Laman

Minggu, 09 April 2017

Writer Wanna Be? Disiplinkan Diri dengan 10 Langkah Ini


Bagi seorang penulis, menghasilkan tulisan yang baik tentu membutuhkan tahapan dan proses yang tidak sederhana. Ini tidak hanya mengorbankan waktu saja, namun juga pikiran dan tenaga. Tapi justru di situlah seninya, saat sebuah tulisan melalui tahapan demi tahapan penyempurnaan, penulis akan jatuh bangun untuk terus melakukan perbaikan.

Demikianlah yang dikatakan 3 editor sekaligus narasumber di acara bincang kepenulisan pada saat kopdar Ibu Ibu Doyan Nulis Solo Raya (IIDN-SR). Ada Neneng Utami, Saptorini, dan juga Misbachul Chasanah. Masing-masing dari mereka adalah editor di bidangnya. Neneng Utami dan Misbachul Chasanah adalah editor buku pelajaran dan juga LKS. Sedangkan Saptorini adalah editor cerita fiksi.
Kopdar yang berlangsung pada tanggal 9 April 2017 dan mengambil tempat di Rumah Joglo tersebut tidak hanya dihadiri oleh para anggota IIDN-SR lama, namun juga beberapa anggota baru. Senang rasanya melihat IIDN-SR semakin bertumbuh. Bukan hanya dengan bertambahnya anggota baru dengan berbagai latar belakang pekerjaan, namun juga berbagai macam prestasi yang diraih di tahun ini. Bayangkan, di bulan ini saja sudah ada 5 tulisan IIDN-SR yang tembus media selama seminggu berturut-turut. Alhamdulillah ...





Penulis dan Proses Menulis
Bincang kepenulisan yang diselenggarakan saat kopdar IIDN-SR kemarin sebenarnya adalah sebuah pemanasan untuk sebuah proyek kroyokan yang akan diselenggarakan tahun ini. Dari sesi sharing dan tanya jawab, ternyata banyak di antara kami baik yang baru akan belajar menulis atau sudah berusaha menulis sekian lama masih mengalami banyak kendala sekaligus melakukan beberapa kesalahan dalam menulis.
Dari diskusi tersebut dapat saya simpulkan bahwa menulis adalah sebuah proses. Dan untuk menghasilkan sebuah tulisan yang baik, penulis harus menikmati setiap prosesnya. Jangan terburu-buru mengirimkan tulisannya sebelum mematangkannya. Wah, saya banget ini. Kalau belum mendekati deadline, belum nulis. Deadliner garis keras, haha. Jangan ditiru, ya, teman 😝 😝
Berikut saya rangkumkan beberapa hal yang menjadi catatan para editor, yang dapat membantu dalam proses menulis baik bagi penulis pemula atau yang sudah sekian lama menulis.

1.        Bank Ide
Mungkin ada beberapa di antara Anda yang merasa terlalu banyak ide bersliweran di kepala. Bukannya senang malah bingung. Nah, di saat seperti ini, di saat ide datang tiba-tiba, tulislah! Jangan ditunda. Nanti malah lupa. Karenanya disarankan untuk menuliskan ide-ide yang datang secara tiba-tiba tersebut di sebuah catatan yang biasa disebut dengan bank ide.
Catat semua ide yang datang. Saat waktu luang tiba, baca kembali bank idenya. Pindai satu per satu, barang kali ada ide yang segera dapat dieksekusi. Dengan adanya bank ide dapat membatu Anda mengumpulan ide yang didapat sekaligus mengorganisirnya dengan baik agar tidak lupa.

2.        Buat sinopsis dan outline
Sinopsis adalah ringkasan cerita. Sedangkan outline adalah kerangka karangan yang berisikan garis besar tulisan. Kedua hal ini sangat membantu saat menulis fiksi maupun nonfiksi. Anda akan mendapatkan gambaran secara global apa saja yang akan ditulis dari awal hingga akhir, termasuk poin-poin di dalamnya. Ini sangat membantu bagi Anda yang sedang belajar menulis.
Fungsi sinopsis dan outline adalah agar tulisan tetap berada di jalan yang benar, fokus, nggak lari dan melebar kemana-mana. Tapi ini tidak mutlak juga sih. Ada beberapa penulis yang tidak menggunakan keduanya. Mereka menulis berdasarkan apa yang ada dipikiran secara runut.

