Gerimis
masih turun saat aku duduk di tepi jendela. Embun telah membasahi kaca, namun
bayangmu tak datang juga. Aku masih setia menunggu seperti janjimu.
“Saat
kau rindu, panggil namaku tiga kali. Aku pasti akan datang,” katamu saat
terakhir menjengukku tiga hari lalu. Aku ingat, kau selalu bilang betapa kau
sangat suka gerimis. Karena disanalah kau bisa menyembunyikan tangis. Itu
sebabnya kau selalu membiarkan rintiknya membasahi tubuhmu. Kau tak peduli
meski membeku kedinginan. Tak ada lagi kesedihan karena gerimis telah
menghanyutkan.
Namun
kini kutahu, betapa gerimis juga begitu manis. Karena gerimis selalu membawa
kenangan tentangmu bersamanya. Meski kau kini telah tiada.
Hiks....
BalasHapusHihihi ... ^^'
Hapus