Laman

Minggu, 03 Desember 2023

[Book Review] : Jangan Bercerai, Bunda – Jatuh Bangun Mempertahankan Bahtera Rumah Tangga


Sinopsis

Adila merasa Dirga, suaminya, tidak lagi perhatian semenjak kelahiran anak ketiga mereka. Tidak ada lagi gandengan tangan, waktu kebersamaan, dan hal-hal romantis lainnya. Sempat terbersit dalam pikiran Adila sesuatu sedang disembunyikan oleh Dirga, tapi Adila berusaha menepisnya. Ternyata salah! Apa yang ditakutkan Adila selama ini terbukti, bahkan lebih buruk. Ada orang ketiga di antara mereka. Bahtera rumah tangga Adila di ujung tanduk, perceraian di depan mata. Ini diketahui oleh anak-anak mereka yang membuat ketiganya, terutama si sulung, memberontak seolah protes dengan rencana perceraian orangtuanya. Adila dan Dirga merasa bersalah hingga pada satu titik mereka tersadar, keluarga harus dipertahankan. Namun jalannya tidak semudah yang dikira. Wina, perempuan selingkuhan Dirga, mengaku hamil dan meminta pertanggungjawaban Dirga. Bahkan dia mengancam, jika Dirga tidak mau menceraikan Adila dan menikahinya, perempuan itu akan membuaka sebuah rahasia Dirga yang akan membuat lelaki itu mendekam dalam jeruji besi. Dirga dan Adila pun tak punya cara lain selain menuruti kemauan perempuan itu. Sebuah kejutan lain terjadi. Firman, mantan suami Wina, datang membawa bukti lain yang menunjukkan kebusukan Wina hingga perempuan itu harus mengakui kekalahannya dari Adila, perempuan yang selama ini dianggap pesaingnya.

 

Review
Hai, BESTie. Apa kabar? Tahun 2024 sudah sudah menghitung hari dan aku tetap semangat mereview beberapa buku, termasuk novel baru ini. Novel terbaru Asma Nadia berjudul Jangan Bercerai, Bunda yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka. Novel setebal 245 halaman ini menghadirkan permasalahan yang biasa ditemukan dalam rumah tangga : perasaan kurang dihargai pasangan, kecurigaan terhadap pasangan, perselingkuhan, hingga pasangan yang belum selesai dengan masa lalunya.

Dikisahkan Adila yang seorang istri, ibu, dan juga motivator di bidang parenting mulai merasakan perubahan sikap suaminya yang tidak lagi seperti dulu. Awalnya ini hanya sebuah firasat, tapi lambat laun menjadi nyata. Suaminya berselingkuh. Masalah ini semakin rumit dengan berbagai drama yang dibuat oleh selingkuhan suaminya. Ini seperti mengamini kata orang, firasat istri selalu benar. Wah!

Dalam kisah ini saya dibawa menyelami kisah rumah tangga, lengkap dengan manis dan getirnya kehidupan suami istri. Meski ini fiksi tapi tetap bisa menjadi pelajaran bagiku, bahwa apapun bisa terjadi dalam rumah tangga. Yang awalnya adem ayem, detik berikutnya bisa terjadi huru hara.

Selama membaca novel ini aku disuguhkan kegalauan dan perang batin para tokoh, terutama Adila dan Dirga. Adila berusaha menguak perubahan sikap suaminya, dia tidak menanyakan langsung ke pada suaminya tapi hanya menebak-nebak yang sebenarnya terjadi. Pun demikian dengan Dirga yang bingung memilih antara mempertahankan pernikahannya, atau meneruskan hidup bersama selingkuhannya.

Tokoh Adila digambarkan sebagai sosok perempuan mandiri, patuh pada suami, dan sayang pada anak-anaknya. Di sisi lain, Adila juga sosok yang sulit mengungkapkan perasaannya, pikirannya penuh dengan prasangka.

Tokoh Dirga digambarkan sebagai suami yang sangat menyayangi dan mencintai istrinya. Dia juga bapak yang baik bagi anak-anaknya sampai-sampai mereka lebih dekat pada Dirga daripada Adila. Sayangnya sosok baik ini dirusak oleh Wina, teman sekantornya yang kemudian menjadi selingkuhannya.

Tokoh Wina digambarkan sebagai sosok yang mandiri, cerdas, dan penuh percaya diri. Dia bercerai dari suaminya dan dari sinilah semua masalah ini dimulai.