3.        Buat kalimat pembuka yang cetar
Ini sangat penting karena akan menentukan apakah pembaca akan melanjutkan membaca tulisan hingga selesai atau malah meninggalkannya. Karenanya kalimat pembuka musti cetar agar pembaca dapat tertarik membaca tulisan hingga selesai. Nggak asyik kan kalau pembaca hanya membaca di awal tulisan, lalu enggan melanjutkan. Rasanya sakit hati banget #MulaiBaper, lalu berkata dalam hati, “sejelek itukah tulisanku?” sambil mewek. Hiks ...

4.        Menulislah dengan perasaan
Sebuah tulisan akan bernyawa saat penulis menulisnya dalam keadaan menghayati betul apa yang ditulisnya. Hal ini menyebabkan pesan yang ingin disampaikan penulis sampai kepada pembaca dengan baik. Pembaca menjadi mengerti apa yang dimaksudkan, bahkan ikut menjiwai bahkan sampai mengatakan secara spontan, “aku banget ini!”
O iya, saat menulis jangan sambil mengedit, ya. Tulis semua apa yang ada dipikiran, dan jangan pernah berhenti sebelum selesai. Saat menulis ya menulis. Jangan gunakan saat menulis untuk mengedit. Akan kacau nanti jadinya.

5.        Show! Don't tell!
Dalam menulis fiksi ada yang namanya Show, don't tell! Maksudnya adalah penulis benar-benar menuliskan dengan detail setiap adegan. Bukan hanya gerakan saja namun juga perasaan. 
Sebagai contoh saat adegan marah. Jika ditulis dengan tell cukup mengatakan, "dia marah." Namun jika ditulis dengan show menjadi, "wajahnya merah padam, nafasnya berat. Lelaki itu mengepalkan erat tangannya." Terasa berbedakan diantara 2 cara tersebut.
Metode show lebih disukai karena mengajak pembaca membayangkan adegan yang sedang berlangsung dalam cerita.

6.        Pengendapan
Ternyata tidak hanya suspensi saja lho yang bisa mengendap. Naskah pun bisa mengendap. Biasanya pengendapan naskah dilakukan setelah naskah jadi. Naskah yang sudah jadi dibiarkan begitu saja selama 2-3 hari.
Kok seperti dicuekin, ya? Iya, memang. Fungsi pengendapan naskah ini adalah untuk memutus dan menetralkan perasaan penulis. Keadaan ini akan sangat membantu untuk tahapan berikutnya, yaitu proses editing.

7.        Self editing
Ini adalah tahapan penting yang harus dilakukan seorang penulis. Meski pada setiap media ada editornya bukan berarti penulis menulis dengan seenaknya saja. Ada rasa tanggung jawab atas karya yang ditulisnya.
Self editing diawali dengan membaca kembali naskah yang telah diendapkan. Ada beberapa point yang menjadi perhatian saat melakukan self editing. Diantaranya adalah:

ü    Tanda baca
Tanda baca berfungsi untuk memberikan penekanan pada tulisan. Pemilihan dan peletakkan tanda baca yang berbeda akan memberikan intonasi yang berbeda pula. Pesan yang disampaikan pun menjadi berbeda. Karenanya jangan sampai salah memilih dan meletakkan tanda baca. Sepertinya ini sepele tapi bisa fatal akibatnya.

ü    Typo
Usahakan membaca kembali naskah. Karena saat manulis bisa jadi Anda fokus menuangkan apa yang ada di kepala, ada kemungkinan terkadi typo atau salah tulis. Menurut ke 3 editor di atas, seorang penulis harus berteman akrab dengan buku pedoman EYD dan KBBI agar tahu lebih banyak tentang ejaan baku dan juga aturan penulisan.

ü    Inkonsistensi
Biasanya inkonsistensi terjadi dalam panulisan subjek. Di awal penulis menggunakan aku namun tiba-tiba ditengah berubah menjadi saya, kamu berubah manjadi anda, dll.

