Sinopsis
Pembunuhan
misterius terjadi. Korbannya dr. Wilfred Benjamin Icove yang ditemukan tewas di
ruang prakteknya, di klinik miliknya. Tidak ada barang bukti, tidak ada sidik
jari, bahkan tidak ada rekaman CCTV yang bisa mengungkapkan pelaku. Beberapa
waktu setelahnya, dr. Will Icovery Jr juga ditemukan tewas di rumahnya. Ayah
dan anak itu tewas dalam kondisi yang sama.
Letnan Eve
Dallas melakukan penyelidikan dengan bantuan Detektif Delia Peabody. Mereka
menemukan fakta keterlibatan istri dr. Will sekaligus menantu dr. Wilfred,
Avril Hannson, dalam kasus pembunuhan. Nama lain yang terlibat, Dolores Nocho
Alvares alias Deena. Uniknya, baik Avril maupun Deena diduga saling kenal.
Mereka memiliki latar belakang yang sama, bersekolah ditempat yang sama,
Brookhollow Academy.
Penyelidikan pun
dilanjutkan ke sekolah khusus perempuan itu. Baik Letnan Dallas maupun Detektif
Peabody menemukan fakta mencengangkan. Banyak diantara siswa di akademi itu
yang memiliki fisik dan wajah yang mirip. Bahkan cara berjalan dan gestur
mereka juga sama. Bahkan keduanya menduga ada semacam laboratorium rahasia yang
dibangun di sekitar akademi untuk melakukan rekayasa genetika dan pengkloningan
manusia yang melibatkan kedua dokter tersebut.
Baca juga >>> [Book Review] - The Girl in The Train
Review
Hai, BESTie.
Kalian yang suka cerita science fiction bertabur misteri, yuk merapat! Kali ini
aku akan mengulas sebuah cerita yang melibatkan kecanggihan teknologi di masa
mendatang dengan misteri pembunuhan. Ini adalah karya J.D Robb kedua yang
kubaca. Seperti sebelum-sebelumnya, akan ada banyak ketegangan yang penulis
suguhkan dari awal cerita hingga akhir.
Origin in Death
menceritakan tentang kasus pembunuhan dua dokter terkenal, ayah dan anak. Tentu
saja kasus ini menggemparkan karena keduanya terkenal sebagai pribadi yang baik
dan dermawan. Mereka juga mendedikasikan ilmu dan kemampuannya di bidang bedah
rekonstruksi kepada banyak pasien yang membutuhkan. Namun siapa sangka, di
balik kebaikan mereka, ada sebuah kejahatan tersembunyi.
Konflik dalam
cerita Origin in Death bermula saat terjadi pembunuhan terhadap dr. Wilfred
Benjamin Icove di ruang kerjanya di klinik. Hasil penyelidikan kasus tersebut
memunculkan nama Deena sebagai tersangka. Masalahnya, Deene sangat sulit
dilacak baik keberadaannya maupun asal usulnya.
Konflik
berikutnya saat terjadi pembunuhan terhadap dr. Will Jr. Penyelelidikan kasus
ini mengarah pada Avril sebegai tersangka. Masih sebuah misteri bagaimana Avril
bisa melakukan pembunuhan tersebut, termasuk motif pembunuhan. Sedangkan posisi
mayat dr. Will Jr sedang terbaring di sofa di dalam ruang kerjanya yang
terkunci dari dalam. Kasus ini mengingatkanku pada pola pembunuhan di ruang
tertutup milik Detektif Conan.
Konflik
berikutnya terjadi saat pihak kepolisian mencoba melakukan pencarian informasi
tentang Deena dengan melakukan pemindaian wajah. Hasilnya mengejutkan. Ada
lebih dari seratus orang yang memiliki wajah yang mirip dengan Deena. Mereka
berada pada berbagai usia, tinggal di berbagai tempat, menyebar di seluruh
penjuru dunia. Namun ada satu kesamaan di antara semuanya. Mereka adalah
anak-anak adopsi yang diambil dari Brokhollow Academy.
