Data Buku
Judul
: Perpustakaan dan Budaya Literasi
Penulis
: Tri Hardiningtyas
Penerbit
: Sinotif Publishing
Halaman
:
86 halaman
Tahun
: 2014
Sinopsis
Membaca
buku adalah budaya yang harus diutamakan bagi bangsa yang ingin maju, bangsa
yang mau menjadi bangsa yang besar dan cerdas. Membudayakan gemar membaca
difailitasi oleh pemerintah melalui fasilitas buku murah dan berkualitas.
(Hal
: 4-7)
Keberadaan
perpustakaan masih dianggap sebelah mata. Banyak yang menganggapnya sebagai
dugang buku, tempat tumpukan buku tua. Padahal sejatinya, perpustakaan adalah
gudang ilmu dan memiliki peran penting dalam peningkatan budaya membaca dan
menulis.
(Hal : 20)
Daya
baca masyarakat Indonesia rendah. Karenanya perlu adanya kerjasama berbagai
macam eleman, mulai dari keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah. Keluarga
dapat memperkenalkan buku pada anak sejak dini dengan cara mendongeng. Sekolah
dapat mewajibkan para murid untuk membaca setengah jam sebelum pelajaran
dimulai. Masyarakat dapat berpartisipasi dengan Taman Bacaan Masyarakat yang
dibuka untuk umum. Sedang pemerintah berperan dalam hal mensuplai buku-buku
bermutu secara gratis.
(Hal : 75 -79)
Review
Bagi
Anda yang memiliki kegemaran membaca, perpustakaan tentu bukan tempat yang
asing bagi Anda. Salah satu tempat untuk mendapatkan bahan bacaan ya di tempat
ini. Saya pribadi sudah begitu akrab dengan perpustakaan semenjak sekolah. Di
setiap sekolah tentu memiliki perpustakaan. Ini adalah salah satu tempat
favorit saya saat jam istirahat. Banyak buku yang bisa saya baca di tempat.
Tidak haya melulu tentang pelajaran sekolah. Beberapa buku umum, novel dan
majalah juga tersedia di perpustakaan sekolah. Saya cukup senang dengan
keberadaan buku non pelajaran tersebut. Anggap saja sebagai jeda istirahat
sebelum kembali memikirkan pelajaran sekolah.
Dalam
buku Perpustakaan dan Budaya Literasi karya Tri Hardiningtyas ini, penulis
mencoba memaparkan pentingnya budaya membaca bagi perkembangan sebuah bangsa. Tidak
dapat dipungkiri, Indonesia menempati urutan rendah dalam hal semangat membaca.
Masih kalah jika dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
Buku
ini memaparkan pula peran berbagai pihak dalam menumbuhkan budaya membaca.
Mulai dari keluarga, sekolah, pemerintah, dan juga masyarakat. Keluarga adalah
pihak pertama yang dapat memperkenalkan anak-anak terhadap buku. Perkenalan ini
dapat dilakukan mulai dari kecil. Memang, anak belum dapat membaca. Karenanya
peran orangtua diperlukan melalui aktivitas mendongeng. Di sisi lain, sekolah
dapat mewajibkan membaca 30 menit sebelum pelajaran dimulai. Membaca di sini
bukan membaca buku pelajaran, tetapi buku yang sesuai dengan kegemaran murid.
Lalu masyarakat, dapat melakukan perannya dengan mendirikan Taman Baca
Masyarakat yang menyediakan buku-buku yang dapat dipinjam oleh berbagai lapisan
masyarakat yang ada. Sedangkan pemerintah, dapat melakukan peranya dengan
menyupali berbagai macam buku secara gratis.
Dalam
buku ini pula, penulis juga membeberkan pentingnya peran perpustakaan. Diakui
atau tidak, perpustakaan memiliki andil besar dalam perkembangan pengetahuan.
Budaya membaca yang secara tidak langsung ditularkan lewat perpustakaan dapat
memberikan dampak positif terhadap masyarakat. Perpustakaan memberikan
kontribusi lewat penyediaan bahan bacaan. Saat Anda harus membuat makalah atau
menyelesiakan skripsi, salah satu tempat yang menjadi tujuan Anda mencari
referensi, kemungkinan besar adalah perpustakaan. Karenanya, alangkah baiknya
jika perpustakaan selalu meng-up-date buku-buku koleksinya agar tidak
tertinggal.
Buku
ini juga memberikan kritikan atas beberapa perayaan hari nasional, seperti Hari
Pendidikan Nasional hingga Hari Buku Nasional. Menurut Tri Hardiningtyas,
selama ini perayaan hari nasional tersebut hanya dirasakan sebatas ceremoni,
seperti Upacara Bendera serta Talk Show dan Pameran Literasi. Ini dilakukan
tanpa menyentuh subtansi dari makna Buku dan Pendidikan Nasional itu sendiri. Salah
satunya adalah dengan mengajak anak-anak Indonesia untuk lebih gemar membaca
agar lebih memiliki karakter dan pengetahuan yang luas.
Tri
Hardiningtyas juga mengkritisi kurangnya semangat mahasiswa di perguruan tinggi
dalam menghasilkan karya tulis. Termasuk di dalamnya adalah hasil penelitian
yang dilakukan oleh para dosen. Semua itu dapat dipublikasikan untuk dapat
dibaca dan dipelajari oleh pihak lain hingga ilmu yang ada dapat tersebar luas.
Skor
: 3,5 dari 5 bintang
Terima kasih mbak Hana.. Semangat mereview lagi...
BalasHapusSiap! ^^
HapusMau beli buku inii, gimanaa caranya? ��
BalasHapusLangsung hubungi penulisnya ^^
HapusMau beli buku inii, gimanaa caranya? ��
BalasHapus