Senin, 20 Juni 2016

[MEET & GREET] : WULANFADI, DI ANTARA NOVEL A DAN R


Saat ini banyak sekali bermunculan para penulis baru. Tidak sedikit di antara mereka adalah para penulis muda. Salah satu penulis muda yang sedang naik daun dengan karya fiksinya adalah Wulan Fadilah.

Hari Sabtu tanggal 18 Juni 2016, Gramedia Slamet Riyadi Solo mengadakan acara Meet And Greet bersama Wulan Fadilah. Wulanfadi, demikian dia biasa disapa, adalah penulis muda bertalenta. Pelajar kelas 3 SMU ini telah melahirkan 3 karya novel di beberapa penerbit. Ketiga novel tersebut adalah A, R, dan Brothermaker.
Solo adalah kota ke sekian yang disinggahi Wulan Fadilah setelah Bogor, Depok, Jakarta, Bandung, dan Jogja. Pada acara ini, ada 2 buku yang dipromosikan, yaitu A dan R. Acara yang berlangsung cukup meriah tersebut dihadiri fans Wulanfadi yang sebagian besar adalah remaja. Ternyata, Wulanfadi termasuk penulis muda favorit di Wattpat. Ya, Wulanfadi banyak menulis karyanya di Wattpat hingga beberapa diantaranya dilirik penerbit dan ditawari untuk diterbitkan. Novel berjudul A dan R ini diantaranya.
Novel pertama yang diterbitkan berjudul A : Aku, Benci, dan Cinta. Novel ini bercerita tentang cinta segitiga yang terjadi di antara Alvaro, Anggia, dan Athala. Novel kedua berjudul R :Ratu, Raja, dan Rahasia yang mengisahkan tentang perbedaan yang seharusnya tidak menjadi penghalang dalam sebuah hubungan. Keduanya diterbitkan oleh Huta Media. Dari kedua novel tersebut, ada kabar bahwa novel berjudul A dilirik oleh produser dan berniat untuk mengangkatnya ke layar kaca. Keren, ya :D :D

Wulanfadi (kanan) bersama Mbak MC

Kegemaran Wulanfadi dalam menulis berawal dari kegemarannya membaca. Sejak kecil gadis berkacamata ini memang sudah suka membaca. Dari sinilah Wulanfadi terinspirasi untuk menulis cerita imajinasinya sendiri.
Ada banyak penulis yang mengispirasi Wulanfadi. Satu di antaranya adalah Orizuka. Karenanya tak heran kalau karya Wulanfadi banyak bercerita tentang kisah cinta remaja khas anak SMU. Soal ide cerita, Wulanfadi banyak mendapatkannya dari lingkungan di sekitarnya, dari curhatan teman-temannya, dari lagu-lagu favoritnya dan juga dari film yang ditontonnya. Dengan kemampuan Wulanfadi mengolah kata menjadi cerita hingga dapat mengasilkan kisah yang berhasil membuat baper pembacanya. Huaaa ... :D :D
Wulanfadi seperti remaja kebanyakan. Gadis berhijab ini disibukkan dengan tugas sekolahnya di SMU 3 Bogor. Namun disela-sela kesibukannya, dia tetap menyempatkan diri untuk menulis. Bisa dikatakan Wulanfadi sangat disiplin dalam hal menulis. Dia mewajibkan dirinya menulis setiap hari.
“Aku membiasakan diri menulis setiap hari, minimal 1 paragraf. Dan aku bisa menulis kapan saja. Mau tidur, sebelum berangkat sekolah, atau bahkan dalam perjalanan ke sekolah,” jelas Wulanfadi.
Keberhasilan Wulanfadi hingga di posisinya sekarang tidak lepas dari peran orang-orang terdekatnya. Termasuk dukungan dari kedua orang tuanya, terutama Mama. Bahkan Mama selalu menemani Wulanfadi kemanapun, termasuk saat Meet And Greet kemarin. Wah, Mama perhatian sekali, ya ^^

Sesi tanda tangan di novel A dan novel R

Sebagaimana penulis yang lain, Wulanfadi pun pernah mengalamai yang namanya writing block. Di saat itu terjadi, Wulanfadi merasa semangatnya untuk menulis berada di level terendah. Bahkan pernah Wulanfadi vakum menulis hingga 2 bulan. Ini terjadi saat Wulanfadi sedang dalam adaptasi karena baru saja pindah dari Jakarta ke Bogor. Ditambah lagi dirinya yang kini menjadi murid SMU mendapatkan lebih banyak tugas dari sekolah.
Di saat writing block datang seperti itu, biasanya Wulanfadi akan fokus pada penyebabnya dan mencoba menyelesikan masalahnya dengan tenang dan fokus. Ini dilakukan agar dia segera dapat kembali bersemangat untuk menulis. Wulanfadi juga akan kembali membaca tulisan-tulisannya untuk mendapatkan kembali nyawa dan ide cerita berikutnya.
“Dalam hal ini, out line sangat membantu aku. Karenanya aku selalu membuat out line dulu. Jadi kalau sampai terjadi writing block seperti ini, aku tinggal membaca tulisan yang sudah ada dan juga out line. Biasanya cepat nyambungnya lagi,” kata gadis penyuka traveling dan fotografi ini.

Wefie bersama penggemar

Wulanfadi sangat dekat dengan pembacanya di Wattpat. Dia tidak segan membaca satu persatu komen dari mereka di setiap karyanya. Bagi gadis dengan pembawaan ceria ini, komentar dari pembacanya dapat menjadi salah satu motivasi baginya untuk terus menulis. Meski tidak semua memberikan komentar baik. Ada juga yang mengkritik dan memberikan komentar buruk. Untuk yang terakhir ini, Wulanfadi punya tanggapannya sendiri.
“Selama kritikan itu membangun, biasanya aku jadi masukan. Tapi kalau ada kritikan yang menjatuhkan, biasanya aku cuekin,” jelasnya sambil tersenyum.
 Untuk ke depannya, Wulanfadi akan menggarapa sebuah novel baru berjudul S. Nah, lho. Kenapa judul novelnya huruf abjad semua, ya? Ternyata, Wulanfadi sengaja menuliskannya demikian karena ingin memberikan sesuatu yang berbeda. Dia ingin membuat ciri khas sendiri bagi dirinya dan karya-karyanya. Salah satunya adalah dengan menggunakan huruf abjad sebagai judul.
Bagi Wulanfadi, judul adalah hal pertama yang harus dipilih saat akan menulis. Karena baginya, judul dapat mewakili isi cerita. Nah, untuk proyek terbarunya yang berjudul S ini, Wulanfadi memberikan bocoran bahwa S adalah untuk Sadena, Sandra, dan Sandiwara.
Selain proyek menulis novel baru, Wulanfandi juga sedang belajar menulis skenario. Dia ingin mengikuti jejak Raditya Dika, salah satu penulis novel favoritnya yang tidak hanya menulis novel tapi juga menggarap novelnya tersebut hingga ke layar kaca.

kenang-kenangan dari Wulanfadi

Untuk para penulis pemula, Wulanfadi memberikan motivasi untuk terus menulis hingga akhir. Jangan sampai hanya berhenti di tengah jalan apapun alasannya. Ini dapat sebagai tantangan sekaligus motivasi agar terus menulis hingga selesai, lalu lahirlah sebuah karya. So, buat penulis pemula, terus berkarya ya. Siapa tahu kelak bisa sukses seperti Wulanfandi ini. Semangat!!!




Baca juga, ya ...

2 komentar:

Terimakasih telah berbagi komentar ^^