Tokoh Firman adalah mantan suami Wina. Dia digambarkan sebagai lelaki yang sholeh dan ayah yang baik bagi anak sematawayangnya. Hanya saja, Firman belum selesai dengan masa lalunya dan hal inilah yang menjadi sumber masalah dirinya dengan Wina.

Tokoh Riska adalah sahabat Adila dari sekolah dan sekarang dia adalah editor buku-buku Adila. Saat sekolah, Riska menyimpan rahasia tentang lelaki yang mengagumi Adila dan selalu menitipkan salam dan hadiah baginya, tapi Riska tidak pernah menyampaikan amanah itu karena sosok pengagum Adila itu sejatinya adalah lelaki yang selama ini disukainya.

Tokoh Deni adalah suami Riska yang sejak lama menyintai perempuan itu, sampai dia mengetahui kalau Riska masih menyimpan barang dan foto lelaki yang pernah dipujanya sebelum menikah dengan Deni. Setelahnya, Deni yang baik mulai berubah perangainya dan sering melakukan KDRT.

Dari beberapa tokoh yang terlibat dalam kisah ini, aku tidak memiliki tokoh favorit. Masing-masing tokoh memiliki kelebihan dan kekurangannya. Tidak ada yang menonjol di antara satu sama lain.

Kisah ini terbagi dalam 37 chapter. Pada setiap chapternya ditulis dengan sudut pandang orang ketiga tunggal yang berbeda-beda. Bisa dari sudut pandang Adila, Dirga, Wina, Riska, Firman, atau juga Deni. Menurutku pergantian sudut pandangnya mulus dan tidak membuatku yang membacanya menjadi bingung.

Meski menyuguhkan kisah perseturuan rumah tangga dengan persoalan yang tidak ringan, tapi jalan ceritanya mudah diikuti. Bahasa yang digunakan pun mudah dipahami. Alur ceritanya maju dengan pache yang tidak terlalu cepat, tapi juga tidak lambat.

 

Baca juga >>> [Book Review] - Misteri Kaca-kaca Remuk

 

Tidak sedikit dialog maupun narasi dalam kisah ini yang kusuka. Membaca bagian-bagian ini tuh seolah aku sedang dinasehati oleh penulis, baik lewat narasinya mapun dialog. Yang paling ngena itu tuh jika kalimat itu keluar dari tokoh yang dituakan baik orang tua Adila maupun orangtua Dirga. Aku spill beberapa, ya …

Jangan simpan rahasia pada pendusta sebab sedikit saja kau terlena mereka akan merampas mimpi kita.

[Hal : 3]

Peristiwa seberat apa pun setelah pernikahan akan terasa ringan jika dipikul dua pihak.

[Hal : 25]

Tahukah Dirga bahwa kata-kata menyakitkan yang dilontarkan pasangan tak lantas terhapus dari ingatan bahkan jika berpuluh permohonan maaf kemudian disertakan?

[Hal : 26]

Firasat seorang istri jarang salah

[Hal : 28]

Bagaimanapun, hidup seorang perempuan setelah menikah bergantung pada rida suami.

[Hal : 34]

Lebih mudah menutup telinga dengan dua tangan kita terhadap perkataan yang menyakitkan ketimbang membalas dan mencoba menjelaskan setipa kesalahpahaman.

[Hal : 36]

Bagi istri, hal seberat apapun akan lebih ringan bila dilalui bersama pasangan.

[Hal : 37]

“Itu sebabnya orang selalu menyematkan kata wal afiat setelah kata sehat. Sehat wal afiat ... sehat dan bermanfaat. Buat apa sehat jika tidak bermanfaat?”

[Hal : 37]

Lelaki harus berusaha ekspresif untuk memastikan perempuan penting dalam hidupnya tahu bahwa dicintai.

[Hal : 48]

Ingatkan aku agar nggak meraih kesuksesan di luar rumah dengan menomorduakan keluarga.

[Hal : 56]

Perempuan yang hebat akan bisa menjalankan banyak peran dalm hidupnya: sebagai istri, sebagai ibu, sebagai anggota masyarakat, sebagai dirinya di dunia profesi, dan ... daftar ini bisa kamu tambahkan kalau kamu tidak berhenti menggali kebaikan dirimu.”

[Hal : 56]

“Keberanian bukan hanya berani melawan musuhmu, melainkan juga berani melawan dirimu sendiri untuk menjadi sosok yang lebih baik.”

