Laman

Senin, 09 Oktober 2023

[Book Review] : Dua Album Dangdut dan Sekotak Cokelat – Penyesalan Selalu Datang Belakangan

 

Sinopsis

Killa, anak SMP yang sedang merintis karir sebagai model, harus menjalani kehidupan super sibuk. Dia ikut casting di sana sini, dia juga harus mempertahankan nilai sekolahnya agar tetap bagus. Mami yang biasa mengantarnya ke sana kemari, mencari orang untuk mengantar sekaligus mengawal Killa. Untung ada Didu, tetangga barunya yang duduk di SMA bisa menggantikan tugas Mami. Masalahnya, Didu suka mendengarkan dan menyanyi lagu dangdut yang bikin Killa uring-uringan. Belum lagi penampilan Didu yang dinilai kurang oke, membuat Killa sering di-bully teman sekolahnya karena dianggap kurang bisa memilih pacar. Hal ini membuat Killa bersikap galak dan judes ke Didu. Tapi siapa sangka, Didu cowok gentleman. Saat Killa diolok-olok teman sekolahnya, Didu pasang badan membela Killa yang sudah dianggapnya sebagai adik. Didu melindunginya bahkan dari cowok gebetan Killa sendiri yang menuduh Killa main tangan ke temannya.

 

Baca juga >>> [Book Review] - Guardiationship

 

Review
Hai, BESTie! Aku mau mereview novel remaja lagi, nih. Ini adalah kisah tentang remaja yang sedang mengejar mimpinya sebagai model. Banyak usaha harus dijalani untuk mendapatkan peluang-pelung menuju impiannya. Dia harus ikut audisi sana sini, harus bisa memberikan usaha terbaik, bahkan tidak jarang harus menerima kenyataan saat usahanya gagal. Belum lagi ketatnya persaingan yang sering terjadi sikut sana sini. Di sisi lain dia harus menjalani kehidupannya sebagai layaknya remaja lain. Urusan sekolah, pertemanan, persaingan, bullying, hingga urusan asmara, tidak luput dari kesehariannya.  

Tokoh Killa digambarkan sebagai gadis SMP yang pintar. Terbukti di tengah kesibukannya, dia masih bisa mempertahankan prestasinya di sekolah. Dia juga bisa membagi waktu dengan baik meski masih dibantu Maminya. Killa juga pribadi yang mandiri. Apalagi dia anak tunggal dengan orang tua single parents. Ayah Killa sudah meninggal, sedang Mami single fighter untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Killa juga digambarkan memiliki fisik dan penampilan yang oke. Karenanya dia beberapa kali berhasil membintangi iklan atau terpilih ikut dalam perhelatan fashion show. Meski sekilas terlihat kalem, tapi Killa bisa judes dan galak juga, terutama saat berhadapan dengan orang-orang rese seperti beberapa teman sekolahnya yang suka membulinya.

Tokoh yang lain adalah Didu. Dia digambarkan sebagai murid SMA yang ceria, baik hati, penyabar, dan bersahabat. Didu adalah tetangga samping rumah Killa. Dia hanya tinggal dengan kakaknya karena kedua orangtuanya meninggal karena kecelakaan. Uniknya, dia suka banget dengan dangdut. Bahkan di mobilnya dia punya banyak koleksi album dangdut. Setiap perjalanan dengan mobilnya, Didu selalu ditemani dengan alunan lagu dangdut. Meski secara fisik dia dianggap tidak menarik, tapi Didu banyak disukai orang, bahkan oleh Mami dan ART-nya terlebih karena sikapnya yang baik.

Ada juga tokoh Mami, ibunya Killa, seorang single parent yang pekerja keras. Dia punya kemampuan time management yang baik, bisa memisahkan urusan kantor dengan urusan Killa. Dia juga masih bisa mengurus kehidupan pribadinya. Sepertinya dia sangat menerapkan work life balance.

Meski tidak banyak tokoh utama dalam kisah ini, dari ketiga tokoh di atas, aku tidak punya tokoh favorit.



Kisah ini ditulis dengan POV ketiga tunggal. Bahasa yang digunakan ringan, mudah dipahami. Tidak banyak Bahasa gaul yang digunakan. Pace-nya menurutku sedikit lambat yang membuatku bosan ketika membaca kisah ini di halaman awal. Namun setelah kemunculan Didu, apalagi saat Killa mulai uring-uringan dengan Didu, membuat kisah lebih menarik. Ditambah ending kisah ini dengan plottwist. Jangan mengharapkan kisah remaja yang happy ending dalam novel ini. Yup! Kisah ini sad ending yang membuat mataku menghangat saat membacanya. Kalau perlu siapkan tisu sebelum kalian membacanya, hiks.

