Selasa
lalu, kawasan Benteng Vastenberg diramaikan oleh hajatan Ikatan Penerbit
Indonesia (IKAPI). Pasalnya, hari itu adalah pembukaan acara Solo Book Fair
2016. Pembukaan acara pameran buku terbesar di Jawa Tengah tersebut dihadiri
jajaran pemerintahan kota Surakarta dan beberapa perwakilan pemerintah lain baik kabupaten maupun kota yang berada di
sekitar eks karesidenan kota Surakarta.
Acara
pameran yang dibuka oleh Walikota Surakarta ini akan berlangsung mulai tanggal 3 sampai dengan 9 Mei 2016. Selain menghadirkan banyak buku dengan harga terjangkau dari baerbagai penerbit, juga akan dimeriahkan dengan berbagai kegiatan. Mulai dari lomba hingga talkshow. Banyak komunitas yang akan terlibat mengisi acara tersebut. Salah duanya adalah Ibu Ibu Doyang Nulis Solo dan juga para blogger perempuan. IIDN Solo yang manggung pada hari Sabtu tanggal 7 Mei pukul 9 pagi. Para ibu dengan berbagai prestasi menulis ini akan berdialog dengan pengunjung dengan mengusung tema Be Momwriter, akan diwakili oleh Nurul Chomaria, dan Nur Hasanah. Sedangkan untuk acara blogger akan mengambil tema Ngeblog Asyik Ala Emak. Bincang blogger yang diselenggarakan pada hari Minggu 8 Mei 2016 pukul 7 malam ini akan menghadirkan Ety Handayaningsih, Ika Mitayani, Ranny Affandi dan Ana Ike.
Selain acara pembukaan Solo Book Fair 2016 yang mengusung tema Jateng Gayeng dengan Membaca, hari itu juga dilaksanakan dialog interaktif
yang menghadirkan Menteri Pendidikan Indonesia Bapak Anis Baswedan, perwakilan
dari Perpustakaan Pusat, Perwakilan Gubernur Jawa Tengah, dan juga Duta Baca
Indonesia Najwa Shihab. Beberapa penanya sharing yang berhubungan dengan
perpustakaan yang berada di sekitar mereka. Mulai dari siswa-siswi SMP dan SMU,
Masyarakat penggerak literasi ataupun pengguna perpustakaan.
Dari
dialog tersebut terungkap bahwa buku-buku di perpustakaan sekolah kebanyakan
adalah buku-buku pelajaran. Hal ini membuat para pelajar merasa jenuh. Mereka
menginginkan buku-buku yang lebih up to date. Apalagi jika buku-buku tersebut
tidak melulu tentang pelajaran seperti buku-buku yang sudah mereka miliki dan
biasa dipakai di dalam kelas. Mereka menginginkan tersedianya buku novel dari
pengarang-pengarang muda seperti Raditya Dika. Anggap saja ini sebagai hiburan
bagi mereka setelah seharian belajar di kelas. Selain itu ketersediaan
buku-buku yang berhubungan dengan hobi dan peningkatan skill juga diinginkan. Menurut
Menteri Anis Baswedan, buku-buku di luar buku pelajaran dianggap perlu karena
berhubungan dengan peningkatan ketrampilan dan kemampuan para siswa sesuai
dengan kesukaan mereka seperti dunia fashion, kuliner, maupun fotografi. Ini
akan berguna di kehidupan mereka di kemudian hari.
Di
sisi lain, ada siswa yang mengeluhkan jika mereka harus membaca buku. Menurut
mereka berselancar di dunia digital jauh
lebih mudah. Bagi sebagian anak zaman sekarang bertanya kepada Mbah Google jauh
lebih praktis dari pada mereka harus membaca berlembar-lembar hanya untuk
menemukan jawaban dari sebuah pertanyaan. Menurut Najwa Shihab, membaca buku
hingga berlembar-lembar jauh lebih bermanfaat daripada mencari jawaban di Google.
Karena Najwa percaya, kebanyakan orang yang mencari jawaban di google hanya
akan membuka 3 situs teratas yang didapat. Tidak akan lebih dari itu. Itu pun
artikel pendek. Bukan artikel panjang yang dapat dianalisa.
Pada
kesempatan ini pula masyarakat dapat mengungkapkan apa yang selama ini menjadi
kendala saat berada di perpustakaan. Salah satunya adalah kelengkapan naskah
buku, terutama buku-buku lama yang diperlukan sebagai referensi dalam
penelitian atau pembuatan makalah. Buku-buku tersebut sudah nampak lusuh dan
rapuh sehingga terkadang pengunjung dilarang untuk menyentuh. Ini menjadi
masukan yang bagus bagi pengelola perpustakaan pusat, hingga pembuatan
buku-buku digital memang diperlukan. Satu hal lain yang harus diperhatikan di dalam perpustakaan adalah fasilitas untuk kaum difabel. Hal ini dimaksudkan agar perpustakaan dapat diakses oleh siapapun tanpa terkecuali.
Pameran buku adalah salah satu cara mendekatkan buku dan dunia membaca kepada masyarakat luas. Tidak hanya orang yang sudah memiliki ketertarikan dengan membaca, namun juga orang awam yang belum melirik buku sebagai teman dan membaca sebagai salah satu aktivitas yang mengasyikkan. Sukses untuk Solo Book Fair 2016. Jateng Gayeng dengan Membaca ^^
Related Post :
mendekatkan anak-anak dengan buku sejak dini, meruapakan salah satu cara untuk membudayakan membaca yak, ada Najwa ya di sana
BalasHapusSepakat, Mbak ^^
HapusIya, Najwa Shihab sebagai Duta Baca Indonesia :) :)
Memang sih Mbak Hana, buku di perpustakaan kebanyakan buku yang "berat", tantangan kita semua untuk bisa membangkitkan hobi membaca dan itu mestinya kudu dimulai dari kecil...
BalasHapusYup, yang penting adalah membiasakan dulu membaca. Dari kebiasaan itulah akan muncul budaya membaca ^^
HapusMembaca dan menulis perpaduan serasi. Kalau habis buku bacaannya bisa datang ke pameran utk membeli buku menambah koleksi
BalasHapusAsyiiikkk ...!!! Ditraktir beli buku, ya, Bu Ima :D :D
HapusWaaaaaah seru ya sepertinya acaranyaaa..Aku emang paling suka ke acara bookfair gitu, rasanya kaya mampir ke surga kalo liat tempat yang penuh dengan buku. Hehehe. Makasi infonya ya Maaaak
BalasHapusHuaaa ... Sepakat, Mbak. Salah satu surga dunia itu :D :D
Hapuswaahhh kalau di solo saya pasti datengin neh, paling seneng belanja buku soalnya hehehe
BalasHapusAyo, Mbak. Sampai hari ini saja pamerannya, lho ^^
Hapuskalau di nganjuik ada pasti dateng aku, soalnya kesempatan kayak gini jarang dan engga bleh di sia-siakan bagi aku.
BalasHapus