Konflik
berlanjut saat kepolisian mulai mencurigai adanya aktivitas ilegal yang
dilakukan dr. Wilfred Jr dan anaknya. Mereka melakukan proyek rahasia yang
melibatkan rekayasa genetika dan juga pengkloningan manusia. Tujuannya, untuk mendapatkan
manusia yang sempurna secara fisik, sesuai dengan keinginan mereka. Wah, ngeri
juga, ya. Kalau menurut kalian bagaimana, BESTie?
Baca juga >>> [Book Review] - Prom Night from Hell
Letnan Eve
Dallas adalah seorang perempuan pemberani, tegas, mandiri, gigih, tapi juga
galak. Dia memiliki trauma masa kecil yang berhubungan dengan kekerasan dan
kematian yang membuatnya menjadi orang yang pantang menyerah, terutama saat
melakukan penyelidikan terhadap kasus-kasus yang ditanganinya.
Detektif Delia
Peabody digambar sebagai sosok perempuan yang lebih bersahabat, ceria, lebih
santai, tapi tetap serius dalam bekerja. Dia adalah rekan Letnan Dallas dalam
mengungkap banyak kasus.
dr. Wilfred
Benjamin Icove adalah dokter bedah rekonstruksi. Dia memiliki pengalaman masa
kecil yang buruk. Dia mewarisi rasa dermawan dari ibunya. Sayangnya ibunya
tewas dalam sebuah kebakaran. Semenjak itu, dr. Icove Sr bertekad menjadi
dokter.
dr. Will Icove
Jr adalah anak satu-satunya dari dr. Icove Sr. Dia mengikuti jejak ayahnya menjadi
dokter bedah rekonstruksi. Karya keduanya dianggap maestro karena selalu
mendekati sempurna. Mereka juga memiliki yayasan untuk mendukung profesi
mereka. Sayangnya, keduanya memanfaatkan yayasan tersebut untuk hal yang
terlarang.
Avril Hannson
adalah istri dr. Will Jr. Ibu dua anak itu selalu dianggap sempurna, baik
secara fisik maupun kepribadian. Dia penurut, pintar, dan memiliki banyak
skill. Semua itu dia dapatkan selama belajar di Brokhollow Academy.
Dolores Nocho
Alvarez (Deena) merupakan sahabat Avril. Dia memiliki dendam terhadap institusi
pendidikan tempatnya belajar. Deena yang juga hasil eksperiman ilegal tempat
itu, merasa harus menghentikan kejahatan mereka. Dia sosok pemberani dan punya
tekad yang kuat.
Baca juga >>> [Book Review] - The Medici Dagger
Tidak banyak kutipan menarik yang kutemukan di sepanjang cerita ini. Bisa jadi karena ini cerita misteri, penulis lebih fokus pada alur dan ketegangan yang diciptakan agar pembaca penasaran dan ikut mikir saat membaca ceritanya. Berikut di antaranya ...
"Ketika
tubuh terluka serius, hal ini mempengaruhi otak, emosi. Kondisi manusia harus
dirawat keseluruhan. Seorang pasien yang kehilangan lengan akibat kecelakaan,
dia kehilangan lebih dari sekadar anggota tubuh, dan harus dirawat atas
kehilangan tersebut, harus dirawat dan dilatih untuk menyesuaikam diri dan
hidup dengan puas serta produktif."
[Hal :
137]
"Ada
larangan tentang manipulasi gen jika berada di luar konteks pengendalian
penyakit dan cacat. Larangan itu dibuat karena orang-orang dan ilmu pengetahuan
selalu menginginkan lebih. Jika kau bisa menyembuhkan atau memperbaiki embrio,
mengapa tidak menciptakannya sesuai pesanan? Orang rela membayar mahal untuk
kesempurnaan."
[Hal :
263-264]
"Sampai
kapanpun tidak. Kita cenderung untuk ... menemukan kembali diri kita sendiri,
ya, kan? Kita merupakan evolusi yang konstan, atau seharusnya begitu. Dan itu
sudah lebih dari cukup. Kita berubah, kita ditakdirkan untuk itu. Orang-orang
dan keadaan, pengalaman mengubah diri kita. Lebih baik atau buruk."
