Rabu, 25 Desember 2024

[Book Review] : Origin in Death – Impian yang Mengerikan


Sinopsis

Pembunuhan misterius terjadi. Korbannya dr. Wilfred Benjamin Icove yang ditemukan tewas di ruang prakteknya, di klinik miliknya. Tidak ada barang bukti, tidak ada sidik jari, bahkan tidak ada rekaman CCTV yang bisa mengungkapkan pelaku. Beberapa waktu setelahnya, dr. Will Icovery Jr juga ditemukan tewas di rumahnya. Ayah dan anak itu tewas dalam kondisi yang sama.

Letnan Eve Dallas melakukan penyelidikan dengan bantuan Detektif Delia Peabody. Mereka menemukan fakta keterlibatan istri dr. Will sekaligus menantu dr. Wilfred, Avril Hannson, dalam kasus pembunuhan. Nama lain yang terlibat, Dolores Nocho Alvares alias Deena. Uniknya, baik Avril maupun Deena diduga saling kenal. Mereka memiliki latar belakang yang sama, bersekolah ditempat yang sama, Brookhollow Academy.

Penyelidikan pun dilanjutkan ke sekolah khusus perempuan itu. Baik Letnan Dallas maupun Detektif Peabody menemukan fakta mencengangkan. Banyak diantara siswa di akademi itu yang memiliki fisik dan wajah yang mirip. Bahkan cara berjalan dan gestur mereka juga sama. Bahkan keduanya menduga ada semacam laboratorium rahasia yang dibangun di sekitar akademi untuk melakukan rekayasa genetika dan pengkloningan manusia yang melibatkan kedua dokter tersebut.

 

Baca juga >>> [Book Review] - The Girl in The Train

 

Review

Hai, BESTie. Kalian yang suka cerita science fiction bertabur misteri, yuk merapat! Kali ini aku akan mengulas sebuah cerita yang melibatkan kecanggihan teknologi di masa mendatang dengan misteri pembunuhan. Ini adalah karya J.D Robb kedua yang kubaca. Seperti sebelum-sebelumnya, akan ada banyak ketegangan yang penulis suguhkan dari awal cerita hingga akhir.

Origin in Death menceritakan tentang kasus pembunuhan dua dokter terkenal, ayah dan anak. Tentu saja kasus ini menggemparkan karena keduanya terkenal sebagai pribadi yang baik dan dermawan. Mereka juga mendedikasikan ilmu dan kemampuannya di bidang bedah rekonstruksi kepada banyak pasien yang membutuhkan. Namun siapa sangka, di balik kebaikan mereka, ada sebuah kejahatan tersembunyi.

Konflik dalam cerita Origin in Death bermula saat terjadi pembunuhan terhadap dr. Wilfred Benjamin Icove di ruang kerjanya di klinik. Hasil penyelidikan kasus tersebut memunculkan nama Deena sebagai tersangka. Masalahnya, Deene sangat sulit dilacak baik keberadaannya maupun asal usulnya.

Konflik berikutnya saat terjadi pembunuhan terhadap dr. Will Jr. Penyelelidikan kasus ini mengarah pada Avril sebegai tersangka. Masih sebuah misteri bagaimana Avril bisa melakukan pembunuhan tersebut, termasuk motif pembunuhan. Sedangkan posisi mayat dr. Will Jr sedang terbaring di sofa di dalam ruang kerjanya yang terkunci dari dalam. Kasus ini mengingatkanku pada pola pembunuhan di ruang tertutup milik Detektif Conan.

Konflik berikutnya terjadi saat pihak kepolisian mencoba melakukan pencarian informasi tentang Deena dengan melakukan pemindaian wajah. Hasilnya mengejutkan. Ada lebih dari seratus orang yang memiliki wajah yang mirip dengan Deena. Mereka berada pada berbagai usia, tinggal di berbagai tempat, menyebar di seluruh penjuru dunia. Namun ada satu kesamaan di antara semuanya. Mereka adalah anak-anak adopsi yang diambil dari Brokhollow Academy.

