SINOPSIS
Ning melakukan sebuah
kesalahan saat menyajikan teh untuk ibu dan adiknya yang membuat keduanya
keracunan. Ibunya meninggal dan adiknya sakit parah. Ning bertekad mencari
sosok bayangan hitam menyebar teh berbentuk kotak itu sekaligus mengupayakan
kesembuhan adiknya. Ning mengikuti sayembara menjadi Shennong-shi yang
diselenggarakan oleh istana. Perempuan itu berharap dapat memenangkan
kompetisi. Selain hadiah yang besar, dengan memenangkan kompetisi, dia akan
menjadi Shennong-shi istana. Jika itu terjadi, Ning akan memiliki banyak
sumber daya untuk menyembuhkan adiknya. Namun sayangnya, perjalanan kompetisi
tidak semudah itu. Banyak intrik dan kecurangan menyelimuti. Belum lagi
berbagai tragedi dan drama pemberontakan mewarnai kehidupan dalam istana yang
melibatkannya.
Baca juga >>> [Book Review] - Prom Night from Hell
REVIEW
Hai, BESTie. Masih
semangat membaca, kan?
Book review kali ini
aku akan mengulas buku terjemahan karya Judy I. Lin. Novel ini bergenre fantasi
- histori dengan latar belakang kerajaan Tiongkok zaman dahulu kala.
Novel ini berkisah
tentang Ning yang berusaha memenangkan perlombaan pemilihan Shennong-shi
di istana. Ini adalah peristiwa penting bagi Ning. Selain ingin menjadi Shennong-shi
istana, kembali ke istana seolah membongkar masa lalu orangtuanya. Ibunya
adalah mantan Shennong-shi istana ketika muda, pun demikian dengan
ayahnya yang seorang tabib istana.
Shennong-shi
sendiri adalah orang yang memiliki kemampuan menyembuhkan. Dia mampu memadukan
antara ilmu pengobatan dengan bahan alam dan ilmu sihir.
Novel ini menghadirkan konflik internal dalam
diri Ning yang merasa bersalah atas kematian ibunya dan juga membuat adiknya sekarat. Di sisi
lain, Ning juga merasa dendam kepada sosok bayangan
hitam yang menebar teror
dengan menyebarkan balok teh yang ternyata beracun. Balok beracun itu telah
menelan banyak korban. Salah duanya adalah ibu dan adik Ning.
Konflik lain yang
disajikan penulis adalah saat kompetisi pemilihan Shinnong-shi
berlangsung. Banyak kecurangan dan konspirasi mengiringi jalannya kompetisi
yang membuat Ning hampir saja menyerah karena putus asa. Ning menganggap
kompetisi ini hanya permainan saja. Toh, sudah akan ada pemenangnya, yaitu
peserta yang punya koneksi dengan orang dalam.
Konflik ketiga adalah
Ning yang jatuh cinta dengan lelaki yang belum begitu dikenalnya bernama Kang.
Lelaki yang dikenalnya di pasar
itu ternyata adalah sosok penting yang dikenal banyak orang istana. Siapa sangka, Kang
juga yang pada akhirnya terlibat dalam pergolakan istana.
Konflik lainnya yang
disajikan di novel
ini adalah pemberontakan sekaligus percobaan penggulingan kekuasaan istana yang
melibatkan Ning secara tidak langsung.
Dari konfliknya sudah
cukup unik, ya. Pun demikian dengan para tokoh yang terlibat di dalamnya.
Ning digambarkan sebagai
sosok perempuan kalem. Dia belajar menjadi Shinnong dari ibunya. Sering overthinking,
terutama terhadap konflik di dirinya sendiri. Dia cerdas tapi mudah
terpengaruh.
Bo alias Li Kang. Anak
laki-laki Li Yuan, yang pernah dikenal sebagai Pangeran Dai. Dia digambarkan
sebagai lelaki yang mempesona secara fisik. Dia memiliki kemampuan bela diri
yang mumpuni dan juga pandai berkata-kata membuat kawan bicaranya terpesona.
Salah satu korbannya adalah Ning. Dia adalah anak dari pangeran yang dibuang.
Dia kembali ke istana untuk membalaskan dendam keluarganya dan mengambil alih keuasaan
setelah kaisar mangkat hingga
menimbulkan kegaduhan di istana.
Ruyi adalah sosok
perempuan pemberani. Ajudan pribadi sang putri mahkota, pewaris kekaisaran. Dia
tangguh dan setia, bertanggung jawab pada pekerjaannya.
Zhen digambarkan
sebagai putri kerajaan. Setelah ayahnya, sang kaisar mangkat, dia naik tahta di usianya yang masih
belia. Dia sosok pemberani, pintar, dan bijaksana. Meski kekusaannya digoyang
kudeta, tapi dia berjuang matian-matian mempertahankan istananya.
Lian adalah sahabat
Ning. Dia sosok yang ceria, penuh ide, dan ramah. Anak pejabat hingga punya
banyak koneksi terutama dari kalangan atas.