[Hal : 57]

“Tidak ada pasangan yang sempurna. Setiap pasangan pasti punya kekurangan, punya cela, punya kesalahan.”

[Hal : 62]

“Penyebab lelaki menjadi dingin padahal mereka selalu memiliki kepuasan yang harus dipenuhi pasti adalah perempuab lain. Dia tidak membutuhkanmu sebab sudah ada seorang yang mencukupi kebutuhan biologisnya itu.”

[Hal : 66]

“Kalau perasaan kalian nggak mutual, berani jatuh cinta berarti harus berani patah hati.”

[Hal : 72]

“Sebab lelaki pelindung perempuan.”

[Hal : 73]

“Apa pun ujian yang dihadapi seorang ibu, dia harus tetap memiliki positive vibes. Dengan begitu, dia mampu membentuk anak-anak yang memiliki citra diri positif.”

[Hal : 77]

“Papa dan mama manitipkan Adila kepadamu dengan segenap pengharapan. Jaga dan rawat Adila seperti kami menjaga dan merawatnya sejak dia kecil hingga saat ini.”

[Hal : 100]

“Keluarga adalah segalanya,, Dirga. Ingat itu!”

[Hal : 101]

“Seorang lelaki sanggup kehilangan apapun, nyaris semua dalam hidup ini dapat diganti. Kecuali satu hal ... keluarga. Tidak ada yang bisa menggantikan istri, juga anak-anakmu.”

[Hal : 102]

“Jadilah lelaki yang bertanggungjawab, Dirga.”

[Hal : 103]

“Orang baik akan tetap menjadi baik di mana pun berada.”

[Hal : 117]

Ke mana pun lelaki bertualang, pada akhirnya dia akan kembali. Anak kembali kepada sang ibu yang melahirkan dan membesarkannya. Suami kembali ke pangkuan istri yang mencurahkan cinta, perhatian, dan kehangatan kepadanya.

[Hal : 152]

“Rasa sakit karena pengkhianatan berbanding lurus dengan besarnya cinta kita kepada seseorang.”

[Hal : 159]

Kejujuran merupakan pintu pertama yang kau masuki saat berinteraksi dengan orang-orang di sekitarmu

[Hal : 169]

“Kalian sudah ditakdirkan untuk bersatu sebagai suami istri. Jangan saling meninggalkan apalagi saling membelakangi satu sama lain. Ingatlah, sebesar apa pun masalah, Alloh selalu menyediakan jalan keluar dan selalu tersimpan kebaikan di dalamnya.”

[Hal : 192]


 

Baca juga >>> [Book Review] - Hujan di Bulan Juni

 

Secara keseluruhan ini adalah kisah dewasa meski melibatkan tokoh anak-anak. Pelajaran yang kudapat dari kisah-kisah dalam buku ini adalah …