Konflik berlanjut saat kepolisian mulai mencurigai adanya aktivitas ilegal yang dilakukan dr. Wilfred Jr dan anaknya. Mereka melakukan proyek rahasia yang melibatkan rekayasa genetika dan juga pengkloningan manusia. Tujuannya, untuk mendapatkan manusia yang sempurna secara fisik, sesuai dengan keinginan mereka. Wah, ngeri juga, ya. Kalau menurut kalian bagaimana, BESTie?


Baca juga >>>  [Book Review] - Prom Night from Hell


Letnan Eve Dallas adalah seorang perempuan pemberani, tegas, mandiri, gigih, tapi juga galak. Dia memiliki trauma masa kecil yang berhubungan dengan kekerasan dan kematian yang membuatnya menjadi orang yang pantang menyerah, terutama saat melakukan penyelidikan terhadap kasus-kasus yang ditanganinya.

Detektif Delia Peabody digambar sebagai sosok perempuan yang lebih bersahabat, ceria, lebih santai, tapi tetap serius dalam bekerja. Dia adalah rekan Letnan Dallas dalam mengungkap banyak kasus.

dr. Wilfred Benjamin Icove adalah dokter bedah rekonstruksi. Dia memiliki pengalaman masa kecil yang buruk. Dia mewarisi rasa dermawan dari ibunya. Sayangnya ibunya tewas dalam sebuah kebakaran. Semenjak itu, dr. Icove Sr bertekad menjadi dokter.

dr. Will Icove Jr adalah anak satu-satunya dari dr. Icove Sr. Dia mengikuti jejak ayahnya menjadi dokter bedah rekonstruksi. Karya keduanya dianggap maestro karena selalu mendekati sempurna. Mereka juga memiliki yayasan untuk mendukung profesi mereka. Sayangnya, keduanya memanfaatkan yayasan tersebut untuk hal yang terlarang.

Avril Hannson adalah istri dr. Will Jr. Ibu dua anak itu selalu dianggap sempurna, baik secara fisik maupun kepribadian. Dia penurut, pintar, dan memiliki banyak skill. Semua itu dia dapatkan selama belajar di Brokhollow Academy.

Dolores Nocho Alvarez (Deena) merupakan sahabat Avril. Dia memiliki dendam terhadap institusi pendidikan tempatnya belajar. Deena yang juga hasil eksperiman ilegal tempat itu, merasa harus menghentikan kejahatan mereka. Dia sosok pemberani dan punya tekad yang kuat.

 

Baca juga >>> [Book Review] - The Medici Dagger

 

Tidak banyak kutipan menarik yang kutemukan di sepanjang cerita ini. Bisa jadi karena ini cerita misteri, penulis lebih fokus pada alur dan ketegangan yang diciptakan agar pembaca penasaran dan ikut mikir saat membaca ceritanya. Berikut di antaranya ...

"Ketika tubuh terluka serius, hal ini mempengaruhi otak, emosi. Kondisi manusia harus dirawat keseluruhan. Seorang pasien yang kehilangan lengan akibat kecelakaan, dia kehilangan lebih dari sekadar anggota tubuh, dan harus dirawat atas kehilangan tersebut, harus dirawat dan dilatih untuk menyesuaikam diri dan hidup dengan puas serta produktif."

[Hal : 137]

"Ada larangan tentang manipulasi gen jika berada di luar konteks pengendalian penyakit dan cacat. Larangan itu dibuat karena orang-orang dan ilmu pengetahuan selalu menginginkan lebih. Jika kau bisa menyembuhkan atau memperbaiki embrio, mengapa tidak menciptakannya sesuai pesanan? Orang rela membayar mahal untuk kesempurnaan."

[Hal : 263-264]

"Sampai kapanpun tidak. Kita cenderung untuk ... menemukan kembali diri kita sendiri, ya, kan? Kita merupakan evolusi yang konstan, atau seharusnya begitu. Dan itu sudah lebih dari cukup. Kita berubah, kita ditakdirkan untuk itu. Orang-orang dan keadaan, pengalaman mengubah diri kita. Lebih baik atau buruk."

