Pernah lho dalam seminggu berturut-turut, rublik yang menghadirkan kisah-kisah jenaka dengan latar kehidupan sehari-hari itu diisi oleh anggota IIDN-SR. Dan saat tulisan kami dimuat di media, kami selalu merayakannya bersama. Saling memberi selamat, bahkan saling mengejek. Eit, mengejek di sini bukan untuk menyudutkan, ya. Tapi lebih untuk mengompori anggota lain agar segera menulis kisahnya dan mengirimnya ke media.
Ngoplo. Yeah, itulah istilah yang kami pakai. Jangan
mempersepsikan buruk dulu, ya. Yang dimaksud ngoplo di sini bukannya kecanduan
akan obat-obatan terlarang, akan tetapi kecanduan tulisannya dimuat di rublik
Ah Tenane. Istilah ngoplo sendiri kami ambil dari salah satu lelaki tokoh yang
ada di rubrik tersebut, yaitu Jon Koplo.
Setiap kisah yang dikirim di Ah Tenane harus menggunakan
nama- nama yang memang sudah menjadi paten di rubrik tersebut. Ada beberapa
tokoh lelaki bernama Jon Koplo dan Tom Gembus. Ada juga beberapa tokoh
perempuan bernama Lady Cempluk dan Genduk Nichole. Jadi, siapapun nama asli
dalam kisah tersebut, tetap harus diganti dengan nama-nama yang sudah ada tadi.
Nah, salah satu anggota IIDN-SR yang langganan mengisi
rublik ini adalah Noer Ima Kaltsum. Ibu guru kimia yang satu ini dengan mudah
mengolah ide-ide lucu yang didapatkan di kesehariannya menjadi naskah humor.
Beberapa waktu lalu Bu Ima, demikian beliau biasa disapa, berkenan mengungkapkan
triknya agar mudah menulis cerita humor lalu dimuat di Ah Tenane. Yuk, disimak!
Ide Cerita Ngoplo
Ah Tenane berisikan cerita humor dengan latar belakang
kehidupan sehari-hari. Idenya bisa datang dari mana saja. Bisa dari pengalaman
pribadi atau pengalaman orang lain. Jadi cerita-cerita di sini merupakan kisah
nyata, ya. Karenanya mulai sekarang jangan ragu mengamati keadaan sekitar.
Siapa tahu ada kejadian unik yang bisa digunakan sebagai bahan cerita. Eh, tapi
bukan berarti lantas kepo dengan urusan orang, ya. Itu sih nggak baik, haha 😃 :D
Latar belakang dan settingnya bernuansa Jawa. Ini bisa
dilihat dari penggunaan logat dan juga tutur bahasa. Meskipun demikian bukan
berarti musti medok banget bahasa jawanya, ya. Sewajarnya saja dan dikemas
dengan ringan karena memang cerita-cerita ini sebagai hiburan, hehe ^^ Karena diambil dari kisah keseharian maka tema yang
dihadirkan pun berbagai macam. Mulai dari peristiwa konyol dengan tetangga,
dengan teman, atau juga dengan diri sendiri.
Penulisan Naskah
Naskah Ah Tenane ditulis di atas kertas ukuran A4 dengan
jarak spasi 1,5. Meski tidak ada batasan dalam mengembangkan ide, namun untuk
rublik yang satu ini naskah tidak perlu panjang-panjang. Cukup kurang dari 1
halaman.
Nah di sinilah letak tatangannya. Karena kurang dari 1
halaman maka naskah ini bisa dikategorikan pendek. Penulis musti
jeli dalam memilih kata sekaligus merangkainya. Tujuannya agar kata yang
sedikit tersebut dapat mewakili inti kisah yang disajikan.
Dalam hal ini Bu Ima punya triknya, yaitu dengan menghilangkan
bagian kalimat yang tidak efektif. Usahakan
ada logat Jawa ditampilkan yang akan memberikan kesan lucu. Karena
bukan bahasa baku maka penggunaan logat Jawa harus ditulis miring atau Italic.
O iya, pada akhir naskah jangan lupa sertakan biodata
singkat, ya. Tidak perlu panjang-panjang, kok. Cukup menyantumkan nama, alamat,
nomor rekening, serta NPWP.
Pengiriman Naskah
Naskah Ah Tenane yang sudah jadi dikirim ke redaksi Solopos
dalam bentuk soft file dengan alamat emailnya redaksi@solopos.co.id atau redaksi@solopos.com. Email subjek email
ditulis format : Ah Tenane_Nama_Judul. Naskah dikirim sebagai lampiran, ya.
Jangan diletakkan pada badan surat.
Hmm ... praktis, ya. Kalau sudah terkirim tinggal tunggu, deh.
Hmm ... praktis, ya. Kalau sudah terkirim tinggal tunggu, deh.
Pemuatan Naskah
Menunggu memang kegiatan yang membosankan. Karenanya setelah
mengirim naskah apapun tidak perlu ditunggu. Lanjut saja dengan menulis naskah
berikutnya. Kalau memang dimuat akan ada pemberitahuan.
Etapi itu tidak berlaku untuk Ah Tenane. Penulis yang
naskahnya dimuat tidak akan mendapat pemberitahuan dari pihak Solopos. Jadi
kita yang musti aktif mencari tahu tulisan siapa yang tembus hari itu. Bagi
yang berlangganan koran Solopos lebih mudah karena setiap saat bisa menengok
rublik Ah Tenane yang ada setiap Senin hingga Sabtu. Nah, di IIDN-SR biasanya
akan ada kabar burung setiap pagi dari yang berlangganan koran Solopos, giliran
siapa yang ngoplo.
Honor Naskah yang Dimuat
Asyik, mulai ngomongin honor, nih. Lha, naskah dimuat saja
senang apalagi dapat honor juga. Asyik 2x itu, haha 😃 😃
Untuk naskah Ah Tenane ini dihargai 75K dan bisa diambil langsung ke kantor surat kabar Solopos di Jl Adi Sucipto, Solo. Lumayankan untuk naskah ukuran kurang dari 1 halaman. Selain bisa nraktir temen-temen, juga bisa (((sedikit))) dikenal oleh masyarakat lewat tulisan kita, hehe ^^
Untuk naskah Ah Tenane ini dihargai 75K dan bisa diambil langsung ke kantor surat kabar Solopos di Jl Adi Sucipto, Solo. Lumayankan untuk naskah ukuran kurang dari 1 halaman. Selain bisa nraktir temen-temen, juga bisa (((sedikit))) dikenal oleh masyarakat lewat tulisan kita, hehe ^^
Nah, itu tadi sekilas tips bagi Anda yang ingin mencoba
menulis untuk rublik Ah Tenane di koran Solopos. Kuncinya, jangan menyerah dan
putus asa. Buat tulisan sebanya-banyaknya, lalu kirim. Semakin banyak naskah
yang dikirim, semakin besar peluang untuk dimuat. Selamat mencoba ^^
boleh juga nih, kadang aku juga bikin postingan lucu diblog, kira-kira bisa masuk gakya ? :D
BalasHapus