Baca juga >>> [Book Review] - I'v Got Your Number
Ini termasuk novel
tebal yang pernah kubaca. Dari sekian banyak halaman, aku punya beberapa
kutipan menarik. Berikut di antaranya ...
"Hidup kadang punya cara
untuk membuat angin berembus menjauhi mimpi-mimpi kita."
[Hal : 18]
"Hal yang menyenangkan
dari menjadi tua adalah menyadari bahwa segala sesuatunya akan terus berputar
kembali ke semula. Banyak yang berubah, tetapi nanti semuanya akan kembali ke
titik awal. Bintang-bintang terus bergerak di jalurnya, penggembala sapi akan
selalu bertemu dengan sang gadis. Setidaknya kita bisa cukup merasa tenang
karenanya. Sebab membuat kita tidak merasa terlalu kesepian."
[Hal : 19]
Perubahan selalu berjalan
lambat.
[Hal : 20]
"Bakat seseorang bisa
terlihat dari umur berapa pun."
[Hal : 38]
"Ibuku selalu memintaku
menjadi diri sendiri, dan menerima setiap kekurangan.
[Hal : 135]
"Mengalami langsung
kehidupan yang menderita berbeda rasanya dengan hanya membaca laporan tentang
itu."
[Hal : 152]
"Aku tidak butuh terlalu
sering mendengar pujian dan janji manis. Aku butuh orang yang mampu menegur
jika aku mengecewakan rakyatku.”
[Hal : 224]
"Kita harus ingat bahwa
jalan menuju kebijaksanaan adalah pengendalian diri. Kita tidak boleh menyerah
menghadapi sikap liar dari dalam diri kita."
[Hal : 239]
Selain kutipan menarik, ada juga beberapa
pelajaran yang kudapat dari kisah ini.
- Fokus pada pemecahan masalah. Ning sering menyalahkan diri sendiri atas nasib ibu dan adiknya. Terkadang hal ini sering memecah konsentrasi Ning saat melakukan banyak hal terutama saat berlaga dalam kompetisi.
- Jangan berlarut pada kesedihan. Hidup terus berlanjut. Bersedih boleh, tapi jangan membuat patah semangat.
- Gigih dalam meraih impian. Ning begitu
gigih dalam perjuangannya meraih mimpinya
menjadi seorang Shinnong-shi. Berbagai tantangan dalam kompetisi berhasil
dilaluinya. Bahkan saat para kompetitornya bermain curang untuk menghadangnya,
Ning tetap berusaha optimis.
- Cinta kadang melenakan. Ning jatuh cinta pada Kang. Siapa sangka lelaki itu seolah memanfaatkan Ning saat Kang melancarkan aksinya memberontak pada kekuasaan yang sah.
- Bertanggung jawab pada apa yang sudah
diamanahkan. Riyu sosok yang
setia pada negara. Dia sebagai pengawal pribadi melakukan apapun untuk
melindungi Putri Zhen. Perempuan itu terluka parah tapi tetap berusaha
melindungi sang putri.
Baca juga >>> [Book Review] - The Girl on The Train
Novel ini ditulis dengn POV pertama
tunggal dari sudut pandang Ning. Pacenya termasuk lambat dengan alur maju
mundur. Setting
ceritanya di negara Tiongkok pada zaman
dahulu.
Kisah di novel banyak menggunakan ilmu
pengobatan yang penulis
adopsi dari ilmu pengobatan Cina. Banyak menggunakan bahan-bahan alam. Penulis
menambahkan daftar istilah dan juga daftar bahan alam yang biasa digunakan
dalam pengobatan
pada bagian akhir novel ini.
Berikut beberapa bahan alam yang
digunakan sepanjang cerita dan juga penggunaannya ...
- Teh Kunci Emas adalah pengungkap rahasia. [Hal : 47]
- Teh Jarum Perak bisa mengungkap kebenaran dari siapa pun. [Hal : 113]
- Goji beri untuk meningkatkan kewaspadaan. [Hal : 192]
- Tanaman Kepala Gagak beracun. [Hal : 199]
- Mugwort untuk meningkat sirkulasi. [Hal : 204]
- Jamur Merah untuk menguatkan kerja jantung. [Hal : 204]
Penulis mengakhiri kisah di novel ini
dengan open ending. Misteri tentang sosok Bayangan Hitam belum terpecahkan.
Pemilihan Shinning-shi istana juga belum tuntas. Pun demikian dengan nasib Ning
yang memperjuangkan adiknya yang sedang sekarat.
Baca juga >>> [Book Review] - The Undomestic Goddess
DATA BUKU
Judul
:
A Magic Stepped in Poison
Penulis
:
Judi I. Lin
Penerbit
:
Gramedia Pustaka Utama
Tahun
:
2022
Tebal
:
341 halaman
Rating
🌠 4/5
~ Hana Aina ~
Baca juga, ya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berbagi komentar ^^