Akhir-akhir ini ajakan #dirumahaja sedang marak
digalakkan sebagai akibat makin menyebarnya penularan virus covid-19. Angka
orang-orang yang terpapar semakin meningkat. Belum termasuk jumlah orang yang
diduga dan sedang dalam pengawasan.
Selain menerapkan social distancing, gerakan mencuci
tangan dan memakai masker, #dirumahaja dianggap mampu membendung penularan
covid-19. Banyak tempat umum seperti mall, toko, dll tutup. Sekolah-sekolah
juga berpartisipasi dalam gerakan ini dengan meliburkan murid. Etapi ini bukan
libur beneran, ya. Lebih tepatnya belajar di rumah. Pun demikian dengan
beberapa perkantoran yang merumahkan karyawannya untuk bekerja dari rumah.
Minggu pertama, semua lancar. Namun mulai masuk minggu
kedua, rasa jenuh mulai melanda. Harus ada banyak kegiatan untuk mengisi
hari-hari #dirumahaja. Aku sendiri harus merancang lebih banyak kegiatan untuk
mengisi waktu seperti ini saat semua tugas sudah selesai. Kalau dulu selesai
kerja bisa jalan-jalan, tapi sekarang harus tetap #dirumahaja.
Berkebun. Sebenarnya kegiatan ini sudah ada sejak lama karena
emang ada little garden di depan dan belakang rumah. Hanya saja dulu
berkebunnya angot-angotan. Kalau lagi mau aja baru berkebun. Namun sekarang hampir
setiap hari ngoprek kebun. Apalagi Emak sempat beli beberapa tanaman bunga
sebelum pandemik ini terjadi. Kalau tanaman bunga kan nggak butuh panas
berlebih tuh.
Misalkan mawar, nih. Dia masih ditanam di pot dan
diletakkan di teras. Ini nggak butuh panas berlebih. Cukup hangat saja. Alhasil
setiap pagi mawar-mawar ini dijemur. Saat begini, nggak cuman mawar aja yang
dijemur. Aku pun ikutan berjemur. Kita sunbath bareng gitu. Aku cuman butuh
15-30 menit. Namun untuk mawar-mawarku, bisa lebih dari itu.
Sore hari, saatnya menyiram tanaman dan
membersihkannya. Kalau ada daun kering, dipetik dan dibuang. Kalau ada bunga
yang sudah lama mekar, batangnya dipotong. Ini memberi kesempatan tanaman untuk
regenerasi. Kalau batang bagian atasnya dipotong, biasanya akan tumbuh batang
muda. Kalau beruntung bisa lengkap dengan calon kuncup.
Rebahan
fullfaedah. Sekali-kali
merasakan jadi kaum rebahan boleh, ya. Namun yang pasti rebahannya harus tetap
produktif. Biasanya aku rebahan sambil baca buku. Tahun ini tuh aku masih punya
TBR alias to be read seabreg. So, bolehlah sedikit demi sedikit mulai dikurangi
dengan membaca rutin. Termasuk saat aku harus #dirumahaja. Selesai semua tugas,
sambil istirahat, rebahan, lalu baca buku.
Selain membaca, biasanya aku juga membuat outline
tulisan. Nggak harus nulis utuh, hanya point-point-nya saja. Kalau lagi rebahan
kan suasananya santai, tuh. Biasanya banyak ide bersliweran. Cuz! Langsung
bikin outline!
Anteng
di meja belajar. Yup! Meja
belajarku masih dipakai sampai hari ini. Kalau aku sedang anteng di sini, bukan
melulu aku harus belajar. Banyak yang bisa kulakukan di meja belajar, termasuk
belajar tentunya. Kegiatan lainnya adalah journaling. Ini adalah salah satu
caraku membunuh jenuh. Kalau lihat yang warna warni, pita-pita cantik, stiker
lucu, stempel-stempel unik, rasanya pingin segera tempel-tempel di agenda.
Selain ngejurnal, biasanya kalau jenuh, aku mewarnai.
Eit! Mewarnai itu sudah bukan lagi dominasi anak-anak TK, ya. Sekarang orang
dewasa pun juga banyak yang suka mewarnai. Coba deh jalan ke toko buku. Eh,
jangan, ding. Lagi #dirumahaja. Mungkin kalian bisa jalan ke toko buku online.
Banyak banget coloring book untuk dewasa. Ini tuh lumayan menghibur, lho.
Santai
di teras. Meski judulnya
santai, tapi lagi-lagi musti produktif. Bisanya aku memboyong laptop ke teras
depan lalu menulis. Biasanya aku akan membuka lagi deretan outlien yang sudah
kubuat sebeumnya untuk dieksekusi menjadi tulisan. Entah itu tulisna akan
kukirim ke media, atau aku naikkan menjadi blogpost.
Suasana di etras depan rumah enak buat menulis karena
ruangan terbuka. Bermandi sinar matahari, jadi lebih terang. Selain itu angin
sepoi-sepoi, tanaman hijau dan beberapa bunga yang mekar menambah suasanya
berbeda terutama untuk pandangan mata.
Itu belum seberapa. Suasana seperti tadi masih
ditambah lagi suara kicauan burung dari beberapa rumah tetangga yang memang
hobi memelihara burung, bersahutan. Ini belum termasuk kalau tetanggaku yang
ngefans berat sama Didi Kempot memasang musik dengan suara yang bisa bikin
joget sekampung. Duh, suasananya sudah macam di kondangan. Nggak berasa kalau sebeneranya
sedang #dirumahaja.
Nguprek
di dapur. Bukan! Ini
bukan karena aku hobi masak. Ini terlebih karena aku butuh asupan. Asupan buat
ngemil maksudnya. Serius! Meski judulnya cuman #dirumahaja tapi amunisi yang
harus disiapkan jauh lebih banyak dari pada hari normal. Entah kenapa saat
#dirumahaja tuh rasanya pingin ngunyah terus. Mau nggak mau aku musti gerak di
dapur, kan. Kan lagi #dirumahaja.
Mumpung lagi #dirumahaja dan lagi bersemangat di
dapur, kadang pingin bereksperiman mencoba-coba beberapa kudapan baru.
Suka-suka aja. Nyoba resep sana sini. Etapi musti hati-hati, ya. Salah satu
dampak dari kegiatan ini adalah bergesernya jarum timbangan ke kanan. Nah, lho!
Nah, itu tadi beberapa kagiatan yang membuatku
jadilebih betah #dirumah aja. Kalian pasti juga sudah merancang banyak kegiatan
buat mengisi kegabutan saat #dirumahaja. Share di komentar, yuk!
~ Hana Aina ~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berbagi komentar ^^