Waktu kecil, salah satu kegiatan menyenangkan sebelum
tidur adalah mendengarkan cerita. Setelah bersiap-siap tidur: cuci muka, cuci
kaki, bapak mengambil buku cerita dan duduk di pinggir tempat tidur. Aku sendiri
sudah berdoa dengan mata yang mulai merem melek.
Buku yang sering bapak bacakan untukku adalah tentang
25 Kisah Nabi dan Rosul. Buku yang dimiliki bapak adalah karya Hamka. Pasti
sudah pada tahu, dong. Hamka adalah salah satu penulis terkenal Indonesia. Buku
tentang kisah Nabi dan Rosul yang ditulisnya terdiri dari 3 jilid. Buku yang
ketiga, khusus bercerita tentang Nabi Muhammad dari sebelum beliau lahir hingga
wafat.
Hingga aku sekolah dasar, buku itu masih menjadi
referensiku saat ada tugas dari sekolah pelajaran agama. Buku itu ditulis
dengan bahasa sederhana dan mengalir. Untuk anak kecil seusiaku, buku itu enak
dibaca dan mudah dipahami.
Fisik buku milik bapak ini sudah tua. Entah dicetak
tahun berapa gitu, lupa ngecek. Kertasnya sudah menguning. Lembar halamannya
pun ada beberapa yang sudah lepas jilidannya. Aku sampai hati-hati banget kalau
membacanya. Bukanya pelan-pelan. Takut rapuh. Serapuh hatiku #ehgimana.
Sayangnya, saat pindahan rumah, bukunya hilang
#heuheu. Sedih aku tuh. Padahal aku tuh pingin buku itu tetap ada sampai aku
punya anak, gitu. Terus gantian aku yang bercerita sebelum tidur ke anakku.
Pakai buku legend itu. Buku yang diwariskan turun temurun dari bapak, aku, lalu
ke anakku. Namun apa boleh buat. Aku nggak bisa menemukan lagi buku itu. Meski
secara fisik hilang, buku itu masih berkesan sekali di hidupku.
Kegiatan bercerita atau mendongeng, keduanya adalah
kegiatan yang menyenangkan. Karenanya, tak ada batasan kapan anak mulai
dibiasakan dengan aktivitas ini. Sejak dalam kandungan pun bisa. Bahkan ini
adalah satu cara komunikasi antara orang tua dengan janin.
Sedih rasanya jika zaman sekarang anak-anak lebih terhibur
dengan gadget dari pada mendongeng. Padahal kegiatan ini menyenangkan dan punya
banyak manfaat.
Membantu
berimajinasi. Ini
adalah salah satu cara merangsang anak untuk berpikir kreatif. Ditambah lagi anak
akan memiliki lebih banyak kosa kata dan mengenal struktur kalimat, sehingga dapat
meningkatkan kemampuan komunikasinya. Lewat cerita ini pula, anak akan belajar
tentang problem solving dan meningkatkan kemampuan berpikir.
Merangsang
minat membaca. Lewat bercerita
atau mendongeng, anak berkenalan dengan buku. Setelah selesai mendengar cerita
satu buku, biasanya anak akan tertarik dengan buku lainnya. Ini kesempatan
bagus untuk membiasakan anak dengan buku.
Mendekatkan
orangtua–anak. Bercerita
atau mendongeng sebelum tidur bisa manjadi sarana me time antara orangtua – anak.
Hubungan keduanya menjadi lebih akrab. Anak akan merasa lebih diperhatikan
setelah orang tau sibuk seharian bekerja.
Sarana
menanamkan etika dan budi perkerti. Dalam cerita banyak hikmah, pelajaran, budi pekerti, dan kejadian yang
bisa dijadikan pelajaran. Lewat cerita dan dongeng, anak mendapatkan pelajaran
tanpa merasa digurui. Anak juga bisa mengenal karakter manusia (baik – jahat),
perbuatan baik (tolong menolong, toleransi), dll
Mengenal
emosi. Saat bercerita
atau mendongeng, orang tua dapat membacakan cerita dengan ekspresi. Selain
menjadikan anak lebih antusias, bercerita dengan ekspresi yang ditambah dengan
intonasi suara dapat memperkenalkan emosi kepada anak : marah, sedih, kecewa,
dll.
Nah, ternyata bercerita atau mendongeng sebelum tidur
itu tidak hanya menyenangkan, ya. Namun juga punya banyak manfaat. Bonding
orangtua-anak pun menjadi lebih kuat.
~ Hana Aina ~
Sumber referensi :
Baca juga, ya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berbagi komentar ^^