ü    Huruf kapital
Teliti kembali penggunaan huruf kapital pada naskah. Jika masih ragu bisa gunakan buku pedoman EYD.

8.        Rapikan naskah
Ini juga penting agar naskah yang ditulis menarik perhatian editor. Setiap media memiliki persyaratan masing-masing atas naskah yang masuk. Ini bisa mengenai jumlah halaman, jenis huruf yang digunakan, ukuran huruf, spasi, dll.
Naskah yang rapi tentu akan menarik editor untuk membacanya. Percaya atau tidak, editor akan mengeliminasi naskah-naskah yang ditulis secara amburadul. Ini adalah salah satu cara editor untuk menyortir begitu banyak naskah yang masuk ke media.

9.        Banyak membaca
Seorang penulis tentu harus banyak membaca sebagai referensi tulisannya. Bahkan ada orang yang mengatakan, jika ingin menulis 1 artikel maka harus membaca minimal 10 artikel sejenis sebagai referensi. Sedangkan jika ingin menulis 1 buah buku, penulis harus membaca minimal 10 buku sejenis. Huahaha ... Berat juga, ya.
Etapi ada bocoran kok dari seorang penulis yang sudah tidak perlu diragukan lagi hasil karyanya. Membaca di sini dalam artian adalah memindai atau mungkin bisa membaca cepat. Anda bisa mendapatkan pion-poin dari bacaan, jika itu fiksi bisa sampai menyamakan suasana kebatinan. Nah, bisa dikatakan dalam menulis fiksi, membaca buku yang sejenis dapat membantu membangun setting pikiran dan perasaan, lho.

10.    Kenali jam biologis
Setiap penulis memiliki jam biologisnya masing-masing. Ini adalah waktu dimana seorang penulis dapat menulis dengan tenang dan lancar. Ada beberapa orang menulis pada malam hari, atau justru dini hari.
Bagi ibu rumah tangga maka jam biologisnya adalah saat anak belajar di sekolah dan semua pekerjaan rumah telah selesai. Nah, tidak ada salahnya jika mulai memperhatikan kapan saja jam biologis Anda terjadi, lalu disiplinkan diri menulis di jam-jam tersebut.





Penulis dan Kritikan
Penulis harus tahan banting. Jangan hanya karena tulisannya dikritik dan dibantai, lalu berkecil hati, apalagi sampai mogok nggak mau nulis lagi. Nggak usah jadi penulis kalau begitu. Demikan pesan salah satu editor.
Ngeri, ya. Galak lho editornya, hehe #DijitakEditor. Etapi nggak masalah sih ya kalau untuk kebaikan. Bukankah dengan adanya kritikan dan masukan, penulis jadi tahu dimana letak kesalahan dan kekurangan tulisan. Dengan demikian penulis bisa memperbaikinya. Coba bayangkan kalau tulisan yang dikirim ke media langsung dipublish tanpa adanya penilaian. Nah, kalau bagus sih nggak masalah. Kalau jelek?! Apa nggak malah malu-maluin, hihi 
Untuk mendapatkan kritikan dan masukan, Anda bisa mencari first reader. Namanya juga firts reader, maka dia adalah orang pertama yang akan membaca karya Anda sekaligus memberikan masukan. Anda bisa memina teman dekat sebagai first reader. Atau jika Anda tergabung dalam sebuah komunitas, Anda bisa meminta teman-teman untuk membantai tulisan. Huaaa ... Bahasanyaaa ...



Founder IIDN Indari Mastuti mengatakan, ada 3 hal yang dapat Anda lakukan jika ingin menjadi penulis, yaitu menulis! Menulis! Dan Menulis! Jadi, kalau selalu bilang ingin menjadi penulis tapi nggak pernah action menulis, kapan jadinya?! 😁



- Hana Aina -


Baca juga, ya ...

4 komentar:

  1. wah terima kasih mbak tips nya, aku bookmark ini..

    BalasHapus
  2. Wah kumpul seru nambah ilmu ya.
    terimakasih banyak untuk infonya ya sukses selalu

    BalasHapus
  3. keren tipsnya mbak :). Salam kenal saya pendatang baru di dunia perbloggingan :)

    BalasHapus

Terimakasih telah berbagi komentar ^^