[Hsl :
329]
"Melangkah
mundur bukanlah pilihan bagi orang-orang seperti kau dan aku, bukan, Eve? Kita
melangkah maju karena itulah yang telah kita janjikan."
[Hal :
351]
Dunia bukan
tempat sempurna, dan tidak akan pernah menjadi tempat sempurna.
[Hal :
532]
Baca juga >>> [Book Review] - Twenty Thousand Leagues under The Sea
Meski ini cerita
science fiction berbalut misteri, tetap ada pelajaran yang kudapat dari cerita
ini.
Manfaatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan baik dan bijak. Kedua dokter spesialis awalnya memiliki keinginan
mulia, membantu para korban kecelakaan yang mengalami luka parah dan juga
orang-orang yang terlahir kurang beruntung secara fisik. Namun keserakahan dan
nafsu telah membelokkan kebaikan hati dan malah melakukan hal ilegal yang
mengerikan, mengkloning manusia dan merekayasa genetika sesuai pesanan dan
keinginan.
Ulet dan pantang
menyerah. Letnan Dallas awalnya akan
menyerah dengan penyelidikan kasus ini karena minimnya bukti dan saksi. Dia
menjadi susah tidur karena stress. Namun dia pantang menyerah hingga dia
menemukan satu titik terang yang membawanya pada file-file rahasia yang penuh
dengan kode rahasia. Dallas meminta tolong ke banyak pihak untuk membantu
memecahkan kasus ini hingga akhirnya terungkap.
Perlunya
Kekompakan Tim. Dallas dibantu
Peobody dan berbagai tenaga ahli yang direkrutnya bekerjasama bahu membahu.
Meski banyak teka teki yang harus dipecahkan dan butuh waktu lama, tapi mereka
kompak saling membantu. Kasus itu tidak akan terpecahkan jika hanya dikerjakan
oleh Dallas dan Peabody saja.
Tidak ada
manusia yang sempurna. Obsesi untuk
menciptakan manusia sempurna dengan cara rekayasa genetika dan kloning adalah
hal yang mengerikan. Mereka menginginkan manusia yang sempurna. Namun mereka
lupa bahwa terkadang ketidak sempurnaan itulah yang membuat manusia saling
mengisi satu sama lain.
Setiap individu
memiliki keunikan. Kedua dokter
ingin membuat beberapa manusia yang seragam dengan cara mengkloning. Padahal
setiap individu itu pada dasarnya tidak ada yang sama persis, termasuk kembar
identik sekalipun. Dan justru ketidakseragaman itu yang membuat setiap individu
unik.
Baca juga >>> [Book Review] - The Woman in Cell 13
Tokohnya yang
diangkat di cerita ini berprofesi sebagai dokter bedah rekonstruksi. Banyak
istilah medis digunakan dalm cerita ini dan tersebar dari awal hingga akhir.
Pengkloningan manusia dan juga rekayasa genetika untuk menciptakan manusia
sempurna menjadi tema dan permasalahan di cerita ini.
Cerita ini
ditulis menggunakan POV 3 tunggal dengan pace lambat dan alur cerita maju.
Setting di Amerika tahun 2059, sudah di masa depan, ya. Ini dibuktikan dengan
adanya para droid alias robot seperti manusia yang digunakan sebagai
asisten, membantu banyak kegiatan manusia. Pun demikian dengan berbagai
peralatan canggih, dan juga mobil terbang yang digunakan para tokoh. Klop
banget dengan genre yang diusungnya, ya, yaitu genre Science Fiction.
Baca juga >>> [Book Review] - You Belong to Me
Data Buku
Judul
:
Origin in Death
Penulis
:
JD Robb
Penerbit
:
Gramedia Pustaks Utama
Tahun
:
2015
Tebal
:
532 halaman
Rating
🌠 4/5
~ Hana Aina ~
Baca juga, ya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berbagi komentar ^^