  • Belajar mengungkapkan perasaan. Bagi sebagian orang sangat mudah mengungkapkan isi pikiran dan juga isi hati. Namun ternyata tidak sedikit pula yang sangat susah mengungkapkannya. Ini aku lihat dari Firman yang sulit mengungkapkan perasaannya pada perempuan yang disukai. Dia justru memilih untuk mengungkapkannya pada teman si perempuan dengan harapan dia kan menyampaikan salam ataupun hadiah darinya. Etapi ternyata teman si perempuan tidak amanah. Jadinya, harapan Firman sirna seketika saat si perempuan menikah dengan lelaki lain.
Ini juga terjadi pada Adilia. Saat Adilia mulai merasa perubahan pada Dirga, dia hanya berprasangka dan menyimpannya dalam kepala. Alangkah baiknya jika dia mengkonfirmasi langsung ke Dirga yang sebenarnya terjadi. Pun demikian dengan Wina yang merasa suaminya bersikap dingin padanya. Bukankah lebih baik jika mereka duduk bersama dan membicarakannya. Sungguh, menyimpan isi pikiran dan perasaan itu terkadang menyakitkan dan menguras energi. Dan aku justru belajar dari Riska yang berani mengungkapkan perasaannya pada lelaki yang disukainya. Dia mengambil resiko apapun jawaban yang akan diterimanya, meski pun itu sebuah penolakan.
  • Sampaikan amanah. Ada yang bilang kalau amanah itu adalah hutang. Riska yang dimintai tolong Firman untuk menyampaikan salam dan hadiah untuk perempuan yang disukainya, tapi dia tidak pernah menyampaikannya. Hal inilah yang kini membuat hidup Riska sedikit tidak tenang karena merasa bersalah tidak menyampaikan amakan tersebut.
  • Selesaikan masa lalu sebelum membuka lembar baru. Lagi-lagi aku belajar dari Firman. Saat menikah dnegan Wina, sepertinya lelaki ini belum bisa melupakan perempuan yang disukainya semenjak sekolah. Meski menikah lewat perjodohan, bukanlah alangkah baiknya jika Firman menutup masa lalunya dan membuka lembar baru. Ini membuat Wina merasa tersingkir dan memunculkan cemburu. Pun demikian dengan Riska yang masih menyimpan barang-barang dan foto lelaki yang pernah ditaksirnya, hingga Deni, suaminya memergokinya. Tentu ini membuat Deni marah dan merasa Riska belum bisa melupakan masa lalunya.
  • Penyesalan selalu belakangan. Dirga tidak pernah memikirkan akibat dari perbuatannya. Perselingkuhannya membuat pernikahannya terancam bubar. Dan ini juga berakibat pada anak-anaknya. Sikap mereka berubah, bahkan anak sulung yang biasanya bersikap manis dan pintar berubah menjadi trouble maker. Keluarga Dirga yang awalnya baik-baik saja, kini berantakan hingga membuat Dirga merasa bersalah. Belum lagi masalah-masalah lain yang mengikuti perbuatan buruknya.
  • Tetap semangat menghadapi masalah. Adila sosok perempuan tangguh. Dia sabar dengan perlakuan Dirga. Dia tetap tegar dan menyayangi anak-anaknya seolah sedang tidak terjadi apa-apa. Bahkan saat Dirga mengaku kalau perempuan selingkuhannya itu sedang hamil, Adila pun bersedia akan mengadopsi anak tersebut.
  • Pentingnya bonding orangtua – anak. Di luar perilaku salahnya, Dirga di mata anak-anaknya adalah sosok ayah yang baik. Bahkan anak pertamanya sangat menyayanginya hingga ketika isu perceraian kedua orangtuanya muncul, anak perempuan itu menyalahkan ibunya yang dianggapnya karena terlalu sibuk dan tidak memperhatikan ayahnya.
  • Manusia hanya bisa berusaha. Firman berusaha untuk mendekati perempuan yang disukainya meski lewat perantara. Ini adalah bagian dari usahanya meski gagal total. Itu juga dilakukan Riska yang berusaha mengungkapkan perasaannya meski akhirnya dia ditolak. Pun demikain dengan Dirga yang awalnya mati-matian membela selingkuhannya sampai ingin menceraikan istri sah, tapi akhirnya keadaan berbalik. Intinya, manusia hanya bisa berusaha, Tuhanlah yang mennetukan hasil akhirnya.

 

Aku suka tampilan fisik novel ini. Covernya cakep dengan warna hijau seger tapi tetap soft. Aku juga suka kertas yang digunakan yang tidak begitu putih hingga tidak membuat mataku silau dan mudah lelah. Ditambah lagi pemilihan fond dan ilustrasi yang meski sedikit tapi menambah keindahan tampilan novel ini.

 

Baca juga >>> [Book Review] - Before 30

 

Data Buku

Judul      :   Jangan Bercerai, Bunda

Penulis   :   Asma Nadia

Penerbit :   Bentang Pustaka

Tebal      :   245 halaman

Tahun    :   2023

 

Baca juga >>> [Book Review] - Dua Album Dangdut dan Sekotak Cokelat

 

Skor

🌠 4/5

 

 

~ Hana Aina ~

 

 

Baca juga, ya ...





 

 

 

 

 

 

 

 





34 komentar:

  1. Aduhaiii aku pasti bakal mewek kejerrr klo baca buku iniii
    mba Asma emang juaraaaa dalam mengoyak emosi para pembaca.
    mantab jiwaaa bukunyaaa😍💯💪

    BalasHapus
  2. Novelnya tema rumah tangga ya, jadi kebayang berbagai konflik yang bakal ditemui dalam cerita ini... Asma Nadia memang mahir membahas tema-tema pernikahan dan seluk beluknya, jadi agak penasaran sih ini konfliknya bakal selesai kayak gimana..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cus! Beli novelnya, Mak! Mumpung masih fresh from the oven :D

      Hapus
  3. Bagus banget mbak, duh baru baca reviewnya aja udah kerasa terlibat dalam lho.
    Jadi pengen baca kisah lengkap di bukunya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa beli online ke penerbitnya langsung, Mak :D

