Minggu, 05 November 2017

[BOOK REVIEW] : Lupita – LU Pikir gua pengemis cinTA


Data Buku
Judul              :      Lupita
Penulis           :      Dian Kristiani
Penerbit         :      Bhuana Sastra
Halaman        :      278 halaman
Tahun terbit   :      2013


Sinopsis
Lupita, seorang perempuan yang bercita-cita menikah dengan lelaki asing. Selain untuk memperbaiki keturunan, menurut Lupita, bule lebih romantis. 

"Mama nggak pengin punya cucu cakep? Kalau aku kawin dengan cowok bule, cucu Mama cakep, lho. Hidungnya pasti mancung, matanya biru, dan rambutnya pirang!" 
~Halaman 29~

Apa yang diimpikan Lupita hampir saja menjadi kenyataan saat dia bertemu dengna Corey, bule Australia yang menjadi mitra bisnisnya di perusahaan furniture.

"Lupita, will you marry me? Please say yes, dan ikut aku ke Australia. Aku tak bisa hidup berjauhan denganmu."
~Halaman 124~


My dream comes truw. Aku akan menikah dengan Corey. Pria bule tampan dan baik hati, yang mencintaiku sepenuh hati.

~Halaman 125~

Masalah muncul saat Corey meminta Lupita pindah ke Australia setelah menikah. Ibu Lupita tidak mengizinkan. Perempuan yang telah membesarkan Lupita seorang diri itu tidak ingin ditinggalkan sendiri (lagi). 

"Apa maksud kamu? Kamu akan pindah ke Australia?"
"Jadi, kamu akan meninggalkan Mama di sini sendiri?"
"Kamu tega, Lupita!"
~Halaman 132~

Saat Lupita terpuruk karena pernikahannya gagal, Kian selalu ada untuknya. Kakak kelas SMU-nya itu sudah sejak lama menaruh hati padanya, namun Lupita selalu menolaknya. Bahkan saat Kian sudah menikah dengan perempuan lain pun, dia masih terus mengganggu Lupita. Namun anehnya, ibu Lupita begitu senang dengan Kian. Baginya, Kian adalah tipe menantu idaman. Bahkan saat Kian sudah berstatus duda.

Entah apa yang ada dalam pikiranku saat membalas pesan kian. Yang jelas, aku hanya ingin mengobrol dengan seseorang. Dan, hanya Kian . 
~Halaman 156~


"Kenapa tidak kawin sama Kian saja? Dia dua, kami single. Klop. Lagi pula, kalian kan sudah sering jalan bareng. Apalagi yang kamu tunggu? Yuk!"
"No, aku nggak akan kawin dengan Kian."

~Halaman 201~


Review 
Lupita adalah sosok perempuan mandiri. Ditinggal ayahnya semenjak lahir membuat Lupita tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan tangguh. Dia sangat sayang dengan ibunya. Tentu saja, karena ibunyalah satu-satunya orang yang memperjuangkan hidupnya. 

Lupita memiliki impian seperti beberapa perempuan Indonesia, yaitu menikah dengan bule. Katanya sih untuk memperbaiki keturunan, baik secara fisik maupun financial, hehe (^_^’) Lagi pula, kalau melihat fenomena saat ini, paras kebule-bulean lebih menjanjikan terutama saat terjun di dunia entertaiment. Laku gitu, lho, haha 😃

Membaca kisah tentang Lupita membawa saya baper setengah hidup. Apalagi saat konflik terjadi antara Lupita dengan ibunya. Impian Lupita untuk menikah dengan seorang bule hampir saja terkabul. Hanya saja, saat dia meminta izin ibunya, ibunya tidak mengizinkan. Bukan karena tidak setuju dengan calon Lupita, tapi terlebih karena ibunya merasa Lupita akan meninggalkannya setelah menikah nanti. 

Menurut saya, ini konflik yang menarik. Hampir semua hari pernikahan selalu diiringi dengan derai air mata. Air mata bahagia sekaligus kesedihan. Bahagia karena anaknya telah menikah. Sedih karena ini adalah saat untuk melepas anak untuk kehidupan barunya. Tapi di kisah ini, bagi ibu Lupita, kehilangan Lupita sama juga mengulik kembali rasa kehilangan yang pernah dirasakan puluhan tahun lalu. Saat ayah Lupita meninggalkannya dengan bayi yang masih dalam kandungan. Ibu Lupita tak ingin Lupita meninggalkannya seperti ayahnya dulu. Ada konflik batin di sini, baik bagi Lupita maupun ibunya. Antara mempertahankan ego atau mempertimbangkan perasaan orang lain yang sangat berharga bagi dirinya. 

Cerita ini ditulis dengan alur maju dengan POV ke 3 tunggal. Satu tokoh yang saya suka di sini adalah sosok Kian. Kian adalah kakak kelas Lupita saat SMU. Cowok slengekan ini sudah sejak lama menaruh hati pada Lupita. Tapi Lupita mengabaikannya. Kan cita-cita Lupita menikah dengan bule. Dan malangnya, Kian tidak ada potongan bule sedikit pun, haha 😝

Kian dan Lupita terjebak dalam friendzone #Eaaa 💖💖💖 ... Susah nih, ya kalau sudah seperti ini. Tapi bukan Kian namanya kalau dia menyerah begitu saja. Meski dia sudah menikah, Kian tetap menjadikan Lupita sebagai cinta pertamanya. Tentu saja ini sepengetahuan istrinya. Untung saja ya istri Kian bukan tipikal perempuan yang mudah ambil pusing semua persoalan. Kepribadiannya sebels dua belas dengan Kian: ramah, bersahabat, cuek, dan juga seru.

Cerita ini semakin menarik saat Kian melamar Lupita selepas istrinya meninggal. Hmm ... Ini banyak terjadi, ya. Friendzone tak lagi berlaku karena adanya takdir Tuhan. Siapa sangka kalau jodoh seseorang itu ternyata adalah temannya sendiri. Duh, kalau ini adalah Anda, kira-kira sulit atau susah memberikan jawabannya? Hehe 😁

Cerita ini mengambil setting di beberapa tempat, diantaranya adalah Surabaya. Penggambaran detail tentang setting lokasi membuat saya seolah-olah diajak berjalan-jalan ke kota Surabaya. Berkunjung dari satu tempat ke tempat lainnya. Pun dengan beberapa makanan yang disebutkan dalam cerita. Mulai dari Ote-ote, Es Oyeng, Rengginang, dll. Duh, Indonesia banget, ya 😍😍😍


Skor : 

6 komentar:

  1. Wah, bagus kayaknya bukunya ya mbak. Jadi pingin baca. Nice review. pingin bisa nulis review juga. Btw salam kenal. :)

    BalasHapus
  2. Gua mah kalau mereview suka sakit kepala sendiri, gua udah terbiasa nulis asal-asalan ckck

    BalasHapus

Terimakasih telah berbagi komentar ^^