 

Baca juga >>> [Book Review] - Lupita

 

Tidak banyak kutipan yang kutandai di novel ini, beberapa di antaranya :

“Wajah cantik akan terlihat semakin cantik kalo hatinya juga cantik,”

[Hal : 103]

“Kalo lo mau jadi penengah, jadilah penengah yang baik yang melihat masalah dari dua sisi. Yang adil! Itu baru cowok sejati!”

[Hal : 149]

 

“Cuma yang benar yang berani menyelesaikan masalah dengan baik,”

[Hal : 150]

Memberi kado untuk seseorang pastinya sesuatu yang disukai si penerima. Bukan yang disukai pemberi.

[Hal : 166]

Kata Didu, dia harus sabar. Cantik bukan hanya dari wajah, tetapi juga hati dan sikap.

[Hal : 177]


 

Meski ini kisah remaja, tapi banyak pelajaran yang kuambil dari sini :

  • Kerja keras meraih mimpi. Semangat Mami dan Killa ikut audisi sana sini tanpa lelah harus kuacungi jempol. Mami mencari jadwal audisi dan menyisikan waktu untuk menemani Killa. Killa pun bersungguh-sungguh di setiap audisi yang dijalaninya. Sungguh sebuah kerjasama yang kompak antara ibu dan anak.
  • Manajeman waktu dengan baik. Mami punya manajeman waktu the best. Dan ini diturunkan ke Killa. Killa memanfaatkan waktu dengan baik, kapan harus urusan modelling, kapan harus fokus belajar, kapan juga harus istirahat. Meski sibuk, Killa dan Mami masih menyempatkan juga buat perawatan tubuh dan wajah, lho.
  • Ambil peluang. Mami dan Killa tidak menyiakan kesempatan sekecil apapun. Meski hanya lolos audisi iklan versi majalah dan bukan sebagai artis utama, Killa tetap menjalaninya dengan profesional. Ini bisa jadi batu loncatan dan memperindah daftar portofolionya.
  • Jangan mudah kepancing omongan orang. Terkadang seseorang mengomentari sesuatu dalam hidup kita hanya karena ingin menjatuhkan mental. Ini yang terjadi pada Killa pada salah satu audisi. Kebetulan dia bertemu dengan pesaingnya, Sisil. Saat menunggu audisi di mulai, Sisil mulai berkomentar yang membuat mood Killa berantakan. Seharusnya Killa mengabaikan saja komentar itu yang hanya memancing amarahnya saja.
  • Setiap orang punya masa lalu. Siapa sangka di balik sikapnya yang periang, Didu punya kisah sedih di masa lalu. Sepeninggal orangtuanya, Didu dan Mbak Della diasuh oleh kerabatnya. Tidak punya orangtua, membuat Didu dan Mbak Della begitu hormat pada Mami yang mereka anggap seperti ibu mereka sendiri. Dan siapa sangka, perhatian yang diberikan Didu pada Killa, bukan karena Didu naksir Killa, tapi lebih karena Didu menganggap Killa sebagai adiknya.
  • Perlunya komunikasi. Kesalahpahaman antara Killa dengan Didu cukup mengganggu keseharian mereka. Killa sering marah-marah gak jelas. Didu pun merasa sakit hati karena terus dijudesin Killa. Namun setelah keduanya saling terbuka - Killa mengungkapkan alasannya kurang suka Didu, dan Didu mengungkapkan kenapa sering godain Killa – mereka berdua jadi bersahabat dan lebih dekat.
  • Jangan buruk sangka. Killa sempat berburuk sangka. Dia mengira Didu naksir dirinya. Padahal sebenarnya Didu sedang berusaha jagain Killa karena sudah menganggapnya sebagai adik.
  • Nikmati momen kebersamaan. Seperti yang kukatakan tadi, kisah ini sad ending. Ada momen kehilangan yang menyayat hati. Namun dari sini aku belajar untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk menciptakan momen kebersamaan bersama keluarga dan orang-orang tersayang.

Warna cover novel ini mewakili judulnya, cokelat meski agak kekuningan. Kertas dan font yang dipilih juga nyaman dimata saat membaca. Aku suka adanya catatan, semacam catatan kaki penulis, di akhir setiap chapter yang berisi sedikit curhatan penulis selama proses menulis. Ini tuh membuat seolah-olah penulis sedang ngobrol dengan pembaca.

 

Baca juga >>> [Book Review] - Beautiful Pain

 

Data Buku

Judul      :   Dua Album Dangdut dan Sekotak Cokelat

Penulis   :   Reni Erina

Penerbit :   Cokelat Kopi Cakrawala Kreatif

Tebal      :   194 halaman

Tahun    :   2012.

 

Baca juga >>> [Book Review] - Jane Si Kutu Loncat

 

Skor

🌠 4/5

 

 

~ Hana Aina ~

 

 

Baca juga, ya ...








 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berbagi komentar ^^