      Hapus
  4. Sediiiiih ah bacanya :D Permasalahan rumah tangga di novel ini bisa bikin mewek pembacanya. Asma Nadia memang selalu dan terlalu keren dalam aksara penuh makna. Siapin tissue kalau mau baca ini hiks :( Kita bisa belajar dari kisah ini agar lebih mampu menciptakan suasana keluarga bahagia dunia akhirat aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selalu ada hikmah di setiap kisah, ya, Mak :)

      Hapus
  5. Wahhh, udah berapa lama ya ngga baca tulisan bunda Asma Nadia. Tapi emang khas sih cerita-cerita beliau dengan berbagai romansa dan pesan moralnya. Cerita yang diangkat ini emang relate sih dengan kehidupan sehari2. Quote-quotenya dalem banget sih, jadi makin banyak insight yang diambil.

    BalasHapus
  6. Wah, novel baru ya... Temanya pasti bikin baper nih... Ternyata tokoh-tokohnya itu saling nyambung-nyambung ya...

    BalasHapus
  7. Novel yang bercerita tentang realita kehidupan. Ya, gak bisa dipungkiri, di luaran sana banyak yang mengalami hal seperti itu.

    Novel karya Asma Nadia selalu dirindukan sama pembacanya. Ini pasti juga akan booming lagi.

    BalasHapus
  8. Asma Nadia selalu sanggup memporak porandakan hati pembaca dengan kisah yang luar biasa.
    Se-relate itu quotenya dengan peliknya urusan rumahtangga. Dan masalah perselingkuhan ini yang biasanya kerap dihindari karena luka batinnya pasti sampai ke pembaca, terutama perempuan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, Mak. Nggak kebayang sakit hatinya istri sah. Sedih aku bacanya :(

      Hapus
  9. Novel ini sama kaya judul sinteron Jangan Bercerai, Bunda. Apa jangan-jangan emang sama ya? AKu belum ngecek sih

    Btw, kalau sudah berumah tangga, suami cerai, ada anak, pertimbangannya itu banyak banget. Mau cerai juga bakal mikir sih. Semoga kita dijauhkan dari hal kaya gitu ya

    BalasHapus
  10. Duuuh perih sekali ya perasaan Adila, udah sayang banget dengan keluarga dan suami, eee... suaminya berubah seperti itu. Kisah di novel ini apakah yang diadaptasi di sinetron dengan judul yang sama ya? Saya kayak pernah lihat di TV saat ibu asyik mantengin sinetron. Atau mungkin judulnya aja yaaa yang sama.

    BalasHapus
  11. Wah iya, aku da baca cerita ini
    Sedih banget
    Jadi ingat anak anaknya
    Perceraian korbannya seringkali anak anak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, Mak. Sampai-sampai anaknya berubah sikapnya. Kan sedih, ya :(

      Hapus
  12. Kalau karya Asma Nadia memang gak diragukan lagi ya mba. Beberapa karya juga sudah di film kan.. jadi gak heran kalau novel2 nya jadi Best seller. Reviewnya aja bikin berkaca-kaca apalagi baca buku lengkapnyaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cus! Baca novelnya, Mak! Biar tambah mewek :'(

      Hapus
  13. Asma Nadia memang suka bikin hati ikut merasakan "tulisannya" inget banget baca novel tentang rumah tangga dulu, nggak kuat.. posisi masih jomblo lagi hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anggap aja pelajaran sebelum menikah, Mak :D

      Hapus
  14. Karya Asma Nadia banyak yang tentang rumah tangga ya Mak, ketegaran seorang isteri. Aku baca beberapa bukunya, dan bagus2 sih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, Mak. Yang ini juga bagus. Coba baca, deh! :)

      Hapus
  15. Mbak Asma memang spesialis penulis cerita rumah tangga. Tulisan tulisannya membangkitkan emosi para pembacanya dengan cara menulisnya yg apik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apalagi pembaca perempuan, ya, Mak. Berasa jadi tokohnya :(

      Hapus
  16. Aku mah suka takuutt baca genre ginian, haha. Suka overthinking. Tapi Asma Nadia tuh apik banget si kalo garap tema-tema rumah tangga, ngena dan real banyak ngambil kisah-kisah yang nyata.

    BalasHapus
  17. Balasan
    1. Terimakasih. Jangan lupa baca novelnya, ya :)

      Hapus

Terimakasih telah berbagi komentar ^^