[Hsl : 329]

"Melangkah mundur bukanlah pilihan bagi orang-orang seperti kau dan aku, bukan, Eve? Kita melangkah maju karena itulah yang telah kita janjikan."

[Hal : 351]

Dunia bukan tempat sempurna, dan tidak akan pernah menjadi tempat sempurna.

[Hal : 532]

 

Baca juga >>> [Book Review] - Twenty Thousand Leagues under The Sea

 

Meski ini cerita science fiction berbalut misteri, tetap ada pelajaran yang kudapat dari cerita ini.

Manfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan baik dan bijak. Kedua dokter spesialis awalnya memiliki keinginan mulia, membantu para korban kecelakaan yang mengalami luka parah dan juga orang-orang yang terlahir kurang beruntung secara fisik. Namun keserakahan dan nafsu telah membelokkan kebaikan hati dan malah melakukan hal ilegal yang mengerikan, mengkloning manusia dan merekayasa genetika sesuai pesanan dan keinginan.

Ulet dan pantang menyerah. Letnan Dallas awalnya akan menyerah dengan penyelidikan kasus ini karena minimnya bukti dan saksi. Dia menjadi susah tidur karena stress. Namun dia pantang menyerah hingga dia menemukan satu titik terang yang membawanya pada file-file rahasia yang penuh dengan kode rahasia. Dallas meminta tolong ke banyak pihak untuk membantu memecahkan kasus ini hingga akhirnya terungkap.

Perlunya Kekompakan Tim. Dallas dibantu Peobody dan berbagai tenaga ahli yang direkrutnya bekerjasama bahu membahu. Meski banyak teka teki yang harus dipecahkan dan butuh waktu lama, tapi mereka kompak saling membantu. Kasus itu tidak akan terpecahkan jika hanya dikerjakan oleh Dallas dan Peabody saja.

Tidak ada manusia yang sempurna. Obsesi untuk menciptakan manusia sempurna dengan cara rekayasa genetika dan kloning adalah hal yang mengerikan. Mereka menginginkan manusia yang sempurna. Namun mereka lupa bahwa terkadang ketidak sempurnaan itulah yang membuat manusia saling mengisi satu sama lain.

Setiap individu memiliki keunikan. Kedua dokter ingin membuat beberapa manusia yang seragam dengan cara mengkloning. Padahal setiap individu itu pada dasarnya tidak ada yang sama persis, termasuk kembar identik sekalipun. Dan justru ketidakseragaman itu yang membuat setiap individu unik.


Baca juga >>> [Book Review] - The Woman in Cell 13

 

Tokohnya yang diangkat di cerita ini berprofesi sebagai dokter bedah rekonstruksi. Banyak istilah medis digunakan dalm cerita ini dan tersebar dari awal hingga akhir. Pengkloningan manusia dan juga rekayasa genetika untuk menciptakan manusia sempurna menjadi tema dan permasalahan di cerita ini. 

Cerita ini ditulis menggunakan POV 3 tunggal dengan pace lambat dan alur cerita maju. Setting di Amerika tahun 2059, sudah di masa depan, ya. Ini dibuktikan dengan adanya para droid alias robot seperti manusia yang digunakan sebagai asisten, membantu banyak kegiatan manusia. Pun demikian dengan berbagai peralatan canggih, dan juga mobil terbang yang digunakan para tokoh. Klop banget dengan genre yang diusungnya, ya, yaitu genre Science Fiction. 

 

Baca juga >>> [Book Review] - You Belong to Me

 

Data Buku

Judul       :  Origin in Death

Penulis    :  JD Robb

Penerbit :  Gramedia Pustaks Utama

Tahun     :  2015

Tebal       :  532 halaman

 

Rating

🌠 4/5

 

 

~ Hana Aina ~


Baca juga, ya ...








 

 


 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berbagi komentar ^^