ide cerita. Kalau menurut Deasylawati sih, ada beberapa cara yang bisa kita lakukan agar ide cerita anak bisa kita tangkap dan segera dieksekusi.

Perbanyak membaca novel dan komik anak. Kalau mau menulis harus banyak baca. Itu adalah rumus umum seorang penulis. Pun demikian dengan penulis cerita anak. Perbanyaklah membaca buku-buku cerita anak. Entah itu karya penulis lokal maupun internasional seperti Enid Blyton, Alfred Hitchcock, atau Gosho Aoyama. Perhatikan bagaimana mereka mengolah ide sederhana menjadi sebuah cerita. Perhatikan pula bagaimana bahasa yang mereka gunakan dalam bercerita. Dengan banyak membaca buku-buku mereka, Anda tidak hanya bisa mendapatkan ide saja, namun juga teknik kepenulisan cerita anak.


Mengamati tingkah laku dan kesehariana nak di sekitar kita. Anak memiliki dunianya sendiri. Banyak-banyaklah mengamati keseharian mereka. Kita akan menemukan hal-hal lucu, sederhana tapi menarik dari polah tingkah anak. Bisa jadi hal-hal tak terduga tersebut menjelma menjadi ide cerita. Inilah yang dilakukan Deasylawati. Dia sering memperhatikan polah tingkah anak kembarnya. Dari sanalah dia mendapatkan banyak ide cerita yang kemudian diaksekusi menjadi sebuah buka anak berjudul Dafin dan Dafina.

Nostalgia dengan masa kecil kita. Masih ingat dengan hal-hal menarik di masa kecil Anda? Bernostalgia dengan pengalaman masa kecil juga bisa bisa mendatangkan ide, lho. Entah itu pengalaman lucu, memalukan, ataupun menakutkan dapat menjadi ide yang kemudian kita kembangkan menjadi sebuah cerita.

Mainkan imajinasi kita, “Bagaimana jika ...” Menulis cerita anak memang terkadang membutuhkan imajinasi tinggi. Ini akan memunculkan hal-hal tak terduga yang mungkin bagi orang dewasa adalah biasa saja. Namun bagi anak, hal tersebut adalah luar biasa. Misalkan, sama-sama melihat awan. Orang biasa akan melihat awan sebagai awan. Namun bagi anak-anak, awan bisa menjelman menjadi gumpalan gula kapas besar yang melayang. Dari imajinasi ini dapat terus dikembangkan menjadi sebuah cerita. “Bagaimana jika awan ternyata gumpalan gula kapas raksasa yang disana terdapat sebuah kerasaan bla bla bla ... (lanjutkan sediri, ya 😃)”.

Banyak nonton film. Ide cerita juga bisa Anda dapatkan dengan banyak menonton film anak. Apalagi film-film anak zaman now mempunyai ide cerita menarik. Coba tengok Despicable Me, Incredibles, Up, bahkan Upin Ipin, hehe. Selain sebagai refreshing dan hiburan, dari menonton film Anda bisa mendapatkan ide. Jangan lupa juga untuk menulis segala sesuatu hal menarik yang menurut Anda menarik dari film stersebut. Entah itu adegan, percakapan, maupun aksi para tokoh. Ini juga bisa untuk menambah ilmu dalam menulis, lho. Paling tidak ada yang dapat Anda pelajari dari penyajian film-film tersebut.


Nah, itu tadi beberapa hal yang menjadi catatan saat Anda ingin menulis cerita anak, termasuk cara mendapatkan idenya. Dan jangan luap untuk menyisipkan nasehat dan hikmah dari cerita yang Anda buat. Tapi jangan sampai menggurui, ya. Yang smooth saja. Bagi sebagian orang ini sulit. Namun dengan terus berlatih, yakinlah Anda bisa melakukannya. Selamat mencoba ^^



~ Hana Aina ~

6 komentar:

  1. dulu saya pernah menulis cerita anak untuk dimuat di koran. tapi lama-lama semangat kendor dan udah ga pernah nulis lagi. Baca artikel ini jadi kangen nulis cerita anak lagi.

    BalasHapus
  2. Ya ampun jadi inget tugas yang belum tuntas nih. Belum sukses bikin cerita anak.

    BalasHapus
  3. saya sampai langganan Bobo lho mbak, supaya bisa berimajinasi menyelami dunia anak..masih harus banyak belajar nulis fiksi nih

    BalasHapus
  4. Bagus nih infonya. PR bgt tuh bikin cerita anak. Mau dong ditambahin infonya ttg penerbit mana atau media mana yg bs kita coba tembus.

    BalasHapus
  5. Kamu produktif syekali Mbak Hanaaaaa. Thank you sharingnya, bisa aku aplikasikan juga buat mulai belajar bikin cernak

    BalasHapus
  6. 5 Cara atau tips yang penting banget ini...

    BalasHapus

Terimakasih telah berbagi komentar ^^